DRAFT TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang tesis
guna memperoleh gelar Magister Akuntansi
Oleh
Angga Nugeraha
218110001
i
LEMBAR PENGESAHAN
DRAFT TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat sidang tesis
guna memperoleh gelar Magister Akuntansi
ii
MOTTO
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya :
Nama : Angga Nugeraha
NPM : 218110001
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
menyatakan bahwa :
1. Karya tulis saya, Tesis ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (magister), baik di Universitas Pasundan
maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penilaian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku.
Bandung, Desember 2020
Yang membuat pernyataan,
Materai
Rp 6.000,-
Angga Nugeraha
NPM : 218110001
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Kecukupan Modal, Terhadap Penyaluran
Kredit Serta Dampaknya Pada Kemampu Laba-an (Studi Kasus Pada Bank
BUMN Di Indonesia Periode 2015-2022) ini dengan baik.
Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah
Muhammad Salallahualaihiwassalam yang telah mengantarkan manusia dari zaman
kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.
Tesis ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi di Universitas Pasundan. Selain itu,
tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca mengenai Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Kecukupan Modal,
Terhadap Penyaluran Kredit Serta Dampaknya Pada Kemampu Laba-an.
Selama penulisan tesis ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan tesis ini. Kepada kedua orang tua, ayahanda tercinta H.Sodikin dan ibunda
tersayang Rd. Hj. Siti Mir’at Murnasih, kepada bapak mertua tercinta DR. H. Mansur
Kartayasa S.H.,M.H., suami tercinta Arman Rahmat, dan anak-anakku tersayang
Hayfa Ghassani Rahmat, Thaffariq Azka Rahmat, Thariq Abizhar Rahmat, yang
semuanya telah memberikan dukungan, pengertian dan doa yang tidak henti-hentinya
kepada penulis. Kemudian terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si.,M.Kom, Selaku Rektor Universitas
Pasundan Bandung.
2. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si Selaku Direktur Pascasarjana
Universitas Pasundan Bandung.
vii
3. DR.H.Atang Hermawan S.E.,M.Si.,Ak.,CSRS.,CSRA., Selaku Ketua
Magister Ilmu Akuntansi Universitas Pasundan Bandung dan Pembimbing
Pendamping yang telah memberikan waktu,ijin, arahan, serta bimbingannya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
4. Prof. DR.H.Azhar Affandi S.E.,M.Sc Selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu, ijin, arahan, serta segala bimbingannya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
5. Prof.DR.H.Rully Indrawan,M.Si., Selaku Asdir I
6. DR.H.Heri Erlangga,S.Sos., M.Pd., Selaku asdir II
7. DR.H.T.Subarsyah,S.H.,M.H.,Sp-1., Selaku asdir III
8. DR.H.Sasa S..Suratman,S.E., M.Sc.,Ak.,C.A. Selaku Penelaah
9. DR.Ifa Ratifah,S.E.,M.Si.,Ak.,C.A. Selaku Penelaah
10. Bapak Dadan Soekardan, S.E.,M.Si., Ak., C.A. Selaku Sekretaris Prodi
Magister Akuntansi Universitas Pasundan yang telah memberikan dukungan.
11. Seluruh Staf Pengajar Program Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung,
yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan yang berharga dan
bermanfaat selama menempuh kuliah di Program Magister Akuntansi
Universitas Pasundan Bandung.
12. Seluruh Staf Tata Usaha Program Magister Akuntansi Universitas Pasundan
Bandung, yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis
selama ini.
