DEPARTEMEN MANAJEMEN
DIAJUKAN OLEH
NIM: 041012202
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
SKRIPSI
DIAJUKAN OLEH:
BINTI INAZATUZZ,AH.RiA
NIM: 04L{12202
KETUA P
1. Skripsi saya ini adalah asli dan benar-benar hasil karya saya sendiri, dan bukan
hasil karya orang lain dengan mengatas namakan saya, serta bukan merupakan
hasil peniruan atau penjiplakan (plagiarism) dari karya orang lain. Skripsi ini
belum pemah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas
Airlangga" maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuall dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftax
kepustakaan.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarny1 dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telatr diperoleh
karena karya tulis skripsi ini, serta sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan norma dan
peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga.
BntilnazafizZahr.o
NIM: 041012202
KATA PENGANTAR
iv
7. Bapak Ahmad Syarif dan Ibu Mujiati, kedua orang tua penulis yang
selalu menjadi sumber semangat, dukungan dan doanya yang terus
mengalir bagi penulis.
8. Teman-teman seperjuangan di BEM Unair 2011, terima kasih sudah
menjadi bagian dari hidup penulis, walau singkat,namun penuh makna,
kalian luar biasa. Hidup Mahasiswa!!!
9. Teman-teman seperjuangan di AcSES, atas ilmunya yang luar biasa,
penulis menemukan sosok-sosok motivator yang terus memompa
semangat penulis.
10. Teman-teman MoSAIC, telah membentuk karakter leadership penulis.
Berawal dari organisasi ini penulis bisa mencapai puncak.
11. Teman-teman AUBMO 2010, teman seperjuangan, teman tertawa dan
merasakan suka duka bersama sebagai anak beasiswa.
12. Teman-teman BLM FEB 2013, terima kasih sudah menjadi rekan, teman
bertukar ilmu, berdiskusi, membuka mata penulis tentang arti politik
kampus. Kita 12 orang yang luar biasa, kita bertemu nanti di puncak
kesuksesan masing-masing.
13. Teman-teman BEM FEB, terima kasih atas semua amanah yang pernah
diberikan kepada penulis. Banyak ilmu dan kenangan tak terlupakan.
14. Teman-teman PMII FEB, terima kasih telah menjadi teman gila, teman
ngopi, teman jalan-jalan, teman narsis, teman bertukar ilmu. Kegilaan
dengan kalian tak pernah terlupakan. Banyak ilmu dan aktivitas baru
yang tak bisa penulis jumpai di tempat lain. “Tangan Terkepal dan Maju
ke Muka!".
15. Teman-teman PKMM yang amazing , Syifa, Ahsan, Bimo, Yoga terima
kasih atas kebersamaannya, kalian mengajariku banyak hal.
16. DIKTI dan Bidik Misi atas beasiswa yang diberikan, sehingga penulis
dapat mengenyam nikmatya pendidikan perguruan tinggi.
17. Teman-teman FORBIMINAS 2012 perwakilan mahasiswa bidik misi
Universitas Airlangga di Jakarta, kita orang terpilih. Terus berkarya dan
vi
penulis, terima kasih semangatnya, terima kasih atas waktu yang tercurah
untuk penulis. You are so meaningful!
26. Sahabatku Nami, teman seperjuangan penulis sejak semester satu, teman
dimanapun dan kapanpun, teman inspiratif dan selalu memberi motivasi.
Selamat menempuh dunia pasca kampus yang liar dan kejam. Kita akan
bertemu dengan membawa kesuksesan di puncak.
27. Seseorangku yang nanti kelak menjadi imamku, yang belum aku ketahui
siapa namanya dan di mana dia. Terus berproses memperbaiki diri, kita
akan bertemu dalam takdir yang bahagia dalam genggaman RidhoNya.
28. Keluarga besar penulis yang memberikan semangat dan kekuatan untuk
terus berjuang, terus memotivasi agar penulis menjadi manusia yang
berguna dan membanggakan keluarga.
29. Semua mahasiswa yang pernah sharing ilmu dengan penulis mata kuliah
Manajemen Keuangan I, Manajemen Keuangn II, Manajemen
Kuantitatif. Terkadang membosankan menjadi asisten dosen, namun
terasa menyenangkan ketika bisa berbagi ilmu, walau hanya “secuil”.
30. Teman-teman Manajemen angkatan 2010, khususnya konsentrasi
keuangan, terima kasih sudah memberikan warna semasa dikelas, terima
kasih atas diskusi-diskusi dan motivasi untuk menyelesaikan kuliah.
vii
ABSTRAK
Kata kunci : standar deviasi return on asset, Ratio of loan loss provisions to net
loans, net non interest income, trading, bank risk.
ABSTRACT
Keyword : standar deviation return on asset, Ratio of loan loss provisions to net
loans, net non interest income, trading, bank risk.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
ABSTRAKSI.................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI..................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
xi
xii
Perbankan ........................................................................ 56
Perbankan …………………............................................ 67
4.3. Pembahasan...................................................................................... 77
xiii
Perbankan ……………………………………................. 77
Perbankan ……………………………….......................... 78
5.1. Kesimpulan.................................................................................. 97
5.2. Saran............................................................................................ 98
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
keuangan. Di Indonesia ada dua sistem keuangan, yaitu sistem perbankan dan
keuangan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
banyak. Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) disebut juga dengan non-
asuransi, dana pensiun, pasar modal, leasing, anjak piutang, modal ventura, dan
Menurut data Bank Indonesia 2014 bank di Indonesia terdapat 120 bank,
campuran, 10 bank asing, 36 bank devisa dan 29 bank non devisa. Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
1
SKRIPSI STRUKTUR PENDAPATAN DAN RISIKO ... BINTI INATUZ ZAHRO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
produk baru, terutama produk non bunga. Era globalisasi dan semakin
persaingan sengit antar bank, sehingga bank dipaksa untuk menggunakan metode
panjang. Produk non bunga menjadi produk yang digunakan bank untuk
perbankan dalam hal layanan cepat, detail, dan mudah dalam menunjang transaksi
membuat bank harus mengeluarkan produk dan aktivitas baru untuk memenuhi
kebutuhan nasabah. Pendapatan produk non bunga lebih dikenal dengan fee based
data bank yang lebih efisien dan bersifat mendunia misalnya pemberian informasi
atas produk keuangan luar negeri kepada nasabah secara lebih akurat dan cepat.
bunga dan pendapatan non bunga. Pendapatan dari bunga diperoleh dari
sebagai imbalan untuk bank. Pendapatan non bunga adalah pendapatan yang di
terima dari jasa yang dilakukan oleh perbankan, sehingga mendapatkan imbalan
dari jasa yang telah dilakukan. Pendapatan non bunga diperoleh dari fee, komisi,
Pendapatan non bunga di bedakan menjadi dua yaitu pendapatan perdagangan dan
bank sangat tergantung pada ukuran aset bank (Hidayat et al., 2012). Kegiatan
gagal bayar oleh nasabah. Gagal bayar dari nasabah yang cukup besar akan
menyebabkan keuangan bank terganggu, bahkan gagal bayar yang cukup besar
(misalnya Bank Danamon dengan Adira Multifinace, BCA dengan BCA Finance),
Mandiri).
perusahaan atau usaha patungan) kini banyak ditempuh oleh bank di Indonesia.
Risiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis. Risiko total merupakan gabungan antara risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang dialami semua bank
tingkat bunga, kurs, dan pertumbuhan ekonomi. Risiko tidak sistematis adalah
risiko yang bersifat unik, risiko yang hanya dialami bank tertentu, tidak semua
bank mengalami risiko ini, contoh risiko tidak sistematis adalah risiko akibat
kesalahan dalam pengelolaan bank, pengambil keputusan yang salah oleh manajer
bank. Risiko total setiap bank berbeda karena risiko tidak sistematis setiap bank
perbankan terdapat risiko pasar, risiko kredit, risiko operasional, risiko bisnis,
keuntungan yang diperkirakan akan diterima oleh bank. Risiko bisnis adalah
risiko ekuitas yang berasal dari sifat-sifat aktivitas operasional (Ross dkk,
2009:169). Risiko bisnis bank termasuk dalam risiko tidak sistematis karena
setiap bank risiko yang akan dihadapinya berbeda. Diversifikasi produk bank
termasuk risiko bisnis. Risiko tidak sistematis pada bank bisa diminimalkan
manusia (SDM) dalam bank yang baik. Faktor yang menentukan keberhasilan dan
(Usanti, 2013:86). Pengelolaan risiko bank yang baik oleh pengelola bank sangat
mendatang.
risk) adalah risiko terjadinya kehancuran atau runtuhnya sistem keuangan atau
likuiditas, pengelolaan risiko, dan alokasi sumber daya tidak berjalan semestinya.
Risiko sistemik secara spesifik adalah risiko kegagalan bank yang dapat merusak
bergantung pada dana masyarakat dan kepercayaan baik dari dalam maupun dari
bank juga semakin besar (Usanti, 2013:85). Sistem perbankan yang sehat, kuat,
memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi
ada di perusahaan (Hidayat et al., 2012). Diversifikasi bank yang dimaksud pada
penelitian ini adalah pendapatan bank yang diperoleh dari non bunga atau sering
disebut fee based income. Fee based income antara lain didapat dari komisi jasa
bersih yang dihasilkan oleh kegiatan tradisional dan pendapatan non-bunga yang
PERIODE 2010-2012”
terutama produk non bunga, selain itu untuk meminimalkan risiko dan
dijalankan.
3. Bagi akademisi atau calon penelitian lain, hasil penelitian ini dapat di
pengetahuan tentang produk diversifiksi bank dan risiko bisnis yang akan di
BAB 1 : PENDAHULUAN
asset (ETA) , ROE, SIZE. Bab ini juga menjabarkan rumusan masalah,
penelitian ini.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang relevan berkaitan
dengan SDROA dan risiko kredit diukur dengan LLP. Bab ini juga
Bab ini berisi mengenai data dan metode yang digunakan dalam
Bab ini berisi analisis dan penelitian yang terdiri dari gambaran umum
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
deposito.
surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (kliring), penagihan surat-
surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of
credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travellers cheque dan
jasa lainnya.
11
SKRIPSI STRUKTUR PENDAPATAN DAN RISIKO ... BINTI INATUZ ZAHRO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
primer terutama uang kertas dan uang logam, serta pemelihara cadangan
lalu lintas pembayaran yang efisien. Bank umum terdiri dari bank
umum, tetapi di tingkat regional. BPR terdiri dari BPR konvensional dan BPR
syariah.
1) Bank devisa yaitu bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri
negeri lainnya.
2) Bank non devisa yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk
lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), garansi bank, L/C dalam dan
luar negeri, safe deposit box, inkaso (penagihan piutang) dan lain
sebagainya.
beberapa industri dan daerah geografi yang berbeda serta diversifikasi pada
jasa, lebih tepatnya diversifikasi pendapatan non bunga atau lebih sering disebut
fee based income. Diversifikasi penting bagi bank, mengingat sifatnya sebagai
pendapatan dari aktivitas non bunga terutama didukung dari layanan jasa atau
sering dikenal fee based income dan aktifitas perdagangan yang dilakukan oleh
bank. Fee base dianggap sebagai alternatif pendapatan bagi bank yang berasal
stategi diversifikasi dengan menjual produk dan jasa, seperti jasa konsultasi,
produk jasa non bank lainnya (Wahjono, 2010:68). Diversifikasi selain bertujuan
terutama dapat dilihat dari pendapatan non bunga yang semakin meningkat.
konsekuensi dari keterbukaan pasar dan proses liberalisasi, kondisi ini akan terus
meningkatkan persaingan antar bank domestik maupun bank asing dan bank
pendapatan bunga saja, tetapi juga pendapatan non bunga, sehingga risiko
bisnis. Diversifikasi hanya bisa meminimalkan risiko tidak sistematis, setiap bank
risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank (Pasal 1 Peraturan Bank
aktivitas bisnis, produk dan jasa bank dengan tujuan memperoleh efektivitas dan
efisiensi usaha yang lebih tinggi. Risiko dapat mengancam kelangsungan hidup
perusahaan keuangan untuk jangka panjang. Risiko harus dikelola supaya bank
mampu bersaing dengan kompetitor dan terus menjaga eksistensinya untuk jangka
panjang.
yang akan berpengaruh merugikan terhadap modal dan pendapatan bank. Sumber
11/ 25 /PBI/2009 Tentang Penerapan Risiko Bagi Bank Umum risiko perbankan
dibedakan menjadi:
1) Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
2) Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
operasional bank.
5) Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak
aspek yuridis.
1) Tantangan Internal
2) Tantangan Eksternal
a) Kondisi sektor rill yang tidak mendukung. Kondisi ini terjadi akibat
perbankan.
Risiko perbankan dibedakan menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis, risiko pada penelitian ini adalah risiko bisnis dan risiko kredit.
sistematis. Risiko sistematis tidak bisa diminimalkan karena bersifat makro dan
dihadapi oleh semua bank, risiko sistematis tidak dapat diminimalkan dengan
menghadapi persaingan di masa yang akan datang atas ketidakpastian arus kas
yang akan diterima dari pendapatan bunga. Diversifikasi akan mengurangi risiko
perbankan, pendapatan yang diterima oleh perbankan tidak terfokus pada satu
perbankan dapat berupa produk baru atau aktivitas bank baru. Produk bank
meliputi instrumen keuangan yang diterbitakan oleh bank. Aktivitas bank adalah
jasa yang disediakan oleh bank kepada nasabah contohnya bank sebagai
bentuk apapun misalnya kas, saham hak kontraktual untuk menerima atau
historis atau ukuran dari volatilitas atau risiko. Standar deviasi return on
deviasi dari perbandingan antara laba sesudah pajak dengan rata-rata total
revisi PSAK 55 pada tahun 2006, maka istilah dari PPAP diganti menjadi
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atau yang sering disebut dengan istilah
CKPN. Dalam CKPN, pembentukan atau penyisihan dana dinilai dari hasil
evaluasi kredit debitur yang dilakukan oleh bank. CKPN adalah penyisihan
yang dibentuk apabila nilai tercatat aset keuangan setelah penurunan nilai
menurut suatu bank terdapat bukti objektif bahwa kredit dari debitur itu
mengalami penurunan, maka bank itu harus membentuk dana atau cadangan
atas kredit tersebut. Hasil evaluasi kredit debitur tersebut didasarkan kepada
Perbankan
kecil, hal ini karena bank besar mempuyai aset yang lebih besar sehingga bank
selain dari pendapatan bunga. Pendapatan non bunga meliputi peningkatan nilai
wajar aset keuangan yang berupa surat berharga, spot dan derivatif, serta aset
Semakin banyak produk maupun aktivitas baru non bunga maka potensi
pendapatan yang diterima bank juga lebih besar, namun peningkatan pendapatan
antara rasio net non intrest income dengan risiko perbankan. Lee et al (2014)
menyatakan variabel net non intrest income negatif signifikan level 1 % untuk
risiko bank yang diukur standar deviasi return on asset, hal ini menunjukkan
bahwa pendapatan non bunga berdampak pada pengurangan standar deviasi dari
pengaruh negatif terhadap risiko bank, semakin tinggi pendapatan bank yang
diterima dari pendapatan non bunga maka risiko yang dimiliki bank juga akan
pendapatan yang akan diterima di masa akan datang, bank tidak hanya
menggunakan jasa bank, komisi termasuk dalam fee based income. Komisi adalah
pendapatan yang diterima oleh bank dari berbagai kegiatan seperti provisi kredit,
provisi transfer, komisi pembelian, penjualan efek-efek lain, dan lain sebagainya
yang menyebabkan nasabah lebih memilih bank dengan biaya komisi rendah.
