Anda di halaman 1dari 15

KINERJA KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN

DI BANDARA JUWATA TARAKAN


SECURITY AND SAFETY PERFORMANCE AT THE JUWATA TARAKAN AIRPORT

Endang Dwi Agustini, Harry Yanto Lumban Batu


Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110
email: endang.nischan@gmail.com1)

Diterima: 1 November 2016, Revisi 1: 21 November 2016, Revisi 2: 5 Desember 2016, Disetujui: 14 Desember 2016

ABSTRAK
Aspek keselamatan penerbangan merupakan satu elemen penting yang harus dijalankan secara konsisten dan
komprehensif dalam industri penerbangan. Salah satu masalah penerbangan di Kalimantan Utara adalah bencana
kebakaran hutan di Kalimantan yang menimbulkan asap sehingga berdampak pada jarak pandang bagi pilot yang
sangat membahayakan operasional penerbangan. Untuk itu diperlukan pengkajian Kinerja Keselamatan Bandar
Udara Melalui Safety Manajement System (SMS) di Bandar Udara Juwata – Tarakan dengan maksud untuk
mendistribusikan sistem pengelolaan keselamatan operasional yang ada di bandar udara. Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk memberi rekomendasi pada penyelenggara bandar udara agar dapat meningkatkan keselamatan
operasional bandar udara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara
menganalisa sejauh mana sistem keselamatan bandar udara telah memenuhi standar nasional maupun internasional
yang dijabarkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 30 tahun 2015 tentang Standar Teknis dan
Operasi Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standar CASR Part 139, Volume 1 Bandar
Udara/Aerodromes). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada Bandar Udara Juwata Tarakan telah dijalankan
sistem keselamatan bandar udara melalui Sefety Manajemen System (SMS) yang dilakukan melalui koordinasi
dengan unit-unit terkait yang ada di bandar udara untuk dapat memenuhi standar keselamatan operasional bandar
udara sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kata kunci: keselamatan, operasional, bandar udara

ABSTRACT
Aviation safety is an important element that must be implemented consistently and comprehensively in the aviation
industry. This aspect is more relevant for North Kalimantan Province that has a smoke problem from frequent
forest fires in Kalimantan. This smoke is dangerous for flight operation because of poor visibility. The Juwata -
Tarakan Airport has made an intent to distribute a safety management operation through the Safety Management
System (SMS). The aims of this study are to assess the safety performance by using descriptive qualitative method
approach. We use the standard, both nationally and internationally, from the Transportation Minister Decree
No. KP 30, 2015 on the Technical Standards and Operations of Civil Aviation Safety Section 139 (Manual Of
Standard CASR Part 139, Volume 1 Airport/aerodromes), to analyzes the safety systems of Juwata Airport. The
study concludes that Juwata Airport has been implemented airport safety via Safety Management System (SMS),
in coordination with related units at the airport to meet the level of compliance with airport operation safety
standards.
Keywords: safety, operations, airport

