Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN KERJA PRAKTEK II

MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER


(MATSC)

BAB I
PENDAHULUAN
I. 1.

Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi yang disertai
dengan meningkatnya keperluan masyarakat akan jasa
transportasi udara, maka jaringan penerbangan dalam
negeri terus ditambah. Beberapa jalur penerbangan perintis
yang telah berkembang, dijadikan bagian dari jaringan
penerbangan dalam negeri dan sebagaimana ditetapkan
pada Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 126 tahun
1990

tentang

rute

penerbangan,

pembagian

rute

penerbangan bagi perusahaan angkutan udara berjadwal


ditetapkan
Jenderal

oleh

pemerintah,

Perhubungan

dalam

Udara.

hal

Dasar

ini

Direktorat

pertimbangan

pembagian rute penerbangan antara lain status atau sifat


perusahaan,
kepemilikan

keseimbangan
atau

supply

penguasaan

dan

pesawat

demand,

subsidi

silang,

pangkalan induk (home base), dan kemampuan bandara.


Di negara kita sendiri, pasar jasa penerbangan dewasa
ini menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan
adanya deregulasi di bidang penerbangan, kenaikan harga
minyak,

serta

bayangan

resesi,

menambah

tingkat

persaingan untuk bekerja dengan lebih efisien lagi. Rute


penerbangan

merupakan

satu

hal

yang

vital

bagi

perusahaan penerbangan, karena dari segi pengoperasian


rute penerbangan inilah didapat pendapatan perusahaan.
Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk melakukan
penanganan yang lebih serius dalam penentuan rute yang

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

harus

dilaluinya

dengan

jenis

pesawat

yang

akan

dipergunakan dalam melayani rute tersebut.


Jalur atau rute penerbangan di Indonesia terdiri dari
jalur

penerbangan

dalam

negeri

(domestik),

jalur

penerbangan perintis dan jalur penerbangan luar negeri.


Jalur penerbangan dalam negeri yang dilayani perusahaan
penerbangan berjadwal menghubungkan semua kota-kota
besar di seluruh Indonesia. Setiap perusahaan penerbangan
berjadwal melayani jalur penerbangan yang berbeda dari
jalur penerbangan perusahaan penerbangan berjadwal lain.
Jadwal yang sesuai dengan kebutuhan penumpang
merupakan salah satu hal yang penting. Sebagai dasar bagi
mereka

untuk

melakukan

pemilihan

pemakaian

penerbangan. Untuk itu perusahaan penerbangan harus


dapat mengatur penerbangan hingga dapat memberikan
kepuasan

kepada

calon

penumpang,

yaitu

berupa

kesempatan yang lebih besar untuk melakukan perjalanan


sesuai

dengan

waktu

yang

diperlukan

yang

dapat

memberikan keuntungan maksimum kepada perusahaan


penerbangan tersebut.
Meningkatnya kebutuhan

ini

menyebabkan

jalur

penerbangan dalam negeri terus ditambah dari 115 rute


pada tahun 1974 menjadi 240 rute pada akhir tahun 1992,
yang

menghubungkan

kabupaten

dan

246

27
kota

ibukota

propinsi,

kecamatan.

228

kota

Beberapa

jalur

penerbangan perintis yang telah berkembang dijadikan


bagian dari jaringan penerbangan dalam negeri. Dengan
semakin padatnya jalur dan lalu lintas penerbangan maka
sistem pengelolaan keselamatan penerbangan yang dimiliki
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

oleh suatu Bandar Udara menjadi faktor penting dalam


menjamin keselamatan para pengguna jasa transportasi
Dengan adanya system pengelolaan penerbangan
pada Makassar Air Traffic Service Center, diharapkan dapat
menjamin keamanan dan keselamatan para pengguna lalu
lintas udara, juga digunakan untuk penentuan jalur rute-rute
penerbangan untuk memperlancar lalu-lintas udara dan
dilain pihak juga sebagai referensi jalur lintasan udara untuk
menghemat kebutuhan bahan bakar untuk setiap rute
tujuan penerbangan komersil, dan menigkatkan keamanan
dalam transpotasi penerbangan.
I. 2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kami Kerja Praktek II adalah :
1. Menjalankan salah satu mata kuliah yaitu Kerja Praktek II
2. Sebagai

bahan

perbandingan

dari

teori

yang

telah

diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan yang ada


di lapangan.
3. Sarana

untuk

melihat,

mengenal

dan

memahami

kemajuan teknologi sesuai dengan disiplin ilmu yang


dimiliki.
4. Turut menyukseskan program Link and Match.

I. 3. Waktu dan Pelaksanaan


1.

Pelaksanaan

kegiatan

Kerja

Praktek II ini

telah

dilaksanakan pada tanggal 8 Juli sampai dengan 8


Agustus 2013
2. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek pada :
Makassar Air Traffic Service Center (MATSC)
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

I. 4. Ruang Lingkup Pembahasan


Pada laporan Kerja Praktek ini akan dibahas mengenai
pengelolaan penerbangan yang mencakupi satu dari tiga
dinas yang ada di divisi Teknik pada kantor MATSC. Dalam
hal ini adalahl Kelistrikan dan sistem penyaluran tenaga
pada

kantor

MATSC,

serta

hal-hal

yang

menjelaskan

mengenai teori teori yang berkaitan.

I. 5. Metode Kerja Praktek


Metode yang diharapkan untuk dipergunakan selama
kerja praktek diantaranya, adalah:

Metode observasi lapangan


Metode diskusi
Metode kepustakaan/literatur, serta
Metode lain yang mendukung.
I. 6. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini dilakukan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, maksud

dan

tujuan,

pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.


BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Berisi tujuan umum, visi dan misi, keamanan, dan
susunan organisasi.
BAB III : PEMBAHASAN
Berisi tentang penjelasan mengenai Pembangkit
dan Instalasi Tenaga Listrik

yang ada pada

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Makassar Air Traffic Service Center, serta hal-hal


yang menjelaskan mengenai teori teori yang
berkaitan.
BAB IV : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
II.1.

Profil PT (Persero) Angkasa Pura I


PT (Persero) Angkasa Pura I adalah badan usaha
Milik

Negara

dalam

lingkungan

Departemen

Perhubungan,yang dipimpin oleh direksi yang menjalankan


tugas pokoknya dan bertanggung jawab kepada rapat
umum

pemegang

saham

yang

mengusahakan

dan

menyelenggarakan penyediaan jasa pelayanan Bandar


Udara.
Pada awalnya PT

(Persero)

Angkasa

Pura

didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33


Tahun

1962

Angkasa

dengan

nama

"Kemayoran",yang

Perusahaan
memiliki

Negara
tugas

(PN)
pokok

mengurus dan mengusahakan Bandar Udara Kemayoran.


Pada

tahun

1965

Perusahaan

Negara

(PN)

Angkasa

"Kemayoran" berubah nama menjadi Perusahaan Negara


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

(PN) Angkasa Pura. Selain itu juga dapat mengurus dan


mengusahakan Bandar Udara di daerah-daerah sebagai
cabang.
Kemudian

pada

tahun

1974,

melalui

Peraturan

Pemerintah Nomor 37ditetapkan bahwa dari perusahaan


Negara

berubah

menjadi

perusahaan

umum

yang

selanjutnya disebut Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa


Pura, pada tahun 1974 Bandar Udara Halim Perdana
Kusuma ditetapkan menjadi Bandar Udara Internasional
dan merupakan Bandar Udara

kedua yang dikelola

manajemen Angkasa Pura.


Dengan

selesainya

pembangunan

Bandar

Udara

Cengkareng yang saat ini dikenal sebagai Bandar Udara


Soekarno Hatta pada tahun 1985, merupakan titik awal
dibentuknya PERUM Angkasa Pura II serta disusul dengan
ditutupnya

kegiatan

operasional

di

Bandar

Udara

Kemayoran sementara PERUM Angkasa Pura I bertugas


untuk mengelola beberapa Bandar Udara di daerah,
dengan kantor pusat tetap di Jakarta (Bandar Udara
Kemayoran).
Pada tahun 1985, sebenarnya telah dikeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1985 yang mengatur
kembali tentang PERUM Angkasa Pura.Hal ini sebagai
langkah penyesuaian atas peraturan pemerintah nomor 37
tahun 1974 terhadap perkembangan terakhir pada waktu
itu.