Pendapatan komisi yang diterima bank tergantung dari seberapa banyak nasabah
pengguna jasa maka semakin besar pendapatan komisi yang diterima bank.
Pendapatan komisi diterima oleh bank dari menjadi agen pasar uang (bank
penjualan produk-produk yang ditawarkan oleh keuangan luar negeri yang telah
disetujui Bank Indonesia. Selain itu, pendapatan komisi diterima oleh bank karena
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh bank misalnya transfer, inkaso, kliring,
menerima setoran-setoran pembayaran seperti pajak, listrik, air, uang kuliah dan
lain-lain.
antara rasio commision dengan risiko bank. Penelitian ini juga di dukung oleh
hubungan negatif antara commission dan risiko perbankan. Hal ini menunjukkan
komisi mempunyai pengaruh negatif terhadap risiko bank, semakin gencar bank
memasarkan produk jasanya maka semakin banyak pendapatan komisi yang akan
perbankan.
berasal dari financial instrument. Financial instrument adalah asset yang dapt
penjualan atas aset keuangan bank berupa surat berharga, spot dan derivatif, dan
aset keuangan lainnya, selain itu diperoleh dari keuntungan transaksi spot dan
investasi mulai dari reksadana, proteksi (termasuk asuransi dan unit link) mata
uang asing, deposito yang berhubungan dengan produk lain, dan masih banyak
kegiatan jual-beli surat berharga di pasar uang atau pasar modal, mempunyai
risiko yang tinggi karena pergerakan yang fluktuatif di pasar modal maupun pasar
saham. Harga saham atau instrumen keuangan lainnya bisa berubah sewaktu-
waktu, menyebabkan bank harus mempunyai manajemen risiko yang bagus untuk
menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Perubahan yang terjadi di pasar modal
keuntungan bank. Pendapatan dari aktivitas trading tidak bisa ditetapkan karena
risiko bank. Yang et al. (2006) meneliti hubungan empiris antara penggunaan
derivatif dan risiko bank di Korea, dari penelitian yang dilakukan menunjukkan
keuntungan semakin besar, namun harus dengan pengelolaan risiko yang bagus.
Ketergantungan bank pada aktivitas tradisional yang hanya berasal dari bunga
akan berkurang.
perubahan aset yang semakin tinggi menunjukkan kinerja bank yang bagus. Aset
juga semakin baik, hal ini akan memperlancar operasional bank yang dijalankan.
risiko perbankan.
yang efisien (efficient set atau portofolio yang optimal) bisa dibentuk. Lepetit et.
aset dan risiko perbankan. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang
risiko perbankan.
Equity to Total Asset merupakan rasio ekuitas terhadap total aset atau
sering disebut rasio modal (Hidayat et al., 2012). Rasio modal yang dimaksud
pada penelitian ini adalah seberapa besar proporsi ekuitas dari total aset yang bisa
kerugian yang tidak diharapkan dan yang ketiga sebagai alat pelaksana. Fungsi
ekuitas sebagai cadangan untuk menyerap kerugian yang timbul dari aktivitas
operasional, semakin tinggi ekuitas maka risiko perbankan juga akan semakin
turun, karena cadangan untuk antisipasi terjadinya hal-hal buruk pada aktivitas
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara rasio equity to total asset dengan risiko
perbankan yang diukur. Dari kedua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
rasio modal mempunyai hubungan negatif signifikan antara equity to total asset
dan risiko perbankan. Hal ini menunjukkan semakin tinggi rasio equity to total
profitabilitas bank yang dilihat dari ekuitas yang dimiliki. Kenaikan ROE
pengelolaan modal yang efektif dalam menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan
Semakin berkembang usaha yang dilakukan maka risiko kegagalan bisnis akan
semakin kecil. Semakin tinggi profitabilitas bank maka bisa dimanfaatkan oleh
bank untuk diversifikasi pendapatan atau ekspansi usaha. Lepetit et. al (2008)
perbankan. Diversifikasi bank akan menurunkan risiko bank, ketika ROE naik
maka risiko bank akan menurun, dengan kata lain ROE mempunyai hubungan
memperluas pangsa pasar dapat dilihat dari ukuran bank. Ukuran bank dapat
dilihat dari besarnya total aset yang dimiliki bank. Total aset yang semakin besar
menunjukkan semakin besar ukuran bank tersebut. Total aset perbankan yang
ukuran bank, maka semakin beragam produk yang ditawarkan. Kemampuan bank
dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen serta fasilitas sarana dan prasarana
yang dimilikinya (Kasmir : 2000). Ukuran bank yang diproksikan dalam bentuk
produk dan pinjaman dibandingkan dengan bank-bank dengan ukuran lebih kecil
(Dietrich dan Wanzenried, 2011). Bank dengan kepemilikan aset yang besar
karena bank-bank tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk melakukan
signifikan antara size dan risiko perbankan. Ukuran bank merupakan faktor
yang dimaksud pada penelitian ini adalah semakin besar ukuran bank, maka risiko
bank juga akan semakin kecil. Bank dengan aset yang besar, maka bisa
1. DeYoung & Roland (2001) pada penelitian yang berjudul Product mix and
ini menggunakan sampel 472 bank komersial AS antara 1988 dan 1995.
pendapatan non bunga dalam 602 bank-bank komersial Eropa dan koperasi
3. Kunt dan Huizinga (2010) pada penelitian yang berjudul Bank activity and
sampel internasional dari 1.334 bank di 101 negara pada periode 1995-
risiko untuk bank berukuran kecil dan memperbesar risiko untuk bank
2.10.1 Hipotesis
landasan teori yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan :
β7 SIZEit + it
Model analisis II dengan variabel bebas COM dan TRAD dan variabel kontrol
Keterangan:
α = intercept
it = Koefisien error
Model I
SIZEit + it …………………………………….………………..
(2.1)
SIZEit + it …………………………………….………………..
(2.2)
Model II
(2.3)
(2.4)
Variabel Bebas
NNII
COM
TRAD
Variabel Terikat
Risiko
Perbankan
- SDROA
Variabel Kontrol - LLP
ROE
ETA
Pertumbuhan Aset
SIZE
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
b. COM (Commision)
c. TRAD (Trading)
34
SKRIPSI STRUKTUR PENDAPATAN DAN RISIKO ... BINTI INATUZ ZAHRO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
3. Variabel kontrol
2. COM (Commision)
yang diterima oleh bank dari berbagai kegiatan seperti provisi kredit,
3. TRAD (Trading)
konversi provisi, dan bunga yang diterima dari bank di luar negeri.
7. Pertumbuhan Aset
total aset.
