Anda di halaman 1dari 75

ANALISIS EFEKTIFITAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN

DAN PENGEMBANGAN (BAPPEDA LITBANG) KOTA PALEMBANG

Skripsi

Oleh

SAYID ABDURRAHMAN AZMI

Nomor Induk Mahasiswa : 2013 212 052


Program Studi : Akuntansi
Jurusan : Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

PALEMBANG

2017
ii
iii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Bissmillahirahmanirahim

Dengan Rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Dengan Saya persembahkan skripsi ini untuk :

 Kedua orang tua ku Aba dan Mama (Sayid Anis Al-Kaff dan Nuraini)

 Saudara-saudara ku (Sayid Muhammad Fauzi S.Pd, Sayid Muhammad Fikri Hafis, Dina

Apriana dan Sayid Ahmad Farihin Sobri)

 Sahabat-sahabat ku Keluarga GASETRA (Maulana “Apek”, Fahmi “Grab”, Ricki “SU” ,

Wawan “Perindo”, Fikri “Radenmart”, Andre “Gosong”, Iyan “bucek”, Ares “Aki”, Ares

“Wak Muk”, Cik Man “Shella”, Eem “SPBU).

 Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 fakultas ekonomi universitas PGRI Palembang

khususnya Jurusan Akuntansi Kelas B.

 Pegawai Bappeda Litbang Kota Palembang Khusus nya Bapak Ir. M Sapri, HN, Dipl, HE,

Pak Rakhmat, Kak Rudi, Yuk Evi, Yuk Lendra, Yuk Lia D.S, Yuk Yeni, Yuk Gus, Yuk Amel,

Yuk Resa, Kak Putra, Kak fadly, Serta Pegawai-Pegawai lain yang tidak dapat di ucapkan

satu per satu.

 Terima kasih tak terhingga kepada dosen-dosenku, terutama dosen pembimbing skripsi

Bapak Jusmani, SE, M.Si dan Bapak Andri Eko Putra, SE, MM.

 Seseorang yang kelak akan jadi penentram hidupku

 Agamaku dan Almamaterku.

iv
MOTTO
 “Sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai

(dari satu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan

hanya kepada ALLAH hendaknya kamu berharap”

v
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “ANALISIS


EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN (BAPPEDA LITBANG) KOTA PALEMBANG” adalah
hasil karya sendiri. Apabila ternyata terbukti bukan merupakan hasil karya Saya,
Saya bersedia diberikan sanksi sesuai dengan pasal 70, Undang-Undang nomor 20
Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional” yang berbunyi “Lulusan karya
ilmiah yang digunakan untuk mendapat gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagaimana dimaksud pasal 25 ayat 2 terbukti merupakan jiplakan dipidana
penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah)”.

Demikian surat pernyataan ini Saya buat untuk digunakan sebagaimana


mestinya.

Palembang, Juli 2017


Yang Menyatakan

Sayid Abdurrahman Azmi


NIM. 2013212052

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbill’alamin puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat


Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “ANALISIS EFEKTIFITAS PELAKSANAAN ANGGARAN
BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BAPPEDA LITBANG) KOTA
PALEMBANG”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar sarjana ekonomi pada program studi Ekonom Akuntansi
Universitas PGRI Palembang.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi pembahasan maupun juga tata bahasanya. Hal ini dikarenakan
terbatasnya kemapuan yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan bagi penulis untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Serta untuk Bapak dan Ibu dosen sekiranya dapat
memakluminya,
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis tidak akan mampu
menyelesaikannya tanpa bantuan, bimbingan, dukungan semangat dan motivasi
dari berbagai pihak. Pada kesempaatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Syarwani Ahmad, M.M, selaku Rektor Universitas PGRI
Palembang.
2. Bapak Dr. Yasir Arrafat, SE, M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas PGRI Palembang.
3. Bapak Jusmani, SE, M.Si selaku ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas PGRI Palembang sekaligus Pembimbing Utama
yang telah memberikan masukan, arahan, bimbingan, dan motivasi untuk
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Bapak Mursalin, SE, M.M, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas PGRI Palembang .

vii
5. Bapak Andri Eko Putra, SE, M.M, selaku Pembimbing Pembantu yang
telah memberikan saran, dukungan serta masukan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Kepala Bappeda Litbang Kota Palembang beserta seluruh pegawai
yang telah memberikan kesempatan riset kepada penulis dan membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian.
7. Bapak dan Ibu staff pengelola dan Dosen-dosen Pengajar Fakultas
Ekonomi Universitas PGRI Palembang.
8. Sahabat-sahabatku Jurusan Akuntansi kelas A dan kelas B angkatan 2013
yang saling memberikan dukungan dan masukan dalam menyelesaikan
skripsi.
9. Almamater Kebanggaanku.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan anugerah-Nya serta
membalas semua budi dan kebaikan yang telah kalian lakukan. Penulis menyadari
bahwa karena keterbatasan pengetahuan maka penyusunan skripsi ini tidak luput
dari kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun dalam menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata skripsi ini
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian, Amin.

Palembang, Juli 2017

SAYID ABDURRAHMAN AZMI


NIM. 2013212052

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN PEBIMBING................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI............................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv
ABSTRAK......................................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 6

BAB II : TINJAUAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU......... 7


2.1 Tinjauan Teori.................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian Keuangan Daerah .......................................................... 7
2.1.2 Pengertian Anggaran ....................................................................... 7
2.1.2.1 Fungsi Anggaran ............................................................................. 8
2.1.3 Pengertian Belanja ........................................................................... 12
2.1.3.1 Belanja Langsung ............................................................................ 13
2.1.3.1.1 Belanja Pegawai............................................................................... 13
2.1.3.1.2 Belanja Barang dan Jasa................................................................... 14
2.1.3.1.3 Belanja Modal.................................................................................. 14
2.1.3.2 Belanja Tidak Langsung .................................................................. 15

ix
2.1.3.2.1 Belanja Pegawai............................................................................... 15
2.1.3.2.2 Belanja Bunga.................................................................................. 16
2.1.3.2.3 Belanja Subsidi................................................................................. 16
2.1.3.2.4 Belanja Hibah .................................................................................. 17
2.1.3.2.5 Belanja Bantuan Sosial .................................................................... 17
2.1.3.2.6 Belanja Bagi Hasil............................................................................ 18
2.1.3.2.7 Belanja Bantuan Keuangan.............................................................. 18
2.1.3.2.8 Belanja Tidak Terduga .................................................................... 18
2.1.4 Efektifitas......................................................................................... 19
2.2 Kajian-Kajian Penelitian Terdahulu Yang Revelan ........................ 19
2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 23

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN.......................................................... 24


3.1 Definisi Operasional Istilah.............................................................. 24
3.2 Populasi dan Sampel........................................................................ 24
3.2.1 Populasi............................................................................................ 24
3.2.2 Sampel.............................................................................................. 25
3.3 Metode Penelitian............................................................................. 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 25
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 26

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 28


4.1 Hasil Penelitin ................................................................................. 28
4.1.1 Gambaran Umum Bappeda Litbang Kota Palembang .................... 28
4.1.2 Gambaran Umum Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota
Palembang ....................................................................................... 29
4.1.3 Visi dan Misi Bappeda Litbang Kota Palembang ........................... 30
4.1.4 Tujuan dan Sasaran Bappeda Litbang Kota Palembang ................. 31
4.1.4.1 Tujuan ............................................................................................. 31
4.1.4.2 Sasaran............................................................................................. 32
4.1.5 Struktur Organisasi Bappeda Litbang Kota Palembang .................. 32

x
4.1.6 Tugas dan Wewenang Bappeda Litbang Kota Palembang ............. 34
4.1.7 Realisasi Kinerja Keuangan Bappeda Litbang Kota Palembang
Menurut Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2013-2015............... 44
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 48
4.3 Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Menurut
Program Bappeda Litbang Kota Palembang ................................... 51

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 54


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 54
5.2 Saran ................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56


LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENELITI

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis Efektifitas Bappeda Litbang Kota Palembang Tahun

Anggaran 2008-2012............................................................................ 4

Tabel 3.1 Definisi Operasional.............................................................................24

Tabel 4.1 Rekapitulasi Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota Palembang

Tahun Anggaran 2013-2015.................................................................29

Tabel 4.2 Anggaran dan Realiasasi Keuangan Tahun Anggaran 2013.................45

Tabel 4.3 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2014..................46

Tabel 4.4 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2015..................47

Tabel 4.5 Analisis Efektifitas Anggaran Belanja .................................................49

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Bappeda Litbang Kota Palembang .....33

Gambar 4.2 Analisis Efektifitas Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota

Palembang Tahun Anggaran 2013-2015.......................................50

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ..........................................................................................................