13. Rekan-rekan Magister Akuntansi angkatan 2017/2018 Universitas Pasundan
serta sahabat-sahabat yang selalu mendukung, memberi masukan selama
penulisan tesis ini.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang sudah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan
viii
saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis
berharap, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
(Angga Nugeraha)
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ................................................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian............................................................. 8
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................ . 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka..................................................................................... . 10
2.1.1 Akuntansi ................................................................................. 10
2.1.2 Akuntansi Keuangan ................................................................ 11
2.1.3 Laporan Keuangan ...................................................................12
2.1.3.1 Pengertian Laporan Keuangan ......................................12
2.1.3.2 Analisis Laporan Keuangan ..........................................12
2.1.4 Bank ......................................................................................... 13
2.1.4.1 Pengertian Bank ........................................................... 13
2.1.4.2 Jenis-Jenis Bank ........................................................... 14
2.1.5 Kinerja Keuangan ..................................................................... 18
2.1.6 Rasio Keuangan ........................................................................ 20
2.1.6.1 Pengertian Rasio Keuangan .......................................... 20
x
2.1.6.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan ................................ 20
2.1.6.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan .......................................... 21
2.1.7 Kredit ....................................................................................... 24
2.1.7.1 Pengertian Kredit ......................................................... 24
2.1.7.2 Fungsi Kredit ............................................................... 25
2.1.7.3 Unsur-Unsur Kredit ..................................................... 26
2.1.7.4 Jenis-Jenis Kredit ......................................................... 27
2.1.7.5 Kualitas Kredit ............................................................. 34
2.1.7.6 Faktor Penyebab Kredit Bermasalah ............................ 35
2.1.7.7 Non Performing Loan .................................................. 35
2.1.7.8 Perhitungan Non Performing Loan (NPL) .................... 36
2.1.8 Tingkat Kesehatan Bank ........................................................... 37
2.1.8.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) ....................................38
2.1.8.2 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) ..............39
2.1.9 Net Interest Margin (NIM) ........................................................42
2.1.9.1 Perhitungan Net Interest Margin (NIM) ....................... 42
2.1.9.2 Kriteria Net Interest Margin (NIM) .............................. 43
2.2 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 44
2.3 Hipotesis ........................................................................................... 49
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ................................................................................ 50
3.1.1 Non Performing Loan (NPL) .................................................... 50
3.1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................. 50
3.1.3 Net Interest Margin (NIM) ....................................................... 51
3.1.4 Penyaluran Kredit ..................................................................... 51
3.2 Metode Penelitian .............................................................................. 52
3.2.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data.............................................. 52
3.2.2 Operasionalisasi Variabel .......................................................... 53
xi
3.2.3 Analisis Data ............................................................................ 55
3.2.3.1 Uji Asumsi Klasik ......................................................... 55
3.2.3.1.1 Uji Normalitas ................................................ 55
3.2.3.1.2 Uji Multikolinearitas ....................................... 56
3.2.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas .................................... 57
3.2.3.1.4 Uji Autokorelasi..............................................58
3.2.3.1.5 Uji Koefisien Korelasi ..................................................59
3.2.3.1.6 Uji Koefisien Determinasi ...............................61
3.2.3.1.7 Analisis Regresi Linear Berganda ................... 61
3.2.4 Pengujian Hipotesis .................................................................. 62
3.2.4.1 Uji Parsial (Uji-t)........................................................... 62
3.2.4.2 Uji Simultan (Uji-F) ...................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103
LAMPIRAN ....................................................................................................... 105
xii
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul
Hal
1.1 Rata-Rata Rasio NPL, CAR, NIM Bank Umum........................ 6
2.1 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NPL.............................. 37
2.2 Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan (CAR)...................... 39
2.3 Bobot Risiko ATMR.................................................................. 40
2.4 Matriks Kriteria Peringkat Komponen NIM.............................. 44
2.5 Penelitian Terdahulu................................................................... 46
3.1 Daftar Kode Bank...................................................................... 52
3.2 Operasionalisasi Variabel............................................................ 53
3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi.................................................... 60
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
15
16
BAB I
PENDAHULUAN
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Jasa yang dimaksud disini bersifat umum yang berarti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut
UU BUMN Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Setelah terjadi krisis ekonomi,
yaitu pada awal tahun 2000 pemerintah melakukan restrukturisasi bank persero dari
tujuh Bank menjadi 4 bank yaitu BNI, Mandiri, BRI dan BTN. Bank BUMN saat ini
masih menjadi bank umum yang mayoritas diminati oleh masyarakat Indonesia
menjadi mediator dalam lalu lintas keuangan dikarenakan bank BUMN memiliki
rasio keuangan yang stabil dibandingkan bank yang lain.
Pada usaha bisnis perbankan, permasalahan kemodalan termasuk hal yang
krusial. Bank yang termasuk dalam katerogi sehat tentu punya taraf kecukupan modal
yang baik. Karena tingkat permodalan yang baik dibuktikan dengan rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR). Faktor capital meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan
permodalan dan pengelolaan permodalan yang dimana pada penelitian ini akan
menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu rasio kecukupan modal
yang menunjukkan kemampuan perusahaan perbankan dalam penyediaan modal yang
digunakan untuk mengatasi potensi risiko kerugian. Menurut Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (POJK) No. 11/POJK.03/2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu minimum 8%. Ketentuan CAR
pada prinsipnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku standar CAR secara
Internasional yaitu oleh standar Bank for International Settlement (BIS). Semakin
tinggi nilai rasio CAR maka menandakan bahwa kemampuan bank yang semakin
baik dalam menghadapi risiko potensi kerugian.
Kecukupan Modal memungkinkan bank untuk memperluas penyaluran kredit,
neraca perusahaan, dan memperkuatkan fundamental yang ada (Pathak, 2014).
