Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MELALUI METODE RGEC DALAM

TINJAUAN PERBANKAN ISLAM


(Studi kasus Pada Bank Mega Syariah KC Palu Tahun 2016-2020)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Program Studi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu

Oleh:

WARDA
NIM. 17.3.15.0020

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika

dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat

oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh

karenanya batal demi hukum.

Palu, 11 Juli 2021 M


1 Dzulhijah 1442 H

Penyusun

WARDA
NIM : 17.3.15.0020

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Melalui Metode

RGEC Dalam Tinjauan Perbankan Islam (Studi Kasus Pada Bank Mega

Syariah KC Palu Tahun 2016-2020)” oleh Warda, dengan Nomor Induk

Mahasiswa (NIM) 17.3.15.0020, yang merupakan Mahasiswa jurusan Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Palu,

setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan, maka

masing-masing pembimbing memandang bahwa skripsi tersebut telah memenuhi

syarat ilmiah untuk diseminarkan.

Palu, 11 Juli 2021 M


1 Dzulhijah 1442 H

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Abidin, S.Ag., M.Ag Dr. Malkan, M.Ag


NIP. 1971082722000031002 NIP. 19681231 199703 1 010

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Saudara (i) Warda NIM. 17.3.15.0020 dengan judul “Analisis

Kinerja Keuangan Melalui Metode RGEC Dalam Tinjauan Perbankan

Islam (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KC Palu Tahun 2016-2020)”

yang telah diujikan di hadapan dewan penguji Pascasarjana Universitas Islam

Negeri (UIN) Palu pada tanggal 25 Oktober 2021 M. yang bertepatan dengan

tanggal 18 Rabiul Awal 1443 H. Dipandang bahwa skripsi tersebut telah

memenuhi kriteria penulisan karya ilmiah dan dapat diterima sebagai persyaratan

guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Jurusan Perbankan Syariah

dengan beberapa perbaikan.

Palu, 25 Oktober 2021 M


18 Rabiul Awal 1443 H
DEWAN PENGUJI
Jabatan Nama Paraf

Ketua Prof. Nurdin, S.Pd., S.Sos., M.Com, Ph.D

Munaqisy 1 Dr. Ubay, S.Ag., M.S.I


Munaqisy 2 Noval, M.M

Pembimbing 1 Prof. Dr. H. Abidin, S.Ag., M.Ag

Pembimbing 2 Dr. Malkan, M.Ag

Mengetahui,

Dekan Ketua
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah

Dr. H. Hilal Malarangan, M. H.I. Dr. Malkan, M.Ag


NIP. 19650505 199903 1 002 NIP. 19681231 199703 1 010

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT. Karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini sesuai dengan

target yang telah direncanakan. Sholawat serta salam tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabatnya yang telah mendidik

seluruh umatnya menjadi generasi terbaik dimuka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

hal itu disadari karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pihak lain pada umumnya. Dalam penyusunan skripsi

ini, penulis banyak mendapat pelajaran, dukungan motivasi, bantuan berupa

bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada orang-orang yang penulis hormati dan cintai yang

membantu secara langsung maupun tidak langsung selama pembuatan skripsi ini.

Terutama kepada keluargaku yang tercinta, mamaku Warnida dan papaku Iswadi

Tende, yang selalu mendo’akan serta memberikan semangat yang luar biasa dan

memberikan dukungan moril maupun materil. Untuk adekku Nafisa Tende dan

Alisya Tende yang selalu memberikan do’a dan semangat. Semoga ALLAH SWT

membalas semua ketulusan dan melimpahkan rahmat-Nya. Aamiin.

Melalui kesempatan ini pula penulis dengan segala kerendahan hati

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, baik secara langsung

iv
maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan yang sangat berarti dalam

penulisan skripsi khusunya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sagaf S. Pettalongi., M.Pd. selaku Rektor Universitas

Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu.

2. Bapak Dr. H. Hilal Malarangan., M.H.I, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam, Bapak Nurdin, S.Pd., S.Sos., M.Com., Ph.D. selaku Wakil

Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Kelembagaan dan Kerjasama, Ibu

Dr. Ermawati, S.Ag., M.Ag. selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi umum,

Perencanaan dan Keuangan.

3. Bapak Prof. Dr. H. Abidin, S,Ag., M.Ag selaku Wakil Rektor 1 Universitas

Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu sekaligus Pembimbing 1 dan bapak Dr.

Malkan, M.Ag selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah sekaligus

Pembimbing II yang senantiasa memberikan masukan serta saran demi untuk

baiknya penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Nasarudin, M.Ag selaku Penasehat Akademik yang sangat sabar

membimbing penulis dalam bidang akademik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri (UIN) Datokarama Palu, yang dengan setia, tulus dan ikhlas meberikan

ilmu pengetahuan serta nasehat kepada penulis selama kuliah.

6. Seluruh Staff Akademik dan Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang

telah meberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama kuliah.

v
7. Teman- teman seperjuangan Perbankan Syariah 2017 yang selalu memberikan

semangat kepada penulis hingga selesainya penelitian ini dan sama-sama

menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu memberikan dukungan, namun sama sekali tidak mengurangi rasa

hormat dan terima kasih, atas kebaikan dan keihlasan kalian.

Semoga seluruh dukungan yang telah diberikan kapada penulis menjadi

amal Shaleh, mendapatkan balasan kebaikan dan pahala dari Allah SWT. Penulis

mohon maaf atas segala kekurangan yang ada, dan apabila terdapat kesalahan

dalam penulisan ini, untuk itu penulis mengaharapakan koreksi, saran dan kritik

yang sifatnya membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi kita dan dapat berguna bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan,

khususnya dibidang Perbankan Syariah.

Palu, 25 Oktober 2021 M


18 Rabiul Awal 1443 H

Penyusun

WARDA
NIM : 17. 3. 15.0020

vi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................................i

PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

ABSTRAK.............................................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................................7

1. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
2. Manfaat Penelitian.....................................................................................7
D. Garis-Garis Besar Isi.....................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................9


A. Penelitian Terdahulu.....................................................................................9

B. Kajian Teori................................................................................................12

1. Perbankan Syariah...................................................................................12
2. Laporan Keuangan..................................................................................16
3. Kinerja Keuangan....................................................................................18
4. Kesehatan Bank.......................................................................................20
5. Metode RGEC.........................................................................................21
6. RGEC Dalam Perspektif Islam................................................................30

vii
C. Kerangka Pemikiran....................................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................33


A. Pendekatan dan Desain Penelitian..............................................................33

B. Populasi dan Sampel...................................................................................33

C. Variable Penelitian......................................................................................34

D. Definisi Operasional...................................................................................34

E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................37

F. Teknik Analisis Data...................................................................................38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................40


A. Gambaran Umum........................................................................................40

1. Sejarah Umum Bank Mega Syariah........................................................40


2. Visi dan Misi...........................................................................................41
B. Hasil Penelitian...........................................................................................42

1. Penilaian Kesehatan Bank.......................................................................42


C. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................48

1. Analisis Kinerja Keuangan PT. Bank Mega Syariah Berdasarkan Metode


RGEC Pada Tahun 2016-2020.......................................................................48
2. Faktor – faktor yang menyebabkan sehat tidaknya kinerja keuangan.....70
3. Tinjauan Perbankan Islam Tentang Analisis Kinerja Keuangan PT. Bank
Mega Syariah..................................................................................................73

BAB V PENUTUP................................................................................................77
A. Kesimpulan.................................................................................................77

B. Implikasi Penelitian....................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................81

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Individual Bank Umum Syariah-SPS 2018………....4


Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan…………………………………………..…12
Tabel 2.2 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko(NPF)……….…...24
Tabel 2.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko(FDR)………..…..25
Tabel 2.4 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas(ROA)………….....27
Tabel 2.5 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas(ROE)..28
Tabel 2.6 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas(BOPO)29
Tabel 2.7 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan(CAR)…………….30
Tabel 3.1 Bobot Penetapan Peringkat Komposit……………………………...…38
Tabel 4.1 Non Performing Financing(NPF)………………………………….…..43
Tabel 4.2 Financing to Deposit Ratio(FDR)……………………………………..43
Tabel 4.3 Good Corporate Governance(GCG)…………………………………..44
Tabel 4.4 Return on Asset(ROA)………………………………………………...45
Tabel 4.5 Return on Equity(ROE)……………………………………………….46
Tabel 4.6 Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO)……….46
Tabel 4.7 Capital Adequacy Ratio(CAR)………………………………………..47
Tabel 4.8 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.Bank Mega Syariah Tahun 2016…...47
Tabel 4.9 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.Bank Mega Syariah Tahun 2017…...51
Tabel 4.10 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.Bank Mega Syariah Tahun 2018.....55
Tabel 4.11 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.Bank Mega Syariah Tahun 2019….59
Tabel 4.12 Penilaian Tingkat Kesehatan PT.Bank Mega Syariah Tahun 2020.....63

ix
DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema Kerangka Pemikiran………………………………………………….32

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2 : Surat Keterangan Pembimbing

Lampiran 3 : Dokumentasi Laporan Keuangan Bank Mega Syariah

Lampiran 4 : Riwayat Hidup

xi
ABSTRAK

Nama Penulis : Warda

Nim : 17.3.15.0020

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan Melalui Metode RGEC


Dalam Tinjauan Perbankan Islam (Studi Kasus Pada
Bank Mega Syariah KC Palu Tahun 2016-2020)

Penelitian ini berjudul Analisis Kinerja Keuangan Melalui Metode RGEC


Dalam Tinjauan Perbankan Islam (Studi Kasus Pada Bank Mega Syariah KC Palu
Tahun 2016-2020), tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan
Bank Mega Syariah tahun 2016-2020 melalui metode RGEC.
Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan bank Mega Syariah
yang tersusun dalam bentuk tahunan, Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan cara dokumentasi, untuk analisis data yang digunakan
adalah laporan keuangan dengan menggunakan metode RGEC.
Hasil penelitian (1)pada tahun 2016 melalui metode RGEC memperoleh
peringkat komposit 3 dengan kategori CUKUP SEHAT, pada tahun 2017 melalui
metode RGEC memperoleh peringkat komposit 4 dengan kategori KURANG
SEHAT, pada tahun 2018 melalui metode RGEC memperoleh peringkat komposit
4 dengan kategori KURANG SEHAT, pada tahun 2019 melalui metode RGEC
memperoleh peringkat komposit 4 dengan kategori KURANG SEHAT, dan pada
tahun 2020 melalui metode RGEC memperoleh peringkat komposit 1 dengan
kategori SEHAT. (2)Ada 4 faktor yang menyebabkan sehat tidaknya kinerja
keuangan PT. Bank Mega Syariah pada tahun 2016-2020 yaitu : 1.tingkat
kesehatan bank ditinjau dari aspek Risk Profile, 2.tingkat kesehatan bank ditinjau
dari aspek GCG, 3.tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Earnings, dan
4.tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Capital. (3)Dalam perspektif islam
kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah masih sesuai dengan syariah, yang
mana tetap menjaga kesejahteraan umat dan kemajuan perusahaan.Metode
penetapan hukum Islam yang berkembang pesat adalah istinbathi dalam bentuk
qiyas, istihsan, mashlahah mursalah dan lainnya yang dikenal dalam literatur
ilmu ushulal-fiqh. Metode tersebut, secara historis, telah cukup efektif dalam
menyelesaikan masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat namun masih
menyisakan problem metodologis. Sebagai salah satu Bank Umum Syariah di
Indonesia, Bank Mega Syariah harus tetap menjaga kesehatan bank pada tahun-
tahun berikutnya agar dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat.

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah, pengertian Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.1

Perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai pada

tahun 1992 dengan didirikannya Bank Muamalat Indonesia. Penyempurnaan

UU No.7 Tahun 1992 menjadi UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan

syariah merupakan langkah maju dalam perkembangan perbankan. Dalam

UU No 10 Tahun 1998, bank syariah tidak hanya berdampingan dengan bank

konvensional dalam pasal demi pasal, tetapi juga menyatakan dengan rinci

prinsip produk perbankan syariah, yang dalam UU No 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, tidak menyebutkan nama syariah sama sekali.0

Semakin banyak bank syariah yang bermunculan maka semakin ketat

persaingan yang dihadapi oleh industri perbankan, khususnya pada bank

konvensional. Langkah strategis yang dapat ditempuh oleh bank dalam

rangka memenangkan persaingan, salah satunya adalah dengan cara

meningkatkan kinerja keuangan. Peningkatan kinerja keuangan mempunyai

dampak yang luar biasa kepada usaha menjaga kepercayaan nasabah agar
1
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah, 36.
0
Partica Ayu Agustin, Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah diIndonesia
(Indonesian Journal of Development Economics,2020), 812.
2

tetap setia menggunakan jasanya. Prinsip utama yang harus dikembangkan

oleh bank syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan adalah kemampuan

bank syariah dalam melakukan pengelolaan dana, yaitu kemamapuan bank

syariah dalam memberikan bagi hasil yang maksimal bagi para nasabah.

Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui

kondisi keuangan bank. Semakin baik kinerja keuangan maka akan semakin

baik atau sehat pula tingkat kesehatan bank tersebut.0

Berdasarkan Tabel 1.1 dibawah saat ini jumlah Bank Umum Syariah

telah mencapai 13 Bank dengan Jumlah Kantor Cabang sebanyak 478,

Kantor Cabang Pembantu sebanyak 1.199 dan Kantor Kas sebanyak 198.

Sebaran Jaringan Kantor Bank Umum Syariah tersebar di 34 Provinsi bahkan

ada yang sampai Luar Indonesia.

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Individual Bank Umum Syariah-SPS 2018

No Bank umum syariah KC KCP KK

1 PT. Bank Aceh Syariah 26 88 27

2 PT. BPD NusaTenggara 13 22 4

3 PT. Bank Muamalat 83 152 57

4 PT. Bank Victoria Syariah 9 5 0

5 PT. Bank BRI Syariah 52 206 12

6 PT. Bak Jabar Banten 9 55 1

7 PT. Bank BNI Syariah 68 190 1

0
Arnita Sari, Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi Kasus: PT. Bank Syariah
Mandiri, TBK Tahun 2015- 2017) pada Fakultas Ekonomi (D.I.Yogyakarata:UNY,2019), 2.
3

8 PT. Bank Syariah Mandiri 130 432 53

9 PT. Bank Mega Syariah 25 34 7

10 PT. Bank Panin Dubai 15 3 0

11 PT. Bank Syariah 12 7 4

12 PT. BCA Syariah 1 1 16

13 PT. Bank Tabungan 24 2 0

Pensiunan Nasional Syariah

Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2018, OJK (data diolah)

Banyaknya jumlah bank umum syariah yang semakin berkembang,

membuat bank satu sama lain terus bersaing untuk menarik minat masyarakat

menjadi nasabah mereka. Dengan kata lain semakin ketat persaingan yang

dihadapi oleh industry perbankan. Perusahaan akan mengalami kesulitan

keuangan bahkan kebangkrutan apabila tidak siap dalam menghadapi

persaingan yang semakin ketat dalam perekonomian yang terbuka saat ini.

Kinerja perusahaan harus dijaga dan ditingkatkan sebagai langkah strategis

apabila perusahaan ingin kondisi perusahaan tetap stabil dan tidak mendekati

kebangkrutan.0

Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat

dinilai dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari gedung,

pembangunan atau ekspansi. Laporan keuangan pada perusahaan dapat

menunjukan kinerja yang telah dicapai pada suatu waktu serta untuk

0
Ibid
4

mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah- masalah

keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

Secara umum, pada tahun 1999 telah mengalami perubahan mengenai

penilaian kesehatan bank, dimana penilaian kesehatan bank pertama kali

menggunakan metode CAMEL kemudian diubah menjadi CAMELS. Adapun

unsur – unsur yang harus ada dalam penilaian CAMELS adalah kecukupan modal

(Capital), kualitas asset (Assets), kualitas manajemen (Liquidity), sensitivitas

terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk). Namun seiring dengan

perkembangan industri perbankan yang semakin berkembang, penilaian dengan

menggunakan pendekatan CAMELS dirasa belum cukup, penilaian kesehatan bank

perlu ditambahkan dengan penerapan aspek manajemen risiko dan Good Corporate

Governance (tata kelola perusahaan), dimana dalam metode CAMELS belum

menerapkan kedua aspek tersebut.0

Pentingnya adanya aspek manajemen risiko dan Good Corporate

Governance yaitu apabila inovasi dalam produk, jasa dan aktivitas tidak diimbangi

dengan penerapan aspek manajemen risiko yang memadai maka dapat

menimbulkan berbagai permasalahan yang mendasar pada bank maupun sistem

keuangan secara keseluruhan. Selain itu, dapat menimbulkan terjadinya kegagalan

strategi dan praktik curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa

terdeteksi dan hal itu menjadi salah satu penyebab pentingnya penerapan tata kelola

perusahaan yang baik (GCG). Berdasarkan pentingnya aspek manajemen risiko dan

aspek GCG dalam melakukan penilaian kesehatan bank, Bank Indonesia sebagai

0
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
5

pengawas pada perbankan melengkapi metode penilaian kesehatan bank pada bank

umum dengan memperbaharui Peraturan Bank Indonesia PBI No. 13/1/PBI/2011

tentang penilain kesehatan bank dengan menggunakan metode risiko (Risk- Based

Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi.

Berdasarkan POJK Nomor 8/POJK.03/2014 menjelaskan bahwa, bank

umum syariah menerapkan aturan baru mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu menggunakan pendekatan

risiko dengan faktor – faktor yang dinilai antara lain risk profile, good corporate

governance, earning dan capital atau disingkat dengan metode RGEC. Dimana

aspek dari masing - masing tersebut akan memberikan hasil penelitian dari berbagai

macam sisi dan sudut pandang di dalam kinerja perbankan syariah.0

Adapun gambaran kinerja keuangan dari segi metode RGEC (Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital), yaitu :

1. Profil Risiko (Risk Profile) Berdasarkan PBI Nomor 13/1/PBI/2011

Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Pasal 7 yang berisi

tentang penilaian terhadapa profil risiko terhadap delapan jenis risiko

yaitu : risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional,

risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.

2. Good Corporate Governance Pengertian good corporate governance

menurut Bank Dunia (World Bank) adalah sebagai kumpulan hukum,

peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong

kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna

0
Ibid
6

menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi

para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.0

3. Rentabilitas (Earnings) Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

memperoleh hasil bersih (laba) dengan modal yang digunakannya.

Rentabilitas dapat dihitung dengan membandingkan laba usaha dengan

jumlah modalnya. Penilaian faktor rentabilitas bertujuan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Faktor

rentabilitas ini meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sumber-

sumber rentabilitas, kesinambungan rentabilitas, dan manajemen

rentabilitas. Tujuan penilaian rentabilitas adalah untuk mengevaluasi

kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasional dan

permodalan bank.

4. Permodalan (Capital) Penilaian atas faktor permodalan meliputi evaluasi

terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan.

Dalam melakukan perhitungan permodalan, bank wajib mengikuti

ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum. Bank juga harus memenuhi Rasio

Kecukupan Modal yang disediakan untuk mengantisipasi risiko.0

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin membahas

tentang bagaimana laporan keuangan pada PT. Bank Mega Syariah

berdasarkan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earnings, Capital) pada tahun 2016-2020 dan bagaimana tinjauan


0
Rolia Wahasusmiah, Khoiriyyah, Metode RGEC: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma Palembang), 4.
0
Ibid
7

perbankan perspektif islam tentang analisis kinerja keuangan pada Bank

Mega Syariah. Untuk membuktikannya secara ilmiah, penulis melakukan

penelitian dengan Judul “Analisis Kinerja Keuangan Melalui Metode

RGEC Dalam Tinjauan Perbankan Islam (Studi Kasus Pada Bank

Mega Syariah KC Palu Tahun 2016-2020)”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah berdasarkan

metode RGEC pada tahun 2016-2020 ?

2. Bagaimanakah faktor–faktor yang menyebabkan sehat tidaknya kinerja

keuangan PT. Bank Mega Syariah pada tahun 2016 – 2020 ?

3. Bagaimanakah tinjauan perbankan islam tentang analisis kinerja

keuangan PT. Bank Mega Syariah ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui kinerja keuang PT. Bank Mega Syariah berdasarkan

metode RGEC pada tahun 2016-2020

b. Untuk mengetahui faktor–faktor yang menyebabkan sehat tidaknya

kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah pada tahun 2016 – 2020.

c. Untuk mengetahui tinjauan perbankan perspektif islam tentang analisis

kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah.

2. Manfaat Penelitian

a. Dapat meningkatkan pemahaman tentang analisis kinerja keuangan

pada Bank Mega Syariah.


8

b. Dapat menjadi bahan acuan referensi atau bacaan, khususnya pada

penelitian selanjutnya.

D. Garis-Garis Besar Isi

Untuk memberikan gambaran tentang pembahasan dalam proposal ini

yang lebih rinci dan sistematis, maka pembahasan dapat dibagi atas :

1. BAB I PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis-garis

besar isi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab dua ini dijelaskan mengenai

penelitian terdahulu, kajian teori, dan kerangka pemikiran.

3. BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai

pendekatan dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian,

variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, dan

teknik analisis data.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini dipaparkan

mengenai gambaran umum objek penelitian dan membahas hasil

didapatkan dipenelitian.

5. BAB V PENUTUP. Pada bab terakhir ini merupakan kesimpulan yang

diperoleh dari seluruh penelitian dan juga saran-saran dari hasil

penelitian.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa referensi untuk memperdalam dan mempermudah penelitian

yang akan dilakukan diantaranya dibawah ini :

1. Penelitian Rizki Amalia tentang Bagaimanakah Kinerja Bank Umum

Syariah di Indonesia?: Penilaian dengan Sharia Maqashid Index (SMI).

Hasil penelitian mengenai pengukuran kinerja Bank Umum Syariah di

Indonesia tahun 2018 berdasarkan Sharia Maqashid Index (SMI)

menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan yaitu, Bank Panin Dubai

Syariah memperoleh total nilai indikator kinerja tertinggi tahun 2018.0

2. Penelitian Zulfa Yunika, Suhadak, dan Topowijono tentang Analisis

Keuangan menggunakan RGEC (Risk Profile, Good Corprate

Governance, Earning and Capital) sebagai metode untuk mengukur

tingkat kesehatan bank (Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar

di BEI periode 2011-2016). Hasil penelitian mengenai penilaian tingkat

kesehatan bank menggunakan metode RGEC yang diukur dengan rasio

NPL, LDR, self assessment GCG, ROA, NIM dan CAR menunjukkan

bahwa selama tahun 2011 hingga 2016, predikat komposit bank secara

0
Rizki Amalia, “Bagaimanakah Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia?: Penilaian
dengan Sharia Maqashid Index (MSI)”, Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah Vol.2 No.1
Tahun 2020
11

umum adalah “baik” sehingga mencerminkan kondisi bank yang secara

umum “sehat”. 0

3. Penelitian Muhammad Syafaat dan Aditya Putra tentang Pengaruh

Kinerja Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI). Hasil penelitian

untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan terhadap

pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufktur yang

terdaftar di bursa efek Indonesia menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

dan KAP terspesialisasi mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan

laporan keuangan, sedangkan ukuran komite audit tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan laporan keuangan.0

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan

No Judul Persamaan Perbedaan

1. Bagaimanakah Kinerja a.sama-sama a. sasaran

Bank Umum Syariah di mengukur kinerja penelitian

Indonesia?: Penilaian keuangan bank b. metode

dengan Sharia Maqashid b. sama-sama penelitian

Index (SMI) menggunakan laporan

keuangan sebagai

0
Zulfa Yunika Suhadak Topowijono,”Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan RGEC
(Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning and Capital) sebagai metode untuk
mengukur tingkat kesehatan bank (Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Periode
2011-2016)”
0
Muhammad Syafaat dan Aditya Putra, “Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)”
Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah Vol.2 No.2 Tahun 2020.
12

objek penelitian

2. Analisis Keuangan a.sama-sama a. mengunakan

menggunakan RGEC menggunakan metode rasio NPL,LDR,

(Risk Profile, Good RGEC (Risk Profile, dan NIM

Corprate Governance, Good Corprate b. tahun

Earning and Capital) Governance, Earning penelitian

sebagai metode untuk and Capital)

mengukur tingkat

kesehatan bank (Studi

pada Perusahaan

Perbankan yang terdaftar

di BEI periode 2011-

2016).

3. Pengaruh Kinerja a.sama-sama a.Tujuan

Perusahaan Terhadap menganalisis laporan penelitian

Pengungkapan Laporan keuangan b. Metode

Keuangan (Studi Pada Penelitian

Perusahaan Manufaktur c. sasaran

Yang Terdaftar di BEI). penelitian

B. Kajian Teori
13

1. Perbankan Syariah

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.0

Sedangkan Menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang

perbankan syariah, “Perbankan Syariah” adalah segala sesuatu yang

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.0

Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan dalam memobilisasi

dana masyarakat yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta

memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank

syariah adalah badan usaha yang memberikan jasa penyimpanan uang,

pengiriman uang, serta permintaan dan penawaran pokoknya memberikan

kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran

uang, beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Menurut

Perwaatmadja “Bank Syariah adalah bank yang tata cara operasinya

mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam”. Salah satu yang harus

dijauhi dalam muamalah Islam adalah praktik-praktik yang mengandung

unsur riba. Sedangkan menurut Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi

0
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Cet,19; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2014). 24
0
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah (Cet, 1; Yogyakarta: UII
Press, 2009). 4
14

dengan tidak mengandalkan pada bunga. Yakni mengacu kepada

ketentuan-ketentuan Al-quran dan Hadis.