8. SIZE
Bank dengan ukuran besar cenderung memiliki tingkat
dengan ukuran lebih kecil (Dietrich dan Wanzenried, 2011). Variabel ini
diukur menggunakan logaritma dari total aset karena besar total aset dari
non bunga, pendapatan komisi, pendapatan perdagangan, total aset, total ekuitas.
1. Survei pustaka
Prosedur ini dilakukan melalui studi literatur, karya ilmiah, dan data-data
tersebut berasal dari buku, jurnal penelitian, situs internet, dan lain-lain.
2. Survei lapangan
Indonesia.
Populasi dari penelitian ini adalah bank umum baik milik negara atau
swasta yang terdaftar pada Bank Indonesia. Pengambilan sampel pada penelitian
periode 2008-2012.
periode 2008-2012.
(3.6)
(3.10)
klasik dalam analisis regresi. Hal ini dimaksudkan untuk menguji apakah
a. Uji Normalitas
mengikuti sebaran normal atau tidak. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Asumsi ini tidak boleh dilanggar
agar uji statistik menjadi valid. Salah satu cara untuk melihat normalitas
akan membentuk garis lurus diagonal, dan plotting data residual akan
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji
Apabila VIF lebih kecil dari 10 maka dapat dikatakan tidak terdapat
multikolinearitas antar variable penelitian dan jika nilai VIF lebih besar dari
menunjukkan bahwa variabel bebas dengan nilai VIF lebih dari 10 berkorelasi
dengan variabel bebas lain, sehingga tidak dibutuhkan dalam model regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
(ragam) antara residual satu pengamatan dengan pengamatan lain. Jika varian
variabel bebas yang digunakan dengan korelasi rank spearman, atau dengan
heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
periode t-1 (sebelumnya), autokorelasi ini timbul pada data yang bersifat time
series. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah pada autokorelasi. Model
Model regresi yang baik adalah regresi yang terbebas dari autokorelasi. Salah
satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan menghitung nilai Durbin-
risiko perbankan.
risiko perbankan.
risiko perbankan.
risiko perbankan.
berikut:
perbankan.
i. Bila nilai signifikansi lebih besar dari 5%, maka Ho diterima, artinya
serentak.
ii. Bila nilai signifikansi lebih kecil dari 5% maka Ho ditolak, artinya ada
adalah antara nol sampai satu. Jika nilainya semakin mendekati satu,
dengan angka nol, maka semakin lemah kemampuan variabel bebas dalam
BAB 4
bank yang go public maupun tidak go public pada tahun 2010-2012. Total sampel
dari penelitian ini berjumlah 41 bank yang terdiri dari bank persero berjumlah 4
bank, bank devisa berjumlah 23 bank, bank campuran berjumlah 11 bank dan
bank asing berjumlah 4 bank. Pemilihan sampel sesuai kriteria pada BAB 3
tentang pemilihan populasi dan sampel. Selain itu, disertakan pula variabel
variabel kontrol yaitu pertumbuhan aset, equity, ROE dan Size. pertumbuhan aset
merupakan tingkat pertumbuhan tahunan dari total aset, ROE merupakan alat ukur
46
Alat ukur ini merupakan alat ukur dalam menghitung risiko bisnis. Risiko
besar standar deviasi return on asset maka semakin besar risiko perbankan, karena
yang kecil kebijakan melakukan diversifikasi harus dikaji ulang keuntungan dan
kerugiannya.
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan SDROA
2011 mengalami penurunan yang begitu besar yaitu dari 0,0210 turun menjadi
0.0032. Hal ini menunjukkan pada tahun 2011 perbankan semakin baik dalam
deviasi turun . Pada tahun 2012 SDROA mengalami kenaikan dari 0,0032
menjadi 0,0033, kenaikan yang tidak terlalu besar yaitu hanya 0,0001. Kenaikan
dari SDROA pada tahun 2012 menunjukkan bank mengalami inefisiensi dalam
yang mengalami penurunan nilai ekonomi. Jika menurut suatu bank terdapat bukti
objektif bahwa kredit dari debitur mengalami penurunan, maka bank harus
membentuk dana atau cadangan atas kredit tersebut atau sering disebut dengan
cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Net loans adalah pinjaman yang
diberikan oleh perbankan kepada nasabah. LLP yang tinggi menunjukkan potensi
risiko gagal bayar dari nasabah yang tinggi, semakin tinggi risiko gagal bayar dari
nasabah maka CKPN yang dianggarkan oleh perbankan juga akan semakin besar.
cadangan-cadangan dana dalam rupiah dan valuta asing, cadangan ini dibentuk
untuk menampung risiko kerugian yang timbul sebagai akibat bank tidak dapat
mencakup kredit, surat berharga, penanaman pada bank lain, serta penyertaan dan
penanaman pada aktiva lainnya yang mengadung risiko dari bank. Berdasarkan
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan LLP
2010 2011 2013
MEAN 0.041 0.026 0.020
MIN 0.003 0.002 0.001
LLP
MAX 0.613 0.151 0.128
STDEV 0.092 0.026 0.022
Sumber : Data yang diolah (Lampiran 3)
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata LLP pada periode 2010-
2012 terus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan risiko gagal bayar dari
nasabah juga semakin kecil setiap tahunnya. Pada tahun 2010 nilai rata-rata LLP
perbankan sebesar 0,041 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar
0,015 dengan nilai rata- rata LLP pada tahun 2011 adalah 0,026. Pada tahun 2012
LLP mengalami penurunan lagi sebesar 0,006 dari tahun 2011, nilai rata-rata pada
dari pendapatan bunga. Pendapatan non bunga meliputi peningkatan nilai wajar
aset keuangan yang berupa surat berharga, spot dan derivatif, serta aset keuangan
tinggi pendapatan bank yang diterima dari pendapatan non bunga maka risiko
bank juga akan semakin berkurang. Risiko yang berkurang adalah ketidakpastian
pendapatan di masa akan datang, juga menutupi risiko kerugian akibat gagal bayar
dari nasabah.
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan NNII
Tabel 4.3 menunjukkan perhitungan dari net non interest income selama
periode 2010-2012. Rata-rata net non interest income pada tahun 2010 dan tahun
2011 sama yaitu -0,216 dan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi
-0,213. Nilai negatif pada rata-rata net non interest income dikarenakan
dengan beban yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pendapatan non bunga.
4.1.4 Komisi
Komisi adalah pendapatan yang diterima oleh bank dari berbagai kegiatan
seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian, penjualan efek-efek lain,
ditanggung oleh nasabah bank yang menggunakan jasa bank, komisi termasuk
terhadap risiko bank, semakin gencar bank memasarkan produk jasanya maka
semakin banyak potensi pendapatan komisi yang akan diterima oleh perbankan.
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Komisi
2010 2011 2012
MEAN 0.0674 0.0678 0.0700
MIN 0.0000 0.0004 -0.0024
COM
MAX 0.2213 0.2371 0.2388
STDEV 0.0624 0.0587 0.0590
Sumber : Data yang diolah (Lampiran 5)
Pada tabel 4.4 menunjukkan nilai rata-rata komisi pada periode 2010-
2012 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 rata-rata nilai komisi adalah
0,0674 dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,0004 dengan nilai
rata-rata komisi 0,0678. Pada tahun 2012 nilai rata-rata komisi mengalami
kenaikan sebesar 0,0002 dengan nilai 0,07. Hal ini mencerminkan pendapatan
yang diterima oleh bank dari pendapatan komisi semakin besar, peningkatan
banyak pebisnis yang membutuhkan layanan cepat dan praktis sehingga banyak
komisi bank.