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


425
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

PENDAHULUAN penambahan lampu isyarat bagi pesawat yang
landing atau take off di malam hari dan di saat
Di Kalimantan sering terjadi kebakaran hutan yang
cuaca buruk.
menimbulkan asap sehingga berdampak pada jarak
pandang bagi pilot dalam operasional penerbangan. Pemerintah wajib memberi kejelasan mengenai
Bandar Udara Juwata di Tarakan, Kalimantan program keselamatan dalam rangka peningkatan
Utara, juga mengalami masalah gangguan asap level keselamatan untuk pelayanan Air Traffic
ini. Sebagai salah satu pintu gerbang provinsi, Service. Pemberian level keselamatan ini wajib
Bandar Udara Juwata harus memprioritaskan diberikan oleh pemerintah, sesuai dengan
aspek keamanan dan keselamatan penerbangan panduan program keselamatan dan pemberian
dalam operasional penerbangan. level yang terdapat dalam dokumen 9859
mengenai Safety Management Manual (SMM).
Pemerintah, sebagai regulator, bertugas
Pemerintah dalam program keselamatannya telah
menerbitkan berbagai aturan dan melaksanakan
mengimplementasikan Single Provider Air Traffic
sertifikasi, pengawasan, pengendalian serta
Service, yaitu sistem manajemen keselamatan
pembinaan guna menjamin terselenggaranya
yang disetujui pemerintah dengan program berupa
transportasi udara yang memenuhi keselamatan
:
penerbangan. Sebagai langkah konkrit pemerintah
telah memberlakukan sistem keamanan dan a. Memastikan solusi yang terus menerus untuk
keselamatan penerbangan. Dalam menjalankan menjaga level keselamatan yang telah didapat;
operasionalnya, Bandar Udara Juwata tentunya b. Melakukan monitor secara berkelanjutan
sudah mempersiapkan aspek-aspek teknis guna dan melalukan evaluasi terhadap level yang
menjamin terselenggaranya pelayanan keamanan didapat;
dan keselamatan penerbangan ini, yaitu antara c. Meningkatkan secara keseluruhan akan level
lain: keselamatannya.
a. Memenuhi standar keamanan, keselamatan Dengan latar belakang tersebut di atas, guna terus
penerbangan dan penyediaan sarana dan menjamin peningkatan kualitas layanan bandar
prasarana serta jaringan transportasi yang udara maka perlu dilakukan kajian “Kinerja
andal, optimal dan terintegrasi; Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di
b. Mewujudkan iklim transportasi udara yang Bandar Udara Juwata, Tarakan “
kompetitif dan berkelanjutan (sustainable);
c. Mewujudkan kelembagaan yang efektif dan TINJAUAN PUSTAKA
efisien. Bambang Riyanto (1996) menyebutkan bahwa
Pemerintah telah mempunyai Program Nasional dalam pengorganisasian pekerjaan perawatan
Keamanan Penerbangan Sipil yang bertujuan perlu diselaraskan secara tepat antara faktor-
untuk menjaga dan meningkatkan keamanan faktor keterkinian dan situasi personel yang
dan keselamatan penerbangan. Guna menjamin mendukung pemeliharaan untuk menjaga agar
keamanan dan keselamatan penerbangan dalam fasilitas peralatan tetap berada pada kondisi yang
penyelenggaraan transportasi udara perlu sama dengan pada saat pemasangan. Selanjutnya
dilaksanakan pengukuran kinerja operasional menurut Mutiara Sibarani (2002) dikatakan bahwa
bandar udara untuk memenuhi ketentuan aktivitas manajemen pemeliharaan semakin
nasional dan internasional. Pengukuran kinerja diprioritaskan karena mempunyai andil yang
operasional bandar udara dilaksanakan melalui besar dalam keberhasilan suatu perusahaan.
penilaian terhadap aspek keselamatan keamanan Menurut Steven Wahlberg (2007) yang disebut
dan pelayanan yang terkait dengan prosedur, pemeliharaan adalah aktivitas yang dilakukan
peralatan/fasilitas, dan personel. Manajemen untuk menjaga agar fasilitas peralatan tetap berada
keselamatan pelayanan lalu lintas penerbangan kondisi prima seperti pada waktu pemasangan
juga terus berbenah. Beberapa infrastruktur terus awal sehingga dapat terus bekerja sesuai dengan
ditingkatkan, misalnya perpanjangan runway dan kapasitas produksinya. Menurut Gary A, Yuki

426 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


(2005) yang dimaksud dengan pemeliharaan dioperasikan. Selanjutnya William N. Dunn
adalah kegiatan yang berhubungan dengan (2005) menerangkan bahwa kinerja merupakan
perencanaan, implementasi program, dan metode suatu aktivitas kebijakan yang ditujukan untuk
kontrol yang bertujuan mengoptimalkan kinerja merekomendasikan informasi yang relevan dengan
peralatan dengan meningkatkan keandalan dan aspek-aspek, sistem, standar aturan dan prosedur,
ketersediaan (availability) dari suatu sistem/ yang bersifat interaktif dengan implementasi dan
peralatan melalui pengaturan, pengawasan dan penilaian kebijakan, serta dilakukan sebagai siklus
evaluasi yang baik. Selanjutnya Sondang P Siagian aktivitas yang berurutan.
(2011) menyebutkan bahwa yang disebut kinerja
pemeliharaan adalah pekerjaan perawatan yang METODOLOGI
dapat dilakukan secara periodik, dapat berupa A. Skema alur pikir
pemeliharaan harian, mingguan, bulanan atau Penelitian dilakukan pada Bandar Udara Juwata
berdasarkan jam operasi, yang bertujuan untuk - Tarakan dalam waktu 3 bulan terhitung mulai
mencegah terjadinya kerusakan dan mengurangi bulan Januari 2016. Pengumpulan data primer
biaya perbaikan. Sedangkan Sugiyono (2008) dan sekunder dilakukan melalui kuesioner
menyampaikan bahwa untuk analisa suatu kegiatan, yang diberikan kepada responden yaitu bidang
termasuk kegiatan perawatan/pemeliharaan, keamanan dan keselamatan Bandar Udara
dapat dilakukan dengan mengacu atau merujuk Juwata, Tarakan.
pada rumus yang ditentukan. Menurut Sahlan
Asnawi (2007) yang dimaksud kinerja adalah
memaksimalkan produksi dengan kualitas yang
tinggi dalam standar paling optimum. Selanjutnya
Freddy Rangkuti (2012) menyebutkan bahwa
Maintenance berarti memelihara dan menjaga
peralatan secara terus menerus yang dilakukan
oleh operator agar kondisi peralatan tetap baik dan
terpelihara.
Menurut Bambang Susantono (2014)
pemeliharaan dapat mengoptimalkan sumber
daya dari unit pemeliharaan terutama ditinjau dari
sudut sumber daya manusia. Selanjutnya terdapat
hasil kajian terdahulu dengan judul Kinerja Balai
Besar Kalibrasi Fasilitas Navigasi Penerbangan
dengan kesimpulan bahwa Balai Besar Kalibrasi Gambar 1. Alur Pikir Penelitian
Penerbangan telah melaksanakan kalibrasi pada
fasilitas peralatan navigasi penerbangan secara B. Analisa Deskriptif Kualitatif
periodik, namun masih terdapat permasalahan Penelitian dilakukan untuk mengetahui
antara lain adalah keterbatasan anggaran, nilai variabel mandiri, baik satu variabel
pertambahan peralatan di bandar udara, dan atau lebih, tanpa membuat perbandingan
ketidaksiapan bandar udara dikarenakan kurangnya atau menghubungkan antara variabel yang
personel teknisi peralatan navigasi penerbangan satu dengan variabel yang lain. Metode
(Endang Dwi Agustini, 2014). Menurut Cholid, dilakukan dengan evaluasi implementasi
Christian, dan Basuki Adi (2010), hal yang penting Safety Management System (SMS) untuk
bagi keselamatan penerbangan adalah terpenuhinya mengetahui adanya kesenjangan (gap) dengan
prosedur dan persyaratan operasional penerbangan mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal
baik dari segi kelaikan pesawat udaranya maupun Perhubungan Udara Nomor KP 30 Tahun 2015
terpenuhinya kru penerbangan yang berlisensi Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
sesuai dengan tipe dan jenis pesawat yang Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian
139 (Manual Of Standard CASR-Part 139)