Sebagai bagian dari lembaga keuangan, bank syariah harus mampu

melakukan persaingan dengan lembaga keuangan yang berbasis

konvensional dengan tidak melupakan konsep ekonomi islam melalui

produk yang ditawarkan. Senada dengan hal tersebut, bank syariah telah

menawarkan berbagai produk yang cukup kompetitif yang merupakan

pengembangan dari produk perbankan konvensional yang dipadu lebih

luas dan lebih lengkap dengan ekonomi Islam yang telah ada dalam

beberapa prinsip dasar transaksi syariah secara umum.0

Sistem perbankan di Indonesia menganut dual banking system,

sehingga nasabah masih dapat melakukan pilihan antara bank

konvensional atau bank syariah. Kedua sistem perbankan secara sinergis

dan bersama-sama memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa

perbankan.0

Tetapi, secara sistem bank Syariah sebenarnya lebih unggul

dibanding dengan bank konvensional. Sebagai contoh pada masa saat

Indonesia mengalami krisis moneter beberapa tahun lalu telah

membuktikan bahwa bank Syariah mampu untuk bertahan bahkan

memberikan profit pada saat industri perbankan nasional nyaris ambruk.

Contoh bank nasional pada masa krisis moneter mengalami dampak Bank

0
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah, (Cet,5; Jakarta:Zikrul
Hakim,2007. 60
0
Irwan Misbach, “Bank Syariah: Kualitas Layanan, Kepuasan, dan Kepercayaan (Cet,2;
Makassar: Alauddin University Press, 2019). 4
15

BNI, Bank BTN, Bank Mandiri (dahulu Bank EXIM, Bapindo, BBD dan

BDN) dan Bank swasta seperti BCA, Danamon, BII, Lippo, masih selamat

karena disuntik BLBI oleh pemerintah. Sementara ada puluhan Bank yang

tidak dibantu harus tutup dengan meninggalkan segudang beban finansial

yang harus ditanggung negara dan rakyat.0

Di dalam Al-Qur’an istilah bank disebutkan secara eksplisit. Namun,

jika yang dimaksudkan adalah sesuatu yang memiliki unsur struktur

manajemen, fungsi, hak dan kewajiban, maka semua itu disebutkan

dengan jelas seperti contoh, zakat, bai’ (jual beli), al-dayn (utang dagang),

maal (harta), dan sebagainya.

Bank sebagaimana diketahui adalah satu lembaga yang melakukan

tiga fungsi utama yakni menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan

memberikan jasa pengiriman uang. Dalam Fiqih Islam (kaidah hukum-

hukum Islam) tidak ada kata Bank, namun bukti sejarah menyatakan

bahwa fungsi-fungsi perbankan sudah dipraktekkan oleh umat Islam sejak

zaman Nabi Muhammad SAW. Praktek-praktek perbankan ini tentunya

berkembang secara perlahan dan berangsur-angsur, bahkan mengalami

kemajuan dan kemunduran dimasa tertentu sesuai dengan naik-turunya

peradaban manusia.

Bank syari’ah yang dimaksud dalam hal ini adalah bank Islam yang

melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam yaitu aturan

perjanjian (akad) antara bank dan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum

0
Dewi Maharani, Taufiq Hidayat, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Dalam
Perspektif Al-Qur’an (Journal of Islamich Banking and Finance), 4.
16

Islam. Sehingga perbedaan antara bank Islam (syari’ah) dan bank

konvensional terletak pada prinsip dasar operasinya yang tidak

menggunakan bunga, akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli

dan prinsip lain yang sesuai dengan syariat Islam.0

Bank syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasional

dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Alquran dan Hadits,

dimana bank syariah dalam lalu lintas pembayarannya serta peredaran

uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam.


0
Salah satu landasan hukum Islam tentang perbankan syariah dalam Q.S

Ali Imran (3) : 130 yaitu:

‫ض َعافًا ُّمض َٰع َفةً ۖ َّو َّات ُقوا ال ٰلّهَ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُح ْو ۚ َن‬ ِّ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا اَل تَْأ ُكلُوا‬
ْ َ‫الربٰ ٓوا ا‬

Terjemahnya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah agar kamu beruntung.”0

Karakteristik sistem perbankan syariah yang tidak mengandalkan bunga

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, namun beroperasi

berdasarkan prinsip bagi hasil. Dimana Bank Syariah akan memberikan

alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat

dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi

yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan

dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam


Ibid
0

Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 2.


0
0
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Sygma Examedia
Arkanleema, 2007), 66.
17

bertransaksi keuangan di perbankan syariah. Perbankan syariah

menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang sangat

beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, kini perbankan

syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang sangat kredibel dan

dapat diminati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa

terkecuali.0

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu

proses akuntansi. Definisi laporan keuangan dalam akuntansi bank

syariah adalah laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank

Islam sebagai investor, hak, dan kewajibannya, dengan tidak

memandang.

Ikatan Akuntan Indonesia mengemukakan pengertian laporan

keuangan yaitu: Laporan keuangan merupakan struktur yang

menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah

entitas.Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan

umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan

(financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan

arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat

keputusan ekonomis bagi para penggunanya.Untuk dapat mencapai

tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai

elemen dari entitas yang terdiri dari asset, kewajiban, network, beban
0
https://www.bi.go.id “Perbankan Syariah” Diakses 28 April 2021.
18

dan pendapatan (termasuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus

kas. Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan membantu

pengguna memprediksi arus kas masa depan.0

Menurut Harahap mengemukakan bahwa: “Laporan keuangan

adalah pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang

menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu

bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya”.0

b. Tujuan Laporan Keuangan

Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

berfungsi sebagai “alat pengujian” dari pekerjaan fungsi bagian

pembukuan, akan tetapi untuk selanjutnya seiring dengan

perkembangan jaman, fungsi laporan keuangan sebagai dasar untuk

dapat menentukan atau melakukan penilaian atas posisi keuangan

perusahaan tersebut. Melalui laporan keuangan dapat dinilai

kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik

jangka pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan,

pendistribusian pada aktivanya, efektivitas dari penggunaan aktiva,

pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-beban tetap

yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari

setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.


0
Arnita Sari, Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi Kasus: PT. Bank Syariah
Mandiri, TBK Tahun 2015-2017) pada Fakultas Ekonomi (D.I.Yogyakarata:UNY,2019), 5.
0
Ibid
19

c. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Harahap jenis Laporan keuangan terdiri dari beberapa

komponen-komponen sebagai berikut:

1) Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan

perusahaan pada suatu tanggal tertentu.

2) Perhitungan laba/rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya

dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.

3) Laporan sumber dan penggunaan dana Laporan arus kas.0

3. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan pada suatu

periode tertentu baik menyangkut tentang biaya-biaya operasional

perusahaan yang menyangkut aspek keuangan, pemasaran, dan

teknologi maupun sumber daya manusia.

b. Pengukuran Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melakasanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan kauangan secara baik dan

benar, seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah

memenuhi standar dan ketentuan yang telah ditetapkan.0

c. Kinerja Keuangan Dalam Perspektif Islam

0
Ibid
0
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan (Cet, III; Bandung:
Alfabeta, 2013), 49.
20

Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil

kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu

organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus

dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur

(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).0

Adapun firman Allah SWT Q.S. Al- Ahqaaf (46): 19 yang

menjelaskan tentang kinerja keuangan adalah sebagai berikut:

‫ت مِّمَّا َع ِملُ ۡوا‌ ۚ َولُِي َو ِّفَي ُهمۡ اَ ۡع َماهَلُمۡ َو ُهمۡ اَل يُ ۡظلَ ُم ۡو َن‬ ِ
ٌ ‫َول ُك ٍّل َد َر ٰج‬

Terjemahnya: “ Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai


dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah
mencukupkan balasan perbuatan mereka, dan mereka tak dirugikan”0

Dari ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah pasti akan

membalas setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah

mereka kerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan

dengan baik dan menunjukkan kinerja yang baik pula bagi

organisasinya maka ia akan mendapat hasil yang baik pula dari

kinerjanya dan akan memberikan keuntungan bagi organisainya.

Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat

dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada

pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan

0
Sedarmayanti, Manajemen Sumberdaya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (Cet, XV; Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 260.
0
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 504.
21

sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang

prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan

memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan

pengendalian tersebut.0

4. Kesehatan Bank

Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank

merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik,

manajemen bank, bank pemerintah (melalui bank Indonesia) dan

pengguna jasa bank untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan

prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan

manajemen risiko.0

Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara

kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat

membantu kelancaran sistem pembayaran serta dapat digunakan oleh

pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama

kebijakan moneter. Dengan menjelaskan fungsi-fungsi tersebut

diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat

serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.

Predikat tingkat kesehatan Bank disesuaikan dengan ketentuan

dalam Surat Edaran Indonesia No. 6/23/DPNP sebagai berikut :

1. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Sangat Sehat” dipersamakan

dengan Peringkat Komposit 1 (PK-1)


0
Ibid
0
Bank Indonesia, Lampiran Surat Edaran No.9/24/2007 Tentang Penilaian Kesehatan
Bank Umun Berdasarkan Prinsip Syariah.
22

2. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Sehat” dipersamakan dengan

Peringkat Komposit 2 (PK-2)

3. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Cukup Sehat” dipersamakan

dengan Peringkat Komposit 3 (PK-3)

4. Untuk predikat Tingkat Kesehat an “Kurang Sehat” dipersamakan

dengan Peringkat Komposit 4 (PK-4)

5. Untuk predikat Tingkat Kesehatan “Tidak Sehat” dipersamakan

dengan Peringkat Komposit 5 (PK-5).0

5. Metode RGEC

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011

tanggal 5 januari 2011 tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,

Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan secara individual atau

konsolidasi dengan menggunakan metode RGEC. Faktor-faktor penilaian

tingkat kesehatan sebagai berikut: Profil Risiko (Risk Profile), Good

Corparate Governance, Rentabilitas (Earning), dan Permodalan

(Capital).0

a. Penilaian Profil Risiko

Penilaian profil resiko merupakan penilaian terhadap kualitas

penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Rasio

keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank

ditinjau dari aspek risk profile masing-masing dibahas dalam

perhitungan adalah sebagai berikut :


0
Ibid
0
Bank Indonesia, Surat Edaran Kepada Semua Bank Umum No.13/DPNP Jakarta 2011
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, 6
23

1) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit umumnya

terdapat pada seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung

pada kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau

kinerja penyedia dana (borrower). Risiko kredit dapat meningkat

antara lain karena terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur,

wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha

tertentu.0

Rasio ini dirumuskan dengan :

Pembiayaan bermasalah
NPF= X 100 %
Total pembiayaan

Tabel 2.2

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPF)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat NPF<2%

2 Sehat 2% ≤ NPF<5%

3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF<8%

4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF< 12%

5 Tidak Sehat NPF ≥ 12%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tahun 2011

0
Ibid
24

2) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas dan atau dari asset likuid berkualitas tinggi

yang dapat digunakan, tanpa mengganggu aktivitas dari kondisi

keuangan bank. Risiko likuiditas disebut juga risiko likuiditas

pendanaan (funding likuidity risk) dan risiko likuiditas pasar

(market likuidity risk).0

Rasio ini dirumuskan dengan menghitung rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR)

Total Pembiayaan
FDR= X 100 %
Dana Pihak Ketiga

Tabel 2.3

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (FDR)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat FDR< 75%

2 Sehat 75%≤ FDR< 85%

3 Cukup Sehat 85%≤ FDR< 100%

4 Kurang Sehat 100%≤FDR< 120%

5 Tidak Sehat FDR≥ 120%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tahun 2004

b. Good Corporate Governance (GCG)

0
Ibid
25

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas

manajemen bank atas pelakasanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-

prinsip GCG dan focus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip

GCG mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku

mengenai Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha bank. Parameter pelaksanaan prinsip-prinsip GCG

yang digunakan dalam menilai faktor GCG antara lain : 0

a) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

b) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

c) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite

d) Penanganan benturan kepentingan

e) Penerapan fungsi kepatuhan bank

f) Penerapan fungsi audit intern

g) Penerapan fungsi ekstern

h) Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

i) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan

Debitur Besar (large exposures)

j) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

pelaksanaan GCG dan laporan internal

k) Rencana strategis bank.0

c. Rentabilitas (Earnings)

0
Peraturan Bank Indonesia, No 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum, 2
0
Ibid
26

Rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur

tingkat efisien usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap

kinerja rentabilitas, suber-sumber rentabilitas.0

Penilaian faktor rentabilitas bank dapat menggunakan parameter

diantaranya sebagai berikut :

a) Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara

keseluruhan. Rasio ini dirumuskan dengan :

laba sebelum pajak


ROA= X 100 %
Total asset

Tabel 2.4

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Rentabilitas (ROA)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat ROA< 1,5%

