Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan OJT


Setiap negara memiliki perkembangan dalam hal teknologi, salah satunya
adalah teknologi transportasi. Transportasi terbagi menjadi 3 yaitu, transportasi
darat, laut, dan udara. Jasa transportasi telah menjadi kebutuhan untuk
memudahkan masyarakat melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat yang
lain. Khususnya jasa transportasi udara yang memiliki efisiensi waktu. Peranan
transportasi udara yang melekat di kehidupan masyarakat sangat penting dalam
pengembangan ekonomi yang ditunjukkan oleh peningkatan jumlah pertumbuhan
penumpang udara.
Salah satu faktor penting dalam jasa penerbangan adalah keselamatan.
Keselamatan penerbangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 pasal
1 ayat 48 diartikan sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan
dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, navigasi udara, serta fasilitas
penunjang dan fasilitas umum lainnya. Untuk mewujudkan keselamatan pelayanan
penerbangan maka dibutuhkan tenaga ahli yang berkompeten dan berkualitas
dibidangnya.
Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 tahun 2012 tentang pembentukan
Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
(Perum LPPNPI), sebagai lembaga yang dapat menyediakan jasa pelayanan
navigasi penerbangan. Pembentukan Perum LPPNPI bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan navigasi dan keselamatan penerbangan. Perum
LPPNPI mengelola dua ruang udara berdasarkan Flight Information Region (FIR)
yaitu, FIR Jakarta yang berpusat di Kantor Cabang Jakarta Air Traffic Services
Center (JATSC) dan FIR Ujung Pandang yang berpusat di Kantor Cabang
Makassar Air Traffic Services Center (MATSC)
Sesuai dengan Peraturan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Udara NOMOR : SM.106/003.A/1/PPSDMPU-2017 tentang
pedoman On The Job Training (OJT) program diploma pendidikan dan pelatihan

1
di Unit Pelaksana Teknis Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan Udara. Dalam pelaksanaan OJT, Politeknik Penerbangan Medan
bekerjasama dengan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia (LPPNPI). Dalam hal ini, Politeknik Penerbangan Medan melaksanakan
On The Job Training (OJT) yang salah satunya berada di Kantor Cabang Jakarta
Air Traffic Services Center (JATSC).
Kantor Cabang JATSC memiliki 4 Divisi di bidang teknik yaitu Divisi
Fasilitas Pendaratan Presisi, Alat Bantu Navigasi, dan Pengamatan, Divisi Fasilitas
Otomasi, Divisi Fasilitas Komunikasi Penerbangan, dan Divisi Fasilitas Penunjang.
Masing-masing Divisi terbagi atas 2 Unit. Salah satu Divisi yang berkaitan dengan
keselamatan penerbangan adalah Divisi Fasilitas Komunikasi Penerbangan yang
membawahi Unit Radio Komunikasi dan Unit Sistem Recording, Switching, dan
Jaringan.
Unit Radio Komunikasi menangani peralatan Radio Very High Frequency Air
to Ground (VHF-A/G), Radio Very High Frequency-Extended Range (VHF-ER)
dan Radio High Frequency Air to Ground (HF-A/G). VHF-A/G adalah peralatan
yang digunakan untuk berkomunikasi antara Air Traffic Controller (ATC) dengan
Pilot. Radio VHF terdiri dari Transmitter/Pemancar dan Receiver/Penerima dengan
range frekuensi 118,00 MHz s/d 136,00 MHz.
Pada hari Senin, 8 November 2021 teknisi Unit Radio Komunikasi dan
Taruna OJT melaksanakan kegiatan weekly check di Gedung Transmitter 710 guna
melakukan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemeliharaan dan perawatan
peralatan. Pada saat melakukan meter reading peralatan Transmitter, terdapat
angka Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) tidak normal pada Radio VHF
Secondary Frekuensi 132,200 MHz. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
penulis mengangkat permasalahan yang berjudul “Analisa Terjadinya VSWR
Tinggi Pada Pemancar VHF-A/G Secondary Frekuensi 132,200 MHz di
Gedung Transmitter 710 Jakarta Air Traffic Services Center (JATSC)”

2
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan On The Job Training
Dalam melaksanakan kegiatan On The Job Training (OJT) di Jakarta Air
Traffic Services Center (JATSC) untuk program studi Diploma III Teknik
Telekomunikasi dan Navigasi Udara Politeknik Penerbangan Medan. Memiliki
maksud seperti berikut :

1. Mengetahui atau memahami kebutuhan pekerjaan di tempat OJT.


2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja
setelah menyelesaikan studinya.
3. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan
teknologi terapan di tempat OJT.
4. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Politeknik
Penerbangan Medan dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.

Adapun tujuan dari pelaksanaan OJT adalah sebagai berikut:


1. Sebagai syarat kelulusan taruna Diploma III Teknik Telekomunikasi dan
Navigasi Udara Politeknik Penerbangan Medan
2. Melaksanakan suatu program pendidikan atau kurikulum yang bertujuan
untuk lebih mengenal dan menambah wawasan di dalam ruang lingkup
pekerjaan sesuai bidangnya.
3. Memahami budaya kerja dalam industri penyelenggaraan pemberian jasa
dan membangun pengalaman nyata memasuki dunia industri penerbangan.
4. Membentuk kemampuan taruna dalam berkomunikasi pada materi/subtansi
keilmuan secara lisan dan tulisan.

Anda mungkin juga menyukai