Anda di halaman 1dari 6

Name : Parmen Leon Parhitean

Course : TNU 18
NIT 35031190020

PERKEMBANGAN MANAJEMEN PELAYANAN KALIBRASI DI


INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Transportasi udara merupakan moda transportasi yang sangat penting dalam
menunjang mobilitas masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan yang
luas tentunya membutuhkan transportasi yang cepat dan memiliki standar
keselamatan yang tinggi. Seluruh pelayanan yang dilakukan harus memenuhi standar
keselamatan dari International Civil Aviation Organisation (ICAO). Dalam
pelayanannya, transportasi udara merupakan suatu sistem yang melibatkan banyak
pihak yang meliputi sisi bandar udara, navigasi, operasi angkutan udara, dan masih
banyak lagi. Navigasi adalah sisi yang sangat krusial dalam transportasi udara karena
sangat diperlukan agar penerbangan dapat dilakukan dengan cepat, selamat dan
efisien, maka dari itu tingkat presisi pada alat bantu navigasi udara sangatlah penting
untuk terus dipertahankan. Pemeliharaan alat bantu navigasi dapat dilakukan dengan
melakukan kalibrasi pada peralatan tersebut karena setiap peralatan pendukung
transportasi udara memerlukan inspeksi dan kalibrasi berkala untuk memastikan
pengoperasian alat dengan benar dan akurat. Kalibrasi adalah kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan standar yang telah ditetapkan, baik yang berskala nasional maupun
internasional. Tujuan utama dalam pelaksanaan kalibrasi adalah operasi penerbangan
yang aman dan memenuhi standar keselamatan.
Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP) adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan penerbangan kalibrasi, pengujian dan peneraan alat bantu
navigasi udara, alat bantu pendaratan, komunikasi penerbangan dan laboratorium
kalibrasi serta perawatan pesawat udara. Lingkup layanannya mencakup kalibrasi,
inspeksi, dan peralatan pengujian yang mendukung transportasi udara sebagai alat
navigasi, alat bantu pendaratan, radar dan komunikasi. Seiring dengan bertumbuhnya
transportasi udara, BBKFP harus terus beradaptasi dengan melakukan peningkatan
pelayanan ke arah yang lebih profesional.

TUJUAN
1. Mendeskripsikan mengenai Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP);
2. Menjelaskan pengaruh perubahan status BBKFP menjadi Badan Layanan Umum;
3. Menjelaskan keuntungan dan sasaran BBKFP dalam jangka panjang.

BAB II
LANDASAN TEORI

Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan adalah salah satu satuan kerja atau
UPT eselon II Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang keberadaannya secara
hukum didasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 68 tahun 1991, yang
diperbaharui dengan KM 69 tahun 2002, dan diperbaharui dengan peningkatan eselon
menjadi eselon II melalui Peraturan Menteri Perhubungan No.PM 16 tahun 2013, saat
ini secara teknis operasional di bawah Direktorat Navigasi Penerbangan Direktorat
Jenderal Perhubungan udara. Adapun tugas pokok BBKFP adalah melaksanakan
kegiatan penerbangan kalibrasi, yaitu pengujian dan peneraan alat bantu navigasi
udara, alat bantu pendaratan, komunikasi penerbangan dan laboratorium kalibrasi
serta perawatan pesawat udara kalibrasi. 83 tahun 1958 ini adalah Undang-Undang
tentang penerbangan yang pertama yang dimiliki oleh Republik Indonesia UU No.
83/1958 menggantikan dan sebenarnya merupakan terjemahan dari peraturan
perundang-undangan Pemerintah Hindia Belanda, yaitu Luchvaart-besluit tahun 1933
No. 118 dan Luchvaart Ordonantie tahun 1934 No. Selanjutnya pada dekade 70-an,
ketika dirasakan bahwa bandara Kemayoran (KMO) telah mencapai titik jenuhnya
karena dipicu oleh pertumbuhan ekonomi maka lalu lintas penerbangan telah tumbuh
dengan pesat dan bandara internasional telah bertambah dengan Polonia, Medan dan
Ngurah Rai, Denpasar, Bali dan bandara baru yang melayani Ibu Kota Negara, Jakarta
mulai direncanakan. Maka penerbangan kalibrasi juga mendapat tambahan beban
untuk menjaga agar fasilitas navigasi dan komunikasi penerbangan tetap terjamin
kehandalannya serta ketepatannya. Antar lain karena alasan tersebut di atas
Pemerintah AS memberikan bantuan untuk pendidikan penerbang dan inspektur
penerbangan serta pendidikan teknisi kalibrasi di FAA , yaitu otorita penerbangan
Pemerintah AS serta memberikan fasilitas kredit ekspor untuk pembelian pesawat
kalibrasi modern bermesin turbo prop, jenis King Air dan bermesin jet, jenis Falcon,
dan Lear Jet serta laboratorium dan console kalibrasi.
BBKFP memiliki visi berperan serta mewujudkan pelayanan penerbangan
kalibrasi udara yang berstandar Internasional untuk menjamin kualitas keselamatan
penerbangan di ruang udara Indonesia dan regional secara berkesinambungan.
BBKFP memiliki misi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan penerbangan kalibrasi alat-alat bantu navigasi
penerbangan, komunikasi dan pengamatan sesuai standar internasional dan
selalu siap dengan tepat waktu, melayani permintaan penerbangan kalibrasi di
wilayah Indonesia, Asia Tenggara dan Internasional;
b. Membangun kemampuan sarana dan prasarana baik peralatan uji tera, pesawat
udara, maupun SDM yang memenuhi standar kualitas/perkembangan
teknologi serta standar perawatan yang berlaku, menjawab tantangan
teknologi masa kini dan masa depan yang diterapkan dalam ruang udara
masing-masing negara;
c. Membangun dan mengembangkan manajemen kualitas tata cara kalibrasi dari
segi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan dan memutakhirkan
secara terus menerus sesuai perkembangan standar Internasional, membangun
manajemen keuangan yang professional dan bertanggungjawab (accountable)
agar berkelanjutan (sustainable) secara keuangan (financial), dan
mengembangkan kemitraan strategis dengan penyedia layanan navigasi
penerbangan lainnya dan pemangku kepentingan (stakeholders) serta
melaksanakan pelayanan penerbangan komersial lainnya;
d. Penjaminan kualitas (Quality Assurance), Keselamatan dan Keamanan (Safety
and Security) penerbangan kalibrasi.
BAB III
PEMBAHASAN