Adapun realisasi pemisahan manajemen ditandai

dengan keluarnya peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

1986 terjadi perubahan nama perusahaan dari PERUM


Angkasa Pura menjadi PERUM Angkasa Pura I.
Sejalan

dengan

menginginkan agar

kebijakan

pemerintah

yang

BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

yang telah dinilai mampu untuk lebih menekankan dan


berorientasi pada keuntungan, maka dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 5 tahun 1992 PERUM Angkasa Pura I
berubah bentuk menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I.
Setelah akta pendirian perusahaan ditandatangani pada
tanggal 2 Januari 1993, maka PT (Persero) Angkasa
Pura I resmi berdiri.
Dengan
perusahaan

berlakunya
berdasarkan

pembagian
wilayah

wilayah

timur

dan

kerja
barat,

membawa dampak terhadap pengelolaan Bandar Udara


Polonia Medan, terhitung tanggal 1 Januari 1993 Bandar
uadara ini tidak lagi berada dalam pengelolaan (Persero)
Angkasa Pura I melainkan masuk menjadi PT (Persero)
Angkasa Pura II yang disahkan pada tanggal 24 Maret
1994.
Sampai saat ini PT (Persero) Angkasa Pura I
diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola 12
Bandar Udara, yaitu Bandar Udara Ngurah Rai Bali, Juanda
Surabaya, Hasanuddin Makassar, Sepinggan Balikpapan,
Frans Kasiepo Biak, Sam Ratulang Manado, Adisucipto
Yogyakarta, Adi Sumarmo Surakarta, Syamsuddin Noor
Banjarmasin, menyusul Bandar Udara Pattimura Ambon,

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Achmad Yani Semarang dan Selaparang Lombok pada


tahun 1996 dan yang terakhir Bandar Udara Eltari Kupang.
Kawasan Tengah dan Timur Indonesia dewasa ini
menjadi kawasan yang berkembang pesat dan prospektif
untuk berbagai kegiatan bisnis. Potensi kekayaan alamnya
sangat besar serta kebijakan Pemerintah untuk menitik
beratkan

aktivitas

pembangunan

di

Kawasan

Timur

Indonesia pada Pelita VI ini adalah 2 (dua) faktor utama


yang

memacu

pertumbuhan

masyarakat

di

kawasan

peningkatan

penumpang

ekonomi

dan

mobilitas

tersebut,

ditandai

transportasi

udara

dengan
rata-rata

sebesar 16% dan Cargo sebesar 12% selama bertahuntahun terakhir.


Mengantisipasi pertumbuhan ekonomi dan mobilitas
masyarakat
wisatawan

dikedua
diakhir

kawasan
dekade

di
ini

atas

dan

maka,PT

booming
(Persero)

Angkasa Pura I telah menyusun langkah strategis,


diantaranya berupa rencana pengembangan Bandar Udara
Hasanuddin sesuai karakter dan potensi lingkungannya,
khususnya Bandar Udara Hasanuddin akan menjadi bagian
integral

dan

pertumbuhan

lingkungan

serta

mampu

mengakomodasi kebutuhan masyarakat di wilayahnya.


Fenomena ini antara lain tampak pada pengembangan
serta

peningkatan

status

Bandar

Udara

Hasanuddin

Makassar yang selama ini merupakan Gerbang Udara


Kawasan

Timur

Indonesia

menjadi

Bandar

Udara

Internasional sekaligus menjadi Bandar Udara Hub.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

II.1.1 Visi dan Misi


-

VISI PT (Persero) ANGKASA PURA I

Menjadi perusahaan jasa kebandarudaraan yang dapat


diandalkan di kawasan ASIA PASIFIK.
-

MISI PT (Persero) ANGKASA PURA I

Melaksanakan & Menunjang Program Pemerintah Di Bidang


Ekonomi & Pembangunan Nasional Serta Usaha Jasa
Kebandaraudaraan Dengan Menerapkan Prinsip Perseroan
Terbatas
II.1.2 Budaya Perusahaan
1. Pemberdayaan Diri
2. Kebersamaan
3. Watak Komersial dan Peduli Budaya Setempat
4. KesempurnaanKerja
5. Teknologi Informasi
II.1.3 Produk Jasa
Pelayanan Jasa Aeronautika merupakan bidang usaha yang
berkaitan langsung dengan penerbangan, antara lain:
a. PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan
Penyimpanan Pesawat Udara)
b. PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara)
c. PJP (Pelayanan Jasa Penerbangan)

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Pelayanan Jasa Non-Aeronautika merupakan bidang usaha


yg tidak secara langsung berkaitan dengan penerbangan,
antara lain:
a. Pemakaian Counter
b. Sewa Ruangan
c. Toko, Restoran, CIP Lounge, dll
d. ParkirKendaraan
e. Sewa Tempat / lahan
f. Pemakaian Listrik, Air dan Telepon
II.2. Profil Makassar Air Traffic Service Center (MATSC)
Seiring

dengan

perkembangannya,

Makassar

Air

Traffic Service Center (MATSC) kini telah memiliki struktur


manajemen yang terpisah dari Bandar Udara Internasional
Sultan Hasanuddin.
Dengan semakin padatnya lalu lintas penerbangan
dikawasan

Indonesia

timur

khususnya

lalu-lintas

penerbangan yang melewati Bandar Udara Internasional


Sultan Hasanuddin, maka Makassar Air Traffic Service
Center sebagai penyelenggara lalu lintas penerbangan
yang mencakup kawasan Indonesia tengah maupun Timur.
Hal

ini

kemudian

manajemen

diperlihatkan

Makassar

Air

Traffic

dengan

berpisahnya

Service

Center

dari

managemen PT (Persero) Angkasa Pura I cabang Bandara


Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, sebagai suatu
managemen yang mandiri dan mengemban tugas yang
berat sejak Agustus 2007.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

MATSC (Makassar Air Traffic Service Center) sebagai


lokasi kerja praktek terletak kurang lebih 20 km dari
sebelah Utara kota Makassar,Ibu kota Sulawesi Selatan.
MATSC

merupakan

pusat

sistem

pengendalian

penerbangan dari Bandar Udara Internasional Hasanuddin


Makassar yang sarat dengan teknologi informasi dan
komputerisasi.
MATSC saat ini menggunakan data management
dengan

sistem

EUROCAT-X

dan

dilengkapi

dengan

beberapa peralatan komunikasi dan surveillance yang


berbasis satelit, seperti misalnya CPDLC (Controller Pilot
Data

Link

Communication)

dan

ADS-B

(Automatic

Dependent Surveillance Broadcast). Dan akan menggunkan


pula sistem transfer data otomatis melalui AIDC (ATS Inter
facility Data Communication).
MATSC

memiliki

peralatan

ATC

System

yang

digunakan untuk memandu lalu lintas udara di wilayah


Indonesia timur. ATC System tersebut bernama EUROCAT-X
buatan THALES, Perancis. Pesawat yang melintas/overflying
di atas FIR Makassar dengan ketinggian antara 24.500
hingga 46.000 kaki dipandu oleh petugas Area Control
Centre (ACC) MATSC. Pesawat pada jarak 10 NM akan
dipandu oleh ADC (tower), jarak 60 NM dipandu oleh APP,
pada jarak 150 NM akan dipandu oleh ACC, kemudian
selanjutnya RDARA dan MWARA.
Fasilitas yang digunakan oleh MATSC adalah generasi
terbaru dari EUROCAT yang menggunakan layar monitor
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

lebar

lengkap

dengan

VCSS

(Voice

Communication

Switching System) yang pengoperasiannya hanya disentuh


dengan

jari

tangan

(soft

touch),

peralatan

tersebut

dipasang di setiap ruangan ATS unit sehingga mengurangi


communication load dan mengeliminir kesalahan dalam
berkoordinasi. Gedung MATSC ini pula dilengkapidengan
security system yang canggih sehingga setiap pintu control
harus menggunakan card key dan CCTV.

Gambar [II.1] : Makassar Air Traffic Service Center


II.2.1 Visi, Misi, dan Tugas Pokok MATSC

Visi.
1. ATS Center yang sejajar dengan Australia dan
Singapura.
2. Pelayanan bandara transit terbaik di Indonesia.

Misi.
Peningkatan kualitas pelayanan melalui peningkatan
kualitas

peralatan

dan

kemampuan

sumber

daya

manusia (SDM).

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Tugas Pokok.
Menyelenggarakan

manajemen

dan

fungsi

secara

professional dan komersial dengan mencapai sasaran


sasaran perusahaan yang telah ditetapkan untuk dapat
mencapai

tujuan

perusahaan

baik

jangka

pendek

maupun jangka panjang.

BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Teknik Tenaga Listrik
III.1.1 Sejarah Penyediaan Tenaga Listrik
Energi listrik adalah salah satu bentuk energi yang
dapat berubah ke bentuk energi lainnya. Sejarah tenaga
listrik berawal pada Januari 1882, ketika beroperasinya
pusat tenaga listrik yang pertama di London, Inggris.
Kemudian pada tahun yang sama, bulan September juga
beroperasi pusat tenaga listrik di New York, Amerika.
Keduanya menggunakan arus searah tegangan rendah,

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

sehingga belum dapat mencukupi kebutuhan kedua kota


besar tersebut, dan dicari sistem yang lebih memadai.
Pada tahun 1885 seorang dari Prancis bernama Lucian
Gauland dan John Gibbs dari Inggris menjual hak patent
generator arus bolak-balik kepada seorang pengusaha
bernama George Westinghouse. Selanjutnya dikembangkan
generator

arus

bolak-balik

dengan

tegangan

tetap,

pembuatan transformator dan akhirnya diperoleh sistem


jaringan arus bolak-balik sebagai transmisi dari pembangkit
ke beban/pemakai. Sejarah penyediaan tenaga listrik di
Indonesia

dimulai

dengan

selesai

dibangunnya

pusat

tenaga listrik di Gambir, Jakarta (Mei 1897), kemudian di


Medan

(1899),

Surakarta

(1902),

Bandung

(1906),

Surabaya (1912), dan Banjarmasin (1922).


Pusat-pusat

tenaga

listrik

ini

pada

awalnya

menggunakan tenaga thermis. Kemudian disusul dengan


pembuatan pusat-pusat listrik tenaga air : PLTA Giringan di
Madiun (1917), PLTA Tes di Bengkulu (1920), PLTA Plengan
di Priangan (1922), PLTA Bengkok dan PLTA Dago di
Bandung

(1923).