Menurut Öhman & Yazdanfar (2018), Kecukupan Modal berpengaruh positif secara
signifikan terhadap penyaluran kredit karena semakin tingginya Kecukupan Modal
21
yang berhasil dihimpun oleh Bank Umum, hal tersebut mampu memberikan
tambahan modal bagi Bank Umum dalam menyalurkan kreditnya. Pernyataan ini
didukung oleh Osei-Assibey dan Asenso (2015), yang menyebutkan bahwa
Kecukupan Modal yang tinggi akan meningkatkan penyaluran kredit perbankan,
namun dapat menjadi image yang buruk bagi beberapa peminjam karena Kecukupan
Modal yang tinggi mengindikasikan Risiko Kredit yang tinggi sebagai upaya untuk
manajemen risiko likuiditas. Namun, Harmayati dan Rahayu (2019) berpendapat
bahwa Kecukupan Modal tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena
Kecukupan Modal lebih digunakan untuk menyediakan dana dalam keperluan
pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasional bank. Pernyataan ini didukung oleh Elbadry (2018) yang
berpendapat bahwa, Kecukupan Modal berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
penyaluran kredit karena perusahaan harus memanfaatkan asetnya sebagai kegiatan
operasional.
Kredit menurut Undang Undang No 7 tahun 1992 yaitu penyediaan uang atau
tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain. Pertumbuhan kredit pada Bank
Umum terjadi peningkatan, namun pertumbuhan ini tidak berbanding lurus dengan
kondisi perekonomian yang semakin menurun jika dilihat dari banyaknya usaha yang
gulung tikar. Hal ini disebabkan karena lesunya perekonomian domestik yang
berimbas terhadap penurunan daya beli masyarakat. Kondisi ini menyebabkan Bank
semakin berhati-hati dalam mengucurkan dana kepada masyarakat karena ditakutkan
masyarakat tidak mampu melunasi pinjaman ke Bank yang pada akhirnya akan
berdampak terhadap likuiditas Bank tersebut.
Penyaluran kredit yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kerapuhan bank
jika tidak dilakukan pengawasan terhadap resiko kredit. Salah satu risiko dalam
pemberian kredit adalah kemungkinan gagal bayarnya debitur pada saat kredit jatuh
tempo. Bank harus dapat menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan
kebijakan yang diambil, terutama dalam kebijakan penyaluran kredit. Kebijakan
22
kredit adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu bank dalam menyalurkan sejumlah
dana ke masyarakat dengan mempertimbangkan kelayakan pihak penerima kredit.
Krisis perekonomian yang terjadi pada tahun 1997-1998 menjadi pelajaran bagi
perbankan di Indonesia, dikarenakan krisis yang dialami pada tahun tersebut
membuat stabilitas kinerja perbankan menurun, khususnya dalam bidang pemberian
kredit, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan atau rush pada masyakat untuk
menarik dananya yang ada di bank.
Jika suatu bank mengalami kondisi peningkatan pemberian kredit, maka risiko
kredit macet akan meningkat. Jika peningkatan risiko ini tidak diikuti dengan
peningkatan perolehan pendapatan, maka sumber dana yang akan disalurkan kembali
kepada masyarakat akan mengalami penurunan. Tetapi jika kondisi sebaliknya
dimana jumlah penyaluran kredit mengalami penurunan, maka pendapatan bunga
menurun dan kredit macet pun mengalami penurunan. Hal ini akan mempengaruhi
perkembangan modal bank yang kemudian akan mempengaruhi jumlah sumber dana
yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat.
Kredit yang diberikan oleh bank mencakup kredit modal kerja, kredit
konsumen, kredit investasi, kredit sindikasi, kredit karyawan, dan kredit program
pemerintah. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit perbankan terdiri
dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal seperti kondisi
perekonomian tidak bisa diprediksi oleh perusahaan, dikarenakan faktor tersebut
berasal dari tingkat pertumbuhan ekonomi global. Sedangkan untuk faktor internal
antara lain Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Net
Interest Margin (NIM).
Kredit merupakan salah satu sumber utama pendapatan dan keuntungan bank.
Di sisi lain kredit dapat menjadi suatu masalah bagi perbankan dimana nasabah tidak
sanggup membayar kewajibannya kepada bank sesuai dengan perjanjian sehingga
kredit tersebut macet atau yang biasa disebut Non Performing Loan (NPL). NPL
merupakan salah satu indikator kesehatan aset suatu bank yang dapat berupa rasio
keuangan pokok yang mampu memberikan informasi penilaian atas kondisi
23
permodalan, rentabilitas, risiko kredit, risiko pasar, serta likuiditas. Rasio ini
menujukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio maka semakin buruk kualitas
kredit bank yang disebabkan oleh kerugian tingkat pengembalian kredit macet
(Widaningsih, 2010:19).