Lampiran II ..........................................................................................................

Lampiran III..........................................................................................................

Lampiran IV ..........................................................................................................

Lampiran V ..........................................................................................................

Lampiran VI ..........................................................................................................

xiv
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Pelaksanaan


Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan
Pengembangan (BAPPEDA LITBANG) Kota Palembang yang dapat
mempengaruhi kinerja anggaran pada Pemerintah Kota Palembang.

Data yang diambil merupakan data Target Anggaran Belanja dan Realisasi
Anggaran Belanja Pada tahun 2013-2015. Yang diukur dengan cara
membandingkan realisasi anggaran belanja dengan target anggaran belanja
dengan kriteria efektifitas sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
690.900-327 tahun 1996. Hasil Pembahasan dapat diketahui bahwa tingkat
kriteria efektifitas berdasarkan pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
690.900-327 tahun 1996 dengan cara membandingkan realisasi anggaran belanja
dengan target anggaran belanja. Pada tahun 2013 tingkat efektifitas dari anggaran
belanja pada persentase 83,73%. pada tahun ini anggaran dapat dikatakan cukup
efektif, Pada tahun 2014 tingkat efektifitas Mengalami penurunan yaitu sebesar
1,27% dengan persentase sebesar 82,47%, penurunan terjadi tidak terlalu
signifikan pada tahun ini di tahun ini juga anggaran dikatakan cukup efektif, dan
pada tahun 2015 menurun sebesar 64,30%. Penurunan terjadi karena capaian PAD
tidak sesuai dengan target yang telah direncanakan dan juga ada beberapan
Program/Kegiatan yang dibatalkan.

Kata Kunci : Efektifitas, Anggaran Belanja

xv
16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan adanya tuntutan akan tata pemerintahan yang baik

(good governance) dan reformasi pengelolaan sektor publik yang ditandai

dengan munculnya pengaturan baru dari masyarakat kearah yang lebih baik

(new public management), dengan tiga prinsip utamanya yaitu profesional,

transparansi dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja pada instansi pemerintah

merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan

keputusan dan penilaian sampai dimana keberhasilan dan tingkat kemajuan

dari sebuah sistema kerja pemerintahan akan terlihat berhasil atau tidak dan

telah sesuai dengan visi dan misi pemerintah atau belum. Pemberlakuan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pelimpahan sebagian

wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan

rumah tangga sendiri dalam pemerintah daerah diharapkan mampu

memberikan motivasi untuk lebih mengembangkan potensi-potensi yang ada

untuk melaksanakan pemerintahan secara terpadu agar setiap pembangunan

yang ada sesuai dengan prioritas dan mampu meningkatkan kemampuan

masyarakat. Dalam Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Daerah, Instansi

pemerintah adalah sebuah kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang

menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

meliputi Kementerian Koordinator/Kementerian Negara/Departemen/Lembaga

1
Pemerintah Non Departemen, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota,

Pemerintah Kabupaten serta Lembaga-lembaga pemerintahan yang

menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD). Anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan

pengendalian jangka pendek yang efektif dalam organisasi.Suatu anggaran

operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan

beban yang direncanakan untuk tahun itu. Dengan anggaran manajemen dapat

menentukan efektifitas dan efisiensi suatu operasi dengan membandingkan

antara anggaran dengan hasil aktual (realisasi terkini) yang dicapai.

Anggaran pemerintah terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi

dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang

menggunakan dana milik masyarakat. Anggaran publik merupakan alat

perencanaan sekaligus alat pengendalian. Anggaran sebagai alat perencanaan

mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan

anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana

publik yang disetujui legislatif untuk dibelanjakan. Melalui data rekening

belanja yang terdapat dalam anggaran belanja lembaga/organisasi pemerintah,

akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat dapat berperan sebagai

pengendali terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah. Tuntutan baru muncul

agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam

menjalankan aktifitasnya. Tujuan yang dikehendaki masyarakat mencakup

pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for money, yaitu ekonomis

2
dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam

penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya diminimalkan dan

hasilnya dimaksimalkan (maximizing benefits and minimizing costs), serta

efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.

Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi

yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya

dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan

barang. Secara garis besar anggaran merupakan alat manajemen untuk

mencapai tujuan. Sehingga dalam proses penyusunan dibutuhkan data dan

informasi, baik yang bersifat terkendali maupun yang bersifat tak terkendali

untuk dijadikan bahan taksiran. Hal ini disebabkan karena data dan informasi

tersebut akan berpengaruh terhadap keakuratan taksiran dalam proses

perencanaan anggaran. Dalam suatu organisasi, anggaran memegang peran

penting dimana anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang disusun

secara sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan suatu

organisasi. Seiring dengan adanya tuntutan masyarakat untuk dilakukannya

transparansi dan akuntabilitas publik, menuntut setiap organisasi pemerintah

untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar lebih berorientasi pada

terciptanya good public dan good governance.

Untuk menilai tingkat efektivitas dari penggunaan anggaran yang

dilakukan oleh pemerintah tidak dapat langsung dinyatakan dalam bentuk baik

atau tidaknya, karena penilaian kinerja yang ada pada pemerintahan tidaklah

3
sama dengan penilaian kinerja pada perusahaan atau bentuk lainnya dari

perusahaan-perusahaan yang memperoleh laba dalam pelaksanaan teknisnya.

TABEL 1.1

ANALISIS EFEKTIVITSAS BAPPEDA LITBANG KOTA PALEMBANG


TAHUN ANGGARAN 2008-2012
Tahun Anggaran Realisasi Rasio Efektivitas (%)
(Rp) (Rp)
2008 18.995.030.050 16.927.448.842 89,12
2009 17.794.812.537,97 8.565.090.792 48,13
2010 13.083.590.795 10.014.794.746 76,55
2011 19.268.407.925,68 13.424.059.670 69,67
2012 21.860.186.000 13.649.720.221 62,44
Data Olahan

Berdasarkan tabel dapat dijelaskan bahwa selama periode tahun

anggaran 2008-2012 adalah sebagai pembanding untuk tahun anggaran 2013-

2015 data yang akan dianalisis. Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa

Tingkat efektivitas anggaran yang ada pada instansi Bappeda Litbang Kota

Palembang terus mengalami fluktuasi. Yang artinya terdapat beberapa

kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan, terutama dalam penganggaran

dan perwujudan dari realisasi anggaran itu sendiri. Banyak hal yang memang

menjadi tolak ukurnya untuk penetapan anggaran jika menilik lebih jauh dari

struktur APBD yang di tetapkan pada masa periode tahun anggaran tersebut.

Dari tabel diatas juga dapat dijelaskan bahwa dalam tiap tahun

penggunaan anggaran pada instansi khususnya Bappeda Litbang Kota

Palembang selalu mengalami pasang surut atau dapat dikatakan tidak tetap

sehingga mempengaruhi Rasio Efektivitas dalam pelaksanaan anggaran. Dalam

hal ini perubahan dan pertumbuhan dari penggunaan anggaran merupakan

4
salah satu aspek penting dalam penilaian kinerja yang ada pada instansi. Dari

pertumbuhan penggunaan anggaran dan realisasi dapat menjelaskan sejauh

mana efektivitas dari penyerapan penggunaan anggaran pada pembiayaan

kegiatan yang ada dalam periode satu tahun anggaran. Bappeda Litbang Kota

Palembang merupakan lembaga teknis yang berperan dalam proses

perencanaan pembangunan dalam aspek terbentuknya. Dalam hal ini sangatlah

penting bagi Bappeda dalam melakukan berbagai penetapan analisis dalam

penggunaan anggaran dan juga belanja yang ada pada instansinya. Dalam hal

ini kesemua aspek yang ada dalam proses pengambilan keputusan dalam proses

dan pedoman pembentukan penyusunan anggaran dan belanja daerah agar

terlaksana keefektifan penggunaan anggaran yang ada yang telah dianggarkan.