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian terhadap evaluasi kinerja dari


BBKFP. Satu diantaranya ialah Halim (2014) yang menggunakan metode analisa
SWOT untuk menentukan strategi organisasi dalam meningkatkan kinerja. Dalam
penelitian ini, faktor sumber daya manusia dan sarana prasarana dinilai menjadi
kendala utama dalam peningkatan kinerja organisasi karena faktor kinerja yang
diterapkan sangat kompleks dan memiliki karakteristik tidak mengambil keuntungan
langsung pada pengguna jasa, hal ini tentu berpengaruh secara finansial pada
pelaksanaan tugas-tugas yang ada. Pada tanggal 26 Januari 2016, pemerintah
kemudian mengambil langkah mengukuhkan BBKFP menjadi Badan Layanan Umum
(BLU) dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 13/KMK.05/2016 dan kemudian
dikuatkan oleh Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 122/ 10 Oktober 2016 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP).
Dengan ini, BBKFP kemudian dapat mengubah pandangan awalnya yang semula
menjalankan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan birokratis menjadi
entrepreneurship yang bersifat mandiri dalam pengelolaan keuangannya. Dengan
demikian, harapannya layanan BBKFP dapat menjadi lebih baik, efisien, profesional
dan akuntabel. Status BLU membuat BBKFP memiliki kewenangan untuk mengelola
anggarannya sendiri serta meningkatkan pemanfaatan aset negara secara lebih
terutilisasi. Aset yang dimaksud tidak hanya yang bersifat peralatan-peralatan, tetapi
juga termasuk sumber daya manusia yang ada. BBKFP juga dapat menyewakan
peralatan yang ada dan juga menugaskan sumber daya manusia yang ada ke tempat-
tempat lainnya, tentunya untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsinya.
BBKFP merupakan lembaga dibawah naungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang adalah perpanjangan tangan
negara dalam hal memastikan seluruh prosedur dan fasilitas pelayanan di bandar
udara sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh ICAO dan regulator di
bidang Perhubungan Udara. BBKFP berperan sangat penting dalam penyelenggaraan
pelayanan transportasi udara karena selain bertanggung jawab dalam hal jasa kalibrasi
fasilitas penunjang penerbangan, ia juga memiiki peran dalam hal perencanaan
navigasi udara. BBKFP turut serta dalam pengembangan sistem navigasi udara masa
depan yang pada dasarnya juga merupakan sasaran strategis dari Departemen
Perhubungan Udara, agar kedepannya penerbangan Indonesia dapat bersaing secara
global dan tidak menutup kemungkinan dapat menjadi kiblat dari dunia aviasi di
dunia.

BAB IV
PENUTUP

Pertumbuhan dan perkembangan teknologi dalam transportasi udara terus


terjadi seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, perlu dengan cepat dilakukan
penyesuaian terhadap setiap sistem yang terlibat pelayanan transportasi udara. Sejak
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum pada tahun 2016, BBKFP mempunyai
fokus pelayanan untuk memenuhi kebutuhan kalibrasi CNS/ATM dengan tepat waktu
dan ikut serta menjamin kualitas keselamatan penerbangan secara berkesinambungan.
Pola Manajemen BBKFP sebagai BLU mengacu pada standar PM 109 Tahun 2015
yang secara umum mencakup Regulasi, Sumber Daya Manusia, Peralatan, Sistem dan
Manajemen Sistem di dalamnya. Perkembangan manajemen BBKFP memiliki
sasaran utama dalam jangka panjang, yaitu mengembangkan sistem navigasi
penerbangan Indonesia dengan tetap berorientasi pada misi keselamatan penerbangan
diatas kepentingan keuntungan finansial. Ada 3 aspek strategi pengembangan yang
menjadi fokus BBKFP di masa mendatang untuk mempertahankan dan meningkatkan
performa kinerja pelayanannya antara lain pengembangan SDM berkelanjutan,
peningkatan dan update alat kalibrasi mengikuti perkembangan zaman dan secara
kelembagaan harus dikembangkan hingga lebih mandiri seperti menjadi Badan
Hukum Kalibrasi Alat Navigasi yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Munadi (2021). Pengembangan Manajemen Pelayanan Kalibrasi Alat Navigasi


Penerbangan Dengan Pendekatan Metode Importance-Performance Analysis
(IPA). Wahana Teknik Sipil Vol. 26

http://hubud.dephub.go.id, 2016. Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan


(BBKFP) Siap menjadi Badan Layanan Umum (BLU) untuk Jasa di
Kementerian Perhubungan, (diakses 4 Juli 2022).

https://flightcalibration.co.id, 2019. Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan,


(diakses 4 Juli 2022)

Anda mungkin juga menyukai