Pada periode 2011-2014 NPL bank umum mengalami penurunan, tetapi di
tahun 2015-2019 mengalami peningkatan. Menurut Hariyani (2010) semakin tinggi
NPL menunjukkan bahwa kualitas kredit bank semakin buruk dan menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar, sehingga akan membuat bank akan
membatasi penyaluran kreditnya. Namun ternyata pada periode tersebut jumlah
penyaluran kredit kepada masyarakat semakin meningkat.
Berdasarkan ikhtisar kinerja keuangan terjadi Capital Adequacy Ratio bank
umum konvensional mengalami kenaikan dari tahun 2011-2019, namun di tahun
2018 mengalami penurunan dan tahun 2019 kembali mengalami kenaikan.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun penyediaan modal minimum
bank umum semakin membaik, yang berarti bahwa bank memiliki modal yang cukup
untuk menunjang kebutuhannya dan menanggung risiko yang ditimbulkan dari
kegiatan operasional termasuk risiko kredit.
Tabel 1.1 Rata-Rata Rasio NPL, CAR, NIM Bank Umum di Indonesia (Dalam
Persentase)
Rasio Tahun
(%) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
NPL 2.17 2.03 1.77 2.16 2.49 2.93 2.59 2.37 2.53
CAR 16.05 17.43 18.13 19.57 21.39 22.93 23.18 22.97 23.40
NIM 5.91 5.49 4.89 4.23 5.39 5.63 5.32 5.14 4.91
Kredit 2,200, 2,725,6 3,319,8 3,706,5 4,092,1 4,413,4 4,781,9 5,358,0 5,683,7
(dlm 094 74 42 01 04 14 31 12 37
milyar
Rp)
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 18, No. 4, Maret 2023
24
Dari data statistik Bank Umum diatas dapat dilihat bahwa Non Performing
Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Net Interest Margin (NIM)
bergerak secara fluktuatif, namun jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan terus
meningkat dan tidak mengalami penurunan. Hal inilah yang mendorong peneliti
untuk membatasi faktor-faktor penelitian pada Non Performing Loan (NPL), Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan Net Interest Margin (NIM).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan seberapa besar
pengaruhnya dari masing-masing faktor tersebut terhadap penyaluran kredit pada
Bank BUMN. Penulis memilih Bank BUMN dikarenakan Bank BUMN berperan
menjadi stabilitator perekonomian yang tujuan utamanya adalah untuk
mensejahterakan masyarakat dan mampu menjadi penengah dalam masalah
perekonomian di Indonesia. Sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan, maka
judul yang dipilih yaitu Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Kecukupan
Modal, Terhadap Penyaluran Kredit Serta Dampaknya Pada Kemampu Laba-
an (Studi Kasus Pada Bank Umum Milik Negara di Indonesia Periode 2015-
2022) .
7. Seberapa besar pengaruh Inflasi terhadap Penyaluran Kredit pada Bank BUMN
di Indonesia ?
8. Seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal terhadap Penyaluran Kredit pada
Bank BUMN di Indonesia ?
9. Seberapa besar pengaruh Penyaluran Kredit terhadap Kemampu Laba-an pada
Bank BUMN di Indonesia ?
10. Seberapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan kecukupan modal
terhadap penyaluran kredit pada Bank BUMN di Indonesia ?
11. Seberapa besar pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan kecukupan modal
terhadap penyaluran kredit serta dampaknya pada Kemampu Laba-an Bank
BUMN di Indonesia ?
2.1 Akuntansi
2.1.4 Bank
Menurut Kasmir (2014 : 31) perbankan dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain:
31
Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI),
dan Bank Tabungan Negara (BTN).
b. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungan untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank swasta
nasional antara lain: Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh: Bank Koperasi Indonesia
(Bukopin)
d. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Contoh bank asing yaitu
Deutsche Bank
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang
oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran yaitu Mitsubishi Buana
Bank.
4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga Jenis bank dalam dua kelompok, yaitu :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, Bank yang berdasarkan prinsip konvensional mengunakan
metode, yaitu :
1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk
pinjamanya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu. Penentuan harga ini disebut dengan istilah spread based.
Apabila suku bunga simpanan lebih tinggi dari suku bunga pinjaman
maka dikenal dengan nama negative spread, hal ini telah terjadi di
akhir tahun 1998 dan sepanjang tahun 1999.
2) Untuk jasa-jasa Bank lainnya pihak perbankan barat mengunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau presentase
tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
34
3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber yang ada.
4. Rasio Leverage
Menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal
maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh
utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh
modal.
5. Rasio Aktivitas
Menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam
menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan
kegiatan lainnya.
6. Rasio Pertumbuhan (Growth)
Menggambarkan persentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari
tahun ke tahun.