Dalam penilaian kinerja anggaran dapat dilihat dari seberapa jauh anggaran

yang ada dan berapa realisasi yang akan disesuaikan dengan kebutuhan

penyelenggaraan belanja pada instansi selama masa tahun anggaran satu tahun

tersebut. Anggaran digunakan sebagai alat untuk merancang program kerja

atau langkah-langkah yang akan dilakukan setiap aktivitas dapat terarah dan

terkontrol dengan baik.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

tertarik untuk mengambil judul “ ANALISIS EFEKTIVITAS

PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(BAPPEDA LITBANG) KOTA PALEMBANG”.

5
1.2 Rumusah Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ Bagaimana Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran

Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan

Pengembangan (BAPPEDA LITBANG) Kota Palembang?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini ialah untuk mengetahui Efektifitas Pelaksanaan

Anggaran Belanja Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian

dan Pengembangan (BAPPEDA LITBANG) Kota Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara :

1. Bagi Bapppeda Litbang :

- Dapat memberikan saran dalam menentukan kebijaksanaan yang akan

diambil dalam menentukan anggaran pada tahun yang akan datang

dan mampu untuk menganalisis kelayakan suatu penyusunan anggaran

yang telah ditetapkan. Juga dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam menentukan kebijakan pengelolaan dan peningkatan kinerja

dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara.

2. Bagi peneliti selajutnya :

- Dapat menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan

penelitian dengan topik yang sama serta memberikan referensi bagi

peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangkan ilmu pengetahuan

khususnya mengenai Efektifitas Belanja.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban

daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat

dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Yang dimaksud

daerah di sini adalah pemerintah daerah yang merupakan daerah otonom

berdasarkan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom ini terdiri dari

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota. Karena

pemerintah daerah merupakan bagian dari pemerintah pusat maka

keuangan daerah merupakan bagian tak terpisahkan dari keuangan negara.

Sedangkan menurut Halim (2012:18) Keuangan Daerah adalah

Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula

segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan

kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau

Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan/ peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2.1.2 Pengertian Anggaran

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah, pengertian anggaran adalah pedoman

7
tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan,

belanja transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang

disusun menurut klasisfikasi tetetu secara sistematis untuk satu periode.

Anggaran menurut UU No 17 Tahun 2012 tentang Keuangan

Negara adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara/daerah (pusat

atau daerah) yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Anggaran tersebut setiap tahun diajukan

Pemerintah Pusat dalam bentuk Rancangan Undang-Undang (RUU)

tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) kepada Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mendapat persetujuan. Sedangkan

Menurut Wiratna (2015:28) Anggaran adalah pertanggung jawaban dari

pemegang manajemen organisasi untuk memberikan segala aktivitas dan

kegiatan organisasi pada pihak pemilik organisasi atas pengelolaan dana

publik dan pelaksanan berupa rencana-rencana program yang dibiayai

dengan uang publik. Isi dari anggaran adalah rencana kegiatan dalam suatu

priode yang telah direpresentasikan dalam bentuk rencana pendapatan dan

belanja dalam satuan moneter. Anggaran itu berbentuk dokumen yang

menggambarkan kondisi keuangan yang meliputi informasi mengenai

pendapatan dan aktivitas. Anggaran bermisi estimasi mengenai apa yang

akan dilakukan organisasi dimasa mendatang.

8
2.1.2.1 Fungsi Anggaran

Menurut Mardiasmo (2013:63) anggaran mempunyai beberapa

fungsi utama yaitu :

1. Anggaran sebagai alat Perencanaan

Anggaran merupakann alat perencanaan manajemen untuk

mencapai tujuan organisasi. Anggaran sebagai alat perencanaan

digunakan untuk :

a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan

visi dan misi yang ditetapkan,

b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai

tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber

pembiyaannya,

c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan

yang telah disusun, dan

d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.

2. Anggaran sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)

Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail

atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan

yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan empat cara yaitu :

a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang

dianggarkan;

b. Menghitung selisih anggaran;

9
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak

dapat dikendalikan atas suatu varians;

d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun

berikutnya.

3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal

Anggaran sebagai alat kebjakan fiskal pemerintah digunakan untuk

menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan

fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan

estimasi ekonomi.

4. Anggaran sebagai alat politik

Anggaran digunaka untuk memutuska prioritas-prioritas dan

kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Anggaran bukan

sekedar masalah teknis akan tetapi lebih merupakan alat politik.

Oleh karena itu , pembuatan anggaran publik membutuhkan

political skill, coalition building, keahlian bernegosiasi, dan

pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para

manajer publik.

5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyunan

anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian

dalam pemerintaha. Anggaran publik yang disusun dengan baik

akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja

10
dalam capaian tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik

juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam

lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan keseluruh

bagian organisasi untuk dilaksanakan.

6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder

(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja legislatif

anak dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi

pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan

berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah

ditetapkan, Anggaran merupakan alat yang efektif untuk

pengendalian dan penilaian kinerja.

7. Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan

stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam

mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar

dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat

challenging but attainable atau demanding but achieveable.

Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi

sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah

sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik

11
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan

DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi , dan berbagai

organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses

penganggaran publik. Kelompok masyarakt yang terganisir akan

mencoba mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan

mereka. Kelompok lain dari masyarakat kurang teroganiasi akan

mempercayakan aspirasinya melalui proses politik yang ada.

Pengangguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tak

teroganisasi akan dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti

tindakan pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan suara

mereka, maka mereka akan mengambil tindakan dengan jalan lain

seperti dengan tindakan massa, melakukan boikot, vandalisme, dan

sebagainya.

2.1.3 Pengertian Belanja

Menurut Halim (2012:104) Belanja adalah semua pengeluaran kas

daerah yang mengurangi ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh

pemerintah daerah.

Belanja menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

adalah:

“ Merupakan semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode

tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

12
pembayarannya kembali oleh pemerintah. Dan kembali dijelaskan

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

menyebutkan bahwa “Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah

yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih”. Yang dapat

disimpulkan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas dana

pemerintah daerah Belanja Negara dalam APBN”.

Belanja Daerah menurut Permendagri Nomor 25 Tahun 2009

adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung.

2.1.3.1 Belanja langsung

Belanja langsung menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan.Yang termasuk dalam Belanja

Langsung adalah :

- belanja pegawai

- belanja barang dan jasa

- belanja modal (belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja

gedung dan bangunan, belanja jalan, irigasi, dan jaringan, serta belanja

asset lainnya).

2.1.3.1.1 Belanja Pegawai

Belanja pegawai dalam Belanja Langsung dimaksudkan untuk

pengeluarahn horarium/upah dalam melaksanakan program dan

kegiatan pemerintah daerah (Mursyidi, 2009:299). Belanja jenis ini

13
antara lain untuk menampung honorarium panita pengadaan dan

administrasi pembelian pembangunan untuk memperoleh setiap aset

yang diangarkan pada belanja modal sebagaimana dianggarkan pada

belanja pegawai dan/atau belanja barang dan jasa.

2.1.3.1.2 Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran

pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua

belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan

kegiatan pemerintahan daerah. Pembelian/pengadaan barang barang

dan/pemakaian jasa mencakup belanja barang habis pakai,

bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan

bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa

sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa pelengkapan dan peralatan

kantor, makanan dan minuman pakaian dinas dan atributnya, pakaian

kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas,

perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. (Erlina. Dkk,

2016:158)

2.1.3.1.3 Belanja Modal

Menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Belanja Modal

adalah Pengeluaraan anggaran yang digunakan dalam rangka

memperoleh atau menambah asset tetap lainnya yang memberi mangaat

lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas inimal kapitalisasi

aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Belanja modal digunakan

14
untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan

atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat

12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam pemerintahan, seperti

dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan

irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Nilai pembelian/pengadaan

atau bangunan aset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja

modal hanya sebesar harga kembali/bangun aset (Mursyidi, 2009:300).

2.1.3.2 Belanja Tidak Langsung


Belanja tidak langsung menurut Permendagri Nomor 13 Tahun

2006 merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung

dengan pelaksaan program dan kegiatan. Yang termasuk dalam Belanja

Tidak Langsung adalah :

- Belanja Pegawai

- Belanja Bunga

- Belanja Subsidi

- Belanja Hibah

- Belanja Bantuan Sosial

- Belanja bagi hasil

- Belanja Bantuan Keuangan dan

- Belanja Tidak Terduga.