Sebelum

perang

dunia

ke-2,

pada

umumnya pengusahaan listrik di Indonesia diolah oleh


perusahaan-perusahaan

swasta,

di

antaranya

yang

terbesar adalah NIGEM (Nederlands Indische Gas en


Electriciteits
menjadi

Maatschappij)

OGEM

yang

(Overzese

kemudian

Gas

en

menjelma

Electriciteits

Maatschappij), ANIEM (Algemene Nederlands Indhische


Electriciteits

Maatschappij),

dan

GEBEO

(Gemeen

Schappelijk Electriciteits Bedrijk Bandung en Omsheken).

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

III.1.2 Definisi Tenaga Listrik


Sistem kelistrikan tenaga listrik adalah sekumpulan
pusat listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu
dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan transmisi dan
distribusi

sehingga

merupakan

satu

kesatuan

yang

terinterkoneksi. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga


bagian utama, yaitu: pusat pembangkit listrik, saluran
transmisi listrik, dan sistem distribusi listrik.
Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia pada
masa kini, antara lain, bagaimana menemukan sumber
energi baru, mendapatkan sumber energi yang pada
dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa mendatang,
menyediakan

energi

di

mana

saja

diperlukan,

dan

mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain, serta


memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang
dapat merusak lingkungan hidup.
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, masalah listrik
menjadi

polemik

yang

berkepanjangan

dan

telah

memunculkan multi implikasi yang sangat kompleks di


berbagai

aspek

kehidupan,

antara

lain

keuangan,

ekonomi, sosial, budaya, politik, dan lain-lain. Kondisi


tersebut mengindikasikan bahwa listrik telah menjadi
bagian yang sangat penting bagi umat manusia.
Oleh karenanya tak berlebihan bahwa tenaga listrik
bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan utama bagi
penunjang

dan

pemenuhan

kebutuhan

hidup

umat

manusia. Beberapa tantangan besar yang dihadapi dunia


pada masa kini, antara lain, bagaimana menemukan
sumber energi baru, mendapatkan sumber energi yang
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

pada dasarnya tidak akan pernah habis untuk masa


mendatang, menyediakan energi di mana saja diperlukan,
dan mengubah energi dari satu ke lain bentuk, serta
memanfaatkannya tanpa menimbulkan pencemaran yang
dapat merusak lingkungan hidup kita. Dibanding dengan
bentuk energi yang lain, tenaga listrik merupakan salah
satu bentuk energi yang praktis dan sederhana. Di samping
itu tenaga listrik juga mudah disalurkan dari dan pada jarak
yang berjauhan, mudah didistribusikan untuk area yang
luas, mudah diubah ke dalam bentuk energi lain, dan
bersih (ramah lingkungan).
Oleh karena itu, manfaat listrik telah dirasakan oleh
masyarakat, baik pada kelompok perumahan, sosial, bisnis
atau perdagangan, industri dan publik. Tenaga listrik
sebagai bagian dari bentuk energi dan cabang produksi
yang penting bagi negara sangat menunjang upaya dalam
memajukan dan mencerdaskan bangsa. Sebagai salah satu
hasil pemanfaatan kekayaan alam yang menguasai hajat
hidup orang banyak, tenaga listrik perlu dipergunakan
untuk

kesejahteraan

dan

kemakmuran

rakyat.

Yang

dimaksud dengan sistem tenaga listrik adalah sekumpulan


pusat listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu
dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan transmisi dan
distribusi sehingga merupakan sebuah satu kesatuan yang
terinterkoneksi. Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga
bagian utama,yaitu:
Pusat pembangkit listrik, saluran transmisi, dan sistem
kelistrikan

distribusi listrik. Suatu sistem distribusi listrik

menghubungkan semua beban yang terpisah satu dengan


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

yang lain kepada saluran transmisi. Hal ini terjadi pada


gardu-gardu induk (substation) di mana juga dilakukan
transformasi

tegangan

dan

fungsi

fungsi

pemutusan

(breaker) dan penghubung beban (switching).


Fasilitas Listrik MATSC
a. Power House
Makassar Air Traffic Service Centre membangun sebuah
gedung khusus sebagai Power House yaitu sebagai pusat
control system baik pembangkit maupun system distribusi.
Dari Power House tersebut dapat dikontrol segala kegiatan
pendistribusian energy listrik ke beban dalam usahanya
menjaga kontinyuitas penyaluran energy listrik untuk
kebutuhan keselamatan penerbangan. Di dalam Power
House tersebut terdapat Generating set, ruang Mimic Panel
sebangai control, ruang cubicle PLN, UPS dan ruang Trafo.
b. Cubicle Incoming PLN
Sumber tenaga listrik MATSC dicatu oleh PLN pada
jaringan tegangan menengah 20 KV, frekuensi 50 Hz, 3
phasa dengan daya yang terpasang 1.110 KVA. Suplai PLN
yang masuk ke MATSC melalui dua jalur jaringan , yaitu
jaringan yang langsung dari gardu PLN dan jaringan yang
melalui gardu PLN di Bandara Sultan Hasanuddin. Suplai
dari PLN ini masuk ke cubicle incoming PLN di MATSC yang
selanjutnya masuk ke Transformator.
Peralatan Listrik MATSC
A. Transformator

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Transformator merupakan alat yang digunakan untuk


merubah besaran tegangan listrik melalui proses induksi
medan elektromagneik. Pada MATSC terdapat dua buah
jenis transformator yang digunakan untuk suplai tegangan
listrik yaitu transformator step down ( T 51 & T 52 ) dan
transformator step up ( T 61 & T 62 ).
Tegangan menengah 20 KV masuk ke transformator
step down (T 51 atau T 52)
tegangan

220/380

untuk diturunkan menjadi

kemudian

didistribusikan

untuk

mensuplai peralatan-peralatan di gedung MATSC.


Transformator step down T 51 & T 52 bekerja secara
bergantian setiap 6 bulan sekali. Pada output PLN ini
dipasang kapasitor bank 200 KVAR. Dimana dipasang alat
ini untuk menjaga agar faktor daya dari suplai PLN tetap
terjaga normal yaitu 0,8 0,9.
Untuk mensupply tegangan pada peralatan yang
jaraknya jauh dari Power House yaitu peralatan navigasi
seperti Localizer dan Glide Path maka tegangan dinaikkan
dari 220/380 V menjadi 6 KV dengan daya 100 KVA melalui
transformator step up T-61 dan T-62.
Spefikasi transformator yang digunakan di MATSC
adalah :
Spesifikasi

Transformator step

Transformator

up

Step Down ( T

( T 51 & T 52 )

61 & T 62 )

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Jumlah

2(dua)

2(dua)

Kapasitas

1250 KVA

100 KVA

Frekuensi

50 Hz

50 Hz

Impedansi

6,00 %

4,00%

Tegangan tinggi

20000 Volt

6000 Volt

Tegangan rendah

380 Volt

380 Volt

Pendingin

Oli

Oli

B. Generator Set
Di MATSC terdapat 2 (dua) unit Genset dengan
kapasitas masing-masing yaitu 895 KVA, sebagai catu daya
cadangan apabila terjadi kegagalan catu daya utama/PLN.
Untuk back up daya listrik PLN menggunakan ACOS
dengan Modul Controller sebagai pengatur secara otomatis
Genset melalui AMF ( Automatic Main Failure ) pada tiaptiap Genset. PLC diprogram agar dapat bekerja sebagai
pengatur kerja kedua Genset tersebut.
Program dari Modul Controller:
1. Diprogram untuk dapat mendeteksi ada tidaknya suplai
PLN dan status Genset.
2. Diprogram untuk memilih salah satu Genset yang menjadi
pilihan pertama untuk memback up jika terjadi kegagalan
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

PLN. Setiap terjadi kegagalan PLN maka pilihan untuk


prioritas akan berpindah dari Genset satu ke Genset
lainnya.
Perintah dari Modul Controller dilanjutkan oleh AMF
easygen 1500 untuk mengaktifkan Genset. Pada AMF selain
secara automatis mendapat perintah dari PLC, AMF juga
dapat disetting secara manual. Pengaturan ini dapat
menghidupkan dan mematikan Genset secara manual.
Cara kerja sistem ACOS 2 unit Genset secara automatis:
Pada posisi automatis ini maka secara auto Genset akan
mengambil alih suplai beban PLN. Ketika ada kehilangan
tegangan PLN yang dideteksi oleh Modul Controller maka
modul tersebut akan menghidupkan Genset melalui AMF
Genset yang menjadi prioritas pertama, setelah Genset
mencapai tegangan stabil selanjutnya AMF akan me-Closed
Circuit Breaker ( CB ) Genset. Dari CB genset ini masuk ke
busbar beban. Karena adanya kerusakan pada sistem ATS,
maka untuk alih beban dari CB Genset ke CB PLN dilakukan
secara manual.
Apabila pada saat start Genset gagal maka akan
diulang sampai tiga kali, sampai ketiga kali start masih
gagal maka Genset dianggap gagal ambil alih beban dan
Genset dua akan start dan mengambil alih beban. Tetapi
pada saat Genset sudah start dan dapat mencapai
tegangan kerja dan CB Genset tidak bisa closed

maka

genset juga dianggap gagal dan genset yang satu akan


start sedangkan Genset yang gagal akan colling down.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Kejadian ini akan terus bergantian sampai dapat salah satu


genset mengambil alih beban.
ACOS

yang

mengoperasikan

dua

(2)