2 Sehat 1,25%≤ ROA<1,5%

3 Cukup Sehat 0,5%≤ ROA<1,25%

4 Kurang Sehat 0%≤ ROA<0,5%

5 Tidak Sehat ROA≥0%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tahun 2011

0
Sari S.P “Seminar Manajemen Keuangan“, (Palembang: UIN Raden Fatah Palembang
2016), 4
27

b) Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dikaitkan

dengan pembayaran deviden. Rasio ini dirumuskan dengan : 0

laba setelah pajak


ROE= X 100 %
Modal sendiri

Tabel 2.5

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas

(ROE)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat Perolehan laba sangat

sehat (rasio diatas 20%)

2 Sehat Perolehan laba tinggi

(rasio ROE berkisar antara

12,51% sampai dengan

20%)

3 Cukup Sehat Perolehan laba cukup

tinggi (rasio ROE berkisar

antara 5,01% sampai

dengan 12,5%)

4 Kurang Sehat Perolehan laba rendah atau

cenderung mengalami
0
Ibid
28

kerugian (ROE mengarah

negative rasio berkisar

antara 0% sampai dengan

5%)

5 Tidak Sehat Bank mengalami kerugian

yang besar (ROE negativ,

rasio dibawah 0%)

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tahun 2011

c) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Beban operasional terhadap pendapatan operasional adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya. 0Rasio ini dirumuskan

dengan:

Bebanoperasional
BOPO= X 100 %
Pendapatan operasional

Tabel 2.6

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas

(BOPO)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat Tingkat efisiensi sangat

baik (rasio BOPO kurang


0
Ibid
29

dari 83%)

2 Sehat Tingkat efisiensi baik

(rasio BOPO berkisar

antara 83% sampai dengan

85%)

3 Cukup Sehat Tingkat efisiensi cukup

baik (rasio BOPO berkisar

antara 85% sampai dengan

87%)

4 Kurang Sehat Tingkat efisiensi cukup

baik (rasio BOPO berkisar

antara 87% sampai dengan

89%)

5 Tidak Sehat Tingkat efisiensi sangat

buruk (rasio BOPO diatas

89%)

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tahun 20110

d. Capital (Permodalan)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank yang mengandung

atau menghasilkan risiko, misalnya kredit atau pembiayaan yang

diberikan.0

0
Ibid
0
Ibid
30

Rasio ini dirumuskan dengan:

Modal
CAR= X 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Tabel 2.7

Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan (CAR)

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat Sehat CAR > 12%

2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%

3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%

4 Kurang Sehat 6% ≤ CAR < 8%

5 Tidak Sehat CAR ≤ 6%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tahun 2011

6. RGEC Dalam Perspektif Islam

Islam sangat menginginkan umatnya untuk mengantisipasi risiko

dan menganjurkan untuk melaksanakan perencanaan agar lebih baik di

masa yang akan datang. Tata kelola perusahaan konvensional dan syariah

memiliki banyak perbedaan sudut pandang. Yang paling pokok adalah

peletakkan ideology tauhid dalam perspektif Islam. Sementara pada

perspektif syariah lebih terfokus pada kesejahteraan umat. Dalam metode

RGEC lebih menekankan pada prinsip GCG dimana dalam Islam mengacu

pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah dan berbeda dengan konsep GCG dalam

pandangan dunia barat. Penerapan GCG merupakan wujud

pertanggungjawaban bank syariah kepada masyarakat bahwa suatu bank


31

syariah dikelola dengan baik, professional dan hati-hati dengan tetap

berupaya meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan

kepentingan stakeholders lainnya. Dalam pandangan Islam, Good

Corporate Governance harus mengintegrasikan aspek peraturan yang

didasarkan pada syariah dan ajaran moral Islam sebagai intinya.Tujuannya

adalah untuk menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan (check

and balance) dalam mencegah penyalahgunaan sumber daya dan tetap

mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan.0

Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. Al- Ahqaaf (46): 19

dijelaskan bahwasanya setiap individu mendapatkan balasan atas setiap

perbuatan atau pekerjaan mereka.

‫ت مِّمَّا َع ِملُ ۡوا‌ ۚ َولُِي َو ِّفَي ُهمۡ اَ ۡع َماهَلُمۡ َو ُهمۡ اَل يُ ۡظلَ ُم ۡو َن‬ ِ
ٌ ‫َول ُك ٍّل َد َر ٰج‬

Terjemahnya : “Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa


yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan
perbuatan mereka, dan mereka tidak dirugikan.” 0

Dari ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah pasti akan membalas

setiap amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka

kerjakan. Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

menunjukkan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan

mendapat hasil yang baik pula dari kinerjanya dan akan memberikan

keuntungan bagi organisainya.


0
Mentari Anggraini, "Analisis Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank Syariah
Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Studi pada PT. BRI, Tbk dan PT. BRI Syariah Periode
2011-2013)". Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 27 No.1 (2015)
0
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 504.
32

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Bank Mega Syariah

Laporan Keuangan

Metode RGEC

Risk Good Corporate Earnings Capital


Profile Governance
ROA CAR
NPF
ROE
FDR
BOPO

Analisis Data Keuangan

Kesehatan Bank:Sangat
BAB III Sehat/Sehat/
Cukup Sehat/Kurang Sehat/Tidak Sehat
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Metode kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menganalisis data-data laporan keuangan yang kemudian di tabulasikan untuk

membandingkan laporan keuangan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020

berdasarkan data laporan keuangan pada lembaga keuangan bank Mega

Syariah yang dipublikasikan untuk menentukan kategori kesehatan pada bank

tersebut. Desain penelitian ini adalah cross sectional atau penelitian potong

lintang.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara

keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu, dalam populasi terdapat

unit-unit populasi ataupun jumlah bagian-bagian populasi. Nanang

Martono mengartikan populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek

yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan dengan masalah penelitian.0

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan

bank Mega Syariah yang tersusun dalam bentuk tahunan.

0
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, (Cet.I;
Jakarta: Raja Grafindo, 2012), 125.
34

b. Sampel

Menurut Sugiharto dan kawan-kawan mendefinisikan sampel yaitu

sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan

prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.0

Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Bank Mega

Syariah periode 2016 – 2020.

C. Variable Penelitian

Menurut Sugiyono variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. 0 Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu laporan

keuangan Bank Mega Syariah.

D. Definisi Operasional

Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal

yaitu laporan keuangan Bank Mega Syariah, laporan keuangan dapat di ukur

menggunakan metode RGEC yang terdiri dari Risk Profile, Good Corporate

Governance, Earning, dan Capital, sebagai berikut:

1) Risk Profile

Profil resiko merupakan penilaian terhadap resiko inhiren dan kualitas

penerapan manajemen resiko dalam aktivitas operasional bank.

0
Sugiharto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryanto, Denny S. Oetomo, Tehnik
Sampling, (Cet, II; Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2003), 2.
0
Arnita Sari, Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi Kasus: PT. Bank Syariah
Mandiri, TBK Tahun 2015-2017) pada Fakultas Ekonomi (D.I.Yogyakarata:UNY,2019),59.
35

a. Rasio NPF (Non Performing Financing): yaitu pembiayaan yang

diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank

lain). Pembiayaan ini merupakan kualitas pembiayaan dengan kriteria

kurang lancar, masih diragukan, dan macet, Rasio NPF dapat dihitung

dengan membandingkan total pembiayaan dengan pembiayaan

bermasalah. Semakin kecil rasio NPF maka akan semakin baik kualitas

asset suatu bank. Rasio NPF dinyatakan dalam bentuk persentase (%)

dengan menggunakan skala rasio.0

b. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio): yaitu rasio pembiayaan yang

diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valute asing, tidak

termasuk kredit kepada bank lain, namun terhadap dana pihak ketiga

yang mencakup giro, tabungan dan deposito. Rasio FDR dapat

dihitung dengan membandingkan besarnya pinjaman yang diberikan

dengan jumlah dana pihak ketiga. Rasio yang besar menunjukkan

bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya atau tidak liquid.

Sebaliknya rasio yang kecil menunjukkan bank yang liquid dengan

kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan. Rasio FDR

dinyatakan dalam bentuk presentase (%) dengan menggunkan skala

rasio.0

2) Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate governance (GCG) adalah konsep untuk peningkatan

kinerja perusahaan melalui supervise atau monitoring kinerja manajemen

0
Hadisoewito Slamet, “Prinsip Dasar Kehati-hatian Dan Penilaian Bank”, 119
0
Ibid
36

dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan

mendasarkan pada kerangka peraturan.

3) Earning (Rentabilitas)

Earning yaitu penilaian kemampuan bank dalam menghasilkan laba

dengan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) dan rasio Return On

Equity (ROE).

a. Rasio ROA (Return On Assets): merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan

pendapatan investasi. Rasio ROA dapat dihitung dengan

membandingkan laba operasional dengan total aktiva. Semakin besar

rasio ROA maka akan semakin baik kinerja keuangan perusahaan.

Rasio ROA dinyatakan dalam bentuk presentase (%).

b. Rasio ROE (Return On Equity): adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih

dikaitkan dengan pembayaran deviden. Rasio ROE dihitung dengan

membandingkan laba bersih dengan modal sendiri. Semakin besar

rasio ROE maka semakin besar kenaikan laba bersih bank yang

bersangkutan. Rasio ROE dinyatakan dalam bentuk presentase (%).0

c. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisien dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin


0
Ibid
37

kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan bank

tersebut dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio BOPO

dinyatakan dalam bentuk persentase (%) dalam skala rasio.

4) Capital (Permodalan)

Capital (permodalan), yaitu metode penilaian bank berdasarkan

permodalan yang dimiliki bank dengan menggunakan rasio Capital

Adequacy Ratio (CAR).

a. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) penilaian faktor permodalan

didasarkan pada perbandingan jumlah modal terhadap total aktiva

tertimbang menurut risiko. Semakin besar rasio CAR maka semakin

bagus kualitas permodalan bank tersebut. Rasio CAR dinyatakan

dalam bentuk persentase (%) dengan menggunkan skala rasio.0

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dengan cara

melihat atau menyalin catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan

penelitian.0 Dalam penelitian ini data diperoleh melalui internet yang

dipublikasikan di https://www.megasyariah.co.id

Ibid
0

Yeusy Gandawari, William A. Areros dan Dantje Keles. Analisis Tingkat Kesehatan
0

Bank Menggunakan Metode RGEC pada PT. Bank Sulutgo Periode 2014-2016.
38

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah laporan keuangan dengan

menggunakan metode RGEC. Data yang diperoleh pada penelitian ini

dianalisa secara deskriptif. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian diolah

dengan rumus yang sesuai pada definisi operasional. Langkah-langkah yang

digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank untuk masing-masing faktor

dan komponennya adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data dari laporan keuangan perusahaan berkaitan

dengan variabel penelitian.

2. Melakukan pemeringkatan masing-masing analisis NPF, FDR, GCG,

ROA, ROE, BOPO, dan CAR.

3. Menetapkan peringkat komposit penilaian tingkat kesehatan bank dari

tahun 2016 hingga tahun 2020. Nilai komposit untuk rasio keuangan

masing-masing komponen yang menempati peringkat komposit akan

bernilai sebagai berikut: 0

a) Peringkat 1 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 5

b) Peringkat 2 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 4

c) Peringkat 3 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 3

d) Peringkat 4 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 2

e) Peringkat 5 = setiap kali ceklist dikalikan dengan 1

Nilai komposit yang telah diperoleh dari mengalikan tiap ceklist

kemudian ditentukan bobotnya dengan mempersentasikan. Adapun

0
Surat Edaran Bank Indonesia, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, No 9/24/DPBS 2007
39

bobot/persentase untuk menentukan peringkat komposit keseluruhan

komponen sebagai berikut:

Tabel 3.1

Bobot Penetapan Peringkat Komposit

Bobot % Peringkat Komposit Keterangan

86-100 PK 1 Sangat Sehat

71-85 PK 2 Sehat

61-70 PK 3 Cukup Sehat

41-60 PK 4 Kurang Sehat

<40 PK 5 Tidak Sehat

Sumber: Refmasari dan Setiawan, (2014)

Jumlah Nilai Komposit


Peringkat Komposit= X 100 %
Total nilai komposit keseluruhan

4. Menarik kesimpulan terhadap tingkat kesehatan bank sesuai dengan

standar perhitungan kesehatan bank yang telah ditentukan oleh Bank

Indonesia berdasarkan perhitungan analisis rasio tersebut.0

0
Ibid
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Umum Bank Mega Syariah

Riwayat PT Bank Mega Syariah dicatat sejak pendirian PT Bank

Umum Tugu (Bank Tugu) pada 14 juli 1990. Riwayat tersebut bermula

dari pengakuisisianBank Tugu pada 2001. Bank Umum konvesional

tersebut diakuisisi CT. Corpora-dahulu bernama Para Group – melalui PT

Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama. Bank Tugu

dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mega di Indonesia (BSMI) pada 27

juli 2004 dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai upaya

pertama pengkonversian Bank Umum Konvensional menjadi Bank umum

Syariah.