2.1.3.2.1 Belanja Pegawai.

Mursyidi (2009:300) Belanja pegawai yaitu belanja kompensasi,

baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang diberikan pejabat negara,

15
Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai yang diperkerjakan oleh

pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan

yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

Belanja Pegawai merupakan belanja yang digunakan untuk

pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan

kegiatan pemerintah daerah. Sedangkan menurut Erlina, dkk

(2016:155) Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi, dalam

bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan

kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

perudang-undangan.

2.1.3.2.2 Belanja Bunga

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Belanja Bunga

adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga (interest)

atas kewajiban penggunan pokok piutang (principal outstanding) yang

dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka

panjang. Menurut Erlina, dkk (2016:155) Belanja bunga digunakan

untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas

kewajiban pokok utang, berdasarkan perjanjian pinjaman jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

2.1.3.2.3 Belanja Subsidi

Menurut Mursyidi (2009:302) Belanja Subsidi ialah alokasi

anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang

16
memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa

untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga

harga jualnya dapat dijangkau masyarakat. Menurut Erlina, dkk (2016:

156) Belanja Subsidi merupakan belanja yang digunakan untuk

menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga

tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau

oleh masyarakat banyak.

2.1.3.2.4 Belanja Hibah

Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Belanja Hibah

digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk

uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah

lainnya, dan kelompok masyarakat/ perorangan yang secara spesifik

telah ditetapkan peruntukannya. Belanja Hibah adalah pengeluran

pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada pemerintah

atau pemerintah lainny, perusahaan daerah, masyarakat, dan organasai

kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya,

bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus

menerus (Mursyidi, 2009:304).

2.1.3.2.5 Belanja Bantuan Sosial

Belanja bantuan sosial yaitu transfer uang atau barang yang

diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan

terjadinya risiko sosial (Mursyidi, 2009:304). Belanja Bantuan Sosial

digunakan untuk digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan

17
dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Erlina. Dkk, 2016:157)

2.1.3.2.6 Belanja Bagi Hasil

Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Belanja Bagi Hasil

digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari

pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan

kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah

daerah tertentu kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

2.1.3.2.7 Belanja Bantuan Keuangan

Belanja Batuan Keuangan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun

2006 Digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang

bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota,

pemerintah desa, dan kepada pemerintah lainnya atau dari pemerintah

kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah

lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan

keuangan.

2.1.3.2.8 Belanja Tidak Terduga

Menurut Permendagari Nomor 13 Tahun 2006 Belanja Tidak

Terduga Merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa

atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan

bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk

18
pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya

yang telah ditutup.

2.1.4 Efektivitas

Mahmudi (2015:86) Efektivitas merupakan hubungan antara output

dengan tujuan, semakin besar konstribusi output terhadap pecapaian

tujuan, maka semakin efektif oganisasi, program, atau kegiatan . Kegiatan

operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan

sasaran akhir kebijakan (spending wesely).

2.2 Kajian-kajian penelitian terdahulu yang relevan

No Nama Judul Tujuan Metode Hasil


Peneliti/Tahun Penelitian Penelitian
1 Ariel Sharon “ANALISIS Menganalisis Deskriptif Tingkat dan
Sumenge (2013) EFEKTIVITAS efektifitas dan Menganalisis kriteria
DAN EFISIENSI efisiensi
dengan efektifitas
PELAKSANAAN pelaksanaan
menggunakan anggaran
ANGGARAN anggaran
Rasio belanja
BELANJA BADAN belanja Badan
Efektivitas BAPPEDA
PERENCANAAN Perencanaan
PEMBANGUNAN Pembangunan dan Efisiensi Minahasa
DAERAH Daerah Selatan tahun
(BAPPEDA) (BAPPEDA) 2008 – 2012
MINAHASA Kabupaten sangat
SELATAN”. Minahasa bervariasi.
Selatan
Tingkat
efektifitas
tertinggi
terjadi pada
2010 dan
yang
terendah
terjadi pada
2011.
Anggaran
belanja tahun

19
2008, 2009,
2010 dan
2012 sudah
bisa
dikatakan
efektif, tetapi
pada tahun
2011 tingkat
efektifitasnya
masih kurang
karena
realisasi
anggaran
belanja
memiliki
perbedaan
yang jauh
dengan target
anggaran
belanja yang
harus
dicapai.
Anggaran
Belanja
BAPPEDA
Kabupaten
Minahasa
Selatan
Tahun 2008
– 2012,
secara
keseluruhan
sudah diolah
secara
efisien.

20
2 Ayu Wandira “ANALISIS Mengetahui Deskriptif Analisis
(2015) KINERJA bagaimana Varians
ANGGARAN Kinerja
Menganalisa Belanja
BELANJA PADA Anggaran
Kinerja dapat
BADAN Belanja yang
Anggaran diketahui
PERENCANAAN ada pada
menggunakan bahwa
PEMBANGUNAN Bappeda Kota
DAERAH Palembang Rasio-Rasio kinerja
(BAPPEDA KOTA Keuangan anggaran
PALEMBANG)” yang dari Tahun
merupakan Anggaran
alat ukur 2008 sampai
kineja dengan 2012
keuangan menunjukkan
kinerja yang
baik
Pada
Analisis
Pertumbuhan
Belanja dari
tahun 2008
sampai
dengan 2012
terus
mengalami
perubahan.
hasil
perhitungan
Analisis
Keserasian
Belanja,
maka dapat
disimpulkan
bahwa dari
lima periode
tahun
anggaran
tersebut

21
dapat
dikatakan
sudah baik
Hasil
perhitungan
Analisis
Rasio
Efektivitas
dan Efisiensi
Belanja,
maka dapat
dilihat mulai
Tahun
Anggaran
2008-2012
sudah efektif.
Penilaian
Analisis
Rasio
Efisiensi
Belanja
sudah sangat
baik dalam
mengelola
setiap
penggunaan
anggaran.

22
2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka Pemikiran merupakan suatu alur yang menggambarkan

proses riset secara keseluruhan (Albert Kurniawan, 2014:57), sedangkan

menurut Sugiyono (2016:283) Kerangka Pemikiran merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telan diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah

Laporan Realisasi
Anggaran

Analisa Perbandingan

Tujuan Target

Efektivitas

Kegiatan operasional dikatakan efektif


apabila proses kegiatan mencapai
tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely).

Gambar : Kerangka Pemikiran

23
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Istilah

Menurut Wiratna (2014:87) Definisi Operasional adalah variabel

penelitian yang dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel

penelitian sebelum dilakukan analisis. Sedangkan Menurut Jogiyanto

(2012:159) Definisi Operasional adalah variabel-variabel didalam model

harus didefinisikan agar jelas makna dan pengukurannya.

TABEL 3.1

DEFINISI OPERASIONAL

Analisis Pengertian Rumus Keterangan


Istilah
Mardiasmo (2013:132) E=
efektifitas pada dasarnya Efektivitas
berhubungan dengan
pencapaian tujuan atau
RAB =
Efektivitas target kebijakan (hasil E =RAB x 100%
guna). Efektifitas AB Realisasi
merupakan hubungan antara (Mahsun :2009) Angaran
keluaran dengan tujuan atau belanja
sasaran yang harus dicapai.
Kegiatan operasional AB =
dikatakan efektif apabila Anggaran
proses kegiatan mencapai
Belanja
tujuan dan sasaran akhir
kebijakan (spending wisely).

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempuyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016 : 81), sedangkan menurut Wiratna (2014:65) Populasi adalah

24
keseluruhan jumlah yang terdiri atas subyek yang mempunyai

karakteristik dan kualitas tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.. Populasi dalam penelitian

ini adalah Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota Palembang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Wiratna, 2014:65). Bila

populasi besar dan peneliti tidak memungkinkan meneliti semua,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka penelit dapat

menggunakan sampel dari populasi itu. Sampel dari populasi ini adalah

anggaran belanja Bappeda Litbang dari tahun 2013 sampai dengan 2015.

3.3 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2016:2) Metode penelitian adalah cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan cara kegunaan tertentu. Berdasarkan latar

belakang masalah yang dipaparkan pada bab sebelumnya, metode

penelitian tersebut menggunakan metode deskriftif kuantitatif.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus, dan panel atau juga data hasil wawancara

peneliti dengan narasumber (Wiratna, 2014:73) sedangkan menurut

Istijanto (2006) dalam Danang Sunyoto (2013:21) Data Primer adalah

25
data asli yang dikumpulan sendiri oleh peneliti untuk menjawab

masalah penelitiannya.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2016:137) Sumber data sekunder adalah sumber

data yang tidak langsung memberikan kepada pengumpul data,

misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Sedangkan menurut

Danang Sunyoto (2013:21) Sumber data Sekunder adalah data yang

bersumber dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan setudi

kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang ada hubungan nya

dengan objek penelitian.