7. Penilaian Pasar (Market Based Ratio)
Rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan
di pasar modal yang menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di
pasar modal.
8. Rasio Produktivitas.
Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan
yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas penjualan, rasio biaya per
karyawan.”
Berdasarkan beberapa kutipan diatas, ada beberapa rasio keuangan yaitu :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu
menggunakan aktiva lancar. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar
kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah berubah menjadi kas yang
39
Keterangan:
PE : Pertumbuhan Ekonomi
PDBt : PDB tahun t
PDBt-1 : PDB tahun sebelumnya (t-1)
2.1.8 Inflasi
Inflasi secara umum didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum dan
terus menerus.Kenaikan musimanpun, seperti kenaikan hargadari satu atau dua jenis
barang saja yang tidak berdampak bagi kenaikan harga barang lain tidak bisa disebut
dengan inflasi. Ada beberapa pendapat yang mendefinisikan inflasi. Menurut
Sukirno (2013:165) pengertian inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terusmenerus”. Sedangkan menurut Julius (2011:22) menyatakan
bahwa pengertian inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
secara terus menerus”. Menurut Latumaerissa (2011:22) inflasi ialah kecenderungan
dari hargaharga untuk naik secara terus menerus. Selain terjadi secara terus menerus,
kenaikan harga bisa disebut dengan inflasi apabila kenaikan harga tersebut
mencakup keseluruhan jenis barang.
Sementara itu Bank Indonesia memberikan pengertian Inflasi yaitu
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
45
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut
deflasi (Badan Pusat Statistik,2022).
menentukannya perlu diperhatikan data indeks harga konsumen dari satu periode
tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan indeks harga pada periode sebelumnya.
Menurut Suharyadi dan Purwanto, (2003:152), rumus yang dipakai untuk
menentukan laju inflasi adalah, sebagai berikut;
π = (IHKt - IHKt-1)/IHKt-1
Keterangan:
π : Laju Inflasi
IHKt : Indeks harga konsumen periode ke t
IHKt-1 : Indeks harga konsumen periode ke t-1 (periode lalu)
( Sumber: Helmi Fauza, 2020)
Modal merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan.
Begitu juga dengan bank, dimana dengan modal digunakan untuk menjaga bank dari
kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dari pergerakan aktiva bank yang
sebagian berasal dari pinjaman pihak ketiga. Menurut Hasibuan (2006: 61), secara
umum mengemukakan bahwa modal sendiri bank adalah sejumlah uang tunai yang
telah disetorkan pemilik dan sumber-sumber lainnya yang berasal dari dalam bank
itu sendiri yang mana terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Permodalan
menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan
kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol
risiko-risiko yang timbul dan dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank
(Prastiyaningtyas, 2010).
Kecukupan modal merupakan regulasi suatu perusahaan perbankan yang
disepakati oleh perusahaan dalam penanganan permodalan yang mereka miliki. CAR
merupakan rasio pemodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam
50
2.1.10 Kredit
Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk
membayar pinjamannya kepada kreditur.
7) Balas Jasa
Balas jasa adalah imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, dimana
debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian.
Imbalan ini dikenal dengan sebutan bunga bank bagi bank konvensional, dan
bagi hasil untuk bank syariah.
a. Kredit jangka pendek (short term loan) Yaitu kredit yang berjangka
waktu maksimal 1 (satu) tahun. Biasanya kredit jangka pendek ini
cocok untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
b. Kredit jangka menengah (medium term loan) Yaitu kredit yang
berjangka waktu antara 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tahun.
Biasanya kredit jangka menengah ini dapat berupa kredit modal kerja
atau kredit investasi yang relatif tidak terlalu besar jumlahnya.
c. Kredit jangka panjang (long term loan) Kredit jangka panjang yaitu
kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. Kredit macam
ini biasanya cocok untuk kredit investasi.
3. Kredit dilihat dari Segi Tujuan
Dilihat dari tujuannya kredit dibagi menjadi :
a. Kredit Produktif. Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi/investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang
nantinya akan menghasilkan barang dan kredit akan menghasilkan
produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang
atau kredit industri menghasilkan barang industri.
b. Kredit Konsumtif. Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh
seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit perumahan, kredit
mobil pribadi, kredit perabot rumah tangga, dan kredit konsumtif
lainnya.
c. Kredit Perdagangan. Merupakan kredit yang diberikan kepada
pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya
seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini
sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang
55
akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya
kredit ekspor dan impor.