Pada tanggal 25 Agustus 2004 BSMI resmi beroperasi. Hampir 3

tahun kemudian, 7 November 2007 pemegang saham memutuskan

perubahan bentuk logo BSMI ke-bentuk logo Bank Umum Konvensional

dan sejak 2 November 2010 – sekarang, Bank ini berganti nama menjadi

PT Bank Mega Syariah. Sejak 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah telah

menjadi bank devisa, dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan

transaksi devisa dan terlibat dalam perdagangan Internasional. Strategi

perluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan
41

posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum syariah terbaik

di Indonesia.0

Selain itu, pada 8 April 2009 Bank Mega Syariah memperoleh izin dari

Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai bank

penerima setoran penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH). Tahun

berikutnya 2010 Bank Mega Syariah menjadi bank syariah pertama yang

menerapkan aplikasi switching BPS BPIH proses transformasi dimulai

pada 2011 logo baru diperkenalkan sebagai bagian dari proses

transformasi. Dua tahun kemudian, 2013 bank ini memindahkan kantor

pusatnya ke-menara mega syariah Jakarta. Pada tahun yang sama masih

dalam rangka proses transformasi, visi dan misi Bank Mega Syariah

disempurnakan untuk mewujudkan visi “Tumbuh dan sejahtera bersama

bangsa “.CT Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki

komitmen dan tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega

Syariah sebagai bank umum syariah terbaik di Industri perbankan syariah

nasional.

2. Visi dan Misi

 Visi

“Tumbuh dan sejahtera bersama bangsa”

a. Misi

1. Bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui sinergi

dan semua pemangku kepentingan.

0
www.megasyariah.co.id “Sejarah Bank Mega Syariah, Visi dan Misi”. Diakses 10
agustus 2021
42

2. Menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat bersama

sebagai wujud komitmen dalam berkarya dan beramal.

3. Senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi

mengembangkan produk serta layanan terbaik yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.0

B. Hasil Penelitian

1. Penilaian Kesehatan Bank

Penilaian kesahatan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan

bank dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal

dan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Tingkat kesehatan

bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut.

Menurut peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang penilaian

kesehatan bank, peringkat komposit memiliki pengertian hasil terakhir

penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian kesehatan bank meliputi

faktor-faktor sebagai berikut:0

a. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Risk Profile

1) Risiko Kredit (NPF)

Pada penelitian ini untuk mengetahui risiko kredit dihitung

menggunakan rasio NPF (Non Performing Financing). Rasio

keunagan ini menerangkan bahwa NPF diperoleh dari pembiayaan

bermasalah yaitu pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank

0
Ibid
0
Hadisoewito Slamet, Prinsip Dasar Kehati-hatian Dan Penilaian Bank 2011 Jakarta,
110
43

yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan

total pembiayaan kepada pihak ketiga bukan bank. Dengan

demikian maka perhitungan rasio Non Performing Financing

adalah sebagai berikut:

Pembiayaan bermasalah
NPF= X 100 %
Total pembiayaan

Tabel 4.1

Non Performing Financing (NPF)

Periode NPF (%)

2016 3,30

2017 2,95

2018 2,15

2019 1,72

2020 1,69

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

2) Risiko Likuiditas (FDR)

Pada penelitian ini untuk mengetahui risiko likuiditas dihitungan

menggunakan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio). Rasio

keuangan ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank

dengan cara membandingkan antara jumlah pembiayaan yang

diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga. Pembiayaan yang

diberikan tidak termasuk pembiayaan kepada bank lain. Dana


44

pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berkala dan

sertifikat deposito.

Total Pembiayaan
FDR= X 100 %
Dana Pihak Ketiga

Tabel 4.2

Financing to Deposit Ratio (FDR)

Periode FDR (%)

2016 95,24

2017 91,05

2018 90,88

2019 94,53

2020 63,94

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

b. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Good Corporate

Governance (GCG)

Faktor Good Corporate Governance diperoleh dari hasil laporan

tahunan tata kelola PT. Bank Mega Syariah dari tahun 2016-2020.

Adapun laporannya sebagai berikut:

Table 4.3

Good Corporate Governance (GCG)

Periode GCG
45

2016 Sehat

2017 Sehat

2018 Sangat Sehat

2019 Sehat

2020 Sehat

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

c. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari Rentabilitas (Earnings)

Dalam penelitian ini digunakan 3 komponen penilaian yaitu:

Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Beban

Operasional terhadap Pendapatan (BOPO). Rasio ini dihitung untuk

mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.

Semakin kecil rasio ini berarti bank kurang mampu dalam mengelolah

asset untuk meningkatkan pendapatan dana menekan biaya.

1) Return On Asset (ROA)

Rasio pertama adalah rasio Return On Asset (ROA).

Informasi keuangan yang dibutuhkan untuk menghitung rasio ini

adalah laba sebelum pajak dibagi dengan total asset. Rasio ini

dirumuskan dengan:

laba sebelum pajak


ROA= X 100 %
Total asset

Tabel 4.4

Return On Asset (ROA)

Periode ROA (%)


46

2016 2,63

2017 1,56

2018 0,93

2019 0,89

2020 1,74

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

2) Return On Equity (ROE)

Rasio kedua adalah rasio Return On Equity (ROE).

Informasi keuangan yang dibutuhkan untuk menghitung rasio ini

adalah laba setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini

dirumuskan dengan:

laba setelah pajak


ROE= X 100 %
Modal sendiri

Tabel 4.5

Return On Equity (ROE)

Periode ROE (%)

2016 11,97

2017 6,75

2018 4,08

2019 4,27

2020 9,76

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

3) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)


47

Rasio ketiga adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini

dihitung dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

Bebanoperasional
BOPO= X 100 %
Pendapatan operasional

Tabel 4.6

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Periode BOPO (%)

2016 88,16

2017 89,16

2018 93,84

2019 93,71

2020 85,52

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

d. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari Permodalan (Capital)

Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy

Ratio (CAR). CAR merupakan rasio penilaian faktor permodalan

yang didasarkan pada perbandingan jumlah modal terhadap total

aktiva tertimbang menurut risiko. Semakin besar rasio CAR maka

semakin bagus kualitas permodalan bank. Rasio CAR dirumuskan

sebagai berikut:
48

Modal
CAR= X 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Tabel 4.7

Capital Adequacy Ratio (CAR)

Periode CAR (%)

2016 23,53

2017 22,19

2018 20,54

2019 19,96

2020 24,15

Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Mega Syariah, 2016-2020

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Kinerja Keuangan PT. Bank Mega Syariah Berdasarkan

Metode RGEC Pada Tahun 2016-2020.

Tabel 4.8

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah, Tbk Tahun 2016

Tahu Kompo Rasio Rasi Paringkat Kriteria Kompo

n nen o sit

(%) 1 2 3 4 5
49

Risk FDR 95,24 √ Cukup

Profile sehat

NPF 3,30 √ Sehat Cukup

2016 GCG √ Sehat Sehat

Earnin ROA 2,63 √ Tidak

gs sehat

ROE 11,97 √ Cukup

sehat

BOPO 88,16 √ Kurang

sehat

Capital CAR 23,53 √ Sangat

sehat

Nilai Komposit 5 8 6 2 1 22:35 x 100% =

62,85%

Sumber: Data Sekunder yang diolah Peneliti, 2021

Jumlah Nilai Komposit


Peringkat Komposit= X 100 %
Total nilai komposit keseluruhan

22
Nilai Komposit = X 100 %
35

= 62,85%
50

1. Pada tahun 2016 PT. Bank Mega Syariah memperoleh FDR

(Financing to Deposit Ratio) sebesar 95,24% yang berarti setiap dana

yang dihimpun bank dapat mendukung pinjaman yang diberikan,

dalam hal ini bank dapat mengelolah simpanan dalam bentuk biaya

pembiayaan sebesar 95,24%. Sehingga kemampuan menghasilkan laba

suatu bank akan meningkat seiring peningkatan pemberian kredit atau

pembiayaan. Sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada

di Surat Edaran Bank Indonesia memiliki FDR sebesar 95,24% dengan

tingkat komposit 3 dan predikat cukup sehat karena melebihi 85% dan

kurang dari 100%.

2. Pada tahun 2016 diperoleh NPF (Non performing Financing) sebesar

3,30% berarti terdapat 3,30% dana yang termasuk dalam pembiayaan

kurang lancar, diragukan dan macet dari total pembiayaan yang

diberikan oleh bank. Semakin besar NPF menunjukkan jika bank

kurang baik dalam menyeleksi calon peminjam. Dan sesuai dengan

matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank

Indonesia memiliki NPF sebesar 3,30% dengan tingkat komposit 2 dan

predikat sehat karena melebihi 2% dan kurang dari 5%.

3. Good Corporate Governance, pada tahun 2016 PT. Bank Mega

Syariah memperoleh predikat sehat berdasarkan hasil self assessment

PT. Bank Mega Syariah yang diperoleh dari laporan tata kelolah

perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2016 PT. Bank

Mega Syariah melakukan manajemen yang baik dan mengikuti


51

prinsip-prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan

oleh Peraturan Bank Indonesia.

4. Pada tahun 2016 diperoleh ROA (Return On Asset) sebesar 2,63%

berarti tingkat produktivitas asset dari rata-rata total asset yang

digunakan menghasilkan laba sebesar 2,63%. Semakin tinggi

persentase maka tingkat produktivitas akan semakin meningkat. Dan

sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki ROA sebesar 2,63% dengan tingkat

komposit 5 dan predikat tidak sehat karena melebihi 0%.

5. Pada tahun 2016 PT. Bank Mega Syariah memperoleh ROE (Return

On Equity) sebesar 11,97%, berarti terdapat 11,97% laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan di bank. Semakin besar

persentase ROE maka semakin besar kenaikan laba bersih yang

diperoleh bank, dan sebaliknya semakin kecil persentase ROE maka

semakin kecil laba bersih yang diterima oleh bank. Dan sesuai dengan

matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank

Indonesia memiliki ROE sebesar 11,97% dengan tingkat komposit 3

dan predikat cukup sehat karena kurang dari 12,5%.

6. Pada tahun 2016 PT. Bank Mega Syariah memperoleh BOPO sebesar

88,16%, berarti terdapat 88,16% biaya operasional yang digunakan

untuk kegiatan operasional bank. Semakin besar persentase BOPO

maka semakin efisien biaya operasioanal yang dikeluarkan bank, dan

sebaliknya semakin kecil persentase BOPO maka menunjukkan


52

kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan

dapat menimbulkan kerugian bank. Dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki BOPO sebasar 88,16% dengan tingkat komposit 4 dan

predikat kurang sehat karena melebihi 87% dan kurang dari 89%.

7. Pada tahun 2016 PT. Bank Mega Syariah memperoleh CAR (Capital

Adequacy Ratio) sebesar 23,53%, dalam arti seluruh permodalan yang

dimiliki bank tersebut dapat mengantisipasi kemungkinan risiko kredit

sebesar 23,53%. Dan sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit

yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia memiliki CAR sebesar

23,53% dengan tingkat komposit 1 dan predikat sangat sehat karena

melebihi batas minimal yaitu 12%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 PT. Bank

Mega Syariah selama tahun 2016 memperoleh peringkat komposit

akhir 3 dengan kategori CUKUP SEHAT sebab dari perhitungan nilai

komposit diperoleh nilai sebesar 62,85% atau 61% ≤ PK< 70% yang

artinya bank tersebut dikategorikan cukup sehat.

Tabel 4.9

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah, Tbk Tahun 2017

Tahu Kompon Rasio Rasio Paringkat Kriteria kompos

n en (%) it

1 2 3 4 5
53

Risk FDR 91,05 √ Cukup

Profile sehat

NPF 2,95 √ Sehat Kurang

2017 GCG Sehat Sehat

Earnings ROA 1,56 √ Tidak

sehat

ROE 6,75 √ Cukup

sehat

BOP 89,16 √ Tidak

O sehat

Capital CAR 22,19 √ Sangat

sehat

Nilai Komposit 5 4 6 0 2 17:35 x 100% =

48,57%

Sumber: Data Sekunder yang diolah Peneliti, 2021

Jumlah Nilai Komposit


Peringkat Komposit= X 100 %
Total nilai komposit keseluruhan

17
Nilai Komposit = X 100 %
35

= 48,57%
54

1. Pada tahun 2017 PT. Bank Mega Syariah memperoleh FDR

(Financing to Deposit Ratio) sebesar 91,05%. Pada tahun 2017 bank

mengalami penurunan persentase FDR yang mencapai 4,19% dari

95,24% ditahun 2016 dan menjadi 91,05% ditahun 2017, hal ini

menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh bank akan

menurun sehingga kemampuan menghasilkan laba suatu bank akan

menurun seiring penurunan pemberian kredit atau pembiayaan, dan

sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki FDR sebesar 91,05% dengan tingkat

komposit 3 dan predikat cukup sehat karena melebihi 85% dan kurang

dari 100%.