4.1.5. Trading
penjualan atas aset keuangan bank berupa surat berharga, spot dan derivatif, dan
aset keuangan lainnya, selain itu diperoleh dari keuntungan transaksi spot dan
derivatif . Semakin besar aktivitas trading maka semakin kecil risiko perbankan.
keuntungan semakin besar, namun harus dengan manajemen risiko yang bagus.
Ketergantungan bank pada aktivitas tradisional yang hanya berasal dari bunga
akan berkurang.
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Trading
2010 2011 2012
MEAN 0.0674 0.0678 0.0700
MIN 0.0000 0.0004 -0.0024
TRAD
MAX 0.2213 0.2371 0.2388
STDEV 0.0624 0.0587 0.0590
Sumber : Data yang diolah (Lampiran 6)
rata-rata dari trading selama periode 2010-2012 mengalami kenaikan. Nilai rata-
rata trading pada tahun 2010 sebesar 0,0674 mengalami kenaikan pada tahun
2011 sebesar 0,0004 dengan nilai 0,0678. Pada tahun 2012 aktivitas trading juga
mengalami kenaikan sebesar 0,0022 dengan nilai 0,07. Kenaikan rasio trading
aktivitas perdagangan. Manajer investasi yang pandai membaca peluang dan bisa
memprediksi return tinggi yang akan diperoleh di pasar uang maupun pasar
trading.
dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan aset yang tinggi akan mengurangi risiko
perbankan karena aset yang tumbuh dengan besar dapat digunakan oleh
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Pertumbuhan Aset
2010 2011 2012
MEAN 0.250 0.243 0.170
Pertumbuhan MIN -0.025 -0.158 -0.090
Aset MAX 1.662 0.669 0.595
STDEV 0.273 0.149 0.143
Sumber : Data yang diolah (Lampiran 7)
Pada table 4.6 menunjukkan nilai rata-rata pertumbuhan aset pada periode
rata-rata pertumbuhan aset sebesar 0,250 dan pada tahun 2011 nilai rata-rata
pertumbuhan aset sebesar 0,243 dan pada tahun 2012 mengalami penurunan
sebesar 0,073 dengan nilai rata-rata pertumbuhan aset sebesar 0,17. Penurunan
pertumbuhan aset mempunyai arti bahwa setiap tahun total aset kenaikannya tidak
stabil.
Equity to total asset merupakan rasio ekuitas terhadap total aset atau sering
disebut rasio modal. Rasio modal menunjukkan seberapa besar proporsi ekuitas
dari aset yang bisa dimiliki bank. Semakin besar equity maka semakin kecil risiko
non bunga.
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Equity
Pada tabel 4.7 dapat dilihat nilai rata- rata equity pada tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar 0,003 dengan nilai rata-rata equity 0,131. Pada tahun
2012 mengalami penurunan sebesar 0,002 dengan nilai rata-rata 0,129. Kenaikan
rasio ekuitas menunjukkan bank semakin efisien dalam mengelola asetnya, untuk
asetnya tidak hanya difokuskan untuk ekuitasnya, namun aset yang dimiliki oleh
bank dimanfaatkan untuk hal lain, misalnya digunakan untuk membeli saham,
yang diukur dengan menggunakan net income after tax to total equity. Variabel ini
dengan tujuan untuk menghasilkan laba. Return on equity (ROE) perbankan yang
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan ROE
2010 2011 2012
MEAN 0.142 0.146 0.142
MIN 0.003 -0.153 -0.034
ROE
MAX 0.694 1.004 0.854
STDEV 0.140 0.181 0.142
Sumber : Data yang diolah (Lampiran 9)
Pada tabel 4.8 dapat dilihat pada tahun 2011 mengalami kenaikan rata-
rata ROE sebesar 0,004 dengan nilai 0,146 pada 2011. Pada tahun 2012
mengalami penurunan rata-rata ROE sebesar 0,004 dengan nilai 0,142 nilai yang
sama untuk rata-rata ROE pada 2010. Peningkatan dari ROE menunjukkan
laba. Penurunan dari rasio ini menunjukkan bank kurang efisien dalam mengelola
4.1.9 Size
Size yang besar memudahkan perbankan dalam masalah pendanaan dan perbankan
penelitian ini, size perbankan dihitung dengan logaritma total aset. Size yang
tinggi akan mengurangi risiko, karena semakin besar kekayaan aset yang dimiliki
Tabel 4.9
Pada tabel 4.9 dapat dilihat selama periode 2010-2012 rata-rata size terus
dengan nilai rata-rata size sebesar 7,41. Pada tahun 2012 juga mengalami
kenaikan sebesar 0,06 dengan nilai rata-rata size sebesar 7,47. Peningkatan nilai
rata-rata size menunjukkan aset yang dimiliki oleh bank setiap tahunnya
Hasil uji regresi model I dapat dijelaskan sebagai berikut, dengan variabel
bebas net non interest income dan variabel kontrol pertumbuhan aset, equity,
ROE, size.
Model I
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linier Model I (SDROA)
koefisien
Variabel regresi signifikansi Keterangan
NNII -0,003 0,012 H0 ditolak
Pertumbuhan Aset 0,000 0,555 H0 diterima
Equity 0,011 0,000 H0 ditolak
ROE 0,004 0,000 H0 ditolak
Size 0,000 0,192 H0 diterima
Koefisien
determinasi ( ) 0,197
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 11)
Tabel 4.11
Hasil Uji ANOVA Model I (SDROA)
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Linier Model I (LLP)
koefisien
Variabel regresi Signifikansi Keterangan
NNII -0,033 0,000 H0 ditolak
Pertumbuhan Aset -0,010 0,029 H0 ditolak
Equity 0,039 0,045 H0 ditolak
ROE 0,035 0,000 H0 ditolak
Size 0,010 0,000 H0 ditolak
Koefisien determinasi
( ) 0,457
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 12)
Tabel 4.13
Hasil Uji ANOVA Model I (LLP)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression .009 5 .002 18.548 .000b
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 12)
searah antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang
bebas terhadap variabel terikat. Berikut adalah interpretasi dari nilai koefisien
risiko perbankan yang diukur dengan LLP dipengaruhi oleh variabel ROE
sebesar 0,035.
perbankan yang diukur dengan LLP dipengaruhi oleh variabel size sebesar
0,010
perbankan (Y) yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel kontrol adalah
sebesar 0,197 atau 19,7 % sedangkan sisanya sebesar 0,803 atau 80,3%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian.
sebesar 0,457. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan variabel risiko perbankan
(Y) yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel kontrol adalah sebesar
0,457 atau 45,7 % sedangkan sisanya sebesar 0,543 atau 54,3% dipengaruhi oleh
Dilihat dari nilai signifikansi pada tabel 4.14, berikut adalah interpretasi
ditolak, H1 = diterima).
positif signifikan terhadap risiko perbankan yang dihitung dengan LLP. (H0
= ditolak, H1 = diterima).