Genset

menggunakan Modul Controller yang di back up secara


manual oleh COS (yang dibuat secara electromagnetic).
ACOS pada Modul Controller di setting pada automatis dan
COS pada posisi manual
Cara kerja ACOS 2 unit Genset secara manual melalui AMF:
Pengaturan

untuk

mengoperasikan

Genset

ini

dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan menekan


tombol untuk start / stop Genset dan tombol untuk closed /
open CB pada AMF easygen 1000. Ketika di setting manual
maka apabila ada putusnya suplay PLN, Modul Controller
tidak dapat memerintah untuk melakukan start Genset.
Sehingga agar Genset dapat memback up PLN, maka harus
mengoperasikan Genset dengan cara manual.
Pengoperasian genset dengan Change Over Switch ( COS ):
Change Over Switch ( COS ) merupakan panel yang
terbuat

dari

rangkaian

elektromagnetik

untuk

mengoperasikan Genset agar dapat memback up suplai


PLN. Panel COS ini dipasang untuk memback up cara kerja
ACOS. Pemasangan COS dan ACOS ini dipasang secara
paralel dengan sistem interlock. Jadi antara ACOS dengan
COS tidak dapat mengoperasikan Genset secara bersama.
Di sini untuk pengoperasian genset secara ACOS dipilih
pada posisi automatis sedangkan untuk pengoperasian
secara COS diposisikan secara manual.
Pada

genset

ini

dapat

dioperasikan

dengan

tiga

cara,yaitu:
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

1.

Pengoperasian Genset secara automatic

2.

Pengoperasian

Genset

secara

manual

melalui

AMF

easygen.
3.

Pengoperasian Genset secara manual melalui COS

Gambar 2.3 : Diagram Alur Change Over Genset


C. Sistem Pompa Harian Bahan Bakar Genset :
Jika electrical gauge yang ada pada tangki harian
berkapasitas 500L menunjukkan

batas minimalnya, yaitu

100 L maka sensor low level bekerja dan mengaktifkan


electrical pump untuk memompa bahan bakar dari ground
tank. Ground tank berkapasitas 10.000 L. isolating valve
yang mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang
masuk ke tangki. Jika terdapat kelebihan bahan bakar maka
akan dialirkan ke sebuah pipa yang menuju ke Grounk tank.
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Gambar 2.4 : Mekanisme Pompa Harian Bahan Bakar


Genset
D. Ruang Uninterrupted Power Supply (UPS)
Uninterrupted Power Supply (UPS) adalah perangkat
yang biasanya menggunakan baterai back up sebagai
catuan daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai
daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik
yang terpasang. UPS merupakan sistem penyedia daya
listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus
dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya serta
kerusakan sistem dan hardware. Di dalam ruangan ini
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

terdapat dua unit UPS masing-masing berkapasitas 120


KVA dan sebuah panel untuk memindahkan UPS mana
yang digunakan. Operasional UPS ini dipindahkan setiap
dua minggu sekali. Suhu dalam ruangan ini berkisar antara
20-23.
UPS yang digunakan di MATSC merupakan UPS dari
jenis

statik.

Dimana

inti

dari

UPS

ini

terdapat

Rectifier(merubah arus AC menjadi DC), bateray, inverter


( merubah arus DC menjadi AC). Prinsip kerja dari UPS pada
saat supplai PLN normal adalah arus AC dari PLN dirubah
menjadi arus DC oleh inverter danarus DC sebagaian
digunakan untuk mengisi baterai. Dan arus DC diubah
kembali menjadi arus AC oleh inverter untuk menyuplai
beban.
Pada saat suplai PLN mati maka yang digunakan untuk
mensuplai beban adalah dari baterai. Arus DC dari baterai
diubah oleh inverter.Apabila terdapat kerusakan pada
system maka UPS dioperasikan by pass dimana suplay PLN
langsung mensuplai beban tanpa melalui sistem.

Skema prinsip kerja dari UPS yang digunakan di MATSC


ini adalah

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Gambar 2.5: Skema Sistem Kerja UPS


E. Ruang Mimic Panel
Mimic Panel adalah sebuah panel yang mempunyai
beberapa back indication seperti, kondisi cuaca, distribusi
listrik

untuk

MATSC,

Glide

Path,

Middle

Marker,

transformator yang digunakan, Generator Set, UPS, relative


humidity dan temperature gedung. Dalam mimic panel
tersebut juga terdapat alarm yang mendeteksi adanya
gangguan

sehingga

memudahkan

teknisi

listrik

dan

mekanikal untuk memantau kondisi gedung.


F. Sistem Distribusi MATSC
Panel distribusi digunakan untuk membagi daya. Di
dalam panel distribusi terdapat pemutus daya ( Circuit
Breaker / CB), alat ukur, dan proteksi. Panel distribusi pada
MATSC menggunakan panel tegangan menengah dan panel
tegangan rendah. Panel tegangan menengah digunakan
untuk pendistribusian tengangan menengah/ 6000 volt.
Dan

panel

tegangan

rendah

digunakan

untuk

pendistribusian tegangan rendah 220/380 volt.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Untuk pemutus daya yang digunakan terdapat tiga


jenis yaitu mini circuit breaker (MCB), moduled case circuit
breaker (MCCB),air circuit breaker (ACB). Dan umumnya
pada panel distribusi terdapat parameter parameter
seperti volt meter, ampere meter, frekuensi meter. Lampu
indikator, untuk lampu indikator yang ada pada panel
distribusi MATSC digunakan untuk informasi kerja dari
MCCB, tidak untuk memberikan informasi ada tidaknya
tegangan.
Sumber tenaga listrik MATSC dicatu oleh PLN pada
jaringan tegangan menengah 20 KV, frekuensi 50 Hz, 3
phasa dengan daya yang terpasang 1.110 KVA. Suplai PLN
yang masuk ke MATSC melalui dua jalur jaringan , yaitu
jaringan yang langsung dari gardu PLN dan jaringan yang
melalui gardu PLN di Bandara Sultan Hasanuddin. Suplai
dari PLN ini masuk ke cubicle incoming PLN

di MATSC.

Tegangan menengah 20 KV masuk ke transformator step


down untuk diturunkan menjadi tegangan 220/380 V
kemudian

didistribusikan

untuk

mensuplai

peralatan-

peralatan di gedung MATSC. MATSC memiliki dua (2)


transformator step down masing-masing berkapasitas 1250
KVA yaitu, T-51 dan T-52. Untuk pengoperasian dua (2)
transformator tersebut bekerja secara bergantian. Kedua
transformator tetap mendapat input PLN 20 KV tetapi
untuk output transformator yang digunakan untuk suplai
peralatan hanya satu. Untuk kerjanya setiap 6 bulan sekali
transformator akan dipindah. Pada output PLN ini dipasang
kapasitor bank 200 KVAR. Dimana dipasang alat ini untuk
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

menjaga agar faktor daya dari suplai PLN tetap terjaga


normal yaitu 0,8 0,9.
Output

dari

pendistribusiannya

transformator
pada

panel

tersebut
panel

akan
bagi.

dibagi
Dimana

pendistribusiannya dibagi menjadi 2 dua beban. Yaitu


beban yang menjadi prioritas (PP) dan beban yang tidak
menjadi prioritas (NP). Pada busbar NP digunakan untuk
mensuplai beban beban beban pada panel lampu jalan,
panel

chiller

dan

sebagian

panel

untuk

penerangan

gedung. Untuk busbar PP digunakan untuk mensuplai panel


panel pada lift atsc building dan lift control tower, panel
untuk suplai ke localizer dan glide slope, untuk suplai dua
(2) buah Uninterrupted Power Supply (UPS) yang masingmasing berkapasitas 120 KVA, panel untuk chiller, rumah
pompa dan panel untuk auxiliary generator set. Untuk
busbar PP mendapat backup daya dari standby Genset
apabila terdapat kegagalan PLN. Terdapat dua (2) Genset
masing-masing berkapasitas 895 KVA.
Sebagian peralatan navigasi seperti Localizer dan
Glide Path juga mendapat suplai dari PP dengan system
ring agar mendapatkan suplai yang handal. Karena letak
peralatan yang jauh, maka tegangan harus dinaikkan dari
220/380 V menjadi 6 KV dengan daya 100 KVA melalui
transformator step up. MATSC juga memiliki dua (2)
transformator step up, yaitu T-61 dan T-62.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Gambar 2.7 : Single Line Distribusi Listrik MATSC

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

N
o
1.

Nama
Fasilitas
PLN
Genset I
Diesel
Engine
Generator

2.

3.

4.

Merek

HP

KVA

Volt

1.110

20.000
-

Cummins
Leroy
Somer

1.91
5

Freq
(Hz)
50

Rpm

220/38
895

50

1.500

895

50

1.500

1000

220/38

1000

Genset II
Diesel

Cummins

Engine

Leroy

Generator

Somer

UPS I
UPS II

Socomec

120

50

Socomec

120

220/38

50

Trafo Step Up France

1250

0
-

50

I
Trafo
Trafo Step Up
France
II
Trafo
Trafo Step
France
Down I Trafo
Trafo
Step Down II
France

1250

50

100

50

100

50

1.91
5

0
220/38

Trafo
Tabel 2.2 : Daftar Fasilitas Listrik MATSC

III.2

Penjelasan Umum Peralatan Pembangkit dan

Instalasi Tenaga Listrik


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

III.2.1 Generator
III.2.1.1 Pengertian Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah
tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses
induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi
mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC)
dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan
dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan,
dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas.
Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari
generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu
generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan
terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat.
Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik
atau

"off-grid"

(sumber

daya

yang

tergantung

atas

kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah


sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya yang
mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada
akses untuk secara komersial menghasilkan listrik.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel,
yang biasanya menggunakan generator sinkron (alternator)
pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua
bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar.
Generator

ini kapasitasnya

besar, medan magnetnya

berputar karena terletak pada rotor.


Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:
1. Rangka stator
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan


rumah dari bagian-bagian generator yang lain.
2. Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan
lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL
induksi.
3. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini
terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri
arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.
4. Cincin geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang
yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi.
Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan
rotor.
5. Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah
yang

dipakai

sebagai

sumber

arus.

Pada

umumnya

generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan


tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan
kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar.
Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam,
dapat dilihat pada gambar berikut.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Keuntungan

generator

kutub

dalam

bahwa

untuk

mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat


arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak
berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesinmesin dengan tegangan tinggi dan arus yang besar.
Secara

umum

kutub

magnet

generator

sinkron

dibedakan atas:
Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient
pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran
rendah, dengan jumlah kutub yang banyak. Diameter
rotornya besar dan berporos pendek.
Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol
(non salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk
putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah
kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan
rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3
bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi
sebagai inti kutub.
III.2.1.2 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens,
yaitu

arus

listrik

yang

diberikan

pada

stator

akan

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

menimbulkan

momen

elektromagnetik

yang

bersifatcmelawan putaran rotor sehingga menimbulkan


EMF pada kumparan rotor. Tegangang EMF ini akan
menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime
mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor
diberi eksitasi agar menimbulkan medancmagnet yang
berpotongan

dengan

konduktor

pada

stator

dan

menghasilkan tegangan pada stator. Karena ada dua kutub


yang berbeda, utara dan selatan, maka tegangan yang
dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak-balik.
Besarnya tegangan induksi memenuhi persamaan:

Dimana:
E = Ggl yang dibangkitkan (volt)

Kd = faktor

kisar lilitan
= kecepatan sudut dari rotor (rad/s)

f = frekuensi

(hertz)
= fluks medan magnet

Nc =

jumlah lilitan
g = jumlah kumparan per pasang kutub per pasa
Generator

AC

bekerja

dengan

prinsip

induksi

elektromagnetik. Generator AC terdiri dari stator yang


merupakan elemen diam dan rotor yang merupakan
elemen berputar dan terdiri dari belitan-belitan medan.
Pada generator AC jangkamya diam sedangkan medan

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

utamanya berputar dan lilitan jangkarnya dihubungkan


dengan dua cincin geser.
III.2.2 Mesin Diesel
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran
dalam atau disebut dengan motor bakar ditinjau dari cara
memperoleh
listrik

energi

sebuah

termalnya.

mesin

diesel

Untuk

membangkitkan

menggunakan

generator

dengan sistem penggerak tenaga diesel atau yang biasa


dikenal dengan sebutan Genset (Generator Set).
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime
Mover:
Design dan instalasi sederhana
Auxilary equipment sederhana
Waktu pembebanan relatif singkat
Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat

Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover:


Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan
getaran serta kompresi yang tinggi.
Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu
sekitar 200 bar.
Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut
dimensinya

makin

besar

pula,

hal

tersebut

menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat


besar.
III.2.2.2 Prinsip Kerja Mesin Ideal
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai


fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Pada mesin diesel/engine terjadi
penyalaan sendiri karena proses kerjanya berdasarkan
udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada
tekanan yang tinggi ( 30 arm),
sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat
itu

bahan

bakar

disemprotkan

dalam

silinder

yang

bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala


bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.
Pada mesin diesel penambahan panas atau energi
senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Pada
mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju
kepala silinder pada setiap langkah daya.
1. Langkah

ke

atas

yang

pertama

merupakan

langkah

pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan


bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol
terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan
bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses
ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di
sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup
sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik
kembali torak ke bawah.
4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini
katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa
pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena
pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik ke
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

atas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses


terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya
akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana
udara dan bahan bakar masuk kembali.

III.2.3 ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) DAN


AMF (AUTOMATIC MAIN FAILURE)
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan
downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya
listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker
(CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu
daya

cadangan

merupakan

(genset)

pelengkap

dari

dan
AMF

sebaliknya.
dan

Dan

bekerja

ATS

secara

bersama-sama.
Prinsip Kerja ATS dan AMF

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan


transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan
atau dari suplai cadangan ke suplai utama. Untuk lebih
jelasnya

berikut

ini

akan

digambarkan

dengan

blok

diagram proses kerja AMF dan ATS.


Catu daya utama (PLN) tidak selalu menyalurkan energi
listriknya,

kadang

mengalami

gangguan.

AMF

akan

beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan


mengatur catu daya cadangan (genset). Sumber listrik dari
PLN saat beroperasi tegangannya naik turun. Kira-kira 10%
dari tegangan nominalnya atau hilang. Sehingga sinyal
gangguan akan masuk ke AMF pada pemrosesan, sinyal
diolah menghasilkan perintah ke penggerak dapat berupa
pemutusan kedua catu daya yang sedang beroperasi
dengan sistem saling mengunci (interlock). AMF dapat
mengatur

genset

beroperasi

jika

PLN

mati

dan

memutuskan genset jika PLN hidup lagi.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

III.2.4 UPS (Uninterruptible Power Supply)


Penggunaan peralatan listrik saat ini sudah menjadi
kebutuhan yang mendasar terutama pada industri dan
perkantoran yang menggunakan berbagai peralatan listrik
untuk mendukung operasi kerja. Penggunaan yang besar
ini tentunya akan menghasilkan masalah pada jalur supply
tenaga listrik. Dan sebagai solusinya adalah penggunaan
UPS (Uninterruptible Power Supply) sebagai alternatif
sumber tenaga sementara.
Penggunaan UPS saat ini sudah mulai memasyarakat
terutama pada perkantoran. Para pengguna kini sudah
mulai

menyadari

bahwa

keuntungan

yang

sudah

seharusnya dapat diraih hilang begitu saja karena pada


saat bertransaksi di internet supply tenaga listrik di
komputer

tersebut

hilang.

Dari

ilustrasi

tadi

dapat

dirasakan bahwa UPS sangat penting namun banyak pula


orang awam yang belum menyadari pentingnya UPS
tersebut.
III.2.4.2 Kegunaan UPS
Pada

dasarnya

UPS

merupakan

sumber

tenaga

alternatif sementara yang menggantikan supply tenaga


listrik utama dalam hal ini sumber listrik PLN. Namun UPS
yang baik mampu menangani permasalahan gangguan
listrik yang lain seperti tegangan transien, tegangan spike,
atau distorsi harmonisa/noise.
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

UPS sendiri merupakan sebuah sistem yang berdiri


sendiri terhadap sistem supply tenaga listrik PLN. UPS
diharapkan mampu melindungi peralatan listrik yang kritis
terhadap

gangguan

supply

tegangan

listrik

seperti

komputer, jaringan komouter, bahkan peralatan industri


agar terhindar dari kerusakan yang fatal.
Penggunaan UPS tidaklah menjadi suatu keharusan,
namun yang menjadi acuan penentuan penggunaan UPS
adalah terganggu/tidaknya peralatan listrik ketika terjadi
gangguan supply tenaga listrik yang terjadinya tidak dapat
diprediksikan. Selain itu dasar pertimbangan yang lain
adalah berapa besar kapasitas UPS yang akan digunakan.
Untuk pertimbangan yang kedua ini sebagai pengguna
peralatan listrik harus dapat mengetahui peralatan listrik
mana saja yang terganggu karena gangguan listrik dan
jumlah

daya

yang

dibutuhkan

oleh

peralatan

listrik

tersebut.
Pertimbangan kedua merupakan pertimbangan yang
sedikit menjadi maslah bagi orang yang awam terhadap
dunia elektronika. Pemilihan kapasitas yang terlalu kecil
terhadap kebutuhan daya yang harus disupply pada saat
terjadi gangguan tenaga listrik dapat berakibat pendeknya
waktu pelayanan UPS. Tetapi pemilihan kapasitas UPS yang
terlalu besar tentunya tidak efektif jika biaya juga menjadi
dasar pertimbangan penggunaan UPS.
Penggunaan UPS penting/harus

diaplikasi pada suatu

kondisi :
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Ketika

gangguan

supply

tenaga

listrik

menyebabkan

bahaya pada kehidupan dan kepemilikan seperti pada


rumah sakit pada bagian intesive care unit-nya, monitor
keamanan industrial, proses sistem kontrol, dan sistem
alarm.

Ketika gangguan listrik ini menyebabkan kerugian waktu,


kerugian biaya.

Ketika

gangguan

gangguan/kerusakan

listirk
data

ini

dapat

pada

menyebabkan

jaringan

komputer,

jaringan ATM, atau data-data militer yang sangat penting


dan rahasia.
Sistem

UPS

mulai

dibangun

ketika

sering

terjadinya

gangguan pada jalur listrik pada saat perang dunia ke-2


dimana saat itu penggunaanya masih pada instansiinstansi penting seperti rumah sakit, intansi pelayanan
masyarakat dan instansi komunikasi yang penting. Pada
sistem UPS ini dibangun dengan menggunakan tiga bagian
utama yaitu :

Rangkaian Charger dan Penyearah

Rangkaian Inverter

Baterai
Berdasarkan

operasi

kerjanya

sistem

UPS

dibedakan

menjadi tiga golongan dimana masing-masing sistem


mempunyai teknik yang berbeda-beda, yaitu :

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

1. Continous UPS systems. Sistem UPS ini selalu bekerja


mem-backup supply tenaga listrik sehingga pada sistem
ini supply tenaga listrik selalu dirubah ke supply DC
kemudian diubah kembali menjadi supply tenaga AC
melalui sebuah inverter.