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


427
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

Volume 1 Bandar Udara (Aerodromes). Untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengetahui nilai variabel mandiri dilakukan A. Pergerakan Pesawat
dengan cara membandingkan kondisi eksisting Produksi pergerakan pesawat pada bandar
implementasi dengan kriteria dari referensi. udara Juwata dapat disajikan pada tabel 1
Tabel 1. Pergerakan Pesawat Bandara Udara Juwata, Tahun 2016
Jumlah Pesawat
No Tahun Satuan Total
Datang Berangkat
1 2008 Pswt 3377 3373 6750
2 2009 Pswt 4653 4654 9307
3 2010 Pswt 5559 5557 11116
4 2011 Pswt 6404 6400 12804
5 2012 Pswt 6770 6770 13540
6 2013 Pswt 7393 7419 14812
7 2014 Pswt 6669 6669 13338
8 2015 Pswt 6178 6182 12360
Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016


Gambar 2. Grafik Pergerakan Pesawat
Pada pergerakan pesawat udara di Bandar untuk mengimplementasikan mitigasi
Udara Juwata dari tahun 2008 sampai dengan yang dituangkan dalam Rencana Strategis
tahun 2013 mengalami kenaikan rata-rata (RENSTRA) berupa dokumen Rencana
17,53 % dan pada tahun 2014 sampai dengan Panjang Jangka Menengah Daerah
tahun 2015 cenderung mengalami penurunan (RPJMD) dalam mencegah kebakaran
– 8,64 % . Penurunan disebabkan adanya hutan yang berdampak pada kawasan
pengurangan frekuensi penerbangan akibat keselamatan operasional penerbangan.
gangguan kabut asap. Upaya prefentif yang 2. Dilakukan uji konsultasi publik melalui
dilakukan dalam menanggulangi kebakaran partisipasi masyarakat, tokoh setempat
hutan yang berdampak pada kawasan duduk bersama dengan satuan kerja
keselamatan operasional penerbangan antara perangkat daerah agar dapat menanggulangi
lain: kebakaran hutan dituangkan dalam
1. Perlibatan unsur pemangku kepentingan dokumen ditandatangani bersama.
yaitu pemerintah provinsi berkoordinasi 3. Dilakukan evaluasi terhadap realisasi
dengan satuan kerja perangkat daerah secara strategis.

428 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


4. Adanya konsekuensi hukum, apabila sudah sedangkan pergerakan penumpang pada tahun
diimplementasikan yang tertuang dalam 2015 cenderung mengalami penurunan sebesar
RPJMD. 0,8 %. Unit Penyelenggara Bandar Udara
B. Pergerakan Penumpang Juwata berupaya penuh untuk memberikan
pelayanan terbaik melalui pelayanan operasi
Produksi pergerakan penumpang pada bandar bandara dengan menambah berbagai fasilitas
udara Juwata dapat disajikan pada tabel 2: di lingkungan bandara dan perluasan kawasan
Pergerakan penumpang pada Bandar Udara terminal termasuk pembangunan gedung
Juwata dari tahun 2008 sampai dengan tahun kantor dan bangunan terminal baru.
2014 mengalami kenaikan rata-rata 20,13 %,
Tabel 2. Pergerakan Penumpang Bandar Udara Juwata, Tahun 2016
Jumlah Penumpang
No Tahun Satuan Total
Datang Berangkat Transit
1 2008 Pnp 199.938 205.528 2.110 405466
2 2009 Pnp 252.788 259.869 3.706 512657
3 2010 Pnp 338.311 341.837 7.769 680148
4 2011 Pnp 377.618 383.804 9.501 761422
5 2012 Pnp 446.185 456.439 8.100 902624
6 2013 Pnp 494.772 501.643 10.281 996415
7 2014 Pnp 505.169 512.930 14.929 1018099
8 2015 Pnp 477.969 501.548 10.388 979517
Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016