4. Kredit dilihat dari Segi Sektor Usaha
Menurut sektor ekonominya, kredit ini terdiri dari :
a. Kredit untuk sektor pertanian. Yaitu kredit dengan tujuan produktif
dalam rangka meningkatkan hasil di sektor pertanian, baik berupa
kredit investasi maupun modal kerja. Sektor pertanian disini termasuk
pula pengertian untuk: perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan,
perburuan binatang dan sarana-sarananya.
b. Kredit untuk sektor pertambangan. Yaitu kredit untuk membiayai
usaha-usaha penggalian dan pengumpulan bahanbahan tambang dalam
bentuk padat, cair dan gas yang meliputi minyak dan gas bumi, bijih
logam, batu bara dan barang-barang tambang lainnya.
c. Kredit untuk sektor perindustrian/manufacturing. Yaitu kredit yang
berkenaan dengan usaha atau kegiatan-kegiatan mengubah bentuk
(transformasi), meningkatkan faedah dalam bentuk pengolahan-
pengolahan baik secara mekanik maupun secara kimiawi dari satu
bahan menjadi barang baru yang dikerjakan dengan mesin, tenaga
manusia dan lain-lain.
d. Kredit untuk sektor listrik, gas dan air. Yaitu kredit yang diberikan
untuk pembiayaan usaha-usaha pengadaan dan distribusi listrik, gas
dan air, baik untuk rumah tangga, industri maupun untuk tujuan
komersil.
e. Kredit untuk sektor kontruksi. Yaitu kredit-kredit yang diberikan
kepada para kontraktor untuk keperluan pembangunan dan perbaikan
gedung, rumah, pasar, jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, lapangan
udara, proyek irigasi, jembatan dan lain sebagainya.
f. Kredit untuk sektor perdagangan, restoran dan hotel. Yaitu kredit
untuk membiayai usaha-usaha perdagangan, baik perdagangan eceran,
56
Kredit Bermasalah
NPL = x 100%
Total Kredit
Sumber : Herman Darmawi (2011:16)
61
baik yang berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun
kegiatan non operasional. Riyanto (1997:27) mengemukakan pengertian
kemampulabaan sebagai pembanding antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut atau kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu.
kondisi yang menyebabkan harga barang menjadi naik dan jumlah uang
berada banyak sehingga nilai uang menjadi turun dan kemampuan
masyarakat dalam membeli barang atau jasa juga ikut menurun. Namun
sebagian bank dalam menjalankan kegiatan operasional sebagai lembaga
mediasi keuangan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat di bidang
perbankan, maka ada sebagian bank memperhatikan perubahan tingkat inflasi
yang terjadi sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kebijakan
penyalurkan kredit kepada debitur. Hasil penelitian Barus dan Erick (2016),
Dwihandayani (2017), dan Syahid (2016) memberikan bukti empiris bahwa
Inflasi memiliki pengaruh terhadap Non Performing Loan. Berdasarkan
uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
maka semakin
menurun rasio NPL
perbankan dari
berbagai sektor
perekonomian yang
terjadi. Penelitian ini
juga menemukan hasil
bahwa tingkat suku
bunga dan inflasi
memiliki pengaruh
yang positif dan
signifikan. Hasil ini
memberikan
pengertian bahwa
semakin tinggi tingkat
suku bunga pinjaman
yang diberikan oleh
perbankan maka akan
semakin
meningkatkan rasio
NPL perbankan dari
berbagai sektor.
Demikian juga halnya
dengan inflasi,
semakin terjadi
peningkatan harga-
harga yang dapat
memicu terjadinya
inflasi, maka hal
tersebut dapat
mengakibatkan
terjadinya peningkatan
rasio NPL perbankan
dari berbagai sektor.
3. Pengaruh Berdasarkan hasil Mengkaji Penelitian ini
Penyaluran Kredit penelitian dan Variabel menambahkan
Terhadap pembahasan dapat Penyaluran variabel
Profitabilitasbanku disimpulkan sebagai Kredit kemampu
mum Di Masa berikut : 1.Penyaluran labaan sebagai
Pandemi Dengan kredit-bruto variabel
Risiko Kredit berpengaruh positif intervening
Sebagai Variabel terhadap profitabilitas dan juga
71
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
Loan to Deposit Ratio
tidak berpengaruh
terhadap Non-
Performing Loan
dengan nilai
signifikansi 0,656 >
0,05. 3) H3 ditolak,
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
Net Interest Margin
tidak berpengaruh
terhadap Non-
Performing Loan
dengan nilai
signifikansi 0,348 >
0,05. 4) H4 ditolak,
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
Biaya Operasional
Pendapatan
Operasional tidak
berpengaruh terhadap
Non-Performing Loan
dengan nilai
signifikansi 0,695 >
0,05. 5) H5 ditolak,
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
Suku Bunga SBI tidak
berpengaruh terhadap
Non-Performing Loan
dengan nilai
signifikansi 0,689 >
0,05. 6) H6 diterima,
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
Inflasi berpengaruh
signifikan terhadap
Non-Performing Loan
dengan nilai
74
2013-2015, inflasi
memberikan dampak
negatif yang
signifikan terhadap
pinjaman bank yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Selama
periode pengamatan
2013-2015, kredit
bermasalah
berdampak negatif
signifikan terhadap
penyaluran kredit
bank-bank yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Fasilitas
kredit berpengaruh
positif signifikan
terhadap kinerja
keuangan perusahaan
perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. n 2013-
2015. Suku bunga
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
keuangan perusahaan
perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama
periode pengamatan
2013-2015. Inflasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
keuangan perusahaan
perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama
periode pengamatan
tahun 2013-2015.