Continous UPS Systems

2. Forward transfer UPS Systems. Sistem ini akan bekerja


menyuplai

tenaga

listrik

ke

beban

ketika

sensornya

mendeteksi adanya gangguan supply tenaga listrik.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Forward UPS Systems


3. Reverse transfer UPS systems. Pada sistem ini output
sistem UPS langsung terhubung dengan beban kritis
namun pada kondisi gangguan tertentu maka beban kritis
dapat dialihkan pada sumber tenaga lain selain UPS.

Reverse UPS Systems


Keuntungan dengan menggunakan sistem UPS continous
dan reverse adalah selain dapat melakukan back up supali
tenaga listrik, UPS-UPS dengan sistem tersebtu juga dapat
berfungsi sebagai supresor tegangan transien dan fluktuasi
tegangan listrik.
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Kemampuan sebuah UPS dapat menyuplai tenaga listrik


semuanya tergantung dari besarnya kemampuan baterai
dan jumlah beban yang menggunakan daya tersebut.
Semakin besar kapasitas baterai dalam sebuah UPS maka
UPS tersebut (dengan beban yang sama besar) akan
mampu mensupply tenaga lebih lama daripada UPS
dengan kapasitas baterai yang lebih kecil.
III.2.4.4 Elemen Sistem UPS
Karakteristik elemen yang mendukung sebuah sistem
UPS

ini

sangat

memegang

peranan

penting

dalam

performa UPS secara keseluruhan. Sehingga pada proses


disain

sebuah

diperhitungkan

sistem

UPS

karakteristik

harus

benar-benar

masing-masing

elemen

tersebut. Elemen utama pendukung sebuah sistem UPS


dibagi menjadi 3 bagian.
1. Rectifier-Charger
Pada bagian ini merupakan rangkaian yang umum dipakai
dalam

penyerahan

dan

pengisian

baterai.

Namun

rangkaian inilah yang menjadi titik berat sistem UPS. Pada


prinsipnya blok rectifier-charger ini akan mensuplai daya
yang dibutuhkan oleh inverter dalam kondisi terbeban
penuh dan pada saat itu juga dapat mempertahankan
muatan di dalam baterai backup. Selain itu blok ini harus
mempunyai

batasan

yang

cukup

tinggi

dalam

hal

kemampuan mengalirkan daya ke output yaitu sebeasr


125-130%.
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Jadi seandainya beban meningkat sampai 125% dari batas


daya yang diijinkan maka blok ini harus masih bisa
memberikan daya ke bagian inverter tanpa ada penurunan
performa.
Karakteristik baterai juga perlu diperhitungkan dalam
disain rangkaian charger-nya karena jika sebuah baterai
diisi ulang dengan arus yang melebihi batasan kemampuan
sebuah

baterai

dapat

memperpendek

umur

baterai

tersebut. Biasanya untuk arus pengisian sebuah baterai


backup UPS ini adalah 80% dari kondisi arus yang
dikeluarkan oleh baterai backup pada saat beban penuh
(pada kondisi emergency-kondisi dimana suplai tenaga
konvensional terganggu).
Batasan sebuah sistem UPS yang baik (menurut standar
NEMA-National Electical Manufacturer Association) adalah
dapat memberikan daya 100% terus-menerus (continous
load) dan 2 jam pada beban 125% tanpa terjadi penurunan
performa (kerusakan). Dalam hal baterai, baterai masih
dapat dikategorikan sebagai kondisi layak pakai adalah
baterai yang masih mampu memberikan daya 100%
selama 1 jam jika lama pengisiannya selama 8 jam
(ditentukan oleh manufaktur baterai).
2. Inverter
Kualitas inverter merupakan penentu dari kualitas daya
yang dihasilkan oleh suatu sistem UPS. Sistem inverter
yang membangun sebuah sistem UPS biasanya disesuiakan
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

dengan

beban

kritis

yang

akan

diaplikasikan.

Pada

dasarnya sistem inverter yang digunakan tidaklah menjadi


masalah yang serius jika beban kritisnya masih berupa
komputer saja tetapi ketidak sesuaian karakteristik inverter
pada beban tertentu dapat menyebabkan sebuah sistem
UPS berhenti bekerja.
Tugas

utama

dari

sebuah

inverter

adalah

merubah

tegangan DC dari rangkaian rectifier-charger menjadi


tegangan AC yang berupa sinyal sinus setelah melalui
pembentukan gelombang dan rangkaian filter. Tegangan
output

yang

dihasilkan

harus

stabil

baik

amplitudo

tegangan maupun frekuensi tegangan yang dihasilkan,


distorsi yang rendah, tidak terdapat tegangan transien
serta tidak dapat diinterupsi oleh suatu keadaan.
Sistem inverter yang biasa digunakan adalah sistem QuasiSquare Wave inverter. Sistem ini dapat menghasilkan sinyal
dengan duty cycle yang bervariasi yang mana harus
dilakukan

pemfilteran

baik

dengan

menggunakan

rangkaian ser/paralel LC. Dengan adanya filter ini maka


sistem inverter akan lambat dalam merespon adanya
tegangan transien dan frekunsinya pun akan tetap. Dengan
adanya rangkaian ini maka effisiensi inverter biasanya
mencapai 75%. Selain itu perlu adanya feedback yang
menjaga agar didapatkan tegangan konstan, sehingga
perlu

adanya

rangkaian

regulator

tegangan

dengan

feedback baik feedback berupa tegangan maupun berupa


arus output. Pada bagian inilah yang menjadikan sebuauh
sistem UPS menjadi rumit.
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

3. Transfer Switches
Pada umumnya saklar pemindah dibagi menjadi 2 bagian
yaitu ;
1. Electromekanikal
2. Static
Pada saklar elektromekanikal dibangun dari relay-relay
yang salah satu terminal mendapatkan suplai tegangan
dari suplai konvensional dan yang lain dari sistem UPS.

Saklar Elektromekanikal
Pada

sistem

saklar

statis

digunakan

komponen

semikonduktpr seperti SCR. Pada dasarnya penggunaan


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

SCR akan lebih baik karena kecepatan peralihan pada


saklar elektromekanikal terlalu lama yaitu sekitar 50
sampai

100

ms

jika

dibandingkan

dengan

operasi

pemindahan yang dilakukan dengan SCR yang hanya


membutuhkan waktu 3 sampai 4 ms.

Saklar Statis
Dari ketiga bagian utama sebuah sistem UPS, bagian
rectifier-charger dan bagian inverter sangat memegang
peranan penting bagi sebuah UPS.
III.2.5 Transformator
III.2.5.1 Pengertian Transformator
Transformator/

Transformer

Trafo

adalah

suatu

peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin


listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya
listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya,

dengan

pengoperasiannya,

frekuensi

sama.

transformator-transformator

Dalam
tenaga

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

pada umumnya ditanahkan pada titik netral, sesuai dengan


kebutuhan

untuk

sistem

pengamanan

atau

proteksi.

Sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara


langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV
ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.
Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui
pengujian

sesuai

standar

yang

telah

ditetapkan.

Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :


Apabila

ada

arus

listrik

bolak-balik

yang

mengalir

mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah
menjadi magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh
suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan
terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, sehingga akan
timbul

gaya

gerak

listrik

(GGL).

III.2.5.2 Klasifikasi Transformator Tenaga


Transformator tenaga dapat di klasifikasikan menurut
sistem pemasangan dan cara pendinginannya.
1.Menurut Pemasangan
Pemasangan dalam
Pemasangan luar
2. Menurut Pendinginan, menurut cara pendinginannya
dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Berdasarkan Fungsi dan pemakaian:
Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik)
Transformator Gardu Induk
Transformator Distribusi
b) Berdasarkan Kapasitas dan Tegangan Kerja:
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Contoh transformator 3 phasa dengan tegangan kerja di


atas 1100 kV dan daya di atas 1000 MVA ditunjukkan pada
Gambar

1.

Gambar 1. Contoh Transformator 3 Phasa dengan Tegangan


Kerja >1100 kV dan Daya >1000 MVA.
Dalam

usaha

mempermudah

pengawasan

dalam

operasi, transformator dapat dibagi menjadi: transformator


besar, transformator sedang, dan transformator kecil.
III.2.5.3 Cara Kerja dan Fungsi Bagian-Bagian
Transformator
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
Bagian utama transformator
Peralatan Bantu
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Peralatan Proteksi
Setiap bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing, dan
untuk detailnya anda juga dapat membaca artikel
mengenai komponen-komponen transformator di sini
1. Bagian utama transformator, terdiri dari:
a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat
dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi

panas

(sebagai

rugi-rugi

besi)

yang

ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).


b) Kumparan transformator
Beberapa

lilitan

kawat

berisolasi

membentuk

suatu

kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap


inti

besi

maupun

terhadap

kumparan

lain

dengan

menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan


lain-lain.
Pada

transformator

terdapat

kumparan

primer

dan

kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan


dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan
tersebut timbul fluks yang menimbulkan induksi tegangan,
bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga
kumparan ini berfungsi sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.
c) Kumparan tertier
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Fungsi

kumparan

tertier

diperlukan

adalah

untuk

memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain.


Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering
digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu
seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor
shunt, namun demikian tidak semua transformator daya
mempunyai kumparan tertier.
d) Minyak transformator
Sebagian

besar

dari

transformator

tenaga

memiliki

kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak


transformator, terutama pada transformator-transformator
tenaga

yang

berkapasitas

transformator

besar,

karena

mempunyai

minyak
sifat

sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga


berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan
tembus

tinggi)

sehingga

berfungsi

sebagai

media

pendingin dan isolasi.


Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
kekuatan isolasi tinggi
penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga
partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan
cepat
viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi
dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang
dapat menimbulkan bahaya
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

tidak merusak bahan isolasi padat


sifat kimia yang stabil
Minyak

transformator

baru

harus

memiliki

spesifikasi

seperti tampak pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.


Untuk minyak isolasi pakai berlaku untuk transformator
berkapasitas > 1 MVA atau bertegangan > 30 kV sifatnya
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Tabel 2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai.


e) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar
melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat

antara

konduktor

tersebut

dengan

tangki

transformator.
f) Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari transformator yang
terendam minyak transformator berada atau (ditempatkan)
di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian pada
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

minyak transformator, pada tangki dilengkapi dengan


sebuah konservator.
2. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas
akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas
tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan,
akan

merusak

mengurangi

isolasi

adanya

transformator,

kenaikan

suhu

maka

yang

untuk

berlebihan

tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan


sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas
keluar transformator. Media yang digunakan pada sistem
pendingin dapat berupa udara, gas, minyak dan air.
b) Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah perbandingan transformator
untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai
yang

diinginkan

dari

tegangan

jaringan/primer

yang

berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam


keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak
berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.
c) Alat pernapasan
Karena

adanya

pengaruh

naik

turunnya

beban

transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak


akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara
di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka


udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di
atas disebut pernapasan transformator. Permukaan minyak
transformator akan selalu bersinggungan dengan udara
luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak
transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada
ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi
kristal zat hygroscopis.
d) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka
perlu adanya indicator yang dipasang pada transformator.
Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
indikator suhu minyak
indikator permukaan minyak
indikator sistem pendingin
indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
Peralatan Proteksi (Relay)
Relai adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis
untuk

mengatur/memasukan

suatu

rangkaian

listrik

(rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain.


Perangkat relay proteksi dibagi dalam beberapa elemen
diantaranya

adalah

elemen

pegindraan,

elemen

pembanding, elemen pengukur atau elemen penentu.


Relay proteksi yang baik adalah relay yang telah
memenuhi beberapa syarat relay proteksi. Adapun syarat
itu diantaranya adalah, sesinsitif, selektif, handal, cepat,
lebih ekonomis, sederhana. Sederhana disini maksudnya
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

adalah

sederhana

dari

segi

teknik

pemasangan dan

pengoperasiannya.
Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah
untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian
jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat
serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat
dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, dengan
cara :
1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal
lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.
2. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu
atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat
mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau
yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi
seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap
dapat beroperasi.
3. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
4. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang
tbaik kepada konsumen.
5. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan
oleh listrik.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMELIHARAAN FASILITAS GENSERATOR SET
DI PPLLP MAKASSAR

MACAM PEKERJAAN

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan dari semua peralatan


generator set dan pengoperasiannya serta pemeliharaan panel
distribusi dan trafo fasilitas listrik yang ada di angkasa pura air
port

pusat

pengendalian

lalu

lintas

penerbangan

makassar, baik yang disebut dalam spesifikasi ini maupun


tindaka pemeliharaan dari peralatan yang kebetulan tidak
disebutkan, tetapi secara umum dianggap perlu.
Pekerjaan meliputi :
1. Pemeliharaan dan pengoperasian generator set 895 kVA di
utility PPLLP
2. Pemeliharaan dan pengoperasian generator set 160 kVA
dan atau 295 kVA di BPL TX Pai
3. Pemeliharaan dan pengoperasian generator set 20 kVA d
G. DVOR
4. Pemeliharaan panel Transmisi dan Distribusi di PH. Utility
PPLLP, Gedung MAATS, G. Radar Baru, BPL TX. Pai, Gardu
5.
6.
7.
8.

Localizer, dan Gardu G. Path


Pemeliharaan UPS 120 kVA di utility PPLLP
Pemeliharaan UPS 30 kVA dan 60 kVA di utility PPLLP
Pemeliharaan UPS 30 kVA di G. Radar Baru
Pemeliharaan Trafo 2 x 1.250 kVA dan 2 x 100 kVA di utility

PPLLP
9. Pemeliharaan Trafo 160 kVA di PBL Pai
10.
Pemeliharaan Trafo 15 kVA di Gardu Localizer
11.
Pemeliharaan Trafo 15 kVA di Gardu glide Path
Peraturan dan syarat-syarat pekerjaan:
1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh teknisi yang sudah
berpengalaman khususnya dibidang Teknik Listrik minimal
2 (dua) tahun.
2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) terakhir.
3. Reraturan umum dan teknis dari Angkasa Pura Air port.
Syarat-syarat Keselamatan Kerja :
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

1. Menjamin para pekerja dan lingkungannya


2. Menjamin keamanan bahan ndan peralatan yang dipakai
selama pekerjaan pemeliharaan berlangsung.
Penjelasan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaan dari semua
peralatan

generator

set

dan

pengoperasiannya

serta

pemeliharaan Panel Distribusi dan trafo Fasilitas listrik yang ada


di Angkasa Pura Air Port PPLLP Makassar.
Pekerjaan pemeliharaan dimaksud meliputi pengecekan
atau pemeliharaan rutin, pembersiahan agar peralatan tersebut
dapat beroperasi dengan baik.
Lingkup Pekerjaan pemeliharaan Meliputi :
A. Pemeliharaan Generator Set
Pemeliharaan Harian :
1. Periksa level cooling dengan memeriksa stik pada
engine, dilakukan dibawah pengawasan Teknisi/PTO
dinas Teknik Listrik yang bertugas.
2. Periksa level fuel pada tangki utama, tangki harian
termasuk pemeriksaan pompa dan floating control
switch

beserta

asesorisnya,

dilakukan

dibawah

pengawasan Teknisi/PTO yang bertugas.


3. Periksa kebocoran pada oil cooling engine dan fuel
system, dilakukan dibawah pengawasan Teknisi/PTO
yang bertugas.
4. Buang kotoran dan partikel air pada fuel filter dan
salurannya, dilakukan dibawah pengawasan Teknisi/PTO
yang bertugas.
5. Periksa
kekencangan

V-Belt,

dilakukan

dibawah

pengawasan Teknisi/PTO yang bertugas.


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Pemeliharaan Mingguan :
1. Periksa Battery Electrolite level dan sq dari battery,
tambahkan larutan electrolite bila perlu. Pekerjaan
dilakukan

dibawah

pengawasan

Teknisi/PTO

yang

bertugas.
2. Periksa dan bersihkan panel ATS dan AMF. Pekerjaan
dilakukan

dibawah

pengawasan

Teknisi/PTO

yang

bertugas.
Pemeliharaan Bulanan :
1. Periksa

Radiator

engine,

bersihkan

sekat-sekat

pendingin dari minyak dan kotoran V-Belt tension,


Bearing dan kebocoran-kebocoran. Pekerjaan dilakukan
dibawah pengawasan Teknisi/PTO yang bertugas.

B. Pengoperasian Generator Set


1. Apabila Sistem Operasi Mode Auto pada genset mengalami
gangguan, pada saat catu daya listrik
mengalami

gangguan

maka

teknisi

PLN trip atau

outsourcing

dibawah

pengawasan PTO/teknisi yang sedang bertugas, melakukan


starting genset untuk difungsikan sebagai backup catu daya
listrik.
2.

Apabila

pengawasan
outsourcing

catu

daya

PTO/teknisi
mematikan

PLN

kembali

yang

sedang

genset,

setelah

normal,

dibawah

bertugas,
proses

teknisi

recooling

genset selama kurang lebih 5 menit.


C. Pemeliharaan Panel Distribusi
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Pemeliharaan Harian:
1. Periksa

kebersihan

ruangan

dan

ventilasi

serta

penerangan lampu.
2. Periksa kebersihan panel-panel yang ada seperti panel
TM

dan

panel

TR,

pekerjaan

dilakukan

dibawah

pengawasan Teknisi/PTO yang bertugas.

D. Pemeliharaan Trafo Fasilitas Listrik


Pemeliharaan Harian:
1. Periksa

kebersihan

ruangan

dan

ventilasi

serta

penerangan lampu.
2. Periksa kebersihan trafo, singkirkan kotoran-kotoran
yang

menempel,

pekerjaan

dilakukan

dibawah

pengawasan Teknisi/PTO yang bertugas.


3. Lakukan pemeriksaan pada trafo, apakah ada kebocoran
atau

tidak.

diperlukan.

Lakukan
Pekerjaan

penambahan
harus

oli

dilakukan

trafo

bila

dibawah

pengawasan Teknisi/PTO yang bertugas.