Gambar 3. Grafik Pergerakan Penumpang

C. Pergerakan Kargo
Produksi pergerakan kargo pada bandar udara sebesar – 25,28 % hal ini disebabkan karena
Juwata dapat disajikan pada tabel 3. Provinsi Kalimantan Utara masih tergolong
provinsi termuda dimana sebelumnya angkutan
Selanjutnya di dalam melakukan fungsinya
kargo banyak diangkut melalui Bandara Sultan
Bandar Udara Juwata juga melayani angkutan
Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan. Namun
kargo walaupun peningkatannya dari tahun
Provinsi Kalimantan Utara yang beribukota
2008 sampai dengan tahun 2014 masih relatif
di Tanjung Selor ini memiliki potensi yang
kecil yaitu sebesar 10,39 %, namun pada tahun
sangat baik untuk sektor lalu lintas barang.
2015 angkutan kargo mengalami penurunan

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


429
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

Tabel 3. Pergerakan Barang/Kargo Bandar Udara Juwata, 2016
Jumlah Barang/Kargo
No Tahun Satuan Total
Datang Berangkat
1 2008 Kg 2.591.902 2.600.523 5192425
2 2009 Kg 2.969.355 2.558.712 5528067
3 2010 Kg 3.328.616 2.886.117 6214733
4 2011 Kg 4.072.212 3.751.296 7823508
5 2012 Kg 4.792.568 3.604.624 8397192
6 2013 Kg 5.180.105 3.683.411 8863516
7 2014 Kg 4.473.532 7.095.029 11568561
8 2015 Kg 5.102.815 1.832.504 6935319
Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016


Gambar 4. Grafik Pergerakan Kargo

D. Peralatan /Fasilitas Pendukung Keamanan Pada saat ini pelayanan navigasi


dan Keselamatan Bandar Udara Juwata penerbangan telah dilakukan oleh Perum
1. Fasilitas Navigasi Penerbangan Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia
Adapun peralatan fasilitas navigasi
(LPPNPI) yang juga disebut dengan
penerbangan yang dipergunakan dalam
nama AirNav Indonesia sesuai Peraturan
mendukung operasional penerbangan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012, dan
dapat disajikan pada tabel 4.
pengelolaannya sudah terpisah dengan
Unit Penyelenggara Bandar Udara.

Tabel 4. Peralatan dan Fasilitas Navigasi Bandar Udara Juwata, Tahun 2016

430 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

2. Fasilitas Komunikasi dan Telekomunikasi Navigasi Penerbangan Indonesia melalui


Fasilitas Komunikasi dan Telekomunikasi Peraturan Pemerintah Nomor PP 77
dapat disajikan pada tabel 5. Tahun 2012, pelayanan komunikasi dan
telekomunikasi telah dilakukan oleh
Sejalan dengan pembentukan Perum LPPNPI tersebut.
Lembaga Penyelenggara Pelayanan

Tabel 5. Fasilitas Komunikasi dan Telekomunikasi

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


431
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

3. Fasilitas PKP-PK sisi udara yang ditentukan oleh kategori


Fasilitas PKP-PK pada Bandar Udara kelas bandar udara, dimana pada dasarnya
Juwata-Tarakan dapat disajikan pada tabel tergantung pada 2 (dua) hal yaitu jenis dan
6. Fasilitas PKP-PK merupakan fasilitas komposisi pesawat, serta frekuensi dan
kapasitas landas pacu.
Tabel 6. Fasilitas PKP-PK Bandar Udara Juwata-Tarakan

432 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

4. Fasilitas Keamanan tersedia untuk menunjang operasi


Fasilitas keamanan yang terdapat pada pelayanan pemeriksaan. Penyediaan
Bandar Udara Juwatan dapat disajikan fasilitas dimaksudkan agar pelayanan,
pada tabel 7. khususnya pemeriksaan penumpang dan
barang, dapat berjalan dengan lancar
Jumlah serta jenis peralatan keamanan/ serta untuk mencegah terjadinya tindakan
sekuriti yang digunakan harus sesuai ancaman melawan hukum. Jumlah serta
dengan peraturan yang di dalamnya jenis peralatan sekuriti yang digunakan
terdapat beberapa prosedur yang harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
dilaksanakan serta peralatan wajib bandar udara.
Tabel 7. Fasilitas Keamanan Bandar Udara Juwata-Tarakan
NAMA PERALATAN TAHUN
No PABRIK PEMBUAT TYPE JUMLAH PENEMPATAN KONDISI KETERANGAN
INSTALASI