Data yang digunakan adalan data sekunder, penulis mendapatkan

data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai

cara atau metode baik secara komersil maupun non komersil.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul

untuk kemudian dapat memberikan interprestasi dan pengolah data

dimaksud untuk menjawab masalah yang terlah dirumuskan. Menurut

Sugiyono (2016:147) “analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif. Sugiyono (2016:206) analisis deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

26
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.

Tingkat efektifitas diukur dengan cara membandingkan realisasi anggaran

belanja dengan target anggaran belanja.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun 1996,

kriteria tingkat efektifitas anggaran belanja sebagai berikut :

1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja


dikatakan sangat efektif.
2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja
dikatakan efektif.
3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja
dikatakan cukup efektif.
4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja
dikatakan kurang efektif.
5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan
tidak efektif.

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Bappeda Litbang Kota Palembang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palembang

dibentuk sebagai pelaksaanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 185

Tahun 1980 tanggal 24 Agustus 1980 tentang pedoman organisasi dan tata

kerja perencanaan pembangunan daerah kota Palembang. Pasal 107

keputusan menteri tersebut menyebutkan bahwa pembentukan organisasi

daerah tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah harus ditetapkan

degan Peraturan Daerah Nomor 1 pasal 107. Keputusan menteri tersebut telah

diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

pemerintah daerah, sedangkan pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 84

Tahun 2000 menyebutkan tentang pedoman organisasi perangkat daerah,

perlu menetapkan pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan struktur

lembaga teknis.

Keputusan menteri menyebutkan bahwa pembentukan organisasi dan

tata kerja Badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda) Kota

Palembang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang

susunan organisasi dan tata kerja badan perencanaan pembangunan daerah

(Bappeda) Kota Palembang dan kemudian diperbaharui lagi dengan Peraturan

Daerah Kota Palembang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan,

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan juga

28
Peraturan Walikota Palembang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok,

Fungsi, dan Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah Kota Palembang. Pada

Tahun 2016 Pemerintah Kota Palembang melaksanakan perubahan

nomenklatur yang merupakan instruksi dari pemerintah pusat berdasarkan

peraturan pemerintah No 18 Tahun 2016 tentang perangkat daerah yang

membuat beberapa dinas melebur menjadi satu atau dipisah serta beberapa

instansi diubah nama dalam perubahan tersebut. Perubahan nomenklatur

tersebut membuat Bappeda Kota Palembang yang awal mulanya Bappeda

menjadi berganti nama menjadi Bappeda Litbang Kota Palembang.

4.1.2 Gambaran Umum Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota

Palembang

Tabel 4.1

Rekapitulasi Anggaran Belanja Bappeda Libang Kota Palembang


Tahun Anggaran 2013-2015
Target Belanja Bappeda Litbang Realisasi Belanja Bappeda Litbang
Belanja Belanja
Tahu Belanja
Tidak Belanja Total Belanja Tidak Total Belanja
n Langsung
Langsung Langsung (Rp) (Rp) Langsung (Rp)
(Rp)
(Rp) (Rp)
5.920.301.15 22.747.836.572,2 28.668.137.722,2 4.405.573.62 19.098.529.27 24.004.102.92
2013
0 8 8 6 7 9

3.498.543.00 3.427.757.12 12.642.810.29 16.070.567.42


2014 15.987.582.500 19.586.125.500
0 6 9 5

4.043.449.00 3.630.556.45 12.341.166.80


2015 15.149.409.650 19.192.858.650 8.710.610.348
0 2 0

Sumber : LKPJ Walikota Palembang

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penggunaan anggaran pada

instansi khusus nya pada Bappeda Litbang Kota Palembang masih belum

29
mencapai target belanja hal itu mempengaruhi tingkat efektifitas anggaran

belanja. Dapat dijelaskan Pada tahun 2013 Total target belanja Bappeda

Litbang sebesar Rp.28.668.137.722,28 dengan total realisasi belanja sebesar

Rp. 24.004.102,929 masih belum mencapai target belanja. Tahun 2014 target

belanja Bappeda Litbang sebesar Rp. 19.987.582.500 dengan total realisasi

belanja Rp. 16.070.567.425 tetap belum mencapai target belanja. Selanjutnya

di tahun 2015 target belanja Bappeda Litbang sebesar Rp. 19.149.409.650

dengan total realisasi belanja sebesar Rp. 12.341.166.800 dan masih belum

mencapai target. Dari tabel diatas pula dapat di lihat bahwa dari Tahun 2013-

2015 Anggaran Bappeda Litbang Kota Palembang terus mengalami

penurunan, penurunan itu terjadi karena target-target PAD Kota Palembang

masih belum tercapai yang mengakibatkan anggaran menjadi defisit dan

mempengaruhi anggaran Bappeda Litbang Kota Palembang.

4.1.3 Visi dan Misi Bappeda Litbang Kota Palembang

Visi adalah cara pandang jauh kedepan kemana instansi pemrintah akan

dibawa agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif. Visi merupakan suatu gambaran

yang menantang tentang masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah

atau organisasi. Visi dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan

dalam waktu tertentu, menentukan sikap dan tindakan sebagai tolak ukur

keberhasilan melaksanakan tugas.

Adapun visi BAPPEDA


Kota Palembang untuk
30
kurun waktu
2013 2018 adalah ‒
”Terwujudnya Bappeda
Kota Palembang
yang handal, profesional
dan berkualitas”.
Adapun visi Bappeda Litbang Kota Palembang untuk kurun waktu 2013

2018 adalah ”Terwujudnya Bappeda Litbang Kota Palembang yang

handal, profesional dan berkualitas”.

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi

dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah

ditetapkan. Adapun Bappeda Litbang Kota Palembang memiliki dua misi, yaitu :

1. Meningkatkan sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan layanan perencanaan pembangunan

daerah

4.1.4 Tujuan dan Saran Bappeda Litbang Kota Palembang

4.1.4.1 Tujuan

Tujuan adalah penjabaran visi yang lebih spesifik dan

terukursebagai upaya mewujudkan VISI dan MISI.

Implementasi daripernyataan visi dan misi dengan adanya

31
tujuan akan memberi arah yang lebih jelas untuk mencapai

sasaran yang diinginkan. Bappeda Litbang Kota Palembang

menetapkan beberapa tujuan yang relevan untuk setiap misi, yaitu:

Tujuan Misi Pertama adalah Terciptanya dokumen perencanaan

daerah yang handal.

Tujuan Misi Kedua 1. Terciptanya sumber daya aparatur yang

berkualitas

2. Terwujudnya aparatur perencanaan yang

profesional

4.1.4.2 Sasaran

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan

yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara

berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Bappeda

Litbang menetapkan enam sasaran strategis, dengan adanya

sasaran strategis ini diharapkan kondisi dalam akhir periode

Renstra Bappeda Litbang Kota Palembang semua program dan

kegiatan telah mencapai target. Keenam sasaran strategis

tersebut adalah:

1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah.

2. Meningkatnya kualitas perencanaan penataan ruang.

3. Meningkatnya kualitas perencanaan pengembangan wilayah.

4. Tersedianya data/informasi/statistik daerah yang mutakhir.

32
5. Meningkatnya kualitas pendidikan aparatur.

6. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana

aparaturperencana.

4.1.5 Struktur Organisasi Bappeda Litbang Kota Palembang

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Palembang

33
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi Bappeda Litbang Kota Palemban

34
4.1.6 Tugas dan Wewenang Bappeda Litbang Kota Palembang

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 72 Tahun 2016 tentang

susunan organisasi, tata kerja, tugas dan fungsi Badan Perecanaan

Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota

Palembang adalah sebagai berikut :

1. Kepala Badan

Mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang

perencanaan, serta penelitian dan pengembangan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan petunjuk pelaksanaannya

2. Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam

mengkoordinasikan perencanaan, keuangan dan pelaporan serta

menyelenggarakan urusan administrasi umum, perkantoran, kehumasan dan

kepegawaian.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sekretaris mempunyai

fungsi:

a. Koordinasi penyusunan dokumen perencanaan, keuangan dan pelaporan

b. Pelaksanaan urusan administrasi umum

c. Pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan dan perkantoran

d. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian

e. Pelaksanaan urusan kehumasan; dan

35
f. Pelaksanaan fasilitasi hukum dan perundang-undangan.