pada persamaan regresi sebesar 5.542 dengan tingkat signifikansi 0.000. Nilai
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
net non interest income, commission, trading, pertumbuhan aset, equity, ROE, size
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama- sama melalui
Berdasarkan tabel 4.13 model I (LLP) dapat diketahui hasil uji F pada
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
net non interest income, commission, trading, pertumbuhan aset, equity, ROE, size
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama- sama melalui
regresi yang menghasilkan estimator linier yang tidak bias (Best Linier Unbiased
Dalam model regresi linier beberapa asumsi yang harus dipenuhi, sebagai berikut:
A. Uji Normalitas
probability plot (p-Plot). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal maka model
Gambar 4.1
Grafik P-P Plot Model Regresi I (SDROA)
Gambar 4.2
Grafik P-P Plot Model Regresi I (LLP)
Gambar 4.1 dan 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa
B. Uji Multikolinearitas
Asumsi yang kedua ini tidak boleh terjadi gejala multikolinieraits atau
tidak boleh ada korelasi sempurna antara variabel bebas. Gejala multikoliniearitas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Nilai
tolerance kurang dari 0,10 dan VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi I (SDROA)
Variabel VIF Keterangan
NNII 1.634 bebas multikolinieritas
Pertumbuhan Aset 1.036 bebas multikolinieritas
Equity 1.897 bebas multikolinieritas
ROE 1.690 bebas multikolinieritas
SIZE 1.209 bebas multikolinieritas
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 11)
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi I (LLP)
Berdasarkan Tabel 4.14 dan 4.15 diketahui bahwa seluruh variabel bebas
dan variabel kontrol memiliki nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa
C. Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.16 dan 4.17 menunjukkan nilai signifikansi untuk semua variabel
lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala
Tabel 4.16
Koefisien Rank Spearman Model I (SDROA)
Tabel 4.17
Koefisien Rank Spearman Model I (LLP)
Dari tabel 4.16 dan 4.17 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk
semua variabel lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
D. Uji Autokorelasi
kesalahan pengamatan atau error residual. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
Tabel 4.18
Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi I (SDROA)
Model Durbin-Watson
1 2.030
Tabel 4.19
Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi I (LLP)
Model Durbin-Watson
1 1,914
sampai (4 – dU). Penentuan nilai dU diperoleh dari tabel Durbin Watson. Pada
tingkat kesalahan 5%, diperoleh nilai dU = 1,77146 pada tabel. Rentang nilai
sampai (4 – dU). Penentuan nilai dU diperoleh dari tabel Durbin Watson. Pada
tingkat kesalahan 5%, diperoleh nilai dU = 1,78506 pada tabel. Sehingga rentang
nilai bebas gejala autokorelasi adalah 1,76896 sampai dengan 2,23104. Hasil
Berikut adalah hasil uji regresi model II, dengan variabel bebas net non
interest income dan variabel kontrol pertumbuhan aset, equity, ROE, size.
Model II
Tabel 4.20
koefisien
Variabel regresi Signifikansi Keterangan
COM -0,004 0,151 H0 diterima
TRAD -0,001 0,587 H0 diterima
Pertumbuhan Aset -0,001 0,438 H0 diterima
Equity 0,009 0,000 H0 ditolak
ROE 0,004 0,002 H0 ditolak
Size 0,000 0,395 H0 diterima
Koefisien
determinasi ( ) 0,172
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 13)
Tabel 4.21
Hasil Uji ANOVA Model II (SDROA)
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression .000 6 .000 3.557 .003b
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 13)
Tabel 4.22
Hasil Uji Regresi Linier Model II (LLP)
koefisien
Variabel regresi Signifikansi Keterangan
COM -0,020 0,334 HO diterima
TRAD -0,022 0,028 HO ditolak
Pertumbuhan Aset -0,013 0,015 HO ditolak
Equity 0,016 0,385 HO diterima
ROE 0,023 0,021 HO ditolak
Size 0,009 0,000 HO ditolak
Koefisien
determinasi ( ) 0,369
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 14)
Tabel 4.24
Hasil Uji ANOVA Model II (SDROA)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .008 6 .001 10.724 .000b
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 14)
searah antara variabel bebas terhadap variabel terikat, sedangkan koefisien yang
bebas terhadap variabel terikat. Berikut adalah interpretasi dari nilai koefisien
regresi diatas :
perbankan (Y) yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel kontrol adalah
sebesar 0,172 atau 17,2 % sedangkan sisanya sebesar 0,828 atau 82,8%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian.
perbankan (Y) yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel kontrol adalah
sebesar 0,369 atau 36,9 % sedangkan sisanya sebesar 0,631 atau 63,1%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian.
Dilihat dari nilai signifikansi pada tabel 4.21, berikut adalah interpretasi
terhadap risiko perbankan yang dihitung dengan LLP. Hasil yang tidak
diterima, H1 = ditolak).
Berdasarkan tabel 4.21 model II (SDROA) dapat diketahui hasil uji F pada
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
net non interest income, commission, trading, pertumbuhan aset, equity, ROE, size
Berdasarkan tabel 4.24 model II (LLP) dapat diketahui hasil uji F pada
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
net non interest income, commission, trading, pertumbuhan aset, equity, ROE, size
A. Uji Normalitas
dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan
Gambar 4.3
Grafik P-P Plot Model Regresi II (SDROA)
Gambar 4.4
Grafik P-P Plot Model Regresi II (LLP)
B. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.24
Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi II (SDROA)
Variabel VIF Keterangan
COM 1,441 bebas multikolinearitas
TRAD 1,232 bebas multikolinearitas
Pertumbuhan Aset 1,056 bebas multikolinearitas
EQUITY 1,627 bebas multikolinearitas
ROE 1,773 bebas multikolinearitas
SIZE 1,333 bebas multikolinearitas
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 13)
Tabel 4.25
Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi II (LLP)
Variabel VIF Keterangan
COM 1,436 bebas multikolinearitas
TRAD 1,017 bebas multikolinearitas
Pertumbuhan Aset 1,061 bebas multikolinearitas
EQUITY 1,317 bebas multikolinearitas
ROE 1,580 bebas multikolinearitas
SIZE 1,320 bebas multikolinearitas
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 14)
Berdasarkan Tabel 4.24 dan tabel 4.25 diketahui bahwa seluruh variabel
bebas dan variabel kontrol memiliki nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan
C. Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.26
Koefisien Rank Spearman Model II (SDROA)
Variabel Signifikansi Keterangan
COM 0,725 bebas heterokedastisitas
TRAD 0,945 bebas heterokedastisitas
Pertumbuhan Aset 0,446 bebas heterokedastisitas
Equity 0,347 bebas heterokedastisitas
ROE 0,764 bebas heterokedastisitas
SIZE 0,941 bebas heterokedastisitas
Sumber : Hasil output SPSS yang diolah (Lampiran 13)
Tabel 4.27
Koefisien Rank Spearman Model II (LLP)
Dari tabel 4.26 dan 4.27 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk semua
variabel lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi
D. Uji Autokorelasi
Tabel 4.28
Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi II (SDROA)
Model Durbin-Watson
2 2,171
Tabel 4.29
Hasil Uji Autokorelasi Model Regresi II (LLP)
Model Durbin-Watson
2 1,816
Penentuan nilai dU diperoleh dari tabel Durbin Watson. Pada tingkat kesalahan
5%, diperoleh nilai dU = 1,78552 pada tabel. Sehingga rentang nilai bebas gejala
2,171 yang menunjukkan nilai Durbin Watson untuk model regresi II masih pada
Penentuan nilai dU diperoleh dari tabel Durbin Watson. Pada tingkat kesalahan
5%, diperoleh nilai dU = 1,78828 pada tabel. Sehingga rentang nilai bebas gejala
1,816 yang menunjukkan nilai Durbin Watson untuk model regresi II masih pada
4.3 Pembahasan
tinggi net non intrest income maka semakin rendah risiko perbankan yang diukur
dengan SDROA . Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lee et. al
antara rasio net non intrest income dengan risiko perbankan yang diukur dengan
bahwa terdapat hubungan signifikan antara rasio net non intrest income dengan
risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Risiko yang berkurang adalah
risiko bisnis, risiko ketidakpastian pendapatan yang akan diterima di masa datang
dengan LLP. Pengaruh negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi
net non intrest income maka semakin rendah risiko perbankan yang diukur dengan
(2012) dan Lepetit et. al (2008), yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara rasio net non intrest income dengan risiko perbankan yang
diukur dengan LLP. LLP mencerminkan tingkat gagal bayar dari nasabah, maka
semakin tinggi gagal bayar semakin tinggi pula cadangan kerugian penurunan
negatif tidak signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan SDROA.