2. Pada tahun 2017 diperoleh NPF (Non performing Financing) sebesar

2,95% berarti terdapat 2,95% dana yang termasuk dalam pembiayaan

kurang lancar, diragukan dan macet dari total pembiayaan yang

diberikan oleh bank. Pada tahun 2017 bank mengalami penurunan

persentase NPF yang mencapai 0,35% dari 3,30% ditahun 2016 dan

menjadi 2,95% ditahun 2017, Semakin kecil nilai NPF maka semakin

baik karena bank mampu menyeleksi calon peminjam, dan sesuai

dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran

Bank Indonesia memiliki NPF sebesar 2,59% dengan tingkat komposit

2 dan predikat sehat karena melebihi 2% dan kurang dari 5%.

3. Good Corporate Governance, pada tahun 2017 PT. Bank Mega

Syariah memperoleh predikat sehat berdasarkan hasil self assessment


55

PT. Bank Mega Syariah yang diperoleh dari laporan tata kelolah

perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2017 PT. Bank

Mega Syariah melakukan manajemen yang baik dan mengikuti

prinsip-prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan

oleh Peraturan Bank Indonesia.

4. Pada tahun 2017 diperoleh ROA (Return On Asset) sebesar 1,56%

berarti tingkat produktivitas asset dari rata-rata total asset yang

digunakan dalam menghasilkan laba sebesar 1,56%. Pada tahun 2017

terdapat penurunan produktivitas penggunaan asset sebesar 1,07%

yang mana pada tahun 2016 memiliki 2,63% dan tahun 2017 menjadi

1,56%, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2017 tingkat

produktivitas asset yang digunakan untuk menghasilkan laba menurun,

dan sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki ROA sebesar 1,56% dengan tingkat

komposit 5 dan predikat tidak sehat karena melebihi 0%.

5. Pada tahun 2017 PT. Bank Mega Syariah memperoleh ROE (Return

On Equity) sebesar 6,75%, berarti terdapat 6,75% laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan di bank. Pada tahun

2017 ROE mengalami penurunan sebesar 5,22% dari 11,97% di tahun

2016 menjadi 6,75% ditahun 2017, hal ini menunjukkan jika pada

tahun 2017 laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri yang

ditanamkan dibank semakin menurun, dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia


56

memiliki ROE sebesar 6,75% dengan tingkat komposit 3 dan predikat

cukup sehat karena kurang dari 12,5%.

6. Pada tahun 2017 PT. Bank Mega Syariah memperoleh BOPO sebesar

89,16%, berarti terdapat 89,16% biaya operasional yang digunakan

untuk kegiatan operasional bank. Pada tahun 2017 terdapat

peningkatan persentase BOPO sebesar 1% dari 88,16% di tahun 2016

menjadi 89,16% ditahun 2017, hal ini menunjukkan jika bank tidak

baik karena pada tahun 2017 bank tidak mampu menekan biaya

operasional dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan sesuai

dengan matriks penetapan nilai komposit yang di Surat Edaran Bank

Indonesia memiliki BOPO sebasar 89,16% dengan tingkat komposit 5

dan predikat tidak sehat karena melebihi 89%.

7. Pada tahun 2017 PT. Bank Mega Syariah memperoleh CAR (Capital

Adequacy Ratio) sebesar 22,19%. Pada tahun 2017 persentase CAR

mengalami penurunan sebesar 1,34% dari 23,53% di tahun 2016

menjadi 22,19% ditahun 2017 yang berarti pada tahun 2017

permodalan yang digunakan untuk mengantisipasi risiko kredit

semakin kecil dan akan menjadi buruk jika penurunan terjadi secara

berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki CAR sebesar 22,59% dengan tingkat komposit 1 dan predikat

sangat sehat karena melebihi batas minimal yaitu 12%.


57

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2017 PT. Bank

Mega Syariah selama tahun 2017 memperoleh peringkat komposit

akhir 4 dengan kategori KURANG SEHAT sebab dari perhitungan

nilai komposit diperoleh nilai sebesar 48,57% atau 41% ≤ PK< 60%

yang artinya bank tersebut dikategorikan kurang sehat.

Tabel 4.10

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah, Tbk Tahun 2018

Tahu Kompon Rasio Rasio Paringkat Kriteria kompos

n en (%) it

1 2 3 4 5

Risk FDR 90,88 √ Cukup

Profile sehat

NPF 2,15 √ Sehat Kurang

2018 Sehat
GCG Sangat

sehat

Earnings ROA 0,93 √ Tidak

sehat

ROE 4,08 √ Kurang

sehat

BOP 93,84 √ Tidak

O sehat

Capital CAR 20,54 √ Sangat

sehat
58

Nilai Komposit 5 4 3 2 2 16:35 x 100% =

45,71%

Sumber: Data Sekunder yang diolah Peneliti, 2021

16
Nilai Komposit = X 100 %
35

= 45,71%

1. Pada tahun 2018 PT. Bank Mega Syariah memperoleh FDR

(Financing to Deposit Ratio) sebesar 90,88%. Pada tahun 2018 bank

mengalami penurunan persentase FDR yang mencapai 0,17%% dari

91,05% ditahun 2017 dan menjadi 90,88% ditahun 2017, hal ini

menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh bank akan

menurun sehingga kemampuan menghasilkan laba suatu bank akan

menurun seiring penurunan pemberian kredit atau pembiayaan, dan

sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki FDR sebesar 90,88% dengan tingkat

komposit 3 dan predikat cukup sehat karena melebihi 85% dan kurang

dari 100%.

2. Pada tahun 2018 diperoleh NPF (Non performing Financing) sebesar

2,15% berarti terdapat 2,15% dana yang termasuk dalam pembiayaan

kurang lancar, diragukan dan macet dari total pembiayaan yang

diberikan oleh bank. Pada tahun 2018 bank mengalami penurunan

persentase NPF yang mencapai 0,8% dari 2,95% ditahun 2017 dan
59

menjadi 2,15% ditahun 2018, Semakin kecil nilai NPF maka semakin

baik karena bank mampu menyeleksi calon peminjam, dan sesuai

dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran

Bank Indonesia memiliki NPF sebesar 2,15% dengan tingkat komposit

2 dan predikat sehat karena melebihi 2% dan kurang dari 5%.

3. Good Corporate Governance, pada tahun 2018 PT. Bank Mega

Syariah memperoleh predikat sangat sehat berdasarkan hasil self

assessment PT. Bank Mega Syariah yang diperoleh dari laporan tata

kelolah perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2018 PT.

Bank Mega Syariah melakukan manajemen yang baik dan mengikuti

prinsip-prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan

oleh Peraturan Bank Indonesia.

4. Pada tahun 2018 diperoleh ROA (Return On Asset) sebesar 0,93%

berarti tingkat produktivitas asset dari rata-rata total asset yang

digunakan dalam menghasilkan laba sebesar 0,93%. Pada tahun 2018

terdapat penurunan produktivitas penggunaan asset sebesar 0,63%

yang mana pada tahun 2017 memiliki 1,56% dan tahun 2018 menjadi

0,93%, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2018 tingkat

produktivitas asset yang digunakan untuk menghasilkan laba menurun,

dan sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki ROA sebesar 0,93% dengan tingkat

komposit 5 dan predikat tidak sehat karena melebihi 0%.


60

5. Pada tahun 2018 PT. Bank Mega Syariah memperoleh ROE (Return

On Equity) sebesar 4,08%, berarti terdapat 4,08% laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan di bank. Pada tahun

2018 ROE mengalami penurunan sebesar 2,67% dari 6,75% di tahun

2017 dan menjadi 4,08% ditahun 2018, hal ini menunjukkan jika pada

tahun 2018 laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri yang

ditanamkan dibank semakin menurun, dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki ROE sebesar 4,08% dengan tingkat komposit 4 dan predikat

kurang sehat karena kurang dari 5%.

6. Pada tahun 2018 PT. Bank Mega Syariah memperoleh BOPO sebesar

93,84%, berarti terdapat 93,84% biaya operasional yang digunakan

untuk kegiatan operasional bank. Pada tahun 2018 terdapat

peningkatan persentase BOPO sebesar 4,68% dari 89,16% di tahun

2017 menjadi 93,84% ditahun 2018, hal ini menunjukkan jika bank

tidak baik karena pada tahun 2018 bank tidak mampu menekan biaya

operasional dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan sesuai

dengan matriks penetapan nilai komposit yang di Surat Edaran Bank

Indonesia memiliki BOPO sebasar 93,84% dengan tingkat komposit 5

dan predikat tidak sehat karena melebihi 89%.

7. Pada tahun 2018 PT. Bank Mega Syariah memperoleh CAR (Capital

Adequacy Ratio) sebesar 20,54%. Pada tahun 2018 persentase CAR

mengalami penurunan sebesar 1,69% dari 22,19% di tahun 2017


61

menjadi 20,54% ditahun 2018 yang berarti pada tahun 2018

permodalan yang digunakan untuk mengantisipasi risiko kredit

semakin kecil dan akan menjadi buruk jika penurunan terjadi secara

berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki CAR sebesar 20,54% dengan tingkat komposit 1 dan predikat

sangat sehat karena melebihi batas minimal yaitu 12%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2018 PT. Bank

Mega Syariah selama tahun 2018 memperoleh peringkat komposit

akhir 4 dengan kategori KURANG SEHAT sebab dari perhitungan

nilai komposit diperoleh nilai sebesar 45,71% atau 41% ≤ PK< 60%

yang artinya bank tersebut dikategorikan kurang sehat.

Tabel 4.11

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah, Tbk Tahun 2019

Tahu Kompon Rasi Rasi Paringkat Kriteria kompos

n en o o it

(%) 1 2 3 4 5

Risk FDR 94,53 √ Cukup

Profile sehat

NPF 1,72 √ Sangat Kurang

2019 sehat Sehat

GCG Sehat

Earnings ROA 0,89 √ Tidak


62

sehat

ROE 4,27 √ Kurang

sehat

BOP 93,71 √ Tidak

O sehat

Capital CAR 19,96 √ Sangat

sehat

Nilai Komposit 1 0 3 2 2 17:35 x 100% =

0 48,57%

Sumber: Data Sekunder yang diolah Peneliti, 2021

Jumlah Nilai Komposit


Peringkat Komposit= X 100 %
Total nilai komposit keseluruhan

17
Nilai Komposit = X 100 %
35

= 48,57%

1. Pada tahun 2019 PT. Bank Mega Syariah memperoleh FDR

(Financing to Deposit Ratio) sebesar 94,53%. Pada tahun 2019 bank

mengalami peningkatan persentase FDR yang mencapai 3,65%% dari

90,88% ditahun 2018 dan menjadi 94,53% ditahun 2019, hal ini

menunjukkan bahwa pembiayaan yang disalurkan oleh bank akan


63

meningkat sehingga kemampuan menghasilkan laba suatu bank akan

meningkat seiring peningkatan pemberian kredit atau pembiayaan, dan

sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki FDR sebesar 94,53% dengan tingkat

komposit 3 dan predikat cukup sehat karena melebihi 85% dan kurang

dari 100%.

2. Pada tahun 2019 diperoleh NPF (Non performing Financing) sebesar

1,72% berarti terdapat 1,72% dana yang termasuk dalam pembiayaan

kurang lancar, diragukan dan macet dari total pembiayaan yang

diberikan oleh bank. Pada tahun 2019 bank mengalami penurunan

persentase NPF yang mencapai 0,43% dari 2,15% ditahun 2018 dan

menjadi 1,72% ditahun 2019, Semakin kecil nilai NPF maka semakin

baik karena bank mampu menyeleksi calon peminjam, dan sesuai

dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran

Bank Indonesia memiliki NPF sebesar 1,72% dengan tingkat komposit

1 dan predikat sangat sehat karena melebihi dari 1,5%.

3. Good Corporate Governance, pada tahun 2019 PT. Bank Mega

Syariah memperoleh predikat sehat berdasarkan hasil self assessment

PT. Bank Mega Syariah yang diperoleh dari laporan tata kelolah

perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2019 PT. Bank

Mega Syariah melakukan manajemen yang baik dan mengikuti

prinsip-prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan

oleh Peraturan Bank Indonesia.


64

4. Pada tahun 2019 diperoleh ROA (Return On Asset) sebesar 0,89%

berarti tingkat produktivitas asset dari rata-rata total asset yang

digunakan dalam menghasilkan laba sebesar 0,89%. Pada tahun 2019

terdapat penurunan produktivitas penggunaan asset sebesar 0,04%

yang mana pada tahun 2018 memiliki 0,93% dan menjadi 0,89% di

tahun 2019, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019 tingkat

produktivitas asset yang digunakan untuk menghasilkan laba menurun,

dan sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat

Edaran Bank Indonesia memiliki ROA sebesar 0,89% dengan tingkat

komposit 5 dan predikat tidak sehat karena melebihi 0%.

5. Pada tahun 2019 PT. Bank Mega Syariah memperoleh ROE (Return

On Equity) sebesar 4,27%, berarti terdapat 4,27% laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan di bank. Pada tahun

2019 ROE mengalami peningkatan sebesar 0,19% dari 4,08% di tahun

2018 dan menjadi 4,27% ditahun 2019, hal ini menunjukkan jika pada

tahun 2019 laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri yang

ditanamkan dibank semakin meningkat, dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki ROE sebesar 4,27% dengan tingkat komposit 4 dan predikat

kurang sehat karena kurang dari 5%.