76
Kredit bermasalah
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
kinerja keuangan bank
yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
selama periode
pengamatan 2013-
2015.
7. Pengaruh Nilai Berdasarkan hasil Mengkaji Penelitian ini
Kecukupan Modal, analisis data yang Variabel menambahkan
Inflasi, Likuiditas, telah diuraikan pada Penyaluran variabel
Dan Risiko Kredit bab sebelumnya, maka Kredit, kemampu
Terhadap dapat disimpulkan kecukupan labaan sebagai
Profitabilitas bahwa (1) Pengaruh modal dan variabel
Perbankan Nilai Kecukupan Inflasi intervening
Modal berpengaruh dan juga
Rahmatika Nuuril positif dan signifikan Variabel
Imaama (2019) terhadap profitabilitas. pertumbuhan
Hasil penelitian ini ekonomi
menunjukkan bahwa sebagai
setiap kenaikan pada variabel
nilai CAR akan independen
mengakibatkan Peneliti ini
peningkatan pada tidak meneliti
profitabilitas, dari Likuiditas
hasil penelitian ini
sama halnya dengan
teori yang dijelaskan
sebelumnya dimana
semakin tinggi nilai
CAR akan
menunjukkan kondisi
bahwa bank tersebut
mampu membiayai
kegiatan
operasionalnya dan
memberikan
kontribusi yang besar
terhadap tingkat
profitabilitasnya; (2)
Pengaruh Inflasi
77
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
setiap kenaikan pada
nilai INF akan
mengakibatkan
meningkatnya pada
profitabilitas, dari
hasil penelitian ini
berbeda dengan yang
dijelaskan sebelumnya
bahwa apabila
peningkatan biaya
relatif lebih tinggi
daripada pendapatan
perusahaan maka
keuntungan dari
perusahaan tersebut
mengalami penurunan
dan akan
mengakibatkan
investor menjadi
kurang tertarik dalam
hal berinvestasi; (3)
Pengaruh Likuiditas
yang menggunakan
rasio LDR
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
setiap kenaikan pada
nilai LDR akan
berpengaruh pada
profitabilitas. Dengan
tingginya nilai LDR
tidak akan menjadi
tolak ukur
keberhasilan
78
manajemen suatu
bank dalam
memperoleh
keuntungan karena
kredit yang
disalurkan kepada
bank kurang mampu
mengoptimalkan
simpanan dan
pinjaman yang
diperoleh dari
nasabah; (4) Pengaruh
Risiko Kredit
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
setiap kenaikan pada
rasio NPL akan
mengakibatkan
penurunan pada
profitabilitas. Dari
hasil penelitian ini
sesuai dengan teori
yang dijelaskan
sebelumnya dimana
semakin tinggi rasio
NPL maka kualitas
pembiayaan dari suatu
bank semakin buruk.
Kualitas dari biaya
yang buruk dapat
menurunkan citra
bank dimata
masyarakat dan
mengakibatkan
menurunnya laba dan
tingkat profitabilitas
79
8. Pengaruh Hasil
Net penelitian Mengkaji Penelitian ini
Interest Marginmenunjukkan bahwa Variabel menambahkan
Dan Inflasi
NIM dan inflasi secara Penyaluran variabel
Terhadap simultan berpengaruh Kredit, NIM kemampu
Penyaluran Kreditsignifikan terhadap dan Inflasi labaan sebagai
Di Indonesia Padapenyaluran kredit. variabel
Bank Umum Di Secara parsial NIM intervening
Indonesia. dan inflasi dan juga
berpengaruh Variabel
Bayu Purnama signifikan negatif kecukupan
Rohmadani (2016) terhadap penyaluran modal dan
kredit. pertumbuhan
ekonomi
sebagai
variabel
independen
2.3 Hipotesis
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.2 Inflasi
Bank Indonesia memberikan pengertian Inflasi yaitu meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau
mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi
83
Dalam studi kasus ini, penilitian dilakukan secra rinci mengenai suatu objek
tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh
termasuk lingkungan dan kondisi dimana data yang diperoleh selama penelitian akan
diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan teori-teori yang telah dipelajari
penulis menggunakan metode tersebut, karena penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui dengan jelas bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan
Kecukupan Modal terhadap Penyaluran Kredit serta dampaknya pada Kemampu
Labaan.