Bagian Sekretariat membawahi 3 sub bagian, yaitu Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Perencanaan dan

Pelaporan

a. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian, mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana program kerja dan kegiatan sub bagian umum dan

kepegawaian

2. Mengelola administrasi umum dan surat menyurat

3. Mengelola kearsipan dan kepustakaan

4. Mengelola administrasi barang, perlemgkapan dan kendaraan dinas

5. Mengelola urusan rumah tangga, kehumasan, dan keprotokolan

6. Mengelola administrasi kepegawaian dan perjalanan dinas

7. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Sub Bagian Perencanaan Program dan Pelaporan, Mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana program dan kegiatan badan serta sub bagian

perencanaan dan pelaporan

2. Melaksanakan koordinasi penyusunan program dan kegiatan antar

bidang

3. Menyusun dokumen perencanaan badan

4. Mengukur capaian kinerja program dan kegiatan bidang

5. Monitoring dan evaluasi capaian kinerja badan

6. Menyusun dokumen pelaporan badan

7. Melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja: dan

36
8. Melaksanakan tugas koordinasi lain sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Sub bagian keuangan, mempunyai tugas :

1. Penyusunan rencana program dan petunjuk teknis dibidang

Keuangan

2. Pelaksanaan program dan petunjuk teknis dibidang Keuangan

3. Pengawasan dan pengendalian dibidang Keuangan

4. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dibidang

keuangan

5. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi lain

dibidang Keuangan

6. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Sosial Budaya, membawahi sub

bidang ekonomi sub bidang sosial budaya, dan sub bidang pariwisata dan

kebudayaan, Mempunyai fungsi :

1. penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang

perencanaan ekonomi dan sosial budaya;

2. pengawasan dan pengendalian di bidang perencanaan ekonomi dan

sosial budaya;

3. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;

4. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

dan

37
5. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bidang Ekonomi, Mempunyai tugas :

1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

ekonomi;

2. merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang ekonomi;

3. menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah urusan sub

bidang ekonomi;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang ekonomi;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah urusan sub bidang ekonomi;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

kab/kota urusan sub bidang ekonomi;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Sub Bidang Sosial Budaya, Mempunyai tugas :

1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang sosial

budaya;

38
2. merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang sosial

budaya;

3. menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah urusan sub

bidang sosial budaya;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang sosial budaya;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah urusan sub bidang sosial budaya;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

kab/kota urusan sub bidang sosial budaya;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Bidang Perencanaan Infrastruktur, membawahi sub bidang

kebinamargaan dan sumber daya air, sub bidang perumahan, pemukiman

dan sanitasi, dan sub bidang perhubungan informasi dan komunikasi,

Mempunyai fungsi :

1. penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang

perencanaan infrastruktur;

2. pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang perencanaan

infrastruktur;

39
3. pengawasan dan pengendalian di bidang perencanaan infrastruktur;

4. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;

5. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

dan

6. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bidang Kebinamargaan dan Sumber Daya Air, Mempunyai tugas :

1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

kebinamargaan dan sumber daya air;

2. merancang penyusunanan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang

kebinamargaan dan sumber daya air;

3. menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah urusan sub

bidang kebinamargaan dan sumber daya air;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang kebinamargaan dan

sumber daya air;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah urusan sub bidang kebinamargaan dan sumber daya air;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

kab/kota urusan sub bidang kebinamargaan dan sumber daya air;

40
7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Sub Bidang perumahan, Pemukiman dan Sanitasi, Mempunyai tugas :

1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

perumahan, pemukiman dan sanitasi;

2. Merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang

perumahan, pemukiman dan sanitasi;

3. menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah urusan sub

bidang perumahan, pemukiman dan sanitasi;

4. menyiapkan pelaksanaan Musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang perumahan, pemukiman

dan sanitasi;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah urusan sub bidang perumahan, pemukiman dan sanitasi;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

kab/kota urusan sub bidang perumahan, pemukiman dan sanitasi;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Sub Bidang Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Mempunyai tugas:

41
1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

perhubungan, informasi dan komunikasi;

2. merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang

perhubungan, informasi dan komunikasi;

3. menganalisis Rancangan Rencana Strategis Perangkat Daerah urusan

sub bidang perhubungan, informasi dan komunikasi;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang perhubungan, informasi

dan komunikasi;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah daerah dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah urusan sub bidang perhubungan, informasi dan

komunikasi;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

urusan sub bidang perhubungan, informasi dan komunikasi;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah, membawahi sub bidang

penataan ruang, sub bidang lingkungan hidup, Mempunyai fungsi :

1. penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di bidang

perencanaan pengembangan wilayah;

42
2. pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang perencanaan

pengembangan wilayah;

3. pengawasan dan pengendalian di perencanaan pengembangan

wilayah;

4. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;

5. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

dan

6. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Sub Bidang Penataan Ruang, Mempunyai tugas :

1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

penataan ruang;

2. merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang penataan

ruang;

3. menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah urusan sub

bidang penataan ruang;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang penataan ruang;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah urusan sub bidang penataan ruang;

43
6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

kab/kota urusan sub bidang penataan ruang;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Sub Bidang Lingkungan Hidup, Mempunyai tugas :

1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

lingkungan hidup;

2. merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah urusan sub bidang

lingkungan hidup;

3. menganalisis Rancangan Renstra Perangkat Daerah urusan sub

bidang lingkungan hidup;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang lingkungan hidup;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah urusan sub bidang lingkungan hidup;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

kab/kota urusan sub bidang lingkungan hidup;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Sub Bidang Kerjasama Antar Wilayah, Mempunyai tugas :

44
1. menyusun rencana program dan petunjuk teknis di sub bidang

kerjasama antar wilayah;

2. merancang penyusunan rancangan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

dan Rencana Kerja Pemerintah Daeraurusan sub bidang kerjasama

antar wilayah;

3. menganalisis Rancangan Rencana Strategis Perangkat Daerah urusan

sub bidang kerjasama antar wilayah;

4. menyiapkan pelaksanaan musrenbang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah urusan sub bidang kerjasama antar wilayah;

5. merencanakan pelaksanaan sinergitas dan harmonisasi Rencana Tata

Ruang Wilayah daerah dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah urusan sub bidang kerjasama antar wilayah;

6. merencanakan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah

urusan sub bidang kerjasama antar wilayah;

7. melaporkan hasil kerja dan capaian kinerja; dan

8. melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya.

4.1.7 Realisasi Kinerja Keuangan Bappeda Litbang Kota Palembang

Menurut Program/Kegiatan Tahun Anggaran 2013-2015.

Dalam rangka untuk mencapai target kinerja keuangan Bappeda

Litbang Kota Palembang mengevaluasi dan menganalisis Realisasi

Anggaran dengan cara membanding kan Target dan Realisasi Anggaran

45
dalam bentuk Program/Kegiatan yang ada di masing-masing Bidang

dalam Bappeda Litbang Kota Palembang.

Tabel 4.2

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2013

Program Anggaran Realisasi Capaia


(Rp) (Rp) n (%)
Program perencanaan 1.460.
pembangunan daerah 2.417.355.000 475.6 60,42
70
Program peningkatan
pengembangan sistem
170.875.000 92.599.200 54,19
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
Program Perencanaan
Pembangunan Sosial 453.650.000 323.243.400 71,25
Budaya
Program perencanaan
8.445.005.000 8.341.240.000 98,77
tata ruang
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah
2.217.799.500 1.932.113.375 87,12
Strategis dan Cepat
Tumbuh
Program Kerjasama
1.946.550.000 1.024.729.141 52,64
Pembangunan
Program Pengembangan
1.727.863.000 1.434.561.600 83,03
data/informasi
Program Pelayanan
Administrasi 2.463.291.822 1.934.007.647 78,51
Perkantoran
Program peningkatan
sarana dan prasarana 1.797.229.000 1.559.848.244 86,79
aparatur
Program Peningkatan
83.500.000 72.180.000 86,44
Disiplin Aparatur
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 215.300.000 153.072.450 71,10
Aparatur
Program Kegiatan
Lanjutan dan Kewajiban 520.263.250 520.263.250 100,00
kepada Pihak Ketiga
Program perencanaan
pengembangan kota- 50.000.000 12.137.800 24,28

46
kota menengah dan
besar
Program perencanaan
pembangunan ekonomi 89.155.000 89.057.500 99,89
Program perencanaan
pembangunan daerah 150.000.000 149.000.000 99,33
rawan bencana
TOTAL 22.747.836.57 19.098.529.27
2 7
Sumber : LAKIP BAPPEDA 2013

Dari Tabel diatas menunjukan dari masing-masing program pada

tahun 2013 masih ada beberapa program yang realiasinya belum tercapai.