6. Pada tahun 2019 PT. Bank Mega Syariah memperoleh BOPO sebesar

93,71%, berarti terdapat 93,71% biaya operasional yang digunakan

untuk kegiatan operasional bank. Pada tahun 2019 terdapat penurunan


65

persentase BOPO sebesar 0,13% dari 93,84% di tahun 2018 menjadi

93,71% ditahun 2019, hal ini menunjukkan jika bank semakin baik

karena pada tahun 2019 bank mampu menekan biaya operasional

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki BOPO sebasar 93,71% dengan tingkat komposit 5 dan

predikat tidak sehat karena melebihi 89%.

7. Pada tahun 2019 PT. Bank Mega Syariah memperoleh CAR (Capital

Adequacy Ratio) sebesar 19,96%. Pada tahun 2019 persentase CAR

mengalami penurunan sebesar 0,58% dari 20,54% di tahun 2018

menjadi 19,96% ditahun 2019 yang berarti pada tahun 2019

permodalan yang digunakan untuk mengantisipasi risiko kredit

semakin kecil dan akan menjadi buruk jika penurunan terjadi secara

berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki CAR sebesar 19,96% dengan tingkat komposit 1 dan predikat

sangat sehat karena melebihi batas minimal yaitu 12%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2019 PT. Bank

Mega Syariah selama tahun 2019 memperoleh peringkat komposit

akhir 4 dengan kategori KURANG SEHAT sebab dari perhitungan

nilai komposit diperoleh nilai sebesar 48,57% atau 41% ≤ PK< 60%

yang artinya bank tersebut dikategorikan kurang sehat.

Tabel 4.12
66

Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Bank Mega Syariah, Tbk Tahun 2020

Tahu Kompon Rasi Rasi Paringkat Kriteria kompo

n en o o sit

(%) 1 2 3 4 5

Risk FDR 63,9 √ Sangat

Profile 4 sehat

NPF 1,69 √ Sehat Sehat

2020 GCG Sehat

Earnings ROA 1,74 √ Sangat

sehat

ROE 9,76 √ Cukup

sehat

BOP 85,5 √ Cukup

O 2 sehat

Capital CAR 24,1 √ Sangat

5 sehat

Nilai Komposit 1 4 6 0 0 25:35 x 100% =

5 71,42%

Sumber: Data Sekunder yang diolah Peneliti, 2021

Jumlah Nilai Komposit


Peringkat Komposit= X 100 %
Total nilai komposit keseluruhan
67

25
Nilai Komposit = X 100 %
35

=71,42 %

1. Pada tahun 2020 PT. Bank Mega Syariah memperoleh FDR

(Financing to Deposit Ratio) sebesar 63,94%. Pada tahun 2020 bank

mengalami penurunan persentase FDR yang mencapai 30,59%% dari

94,53% ditahun 2019 dan menjadi 63,94% ditahun 2020, hal ini

menunjukkan laba bersih dari kegiatan operasional perbankan dapat

mengalami penurunan, dan sesuai dengan matriks penetapan nilai

komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia memiliki FDR

sebesar 63,94% dengan tingkat komposit dan predikat sangat sehat

karena kurang dari 75%.

2. Pada tahun 2020 diperoleh NPF (Non performing Financing) sebesar

1,69% berarti terdapat 1,69% dana yang termasuk dalam pembiayaan

kurang lancar, diragukan dan macet dari total pembiayaan yang

diberikan oleh bank. Pada tahun 2020 bank mengalami penurunan

persentase NPF yang mencapai 0,03% dari 1,72% ditahun 2019 dan

menjadi 1,69% ditahun 2020, Semakin kecil nilai NPF maka semakin

baik karena bank mampu menyeleksi calon peminjam, dan sesuai

dengan matriks penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran

Bank Indonesia memiliki NPF sebesar 1,69% dengan tingkat komposit

2 dan predikat sehat karena kurang dari 2%.


68

3. Good Corporate Governance, pada tahun 2020 PT. Bank Mega

Syariah memperoleh predikat sehat berdasarkan hasil self assessment

PT. Bank Mega Syariah yang diperoleh dari laporan tata kelolah

perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2020 PT. Bank

Mega Syariah melakukan manajemen yang baik dan mengikuti

prinsip-prinsip GCG sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan

oleh Peraturan Bank Indonesia.

4. Pada tahun 2020 diperoleh ROA (Return On Asset) sebesar 1,74%

berarti tingkat produktivitas asset dari rata-rata total asset yang

digunakan dalam menghasilkan laba sebesar 1,74%. Pada tahun 2020

terdapat peningkatan produktivitas penggunaan asset sebesar 0,85%

yang mana pada tahun 2019 memiliki 0,89% dan menjadi 1,74% di

tahun 2020, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2020 tingkat

produktivitas asset yang digunakan untuk menghasilkan laba

meningkat, dan sesuai dengan matriks penetapan nilai komposit yang

ada di Surat Edaran Bank Indonesia memiliki ROA sebesar 1,74%

dengan tingkat komposit 1 dan predikat sangat sehat karena kurang

dari 1,5%.

5. Pada tahun 2020 PT. Bank Mega Syariah memperoleh ROE (Return

On Equity) sebesar 9,76%, berarti terdapat 9,76% laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan di bank. Pada tahun

2020 ROE mengalami peningkatan sebesar 5,49% dari 4,27% di tahun

2019 dan menjadi 9,76% ditahun 2020, hal ini menunjukkan jika pada
69

tahun 2020 laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri yang

ditanamkan dibank semakin meningkat, dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki ROE sebesar 9,76% dengan tingkat komposit 3 dan predikat

cukup sehat karena kurang dari 12,5%.

6. Pada tahun 2020 PT. Bank Mega Syariah memperoleh BOPO sebesar

85,52%, berarti terdapat 85,52% biaya operasional yang digunakan

untuk kegiatan operasional bank. Pada tahun 2020 terdapat penurunan

persentase BOPO sebesar 8,19% dari 93,71% di tahun 2019 menjadi

85,52% ditahun 2020, hal ini menunjukkan jika bank semakin baik

karena pada tahun 2020 bank mampu menekan biaya operasional

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang di Surat Edaran Bank Indonesia

memiliki BOPO sebasar 85,52% dengan tingkat komposit 3 dan

predikat cukup sehat karena melebihi dari 85%.

7. Pada tahun 2020 PT. Bank Mega Syariah memperoleh CAR (Capital

Adequacy Ratio) sebesar 24,15%. Pada tahun 2020 persentase CAR

mengalami peningkatan sebesar 4,19% dari 19,96% di tahun 2019

menjadi 24,15% ditahun 2020 yang berarti pada tahun 2020

permodalan yang digunakan untuk mengantisipasi risiko kredit

semakin besar dan akan menjadi baik jika peningkatan terjadi secara

berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya dan sesuai dengan matriks

penetapan nilai komposit yang ada di Surat Edaran Bank Indonesia


70

memiliki CAR sebesar 24,15% dengan tingkat komposit 1 dan predikat

sangat sehat karena melebihi batas minimal yaitu 12%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2020 PT. Bank

Mega Syariah selama tahun 2020 memperoleh peringkat komposit

akhir 2 dengan kategori SEHAT sebab dari perhitungan nilai komposit

diperoleh nilai sebesar 71,42% atau 71% ≤ PK< 85% yang artinya

bank tersebut dikategorikan sehat.

2. Faktor – faktor yang menyebabkan sehat tidaknya kinerja keuangan

a. Pada tahun 2016, tingkat penilaian kinerja keuangan PT. Bank Mega

Syariah berada pada kategori CUKUP SEHAT, hampir seluruh faktor-

faktor kinerja keuangan dalam metode RGEC berada dalam kategori

sehat. Akan tetapi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor Capital

(Permodalan) dalam hal ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio)

sebesar 23,53%, dimana seluruh permodalan yang dimiliki bank

tersebut dapat mengantisipasi kemungkinan risiko kredit sebesar

23,53%. Hal seperti ini harus terus di pertahankan untuk kamajuan PT.

Bank Mega Syariah dan juga labih meningkatkan kinerja keuangan

pada faktor earnings dalam hal ini adalah ROE (Return On Equity)

sebesar 11,97%, berarti terdapat 11,97% laba bersih yang diperoleh dari

modal sendiri yang ditanamkan di bank. Semakin besar persentase ROE

maka semakin besar kenaikan laba bersih yang diperoleh bank, dan

sebaliknya semakin kecil persentase ROE maka semakin kecil laba


71

bersih yang diterima oleh bank jadi bank harus berusaha menaikkan

persentase ROE.

b. Pada tahun 2017, tingkat penilaian kinerja keuangan PT. Bank Mega

Syariah berada pada kategori KURANG SEHAT, hampir seluruh

faktor-faktor kinerja keuangan dalam metode RGEC berada dalam

kategori sehat. Akan tetapi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor

Capital (Permodalan) dalam hal ini adalah CAR (Capital Adequacy

Ratio) sebesar 22,19%, dimana seluruh permodalan yang dimiliki bank

tersebut dapat mengantisipasi kemungkinan risiko kredit sebesar

22,19%. Hal seperti ini harus terus dipertahankan untuk kemajuan PT.

Bank Mega Syariah dan juga lebih meningkatkan kinerja keuangan

pada faktor earnings dalam hal ini adalah ROA (Return On Asset)

sebesar 1,56%, berarti terdapat penurunan produktivitas penggunaan

asset sebesar 1,07% yang mana pada tahun 2016 memiliki 2,63% dan

tahun 2017 menjadi 1,56%, hal ini menunjukkan bahwa pada tahun

2017 tingkat produktivitas asset yang digunakan untuk menghasilkan

laba menurun. Semakin tinggi persentase maka tingkat produktivitas

akan semakin meningkat jadi bank harus berusaha meningkatkan

persentase produktivitas asset.

c. Pada tahun 2018, tingkat penilaian kinerja keuangan PT. Bank Mega

Syariah berada pada kategori KURANG SEHAT, hampir seluruh

faktor-faktor kinerja keuangan dalam metode RGEC berada dalam

kategori sehat. Akan tetapi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor
72

GCG (Good Corporate Governance) dimana dapat memperoleh

predikat sangat sehat berdasarkan hasil self assessment PT. Bank Mega

Syariah yang diperoleh dari laporan tata kelola perusahaan. Hal seperti

ini harus terus dipertahankan untuk kemajuan PT. Bank Mega Syariah

dan juga lebih meningkatkan kinerja keuangan pada faktor earnings

dalam hal ini adalah ROE (Return On Asset) sebesar 4,08%, berarti

terdapat penurunan sebesar 2,67% dari 6,75% di tahun 2017 dan

menjadi 4,08% ditahun 2018, hal ini menunjukkan laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan dibank semakin

menurun. Semakin besar persentase ROE maka semakin besar kenaikan

laba bersih yang diperoleh bank, dan sebaliknya semakin kecil

persentase ROE maka semakin kecil laba bersih yang diterima oleh

bank jadi bank harus berusaha menaikkan persentase ROE.

d. Pada tahun 2019, tingkat penilaian kinerja keuangan PT. Bank Mega

Syariah berada pada kategori KURANG SEHAT, hampir seluruh

faktor-faktor kinerja keuangan dalam metode RGEC berada dalam

kategori sehat. Akan tetapi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor

Risk Profile dalam hal ini adalah NPF (Non Performing Financing)

sebesar 1,72%, dimana dalam pembiayaan kurang lancar, diragukan dan

macet dari total pembiayaan yang diberikan oleh bank memiliki NPF

sebesar 1,72%, semakin kecil nilai NPF maka semakin baik karena

bank mampu menyeleksi calon peminjam. Hal ini harus terus

dipertahankan untuk kemajuan PT. Bank Mega Syariah dan juga lebih
73

meningkatkan kinerja keuangan pada faktor earnings dalam hal ini

adalah BOPO sebesar 93,71% berarti terdapat penurunan persentase

BOPO sebesar 0,13% dari 93,84% ditahun 2018 menjadi 93,71%

ditahun 2019, hal ini menunjukkan jika bank semakin baik karena pada

tahun 2019 bank mampu menekan biaya operasional dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, jadi bank harus berusaha mengendalikan

biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

e. Pada tahun 2020, tingkat penilaian kinerja keuangan PT. Bank Mega

Syariah berada pada kategori SEHAT, hampir seluruh faktor-faktor

kinerja keuangan dalam metode RGEC berada dalam kategori sehat.