LAIN-LAIN
Pada tiap-tiap akhir bulan harus dibuat laporan hasil pekerjaan
pemeliharaan selama satu bulan berjalan.
Makassar,

Januari 2013

ATS Telecommunication &


Navigation Section Head

TEL & NAV Team Leader


HASUDUNGAN SITOMPUL
NIP. 87 57 151-H

H. MANSUR, S.SiT
NIP. 87 60 394-M

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMANASAN GENSET MANUAL MELALUI MODUL
1. Langkah pertama pemanasan ini adalah tekan tombil manual
maka pada layar akan muncul tulisan (Not in Automatic)
2. Tekan tombol Start/stop maka mesin akan beroperasi dan
lampu engine running akan menyala.
3. Guna tes close breaker, tekan tombol on/off maka lampu
close breaker akan menyala.
4. Untuk open breaker, tekan kembali tombol on/off maka lampu
close breaker akan padam.
5. Apabila telah selesai pemanasan, tekan kembali tombol
start/stop maka mesin akan mati dan lampu engine running
akan padam.
6. Kemabalikan genset pada posisi automatic dengan menekan
tombol automatic.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMELIHARAAN FASILITAS LAMPU PENERANGAN
DI PPLLP MAKASSAR

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

MACAM PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemeliharaan dari semua peralatan listrik
yang ada di PT. Angkasa Pura Air Port Pusat Pengendalian
Lalu Lintas Penerbangan Makassar baik yang disebutkan
dalam

spesifikasi

ini

maupun

tindakan

pemeliharaan

dari

peralatan yang kebetulan tidak disebutkan, tetapi secara umum


dianggap perlu agar dapat diperoleh suatu sistem yang baik dari
segi kehandalan, keamanan dan kontinuitas suplai daya listrik.
Pekerjaan meliputi :
1.
2.
3.
4.

Pemeliharaan
Pemeliharaan
Pemeliharaan
Pemeliharaan

lampu
lampu
lampu
lampu

penerangan di Gedung PPLLP.


penerangan di Gedung Utility.
penerangan jalan dan lampu parkir.
Rotating Beacon.

PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT PEKERJAAN


1. Pekerjaan

ini

berpengalaman

harus

dilakukan

khususnya

di

oleh

bidang

Teknisi

yang

instalasi

listrik

minimal 2 (dua) tahun.


2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) terakhir.
3. Peraturan PLN setempat.
4. Peraturan Umum dan Teknis dari PT. Angkasa Pura Air Port.

SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA


1. Menjamin para pekerja dan lingkungannya.
2. Menjamin keamanan bahan dan peralatan yang dipakai
selama pekerjaan pemeliharaan berlangsung.
PENJELASAN TEKNIS PELAKSANAAN.
Pekerjaan ini adalah pekerjaan pemeliharaan bulanan
peralatan lisrtik berikut instalasinya di PT Angkasa Pura Air
Port PPLLP.
JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Pekerjaan

pemeliharaan

pengecekan/pemeriksaan
penggantian

suku

rutin,

cadang

agar

dimaksud

meliputi

pembersihan,

perbaikan,

peralatan

tersebut

dapat

beroperasi dengan baik dan handal.


Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Ini Meliputi :
A. Pemeliharaan Lampu Penerangan Gedung PPLLP
Mengoperasikan

lampu-lampu

dengan

memperhatikan

penghematan daya listrik dengan mengurangi pelayanan


kepada pemakai.
Pemeliharaan Harian :
1. Periksa lampu-lampu penerangan, apabila ada yang
mati segera diganti dengan yang baru.
2. Periksa penerangan gedung diwaktu siang hari, matikan
lampu-lampu yang tidak diperlukan.
3. Matikan seluruh penerangan gedung

setelah

jam

operasi penerbangan selesai, kecuali lampu-lampu yang


dipergunakan dan ada permintaan lembur dari pejabat
atau karyawan.
4. Menghidupkan lampu taman dan parkir dimulai pada
jam 18.00 WITA dan dimatikan pada jam 05.30 WITA
atau disesuaikan dengan jam operasi penerbangan.
5. Memelihara stop kontak dan saklar yang ada

di

bandara, baik di terminal, gedung operasi maupun di


konsesi

agar

terhindar

dari

kemingkinan

terjadi

hubungan kurang baik/bad contack dengan beban yang


tersambung.
Pemeliharaan Bulanan :

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

1. Bersihkan Armature lampu TL, down light, baik yang ada


di gedung PPLLP maupun di gedung Utility dari debu
dan kotoran yang menempel pada armature maupun
pada lampu untuk mendapatkan efisiensi penerangan
yang baik dan penghematan daya listrik. Dilaksanakan 1
(satu) bulan sekali.

B. Pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan dan Lampu


Parkir
Pemeliharaan Harian :
1. Periksa lampu-lampu, apabila ada yang mati atau rusak,
segera ganti dengan yang baru.
2. Periksa kebersihan box trafo dari sarang serangga dan
kotoran yang menempel.
3. periksa lampu diwaktu siang hari, matikan lampu
lampu

yang

masih

menyala,

periksa

timer

dan

kontaktor, ganti bila rusak.


4. periksa aksesoris dan kelepngkapan lampu seperti trafo,
fitting lampu dan starter, ganti bila ada yang rusak.
Pemeliharaan bulanan :
1. Periksa kekencangan baut baut pengikat kabel pada
terminal terminal dari kemungkinan kendor atau lepas.
2. Periksa sambungan sambungan, bersihkan karat dan
periksa apakah masih baik atau bad contact, perbaiki bila
perlu.

C. Pemeliharaan Lampu Rotating Beacon


JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

Pemeliharaan harian :
1. Periksa lampu lampu, apabila da yang mati atau rusak,
segera ganti dengan yang baru.
2. Check pengoperasian / switchingnya. Pengecekan secara
remote control minta petugas control tower.
Pada

saat

melakukan

pemeliharaan

harian

harus

didampingi oleh Teknisi dinas Teknik Listrik.


Pemeliharaan Bulanan :
1. Check

dan

bersihkan

semua

secara

menyeluruh,

menggunakan alcohol dan lap yang bersih.


2. Check focus lampu dan elevasi sinarnya.
3. Check saklar dan kontak kontaknya, pengoperasian relay
kontaktor beserta perkawatan termasuk kabel dan sepatu
kabel.
4. Check tegangan catu daya dan pentanahannya.
5. Check dudukan lampu, baut angker serta letaknya. Setel
bila perlu.
Pada

saat

melakukan

pemeriksaan

bulanan

harus

didampingi oleh teknisi Dinas Teknik Listrik


LAIN LAIN.
1. Pada tiap tiap akhir bulan harus dibuat laporan hasil
pekerjaan pemeliharaan selama satu bulan berjalan.

Makassar,
Januari 2013
ATS Telecommunication &
Navigation Section Head

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


H. MANSUR,
S.SiT
UNIVERSITAS
HASANUDDIN

NIP. 87 60 394-M

TEL & NAV Team Leader


HASUDUNGAN SITOMPUL
NIP. 87 57 151-H
37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

BAB IV
PENUTUP
IV. 1. KESIMPULAN
Adapun

kesimpulan

yang

dapat

ditarik

laporan

pelaksanaan Kerja Praktek II Pada Makassar Air Traffic


Service Center (MATSC) adalah :
1. Teknik Tenaga Listrik yang ada dalam pengelolaan
MATSC, terdiri dari

Generator Set

ATS (Automatic Transfer Switch)

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

UPS ( Uninterruptible Power Supply )

2. Penggunaan

pembangkit

listrik

alternatif

dapat

mengurangi kemungkinan terputusnya suplai listrik ke


MATSC khususnya sistem navigasi dan radar yang
berfungsi mengatur jalur transportasi udara.

IV. 2. SARAN
Adapun

saran

yang

dapat

diberikan

pada

pelaksanaan Kerja Praktek II di kantor Makassar Air Traffic


Service Center adalah :
1. Terdapat beberapa instrument yang sudah rusak dan
sebaiknya segera diganti

atau diperbaharui untuk

meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di MATSC,


agar tidak terjadi off yang telalu lama jika terjadi proses
swiching dari PLN ke genset apabila terjadi off pada dari
supply PLN.
2. Kondisi jalan yang kurang baik dan memprihatinkan
(rumput panjang, jalan berlubang, dsb ) pada jalan
menuju gedung-gedung peralatan Listrik, Radar &
Navigasi

dan

Telekomunikasi

yang

berada

diluar

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK II


MAKASSAR AIR TRAFFIC SERVICE CENTER
(MATSC)

kawasan MATSC sebaiknya ditanggulangi agar tidak


menghambat

mobilitas

dalam

upaya

maintenance

peralatan.
3. Kurangnya peralatan atau sarana keselamatan atau
safety gear misalnya baju pengaman dan kaos tangan
serta helm safety pada bagian operasional atau teknikal
mengingat kondisi medan kerja yang berat seperti alat
berat pada mekanikal dan tegangan tinggi pada bagian
listrik. Harap diperhatikan demi mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan menjamin keselamatan para staff
yang bekerja.
4. Kiranya MATSC dapat memberikan banyak kesempatan
kepada peserta Mahasiswa S1 Praktek Kerja Lapangan
untuk

terjun

mengetahui
berkaitan

langsung

dan
dengan

ke

mengerti
teori

lapangan
secara
yang

agar

bisa

langsung

yang

telah

dipelajari

sebelumnya.

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN

37

Anda mungkin juga menyukai