Penyebab belum tereasliasi nya Program tersebut disebabkan oleh

Efisiensi Anggaran, dan Kerjasama Pihak Ketiga yang tidak terlaksana.

Tabel 4.3

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2014

Anggaran Capaian
Program Realisasi (Rp)
(Rp) (%)
Program perencanaan
1.677.324.500 1.007.903.697 60,09
pembangunan daerah
Program Perencanaan
Pembangunan Sosial 335.970.000 280.000.000 83,34
Budaya
Program perencanaan tata
3.714.000.000 3.644.605.000 98,13
ruang
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah
2.693.113.000 2.391.717.000 88,81
Strategis dan Cepat
Tumbuh
Program Kerjasama
725.905.000 609.117.660 83,91
Pembangunan
Program Pengembangan
1.917.020.000 500.572.700 26,11
data/informasi
Program Pelayanan
2.101.407.500 1.729.678.167 82,31
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan
sarana dan prasarana 958.000.000 869.233.075 90,73
aparatur
Program Peningkatan
112.500.000 106.720.500 94,86
Disiplin Aparatur

47
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya 213.662.500 125.517.500 58,75
Aparatur
Program perencanaan
pengembangan kota-kota 547.000.000 456.375.000 83,43
menengah dan besar
Program perencanaan
151.680.000 145.345.000 95,82
pembangunan ekonomi
Program perencanaan
pembangunan daerah 390.000.000 376.025.000 96,42
rawan bencana
Program Perencanaan
prasarana wilayah dan 450.000.000 400.000.000 88,89
sumber daya alam
TOTAL 15.987.582.500 12.642.810.299
Sumber : LAKIP BAPPEDA 2014

Dari Tabel diatas menujukan masih ada beberapa program yang

belum terealisasi khusus nya pada Program Pengembangan Informasi yang

disebabkan oleh kurangnya tenaga ahli, efisiensi anggaran dan tingkat

kerjasama dengan pihak ketiga yang tidak terlaksana dan juga

dikarenakan. Jika di teliti lebih jauh terdapat banyak kendala dalam

merealisasi kan anggaran.

Tabel 4.4

Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun Anggaran 2015

Capaian
Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
(%)
Program perencanaan
1.138.041.500 719.175.850 63,19
pembangunan daerah
Program Perencanaan
Pembangunan Sosial 310.897.500 237.472.500 76,38
Budaya
Program perencanaan
1.150.000.000 925.425.000 80,47
tata ruang
Program Perencanaan
Pengembangan
5.305.296.000 2.213.874.500 41,73
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Program Kerjasama
1.032.129.150 364.951.000 35,36
Pembangunan

48
Program
pengembangan data/
100.000.000 98.487.400 98,49
informasi/ statistik
daerah
Program
Pengembangan 1.781.440.000 1.330.476.350 74,69
data/informasi
Program Pelayanan
Administrasi 2.361.745.500 1.589.756.486 67,31
Perkantoran
Program peningkatan
sarana dan prasarana 1.344.840.000 970.517.562 72,17
aparatur
Program Peningkatan
102.000.000 48.930.000 47,97
Disiplin Aparatur
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber 308.100.000 97.169.200 31,54
Daya Aparatur
Program peningkatan
pengembangan sistem
214.920.000 114.374.500 53,22
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
TOTAL 15.149.409.650 8.710.610.348
Sumber : LKIP BAPPEDA 2015

Dari Tabel diatas menunjukan dari masing-masing program pada

tahun 2013 masih ada beberapa program yang realiasinya belum tercapai.

Penyebab belum tereasliasi nya Program tersebut disebabkan oleh Efisiensi

Anggaran, dan Kerjasama Pihak Ketiga yang tidak terlaksana.

4.2 Pembahasan

Analisis Efektifitas merupakan perbandingan antara realisasi belanja

dengan anggaran belanja. Digunakan untuk mengukur tingkat penghematan

anggaran yang dilakukan pemerintah. Kriteria efektifitas belanja sebagai berikut :

Persentase Kinerja Keuangan Kriteria


Lebih dari 100 % Sangat Efektif
90-100 % Efektif
80-90 % Cukup Efektif
60-80 % Kurang Efektif
Dibawah 60 % 49 Tidak Efektif
Kepmendagri Nomor 690.900-327 tahun 1996,
Tingkat Efektifitas diukur dengan cara membandingkan realisasi

anggaran belanja dengan target anggaran belanja. Rumus pengukuran

menggunakan rumus sebagai berikut :

Realisasi Anggaran Belanja


E= x 100 %
Target Anggaran Belanja

Hasil analisis dari efektivitas anggaran belanja pada Bappeda Litbang

Kota Palembang berdasarkan tabel 4.1 ditujukan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5
Analisis Efektifitas Anggaran Belanja

Tahun Realisasi Anggaran Belanja Analisis Kriteria


x 100 Efektifitas
Target Anggaran Belanja
Rp . 24.004 .102 .929 Cukup
2013 x 100 83.73 %
Rp . 28.668 .137 .722 ,28 Efektif

Rp . 16.070 .567 .425 Cukup


2014 x 100 82,47 %
Rp .19 .586 .125 .500 Efektif

Rp . 12.341.166 .800 Kurang


2015 x 100 64,30 %
Rp. 19.192 .858.650 Efektif

Data hasil olahan

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan pada tahun 2013 tingkat

efektifitas dari anggaran belanja pada persentase 83,73% yang menunjukan

angka kisaran Rp. 24.004.102.929 pada tahun ini anggaran dapat dikatakan

cukup efektif.

Mengalami penurunan pada tahun 2014 yaitu sebesar 1,27% dengan

persentase sebesar 82,47% yang berada pada kisaran Rp. 16.070.567.425,

50
penurunan terjadi tidak terlalu signifikan pada tahun ini dan pada tahun ini

juga anggaran dikatakan cukup efektif.

Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 18,17% dengan persentase sebesar 64,30% yang berada pada kisaran

Rp. 12.341.166.800, ditahun ini penggunaan anggaran dapat dikatakan

kurang efektif karena penurunan PAD Kota Palembang yang disebab kan

oleh tidak tercapainya target restribusi pajak yang merupakan sumber utama

untuk peningkatan PAD yang mempengaruhi anggaran program/kegiatan,

kurang terserap nya anggaran dan belum cukup efektif nya dalam membiayai

kegiatan-kegiatan pemerintah.

Apabila digambarkan dalam grafik, pergerakan Efektifitas Anggaran

Belanja pada Bappeda Litbang Kota Palembang adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2

Analisis Efektifitas Anggaran Belanja Bappeda Litbang Kota Palembang

Tahun Anggaran 2013-2015

51
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa selama

periode tahun anggaran 2013-2015, tingkat efektifitas anggaran belanja yang

ada pada instansi Bappeda Litbang Kota Palembang terus mengalami

penurunan. Penurunan yang sigfinikan terjadi di tahun 2015 yang dimana

pada tahun 2014 efektifitas belanja sebesar 82,47 % dan pada tahun 2015

menurun sebesar 64,30%. Penurunan terjadi karena capaian PAD tidak sesuai

dengan target yang telah direncanakan dan juga ada beberapan

Program/Kegiatan yang dibatalkan . Banyak hal yang memang menjadi tolak

ukurnya untuk penetapan anggaran jika menilik lebih jauh dari struktur

APBD yang ditetapkan pada masa periode tahun anggaran tersebut.

Efektifitas ditunjukan berdasarkan perhitungan kriteria-kriteria yang

ditetapkan memiliki tingkat yang berdeda-beda dalam periode tahun-tahun

nya. Kurang dan tidak efektifnya penggunaan anggaran adalah disebabkan

oleh relisasi anggaran yang ditetapkan masih terlalu jauh dari target yang

ditetapkan. Yang terendah terjadi pada tahun 2015 karena realisasi anggaran

nya masih terlalu jauh perbedaannya.

4.3 Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Belanja Bappeda Litbang

Kota Palembang.