Pengaruh negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi komisi maka
semakin rendah risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Pengaruh negatif
pada risiko bank ini menunjukkan saat perbankan melakukan strategi diversifikasi
pendapatan melalui komisi maka risiko perbankan akan turun. Hasil ini
menyebutkan bahwa hasil penelitian tidak signifikan antara rasio komisi dengan
menyatakan adanya hubungan negatif antara komisi dan risiko perbankan yang di
ukur dengan SDROA. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio komisi akan
negatif tidak signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP.
Pengaruh negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi komisi maka
semakin rendah risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Pengaruh negatif pada
pendapatan melalui komisi maka risiko perbankan akan turun. Hasil ini
menyebutkan bahwa hasil dalam penelitinnya tidak signifikan antara rasio komisi
dengan risiko perbankan yang diukur dengan LLP . Chunhachinda and Li (2012)
menyatakan adanya hubungan negatif antara komisi dan risiko perbankan yang di
ukur dengan LLP. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio komisi akan
negatif tidak signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan SDROA.
Pengaruh negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi trading maka
semakin rendah risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Pengaruh negatif
pada risiko bank ini menunjukkan saat perbankan melakukan strategi diversifikasi
pendapatan melalui trading maka risiko perbankan akan turun. Hasil ini
perbankan yang di ukur dengan SDROA. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio
trading akan menurunkan risiko perbankan. Hasil tidak signifikan pada penelitian
negatif signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Pengaruh
negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi trading maka semakin
rendah risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Pengaruh negatif signifikan
pada risiko bank ini menunjukkan saat perbankan melakukan strategi diversifikasi
pendapatan melalui trading maka risiko perbankan akan turun. Hasil ini
adanya pengaruh signifikan antara trading dan risiko bank yang diukur dengan
LLP.
semakin tinggi pertumbuhan aset maka semakin tinggi risiko perbankan yang
diukur dengan SDROA. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
hubungan positif antara pertumbuhan aset dan risiko perbankan yang di ukur
dengan SDROA. Hasil positif dari pertumbuhan aset disebabkan pertambahn aset
risiko, mislanya kredit yang diperbanyak dengan syarat yang tidak terlalu ketat,
pembelian surat berharga yang tidak diimbangi dengan perhitungan risiko yang
semakin tinggi pertumbuhan aset maka semakin rendah risiko perbankan yang
diukur dengan SDROA. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
hubungan negatif tidak signifikan antara rasio pertumbuhan aset dengan risiko
Hasil yang tidak signifikan pada model I dan model II yang diukur
dari ROA setiap tahunnya tidak terlalu tinggi, kondisi perekonomian tahun
penelitian dalam keadan normal, tidak terlalu berfluktuasi. ROA juga banyak
dipengaruhi oleh factor eksternal, seperti suku bunga Bank Indonesia, inflasi,
dengan LLP. Pengaruh negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi
pertumbuhan aset maka semakin rendah risiko perbankan yang diukur dengan
LLP. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lepetit et. al (2008)
dengan LLP. Pengaruh negatif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi
pertumbuhan aset maka semakin rendah risiko perbankan yang diukur dengan
LLP. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lepetit et. al
dan risiko perbankan yang di ukur dengan LLP. Penelitian ini juga mendukung
SDROA. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi equity
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lepetit et. al (2008) dan Hidayat et al
(2012) menyatakan adanya hubungan positif antara equity dan risiko perbankan
SDROA. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi equity
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lepetit et. al (2008)
menyatakan adanya hubungan positif antara equity dan risiko perbankan yang di
pengaruh positif signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP.
Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi equity maka
semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Lepetit et. al (2008) menyatakan adanya hubungan
signifikan antara equity dan risiko perbankan yang di ukur dengan LLP. Hasil ini
pengaruh positif antara rasio equity dengan risiko perbankan yang diukur dengan
LLP.
pengaruh positif tidak signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan
LLP. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi equity
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Hasil penelitian
bahwa terdapat pengaruh positif tidak signifikan antara rasio equity dengan risiko
perbankan yang diukur dengan LLP. Penelitian ini juga mendukung penelitian
Pengaruh positif pada model I dan model II yang di ukur dengan SDROA
dan LLP karena equity yang tinggi bisa di gunakan untuk peningkatan
Model II yang dihitung dengan LLP mempunyai hasil tidak signifikan hal ini
disebabkan total kredit yang disalurkan oleh bank tidak menggunakan ekuitas,
dari Loan to Deposit Ratio (LDR) bank, menurut Peraturan Bank Indonesia
92%. Hasil tidak signifikan ini juga disebabkan karena dalam perbankan sudah
SDROA. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi ROE
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Hasil ini
adanya hubungan positif signifikan antara ROE dan risiko perbankan yang di ukur
dengan SDROA.
SDROA. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi ROE
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Hasil ini
adanya hubungan signifikan antara ROE dan risiko perbankan yang di ukur
dengan SDROA.
pengaruh positif signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP.
Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi ROE maka
semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Hasil ini mendukung
positif signifikan antara ROE dan risiko perbankan yang di ukur dengan LLP.
pengaruh positif signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP.
Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi ROE maka
semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Lepetit et. al (2008) menyatakan adanya hubungan
signifikan antara ROE dan risiko perbankan yang di ukur dengan LLP. Hidayat et
al (2012) menyatakan adanya hubungan positif signifikan antara ROE dan risiko
Pengaruh positif pada model I dan II yang diukur dengan SDROA maupun
LLP dikarenakan return yang tinggi bisa digunakan oleh bnak untuk
risiko.
pengaruh positif tidak signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan
SDROA. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi size
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Hasil ini
terdapat hubungan positif tidak signifikan antara size dan risiko perbankan yang di
pengaruh positif tidak signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan
SDROA. Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi size
maka semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan SDROA. Hasil ini
adanya hubungan tidak signifikan antara size dan risiko perbankan yang di ukur
dengan SDROA. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio size akan menaikkan
risiko perbankan.
pengaruh positif signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP.
Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi size maka
semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Hasil ini mendukung
positif signifikan antara size dan risiko perbankan yang di ukur dengan LLP.
pengaruh positif signifikan terhadap risiko perbankan yang diukur dengan LLP.
Pengaruh positif pada perbankan ini menunjukkan semakin tinggi size maka
semakin tinggi risiko perbankan yang diukur dengan LLP. Hasil ini mendukung
hubungan positif signifikan antara size dan risiko perbankan yang di ukur dengan
LLP.