(2)
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

DISIMPAN/ DALAM
1 X-RAY CABIN SMITH HYMAN /6040 A - 2009 1 UNIT - -
PERBAIKAN

SMITH HYMAN /6040 DISIMPAN/ DALAM


      2009 1 UNIT - -
N(HS60401) PERBAIKAN

    L3 ACX 6.4-MV MVACX024 2011 1 UNIT SCP II DOMESTIK - DALAM PERBAIKAN

    L3 ACX 6.4-MV   2013 1 UNIT SCP II DOMESTIK BAIK  

    L3 ACX 6.4-MV   2013 1 UNIT SCP II INTERNASIONAL BAIK  

2 X-RAY BAGASI RAPI SCAN/526 60731 N15 2007 1 UNIT GUDANG KARGO BAIK -

3 X-RAY CARGO RAPI SCAN/528 60816N48 2008 1 UNIT GUDANG KARGO RUSAK -

SAFRAN MORPHO DETECTION


    - 2011 1 UNIT GUDANG KARGO RUSAK -
HRX 1500 DV

    L3   2013 1 UNIT - BAIK -

4 X-RAY RAPI SCAN/515   2009 1 UNIT - RUSAK DISIMPAN

    FISCAN CMEX B6550   2009 1 UNIT - RUSAK DISIMPAN

5 WALKTHROUGH L3 50240897 2008 1 UNIT SCP I DOMESTIK BAIK STANDBY

SCP II DOMESTIK/
    RAPISCAN METOR/250 2009 1 UNIT BAIK DISIMPAN
INTERNASIONAL

    RAPISCAN METOR/250 2009 1 UNIT SCP II DOMESTIK BAIK DISIMPAN

    RAPISCAN METOR/6M 2013 1 UNIT SCP I BAIK -

    RAPISCAN METOR/6M 2013 1 UNIT SCP II DOMESTIK BAIK -

    RAPISCAN METOR/6M 2013 1 UNIT SCP II INTERNASIONAL BAIK -

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


433
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

  METAL DETECTOR              

    GARET - 2004 5 BUAH SCP I, SCP II, KARGO RUSAK -

    RAPISCAN - 2013 5 BUAH SCP I, SCP II BAIK -

6 PAS TOA - 1994 1 SET TERMINAL BAIK -

16
7 CCTV HAWK (INDONESIA) - 2008 TERMINAL I BAIK -
KAMERA

9
    INFINITY - 2013 GEDUNG RADAR BAIK -
KAMERA

16
    BOSCH - 2013 AIR SIDE BAIK -
KAMERA

8
    INFINITY - 2013 GEDUNG KARGO BAIK -
KAMERA

8
    INFINITY - 2013 GEDUNG ADMINISTRASI BAIK -
KAMERA

16
    INFINITY - 2013 TERMINAL II BAIK -
KAMERA

RUANG KONTROL/
8 MONITOR CCTV TOSHIBA - 2011 1 UNIT BAIK -
PAMFAS

RUANG KONTROL/
    LG - 2013 3 UNIT BAIK -
PAMFAS

LIQUID SCAN SMITH DETECTION/R ESPOND-


9 - 2009 2 UNIT RUANG KEAMANAN BAIK STANDBY
DETECTOR ER PCI

EXPLOSIVE DETEC-
10 MORPHOMOBILE TRACKER - 2011 1 UNIT RUANG KEAMANAN BAIK -
TOR

11 LSTP L3 - 2013 1 UNIT RUANG KEAMANAN BAIK -

12 FIDS PANASONIC (JEPANG) - 2010 8 BUAH TERMINAL BAIK -

13 PABX PANASONIC (JEPANG) TDN 1232 2003 1 BUAH GEDUNG TELNAV BAIK -
Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016

E. PROSES ANALISA 1. Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab


Dari hasil kuesioner yang dijawab oleh Kepala Struktur Organisasi Safety Mangement
Bidang Keselamatan Penerbangan dapat System pada Bandar Udara Juwata seperti
dijabarkan sebagai berikut: pada gambar 2.

Sumber: Bandar Udara Juwata-Tarakan, Tahun 2016


Gambar 2. Struktur Organisasi Safety Management System (SMS)