86
3.2.1.1 Populasi
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah:
tahunan bank yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan
atau diterbitkan pada periode 2015-2022.
π : Laju Inflasi
IHKt : Indeks
harga konsumen
periode ke t π = (IHKt - IHKt-1)/IHKt-1
2 Inflasi IHKt-1 : Indeks harga Rasio
konsumen periode ke
t-1 (periode lalu)
( Sumber: Helmi Fauza,
2020)
90
seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat
diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF).
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukkan
adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
d. Berdasarkan signifikansi
Jika signifikansi ˃ 0,05 maka H0 diterima.
Jika signifikansi ˂ 0,05 maka H0 ditolak
(path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (model kausal) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model
analisis jalur (path analysis). Metode analisis jalur (path analysis) menurut
Sudaryono dkk., (2013:138) adalah ”suatu metode yang mengkaji pengaruh (efek)
suatu variabel terikat. Pengaruh-pengaruh itu tercermin dalam apa yang disebut
variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
99
Gambar 3.2
Diagram Path
e1
Penyaluran Kredit
(NPL)
e2
Ekonomi), Inf (Inflasi) dan CAR (Kecukupan Modal) dapat berpengaruh langsung
terhadap NIM (Kemampu Labaan), tetapi dapat juga berpengaruh tidak langsung
yaitu lewat variabel NPL (Penyaluran Kredit) terlebih dahulu sehingga berdampak
pada NIM (Kemampu Labaan). Dalam hal ini ada 2 persamaan yang dibuat yaitu :
Sab =√ 2
R2 + R2 2
+ R2 2
Keterangan :
a = Koefisien a
b = Koefisien b
Sa / Sb = Standar eror koefisien a/b
Sab = Koefisien indirect effect
t= R
/ R
Keterangan :
t = t hitung
ab = Perkalian koefisien ab Sab
= Koefisien indirect effect
Sumber : Ghozali (2013:237)
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nilai t hitung > t tabel
DAFTAR PUSTAKA
Ari Mulianta Ginting (2016)Pengaruh Makroekonomi Terhadap Non Performing
Loan (Npl) Perbankan 2016
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 tentang Penetapan
Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Konvensional.
Bank Indonesia. 1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta: Gramedia
Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP Perihal
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. www.bi.go.id. 31 Mei.
Bayu Purnama Rohmadani (2016). Pengaruh Net Interest Margin Dan Inflasi
Terhadap Penyaluran Kredit Di Indonesia Pada Bank Umum Di Indonesia.
Dwitya Yulia Ramandhana, A.A. Ketut Jayawarsa Dan Ita Silvia Azita Aziz, (2018)
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi Rate, Pertumbuhan Ekonomi, Non
Performing Loan (Npl) Dan Capital AdequaCy Ratio (Car) Terhadap
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (Kur) Pada Bank Umum Di Indonesia
Periode 2013-2017
Fauziah Zagita Pratama1 Dan Ali Anis (2022). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,
Inflasi Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Non Performing Loan Pada
Bank Umum Di Indonesia
Jufriadi , Imaduddin , Lydia Megawati,Dan Andika Pramukti (2022). Pengaruh
Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Dan Non Performing Loan Terhadap
Pemberian Kredit Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Keuangan
Kasmir. 2010. Dasar-dasar Perbankan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi, cetakan 12.
Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke-6. Jakarta: Rajawali
Pers.
Muchammad Azrial Akbar (2022). Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Pada Non Performing Loan (Npl) (Studidi Empiris Bank Umum Yang
Terdaftar Di Bei Periode 2017-2020)
Nur Baiti Jannati Dan Laeli Budiarti (2022).Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap
Profitabilitasbankumum Di Masa Pandemi Dengan Risiko Kredit Sebagai
Variabel Moderating
Rahmatika Nuuril Imaama (2019) Pengaruh Nilai Kecukupan Modal, Inflasi,
Likuiditas, Dan Risiko Kredit Terhadap Profitabilitas Perbankan
Rivai, Veithzal; Sofyan Basir; Sarwono Sudarto; Arifiandy Permata Veithzal. 2013.
Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan dari Teori ke
Praktik, edisi 1, cetakan 1. Jakarta: Rajawali Pers.
Satrio B. Haryanto dan Endang Tri Widyarti (2017). Analisis Pengaruh Nim, Npl,
Bopo, Bi Rate Dan Car Terhadap Penyaluran Kredit Bank Umum Go Public
Periode Tahun 2012-2016.
102
LAMPIRAN 1