Pada tahun 2014 anggaran Belanja Langsung Bappeda Litbang Kota

Palembang sebesar Rp. 15.987.582.500 dengan realisasi sebesar Rp.

12.642.810.299 dengan persentase 79,08%. Terjadi penurunan yang signifikan dari

anggaran belanja langsung pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 22.747.836.572

dengan realisasi sebesar Rp. 19.098.529.277 dengan persentase 83,96%. Penurunan

terjadi karena tidak tercapainya Target PAD Kota Palembang dan ada beberapa

52
Program di tahun 2013 tidak ada di tahun 2014 seperti Program peningkatan

pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

Selain itu juga terdapat kenaikan dan penurunan persentase capaian program

2013 dengan 2014. Kenaikan yang signifikan terjadi pada Program perencanaan

pengembangan kota-kota menengah dan besar dimana persentase capaian program

pada tahun 2013 sebesar 24,28% sedangkan tahun 2014 sebesar 83,43% atau naik

sebesar 59,15 %, kenaikan terjadi disebabkan karena pada tahun 2014

tersedianya tenaga-tenaga ahli yang berkompeten dalam bidang tersebut. Dan

kenaikan juga menunjukan bahwa tingkat efektifitas pada program pada tahun

2014 bisa dikatakan cukup efektif. Lalu terjadi penurunan persentase capaian

program di tahun 2014 yaitu Program Pengembangan data/informasi dimana

pada tahun 2013 capaian persentase tersebut sebesar 83,03% dan sedangkan

tahun 2014 sebesar 26,11 % atau menurun sebesar 56,92 %. Penurunan

tersebut disebabkan kurang terkoordinasinya Bappeda Litbang dengan SKPD

yang bersangkutan seperti pengumpulan-pengumpulan data yang diperlukan

dalam program tersebut.

Di tahun 2015 anggaran belanja langung Bappeda Litbang Kota

Palembang sebesar Rp. 15.149.409.650 dengan realisasi sebesar Rp.

8.710.610.348 dengan persentase capaian sebesar 57,50 %. Anggaran ini

menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp.

15.987.582.500 dengan realisasi sebesar Rp. 12.642.810.299 dengan

persentase 79,08%. Sama seperti di tahun 2013 dengan 2014 penurunan

anggaran di tahun 2015 juga disebabkan tidak tercapainya target PAD Kota

Palembang disebabkan karena target restribusi pajak di kota palembang

53
belum tercapai. Penurunan anggaran juga mempengaruhi Program pada tahun

2015 dimana ada beberapa kegiatan ditahun 2014 tidak ada di tahun 2015

seperti kegiatan Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah

dan besar, Program Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam,

Program perencanaan pembangunan daerah rawan bencana dan Program

perencanaan pembangunan ekonomi, tetapi di tahun 2015 juga ada program

yang tidak ada di tahun 2014 seperti Program peningkatan pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, dan Program pengembangan

data/ informasi/ statistik daerah.

Terdapat juga kenaikan dan penurunan persentase capaian program di

tahun 2015 sebesar terjadi di program Kerjasama Pembangunan pada tahun

2014 persentase capaian sebesar 83,91 % dan tahun 2015 sebesar 35,36 %

atau sengan selisish sebesar 48,55 %. Penurunan capaian tersebut terjadi

karena terdapat kegiatan yang tidak di realisasikan atau tidak di jalankan

karena kendala tenaga ahli kurang memadai, dan juga terkendala oleh

kebijaka-kebijakan peraturan. Diikuti dengan kenaikan Program

Data/informasi sebesar 48,58 % dimana pada tahun 2014 capaian persentase

program sebear 26,11 % dan tahun 2015 sebesar 74,69 %.

54
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Tingkat Kriteria Efektifitas Anggaran pada Bappeda Litbang Kota

Palembang tahun Anggaran 2013-2015 sangat berfluktuasi. Yang tertinggi

terjadi pada tahun 2013 dan terendah terjadi pada tahun 2015. Anggaran

belanja pada tahun 2013 sampai dengan 2014 bisa dikatakan cukup efektif

tetapi pada tahun 2015 tingkat efektifitas nya masih kurang karena

realisasi anggaran masih berbeda jauh terhadap target, perbedaan ini

terjadi karena adanya beberapa program/kegiatan yang telah dianggarkan

belum dilaksanakan dan terjadinya penurunan PAD Kota Palembang.

2. Tingkat Efektifitas juga dipengaruhi oleh Anggaran dan Realisasi

keuangan dari program-program yang ada di Bappeda Litbang Kota

Palembang. belum teralisasinya program-program tersebut dikarenakan

rumitnya birokrasi dan terlalu memakan waktu dalam pelelangan

pekerjaan yang berhubungan dengan pihak ke 3 atau pihak swasta serta

kurang koordinasi nya dengan pemerintah pusat.

55
5.2 Saran

6 Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan


7 yang spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu secara
8 berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.
9 Bappeda menetapkan enam sasaran strategis, dengan
10 adanya sasaran strategis ini diharapkan kondisi dalam akhir
11 periode Renstra Bappeda Kota Palembang semua program dan
12 kegiatan telah mencapai target. Keenam sasaran strategis
13 tersebut adalah:
14 1. Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah.
15 2. Meningkatnya kualitas perencanaan penataan ruang.
16 3. Meningkatnya kualitas perencanaan pengembangan wilayah.
17 4. Tersedianya data/informasi/statistik daerah yang mutakhir.
18 5. Meningkatnya kualitas pendidikan aparatur.
19 6. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur
20 perencana.
Saran bagi Instansi Bappeda Litbang Kota Palembang adalah

1. Bappeda Litbang Kota Palembang sebagai perencanaan anggaran untuk

Kota Palembang juga harus bisa merencanakan anggaran Instansi sendiri

sesuai dengan kebutuhan agar penyerapan anggaran dari tahun ke tahun

terus efektif. Dan dalam merencanakan anggaran harus memperhatikan

kebijakan antara realisasi dan anggaran, dan hendaknya memperhatikan

situasi dan kondisi agar anggaran yang ada dan sudah disusun dapat

direalisasikan dengan baik.

2. Bagi Bappeda Litbang agar semakin meningkatkan kinerja dalam pengelola

anggaran belanja daerah secara khusus dan APBD secara umum. Dengan

kinerja yang baik maka efektivitas, produktivitas dan efisiensi belanja juga

56
akan semakin baik. Terutama dalam meningkatkan kinerja anggaran agar

optimalisasi yang diinginkan segera terlaksana sesuai visi dan misi Bappeda

Litbang Kota Palembang.

3. Kedepannya disaran kan untuk Intansi Bappeda Litbang Kota Palembang

agar dalam Laporan Kinerja Intansi Pemerintah (LKIP) Kota Palembang

dibuat analisis Efektifitas Anggaran supaya bisa menilai tingkat efekttifitas

dan bisa menilai kinerja anggaran yang dilakukan dalam satu tahun.

4. Penetapatan Target Anggaran harus disesuaikan dengan realisasi Kota

Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat: Jakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis -Salah Kaprah dan


Pengalaman-Pengalaman. Edisi 5. Yogyakarta : BPPE UGM

Kurniawan, Albert. 2014. Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis. Alfabeta:
Bandung.

Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE: Yogyakarta.

Mahmudi, 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN:


Yogyakarta.

Mardiasmo. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta.

Mursyidi, 2009. Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia, Refika Aditama:


Bandung.

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan


Daerah.

57
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah: Jakarta.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 tahun


1996 tentang Kriteria Penilaian dan Kinerja Keuangan: Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi


Keuangan.

Sujarweni, V Wiratna. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Pustaka Baru Press:


Yogyakarta.

Sugiyono. 2016 . Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Alfabeta : Bandung.

Sujarweni, V Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Pustaka Baru Press:


Yogyakarta.

Sunyoto, Danang. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi. Refika Aditama:


Bandung.

Sumenge, Ariel Sharon. 2013 “Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan


Belanja Badan perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Minahasa Selatan”. Jurnal. Universitas Sam Ratulangi Minahasa
Selatan. Volume 1, No 3.

Undang-Undang No 17 Tahun 2012 tentang Keuangan Negara.

Universitas PGRI Palembang. 2017. Pedoman Penyusunan Skripsi : Palembang

Wandira, Ayu. 2015 Analisis Kinerja Anggaran Belanja Pada Badan


Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palembang.

58
59

Anda mungkin juga menyukai