434 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


2. Tanggung Jawab Seksi dan Kepala Bidang untuk selanjutnya
Agar tujuan dan rencana keselamatan diteruskan kepada kepala kantor. Adapun
penerbangan Bandar Udara Juwata usulan perubahan operasional maupun
dapat dicapai dan dikembangkan secara fasilitas yang berdampak pada keselamatan
berkelanjutan, tugas dan tanggung jawab dapat diusulkan untuk dibahas oleh komite
dalam keselamatan penerbangan ditentukan keselamatan, dan selanjutnya segala
sebagai berikut : keputusan akan dilakukan oleh pimpinan/
Semua manajemen senior berkomitmen kepala kantor.
untuk : b. Investigasi Kecelakaan / Kejadian Internal
a. Menyatakan komitmennya secara nyata Terkait keselamatan apabila ada kejadian
pada keselamatan dan pelaksanaan /kecelakaan di bandar udara, khususnya
SMS; di runway atau apron, proses investigasi
b. Menetapkan kebijakan dan standar akan dilakukan oleh Komite Nasional
keselamatan operasi bandar udara; Kecelakaan Transportasi ( KNKT ).
Namun demikian pelaporan awal akan
c. Memupuk keterlibatan dan partisipasi dilakukan oleh Komite Keselamatan
SMS; untuk disampaikan kepada KNKT. Proses
d. Mengalokasikan sumber daya yang investigasi dan dokumen awal dapat
cukup untuk pelaksanaan SMS; dilalukan oleh Komite Nasional bandar
e. Memfasilitasi kelancaran informasi udara setelah mendapatkan rekomendasi
keselamatan. dari KNKT. Oleh sebab itu setiap pegawai
3. Tahapan Pengawasan bandar udara wajib melaporkan kepada
Safety manager/Officer yang selanjutnya
Hasil jawaban kuesioner yang didapat dari
Safety Manager / Officer tersebut akan
manajemen Bandar Udara Juwata terkait
memberi keputusan untuk langkah
dalam tahapan pengawasan dapat dijabarkan
korektif sebagai persyaratan untuk audit
sebagai berikut :
keselamatan seperti yang telah dituangkan
a. Manajemen dalam dokumen SMS.
Pada dasarnya di Bandar Udara Juwata telah c. Pelatihan
memiliki struktur organisasi SMS yang Tanggung jawab keselamatan merupakan
merupakan bentuk kebijakan keselamatan salah satu persyaratan kompetensi personel
yang dikeluarkan oleh pimpinan. Kebijakan yang tertuang di dalam dokumen Aeroplan
tersebut dengan tegas menjelaskan tentang Manual dan masing-masing Standar
keselamatan pesawat di apron atau selama Operasional Prosedur ( SOP ) tiap unit.
di darat. Kebijakan terhadap keselamatan Contoh : TIM (Tanda Ijin Mengemudi)
menjelaskan bahwa masing-masing di air side dikeluarkan oleh bidang jasa
personel yang tertuang dalam struktur setelah mendapat rekomendasi dari bidang
organisasi SMS mempunyai tugas dan keamanan. Kompetensi untuk tanggung
tanggung jawab terhadap keselamatan, jawab terhadap keselamatan mengacu
karena telah dibentuk sebuah Komite pada regulasi Kementeri Perhubungan dan
Keselamatan yang dapat menyampaikan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
masalah keselamatan kepada pimpinan. serta terdapat di dalam Aerodrome Manual
Komunikasi ini dapat dilakukan secara dan Safety Management System serta
lisan maupun dalam bentuk laporan tertulis Standar Operational Procedure ( SOP ).
dengan disertai dokumentasi sebagai data Dalam memenuhi kebutuhan kompetensi
pendukung. Selanjutnya dalam proses personel terhadap tanggung jawab
peningkatan keselamatan akan dilakukan keselamatan, pada umumnya personel
investigasi oleh pejabat setingkat Kepala tersebut sudah mendapatkan lisensi dan

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


435
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

rating serta kartu Pegawai Negeri Sipil 4. Penerapan (Applicability)
(PNS) yang masih berlaku, serta terlebih Alat evaluasi dapat digunakan untuk
dahulu mendapatkan pelatihan tentang menilai setiap organisasi yang diatur.
operasional bandar udara. Persyaratan Namun dalam melaksanakan penilaian
kompetensi setiap personel yang bertugas harus mempertimbangkan ukuran, sifat dan
pada bidang keselamatan bandar udara kompleksitas organisasi. Untuk organisasi
dapat ditinjau ulang setiap 1 (satu) tahun yang lebih kecil, dapat digunakan jumlah
sekali, atau sewaktu-waktu apabila indikator yang lebih sedikit, seperti yang
diperlukan. Apabila terdapat personel yang didefinisikan dalam Peraturan Direktorat
tidak secara penuh berkompeten terhadap Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 622
tanggung jawab keselamatan bandar udara Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Peraturan
yang dibebankan, maka pemberian ijin Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 13908,
dapat ditangguhkan sementara, sambil Penerimaan (Acceptance) Pelaksanaan Sistem
menunggu selesainya proses melengkapi Manajemen Keselamatan (Safety Management
persyaratan yang diperlukan. System/ SMS) Bandar Udara. Status penerapan
d. Pengawasan Sisi Udara indikator dapat dijelaskan dengan runtutan
Dari hasil jawaban kuesioner yang terkait sebagai berikut :
dengan pengawasan pada sisi udara dapat a. Saat ini (P = Present) ada bukti
disimpulkan bahwa sudah ada proses bahwa indikator jelas terlihat dan
pendekteksian ketidaksesuaian kebijakan, didokumentasikan oleh organisasi SMS.
standar, maupun prosedur. Dalam praktek b. Cocok (S= Suitable) Indikator tersebut
dan prosedur yang akan berdampak cocok berdasarkan ukuran, sifat,
pada keselamatan bandar udara, telah kompleksitas organisasi dan risiko
dilakukan pengawasan secara rutin oleh yang melekat pada aktivitas, termasuk
unit yang tugas dan kewenangannya ada pertimbangan sektor industri.
di tiap wilayah airside maupun landside, c. Operasi (O = Operating) Ada bukti bahwa
dan telah ada pelaporan jika terdapat indikator sedang digunakan dan terdapat
ketidaksesuaian. output yang diproduksi.
e. Pemeliharaan Peralatan/Kendaraan d. Efektif (E = Effective) Ada bukti bahwa
Prosedur untuk menentukan peralatan/ indikator tersebut efektif dan mencapai
kendaraan sisi udara pada Bandar Udara hasil yang diinginkan.
Juwata sudah memenuhi persyaratan e. Bukti (Evident) Bukti termasuk
keselamatan dan terdapat dalam dokumentasi, laporan, catatan dan diskusi
dokumen Standar Operasional Prosedur yang bervariasi untuk berbagai tingkat
(SOP) keamanan. Untuk mengetahui penilaian indikator, dimana hasil yang
pemenuhan persyaratan keselamatan, telah dicapai harus mencakup laporan ringkasan,
dilakukan pengecekan terhadap peralatan referensi dokumentasi, dan catatan.
dan kendaraan, dan juga dilakukan f. Verifikasi, hendaknya regulator merekam
pemeliharaan setiap 1 (satu) tahun sekali setiap pengamatan, percakapan, catatan
untuk fisik kendaraan, mesin, rem, serta dan dokumentasi sampel.
kelengkapan lainnya. Selanjutnya terdapat
catatan formal untuk hasil pengecekan Pada penelitian ini didapatkan bahwa Bandara
pemenuhan keselamatan pada kendaraan Juwata Tarakan telah memenuhi hal tentang
sisi udara secara rutin. Hasil pemeriksaan/ prosedur dan petunjuk teknis peraturan
pengecekan dibukukan dan dituangkan keselamatan penerbangan. Kegiatan tersebut
ke dalam surat untuk dilaporkan kepada telah dilakukan melalui koordinasi antar unit
pimpinan/kepala bandar udara. terkait. Sedangkan status penerapan indikator
adalah level P (Present).