Akan tetapi faktor yang mempengaruhi yaitu faktor Risk Profile dalam

hal ini adalah FDR (Financing to Deposit Ratio) sebesar 63,94%,

dimana bank dapat mengelolah simpanan dalam bentuk biaya

pembiayaan sebesar 63,94%. Hal seperti ini harus dipertahankan untuk

kemajuan PT. Bank Mega Syariah dan juga lebih meningkatkan kinerja

keuangan pada faktor earnings dalam hal ini adalah ROE (Return On

Equity) sebesar 9,76% berarti terdapat 9,76% laba bersih yang

diperoleh dari modal sendiri yang ditanamkan di bank. Semakin besar

persentase ROE maka semakin besar kenaikan laba bersih yang

diperoleh bank, dan sebaliknya semakin kecil persentase ROE maka

semakin kecil laba bersih yang diterima oleh bank jadi bank harus

berusaha menaikkan persentase ROE.


74

3. Tinjauan Perbankan Islam Tentang Analisis Kinerja Keuangan PT.

Bank Mega Syariah

Islam sebagai salah satu agama yang disetujui di Indonesia tidak hanya

mengatur ritual ibadah, tetapi juga mengatur aspek kehidupan lainnya

seperti iman, syariat, dan muammalah. Beribadah dengan perbuatan baik

dalam kehidupan sehari-hari seperti saling mendukung dan bekerja sama

dalam kebaikan. Dalam kerja sama ini, islam memberikan kesempatan

untuk mengikuti cara-cara pada berkat Allah dalam arti bahwa kita

didorong untuk bekerja sama untuk memenuhi hidup tanpa melanggar,

merusak dan merugikan hak orang lain. 0

a. Dalam perspektif islam, peringkat komposit yang diperoleh bank mega

syariah pada tahun 2016 masih sesuai dengan syariah dan ajaran moral

islam yang mana tidak merugikan perusahaan dan juga tetap

mementingkan kesejahteraa umat.

b. Dalam perspektif islam, peringkat komposit yang diperoleh bank mega

syariah pada tahun 2017-2019 mengalami kemunduran kinerja

keuangan, hal ini tidak bisa dibiarkan karena akan merugikan bank.

Sesuai dengan tujuan RGEC dalam perspektif islam adalah untuk

menciptakan sistem pengendalian dan keseimbangan dalam mencegah

penyalahgunaan sumber daya dan tetap mendorong terjadinya

pertumbuhan perusahaan.

0
Abidin, Lebba Kadorre Pongsibanne, “Analysis of Business Revenue Residual Sharing System in
Cooperatives in Indonesia on Islamic Law Review: A case study at KSU Mitra Bersama in Palu
City”, International Journal of Business and Social Research Vol. 08, Issue 02, 2018. 01-09.
75

c. Dalam perspektif islam, peringkat komposit yang diperoleh bank mega

syariah pada tahun 2020 mengalami peningkatan kinerja keuangan, hal

ini masih diperbolehkan akan tetapi harus tetap menjaga keseimbangan

antara kemajuan perusahaan dan kesejahteraan umat.

Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. Al- Ahqaaf (46): 19

dijelaskan bahwasanya setiap individu mendapatkan balasan atas setiap

perbuatan atau pekerjaan mereka.

‫ت مِّمَّا َع ِملُ ۡوا‌ ۚ َولُِي َو ِّفَي ُهمۡ اَ ۡع َماهَلُمۡ َو ُهمۡ اَل يُ ۡظلَ ُم ۡون‬ ِ
ٌ ‫َول ُك ٍّل َد َر ٰج‬

Terjemahnya : “Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa


yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan
perbuatan mereka, dan mereka tidak dirugikan.” 0

Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah pasti akan membalas setiap

amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan.

Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

menunjukkan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan

mendapat hasil yang baik pula dari kinerjanya dan akan memberikan

keuntungan bagi organisainya.

Metode penetapan hukum Islam secara sederhana dapat diartikan

sebagai cara-cara menetapkan, meneliti dan memahami aturan-aturan yang

bersumber dari nash nash hukum untuk diaplikasikan dalam kehidupan

0
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 504.
76

manusia, baik menyangkut individu maupun masyarakat. Metode ini

terkandung dalam suatu disiplin ilmu yang dikenal dengan ilmu ushul al-

fiqh, yaitu pengetahuan yang membahas tentang dalil-dalil hukum secara

garis besar (ijmal), cara pemanfaatannya dan keadaan orang vang

memanfaatkannya, yakni mujtahid. Melalui ilmu ini pengetahuan tentang

hukum-hukum Islam dapat diwujudkan, sehingga ilmu ushul al-fiqh

diidentifikasi sebagai metodologi konvensional dalam studi hukum Islam,

atau koleksi teori-teori hukum Islam.0

0
M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islamdalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta: Pusaka
pelajar, 1998), h. 2.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

secara keseluruhan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah melalui metode RGEC

pada tahun 2016 memperoleh peringkat komposit akhir 3 dengan kategori

CUKUP SEHAT sebab dari perhitungan nilai komposit diperoleh nilai

sebesar 62,85% atau 61% ≤ PK< 70% yang artinya bank tersebut

dikategorikan cukup sehat, pada tahun 2017 memperoleh peringkat

komposit akhir 4 dengan kategori KURANG SEHAT sebab dari

perhitungan nilai komposit diperoleh nilai sebesar 48,57% atau 41% ≤

PK< 60% yang artinya bank tersebut dikategorikan kurang sehat, pada

tahun 2018 memperoleh peringkat komposit akhir 4 dengan kategori

KURANG SEHAT sebab dari perhitungan nilai komposit diperoleh nilai

sebesar 45,71% atau 41% ≤ PK< 60% yang artinya bank tersebut

dikategorikan kurang sehat, pada tahun 2019 memperoleh peringkat

komposit akhir 4 dengan kategori KURANG SEHAT sebab dari

perhitungan nilai komposit diperoleh nilai sebesar 48,57% atau 41% ≤

PK< 60% yang artinya bank tersebut dikategorikan kurang sehat, dan pada

tahun 2020 memperoleh peringkat komposit akhir 2 dengan kategori

SEHAT sebab dari perhitungan nilai komposit diperoleh nilai sebesar

71,42% atau 71% ≤ PK< 85% yang artinya bank tersebut dikategorikan

sehat.
78

2. Faktor-faktor yang menyebabkan sehat tidaknya kinerja keuangan PT.

Bank Mega Syariah pada tahun 2016-2020 yaitu ada 4 faktor sebagai

berikut :

a. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Risk Profile

b. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek GCG (Good Corporate

Governance)

c. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Earnings (Rentabilitas)

d. Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek Capital (Permodalan)

3. Dalam perspektif islam kinerja keuangan PT. Bank Mega Syariah

berdasarkan dengan syariah yakni tetap menjaga kesejahteraan umat dan

kemajuan perusahaan. Sesuai dengan firman Tuhan Q.S. Al- Ahqaaf (46):

19

‫ت مِّمَّا َع ِملُ ۡوا‌ ۚ َولُِي َو ِّفَي ُهمۡ اَ ۡع َماهَلُمۡ َو ُهمۡ اَل يُ ۡظلَ ُم ۡو َن‬ ِ
ٌ ‫َول ُك ٍّل َد َر ٰج‬

Terjemahnya : “Dan setiap orang memperoleh tingkatan sesuai dengan apa


yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan
perbuatan mereka, dan mereka tidak dirugikan.”

Ayat di atas menjelaskan bahwasannya Allah pasti akan membalas setiap

amal perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan.

Artinya jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan

menunjukkan kinerja yang baik pula bagi organisasinya maka ia akan

mendapat hasil yang baik pula dari kinerjanya dan akan memberikan

keuntungan bagi organisainya.


79

Metode penetapan hukum Islam yang berkembang pesat adalah

istinbathi dalam bentuk qiyas, istihsan, mashlahah mursalah dan lainnya

yang dikenal dalam literatur ilmu ushulal-fiqh. Metode tersebut, secara

historis, telah cukup efektif dalam menyelesaikan masalah hukum yang

terjadi dalam masyarakat namun masih menyisakan problem metodologis.

Menyadari hal tersebut sebagian ahli hukum Islam kemudian menawarkan

metode lain, yaitu metode al-istiqra`. Adalah Abu Ishaq Ibrahim ibn Musa

al-Syathibi yang menyatakan bahwa hukum Islam juz`iyah haruslah

dibangun atas dasar hukum kuliyah, dan hukum kulliyah tersebut

didapatkan melalui survey menyeluruh terhadap pernyataan hukum,

dengan menggunakan metode yang berpola istiqra`i yang secara spesifik

disebutnya dengan metode al-istiqra’ al-ma’nawi.

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberian saran-

saran sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu Bank Umum Syariah di Indonesia, Bank Mega Syariah

harus tetap menjaga tingkat kesehatan bank pada tahun-tahun berikutnya

agar dapat mempertahankan kepercayaan masyarakat, nasabah dan

stakeholder terhadap Bank Mega Syariah.

2. Terdapat beberapa indikator penilaian pada tahun tertentu mengalami

fluktuasi, hal ini perlu mejadi pertimbangan agar pada tahun-tahun

berikutnya indikator tersebut tetap terjaga kestabilannya agar tidak

berdampak buruk terhadap kinerja bank.


80

3. Bank Mega Syariah juga perlu menurunkan Biaya operasional dari

peringkat 4 dan 5 yaitu kurang sehat dan tidak sehat menjadi peringkat 1

sangat sehat agar dapat mempertahankan kinerja perusahaan dengan

meningkatkan perolehan laba terutama laba operasional.

4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas cakupan penelitian

tentang penilaian kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio

keuangan dan rasio non keuangan lainnya pada pengukuran tingkat

kesehatan bank.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Partica Ayu. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah


diIndonesia. Indonesian Journal of Development Economics,2020.

Anggraini, Mentari. "Analisis Kinerja Keuangan Bank Konvensional Dan Bank


Syariah Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Studi pada PT. BRI,
Tbk dan PT. BRI Syariah

Amalia Rizki. “Bagaimanakah Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia?:


Penilaian dengan Sharia Maqashid Index (MSI)”, Jurnal Ilmu Perbankan
dan Keuangan Syariah Vol.2 No.1 Tahun 2020

Bank Indonesia, Surat Edaran Kepada Semua Bank Umum No.13/DPNP Jakarta
2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, 6

Bank Indonesia, Lampiran Surat Edaran No.9/24/2007 Tentang Penilaian


Kesehatan Bank Umun Berdasarkan Prinsip Syariah.

Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan. Cet, III; Bandung: Alfabeta,


2013.

https://www.bi.go.id “Perbankan Syariah” Diakses 28 April 2021.

Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang


Perbankan Syariah.

Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Volume 14, No. 2,
Desember 2014: 211-230

Lebba Kadorre Pongsibanne, Abidin. “Analysis of Business Revenue Residual


Sharing System in Cooperatives in Indonesia on Islamic Law Review: A
case study at KSU Mitra Bersama in Palu City”, International Journal of
Business and Social Research Vol. 08, Issue 02, 2018.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada, 2014).

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012.

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Sygma


Examedia Arkanleema, 2007)
82

Khoiriyyah, Rolia Wahasusmiah, Metode RGEC: Penilaian Tingkat Kesehatan


Bank (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma Palembang)

M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islamdalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta:


Pusaka pelajar, 1998), h. 2.

Maharani, Dewi dan Hidayat, Taufiq. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah
Dalam Perspektif Al-Qur’an (Journal of Islamich Banking and Finance)

Misbach, Irwan. Bank Syariah: Kualitas Layanan, Kepuasan, dan Kepercayaan


(Makassar: Alauddin University Press, 2013).

Muhammad. Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah Cet. 1;


(Yogyakarta: UII Press, 2009).

Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)

Putra Aditya, dan Muhammad Syafaat.“Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap


Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI)” Jurnal Ilmu Perbankan dan Keuangan Syariah
Vol.2 No.2 Tahun 2020.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 8/POJK.03/2014 Tentang


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.

Sari, Arnita. Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi Kasus: PT. Bank
Syariah Mandiri, TBK Tahun 2015- 2017) pada Fakultas Ekonomi.
D.I.Yogyakarata:UNY,2019.

Sedarmayanti. Manajemen Sumberdaya Manusia, Reformasi Birokrasi dan


Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cet, XV; Bandung: PT Refika
Aditama, 2011.

Slamet, Hadisoewito. “Prinsip Dasar Kehati-hatian Dan Penilaian Bank”

Sunarto, Zulkifli. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah,


(Jakarta :Zikrul Hakim, 2007).

Surat Edaran Bank Indonesia, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, No 9/24/DPBS


2007

Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, (Cet.I;


Jakarta: Raja Grafindo, 2012), 125. Periode 2011-2013)". Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 27 No.1 (2015)
83

Topowijono Suhadak, Zulfa Yunika. Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan


RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning and Capital)
sebagai metode untuk mengukur tingkat kesehatan bank (Studi pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar diBEI Periode 2011-2016)

William A. Areros, Yeusy Gandawari dan Dantje Keles. Analisis Tingkat


Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC pada PT. Bank Sulutgo
Periode 2014-2016.

www.megasyariah.co.id “Sejarah Bank Mega Syariah, Visi dan Misi”, Diakses


10 Agustus 2021.

Anda mungkin juga menyukai