Pengaruh positif hasil penelitian pada model I dan II yang diukur dengan
SDROA atau LLP menunjukkan semakin besar ukuran bank, maka risiko bank
juga akan semakin tinggi. Semakin tinggi aset bank jika pengelolaannya tidak
optimal, justru akan meningkatkan risiko. Pengelolaan aset bisa digunakan untuk
BAB 5
5.1 Simpulan
terhadap risiko perbankan yang dihitung dengan ratio of loan loss provisions
2. Koefisien variabel komisi yang diukur dengan standar deviasi return on asset
komisi yang diukur dengan ratio of loan loss provisions to net loans ( LLP )
memiliki pengaruh negatif tidak signifikan. Hasil yang tidak signifikan berarti
perbankan yang dihitung dengan return on asset (SDROA). Hasil yang tidak
yang dihitung dengan ratio of loan loss provisions to net loans (LLP).
88
SKRIPSI STRUKTUR PENDAPATAN DAN RISIKO ... BINTI INATUZ ZAHRO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil dari penelitian ini, maka hal-hal
terutama produk non bunga, selain itu untuk meminimalkan risiko dan
2. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
3. Bagi akademisi atau calon penelitian lain, hasil penelitian ini dapat di gunakan
DAFTAR PUSTAKA
Demirguc-Kunt, A and H Huizinga. 2010. Bank activity and funding strategies: the
impact on risk and returns. Journal of Financial Economics, 98, 626-650.s
DeYoung, R & Roland, KP. 2001. Product mix and earnings volatility at commercial
banks: Evidence for a degree of total leverage model. Journal of Financial
Intermediation, vol. 10, pp. 54-84.
D’Souza, C & A.Lai. 2002. Does Diversifiction Improve Bank Efficiency?. Bank of
Canada. Working Paper, No.2005-5,p: 105-127
ErJi, Yueh et al. 2012. Diversification in banking: is non-interest income the answer?
The case of Taiwan banking industry. Journal of Business and Policy
Research Vol. 7. No. 1. April 2012 Special Issue. Pp. 1 – 29
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan
Empat. Semarang : Badan Penerbit Unversitas Diponegoro
Hadinoto, Soetanto. 2009. Kiat Memimpin Bank Ritel, Mikro, dan Konsumer. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Haryanto, Sugeng. 2012. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.16, No.2 Mei 2012,
hlm. 205.214 Terakreditasi SK. No. 64a/DIKTI/Kep/2010
Hidayat, Wahyu Yuwana et al. 2012. Bank risk and non-interest income activities in
the Indonesian banking industry. Journal of Asian Economics 23 (2012) 335–
343
Jorion, Philippe. 2002. The New Benchmark for Managing Financial Risk. Edisi
Kedua. New York: McGraw-Hill
Kamil, Ahmad dan M.Fauzan. 2007. Kitab Undang-Undang Perbankan dan Ekonomi
Syariah. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana
Lee et al, 2014. Non-interest income, profitability, and risk in banking industry: A
cross-country analysis. North American Journal of Economics and Finance 27
(2014) 48– 67
Lepetit, Laetitia et al. 2008. Bank income structure and risk: An empirical analysis of
European banks. Journal of Banking & Finance 32 (2008) 1452–1467
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 12/ 21 /PBI/2010 tentang Rencana Bisnis Bank
Rivai, Veithzal dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional
& Sharia System. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ross, Stephen A., et. al. 2009. Pengantar Keuangan Perusahaan: Corporate Finance
Fundamentals. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.
Usman, Marzuki dan Noeroso L. Wahyudi. 1996. Tantangan yang Dihadapi Industri
Perbankan di Indonesia dalam Menghadapi Era Globalisasi. Makalah dalam
seminar Perbankan. STEKPI Jakarta
Wijaya, Krisna. 2000. Reformasi Perbankan Nasional Catatan Kolom Demi Kolom.
Jakarta: Kompas Media Nusantara
Yang et al. 2006. Effects of derivatives on bank risk. Review of Pacific Basin
Financial Markets and Policies, 9, 275-609.
www.bi.gi.id
LAMPIRAN 14
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT LLP
/METHOD=ENTER COM TRAD DTA EQUITY ROE SIZE
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(2.5)
/SAVE RESID.
Regression
a
Variables Entered/Removed
SIZE, TRAD,
1 DTA, COM, . Enter
b
EQUITY, ROE
b
Model Summary
a
ANOVA
a
Coefficients
a
Collinearity Diagnostics
a
Residuals Statistics
Correlations
LAMPIRAN 11
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT SDROA
/METHOD=ENTER NNII DTA EQUITY ROE SIZE
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(2.5)
/SAVE RESID.
Regression
a
Variables Entered/Removed
SIZE, NNII,
1 DTA, ROE, . Enter
b
EQUITY
b
Model Summary
a
ANOVA
a
Coefficients
a
Collinearity Diagnostics
a
Residuals Statistics
Correlations
Correlation ** **
1.000 -.078 .383 .407 .070 .013
Coefficient
NNII
Sig. (2-tailed) . .397 .000 .000 .447 .890
Correlation
-.078 1.000 -.008 -.145 -.016 -.054
Coefficient
DTA
Sig. (2-tailed) .397 . .933 .117 .861 .563
Correlation ** *
.383 -.008 1.000 -.211 -.169 .075
Coefficient
EQUITY
Sig. (2-tailed) .000 .933 . .021 .067 .416
Correlation **
.070 -.016 -.169 .612 1.000 -.024
Coefficient
SIZE
Sig. (2-tailed) .447 .861 .067 .000 . .798
Correlation
.013 -.054 .075 .061 -.024 1.000
Unstandardized Coefficient
LAMPIRAN 12
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT LLP
/METHOD=ENTER NNII DTA EQUITY ROE SIZE
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(2.5)
/SAVE RESID.
Regression
a
Variables Entered/Removed
SIZE, DTA,
1 NNII, ROE, . Enter
b
EQUITY
b
Model Summary
a
ANOVA
a
Coefficients
a
Collinearity Diagnostics
a
Casewise Diagnostics
a
Residuals Statistics
Correlations
Correlation ** **
1.000 -.037 .354 .500 .181 -.005
Coefficient
NNII
Sig. (2-tailed) . .694 .000 .000 .052 .956
Correlation
-.037 1.000 .011 -.114 -.055 -.025
Coefficient
DTA
Sig. (2-tailed) .694 . .908 .221 .560 .791
Correlation **
.354 .011 1.000 -.150 -.152 .060
Coefficient
EQUITY
Sig. (2-tailed) .000 .908 . .108 .103 .520
Spear
N 116 116 116 116 116 116
man's
Correlation ** **
rho .500 -.114 -.150 1.000 .628 -.031
Coefficient
ROE
Sig. (2-tailed) .000 .221 .108 . .000 .738
Correlation **
.181 -.055 -.152 .628 1.000 -.074
Coefficient
SIZE
Sig. (2-tailed) .052 .560 .103 .000 . .433
Correlation
Unstandar -.005 -.025 .060 -.031 -.074 1.000
Coefficient
dized
Sig. (2-tailed) .956 .791 .520 .738 .433 .
Residual
N 116 116 116 116 116 116
LAMPIRAN 13
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT SDROA
/METHOD=ENTER COM TRAD DTA EQUITY ROE SIZE
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) NORMPROB(ZRESID)
/CASEWISE PLOT(ZRESID) OUTLIERS(2.5)
/SAVE RESID.
Regression
a
Variables Entered/Removed
SIZE, DTA,
1 TRAD, COM, . Enter
b
EQUITY, ROE
b
Model Summary
a
ANOVA
a
Coefficients
a
Residuals Statistics
Correlations
* ** **
Correlation Coefficient 1.000 .229 -.167 .105 .439 .381 -.034
COM
Sig. (2-tailed) . .016 .081 .273 .000 .000 .725
Unstand Correlation Coefficient -.034 -.007 -.073 .090 .029 -.007 1.000