436 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


5. Kebijakan Keselamatan kinerja, seperti dijabarkan pada tahap I sampai
Dalam organisasi, komitmen manajemen dapat dengan tahap IV sesuai aturan yang berlaku.
diwujudkan melalui implementasi sistem Tahapan dalam peraturan tersebut telah
manajemen keselamatan dengan tahapan diimplementasikan pada Bandar Udara Juwata
demi tahapan untuk mengukur penilaian yang ditunjukkan dalam tabel 8.

Tabel 8. Tahapan Pengukuran Penilaian Kinerja


No Item Pengawasan Implemen- Kondisi Eksisting Implementasi
tasi Sudah Belum Kendala Keterangan
1. TAHAP I
a. Kebijakan keselamatan Sudah Pertama dengan melihat
telah ditandatangani oleh adanya dokumentasi SMS dan
Accountable Executive struktur organisasi yang sudah
b. Kebijakan keselamatan telah Sudah ada, walaupun belum dapat
disosialisasikan ke seluruh dilaksanakan karena masih
pegawai bandara
terkendala dengan analisis
c. Uraian sistem telah disele- Sudah kesenjangan, namun rencana
saikan
pelaksanaan SMS telah disetujui
d. Analisis kesenjangan telah Belum dan telah disosialisasikan
diselesaikan
kepada seluruh pegawai Bandar
e. Struktur organisasi SMS telah Sudah Udara Juwata-Tarakan. Draft
ada beserta safety management
officer pada bandara ini awal manual SMS sudah ada
Aeroplant Manual dan Safety
f. Rencana pelaksanaan SMS Sudah
telah disetujui Manajement System namun
belum dilakukan “Updating”
g. Draft awal manual SMS telah Sudah
mulai dibuat
h. Media untuk mengkomunikasi Sudah
isu-isu keselamatan telah
tersedia
2. TAHAP II
a. Adanya proses dokumentasi Sudah Telah dilakukan proses
b. Adanya proses identifikasi Sudah identifikasi hazard pada proses
hazard manajemen keselamatan, namun
c. Proses manajemen Sudah demikian pelatihan mengenai
keselamatan secara reaktif komponen rencana pelaksanaan
telah dilaksanakan SMS dan manajement risiko
d. Pelatihan mengenai komponen Belum keselamatan belum dilaksanakan
rencana pelaksanaan SMS dan secara rutin terhadap komponen
manajemen risiko keselamatan rencan pelaksanaan SMS.
telah dilaksanakan
e. Informasi penting mengenai Sudah
keselamatan di lingkungan
bandar udara terkait dengan
proses telah didistribusikan

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


437
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

3. TAHAP III
a. Periode test awal untuk Sudah Test awal untuk identifikasi
mengumpulkan identifikasi hazard sudah dilakukan serta
hazard pada prose proaktif dan sudah dilakukan pula correlative
prediktif telah dilaksanakan
action/mitigasi terhadap setiap
b. Proses proaktif dan prediktif Sudah hazard, namun demikian belum
manajemen keselamatan telah
ada pengembangan terkait
dilaksanakan
indikator kinerja serta target
c. Pelatihan mengenai komponen Belum
rencana pelaksanaan
kinerja keselamatan. Pelatihan
mengenai komponen rencana
d. SMS dan manajemen risiko Sudah
keselamatan pada proses pelaksanaan belum dilaksanakan,
proaktif dan prediktif telah tetapi SMS dan manajemen risiko
dilaksanakan keselamatan pada proses proaktif
e. Indikator kinerja keselamatan Belum dan prediktif telah dilaksanakan,
dan target kinerja keselamatan dan selanjutnya untuk informasi
telah dikembangkan keselamatan kritikal yang
f. Informasi keselamatan kritikal Belum diperoleh berdasarkan data
yang diperoleh berdasarkan pada proses rekatif, proaktif dan
data pada proses reaktif, prediktif belum didistribusikan
proaktif, dan prediktif telah ke seluruh pegawai terkait.
didistribusikan ke seluruh
pegawai terkait
4. TAHAP IV
a. Kesesuaian antara indicator Belum Kesesuaian antara indicator
kinerja keselamatan dan kinerja keselamatan dan target
target kinerja keselamatan keselamatan penerbangan
penerbangan nasional (State
nasional (State Safety Program)
Safety Program)
belum ada kesesuaian dan terkait
b. Pelatihan mengenai jaminan Belum pelatihan mengenai jaminan
keselamatan pada personel,
atasan dan pimpinan telah keselamatan pada personel,
selesai dilaksanakan atasan dan pimpinan belum
c. Dokumentasi terkait dengan Sudah selesai dilaksanakan. Namun
jaminan keselamatan dokumentasi terkait dengan
operasional telah ada dan jaminan keselamatan operasional
termuat dalam manual Sistem telah ada dan termuat dalam
Manajemen Keselamatan manual sistem manajemen
(SMS) keselamatan (SMS)
Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan, KP 30 Tahun 2015

Efektivitas dapat dicapai ketika organisasi telah pada kawasan keselamatan operasional
menetapkan kebijakan keselamatan yang cukup penerbangan adalah:
jelas berupa pernyataan niat, tujuan keselamatan, 1. Perlibatan unsur pemangku kepentingan
dan filosofinya. Demikian pula harus ada bukti yaitu pemerintah provinsi berkoordinasi
nyata berupa kepimimpinan keselamatan dan dengan satuan kerja perangkat daerah
manajemen yang “walking the talk “ sesuai struktur untuk mengimplementasikan mitigasi
organisasi tersebut di atas. yang dituangkan dalam Rencana Strategis
Upaya preventif yang dilakukan dalam (RENSTRA) berupa dokumen Rencana
menanggulangi kebakaran hutan yang berdampak Panjang Jangka Menengah (RPJMD) dalam

438 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 28, Nomor 6, November-Desember 2016


mencegah kebakaran hutan yang berdampak DAFTAR PUSTAKA
pada kawasan keselamatan operasional Burhanuddin, Tengku. 2014. OutLook Book INACA,
penerbangan. International Aviation Carrier Asociation, Jakarta.
2. Dilakukan uji konsultasi publik melalui Cholik Christian Adi Basuki. 2010. Pengertian dan
partisipasi masyarakat, tokoh setempat duduk Istilah Penerbangan Sipil, PT. Raja Grafindo
bersama dengan satuan kerja perangkat Persada, Jakarta.
daerah agar dapat menanggulangi kebakaran Miro Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi, PT
hutan dituangkan dalam dokumen yang Erlangga, Jakarta
ditandatangani bersama
Mulyadi. 2007. Kinerja Personal, Teori Motivasi,
3. Dilakukan evaluasi terhadap realisasi rencana Studio Press, Jakarta.
strategis
Nasution, M.N. 2010. Manajemen Transportasi, PT
4. Adanya konsekuensi hukum, apabila duduk Ghalia, Bogor.
diimplementasikan mi
Nugroho, Rian. 2006. Analisa Kebijakan Publik, Gajah
KESIMPULAN Mada Univercity, Yogyakarta.
Berdasarkan hasil analisis di Bandar Udara Juwata Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KP 30
dapat disimpulkan bahwa implementasi SMS telah tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi
dituangkan dalam dokumen Aeroplan Manual Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
dengan nilai indikator P (Present) untuk penilaian (Manual Of Standar CASR Part 139, Volume 1
kinerjanya. Hal ini dibuktikan dengan indikator Bandar Udara/Aerodromes)
yang jelas terlihat dan sudah didokumentasikan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14
dalam dokumentasi Safety Management System Tahun 2009 Tentang Peraturan Keselamatan
(SMS). Penyelenggara SMS di Bandar Udara Penerbangan Sipil (PKPS)
Juwata juga telah memiliki struktur organisasi, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun
dan juga terdapat Komite Keselamatan yang 2009 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan
didukung dengan dokumen Aerodrome Manual Sipil Bagian 139 (Civil Aviation Safety Regulation
yang diambil dari dokumen ICAO Annex 14 Part 139) Tentang Bandar Udara ( Aerodrome )
Doc.9859. Koordinasi dalam operasional bandar
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 Tentang
udara telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan
berlaku namun masih ada kekurangan SDM terkait
recurrent training keselamatan yang diperlukan. Robet & Kelvey. 2008. Membangun Pelayanan
Informasi, Prestasi Pustaka, Jakarta.
SARAN Sobarudin, Muh. 2006. Perilaku Organisasi, Rineka
Cipta, Jakarta.
Penyelenggara bandar udara harus senantiasa
Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian, Alfabeta
mengikuti perkembangan teknologi, baik sistem,
Bandung.
peralatan, pelatihan, maupun pendidikan bagi
Supriyadi, Yaddy. 2012. Keselamatan Penerbangan,
personel keselamatan bandar udara. Dalam rangka
Teori dan Problematika, Telaga Ilmu Indonesia,
memberikan pelayanan operasional bandar udara,
Jakarta.
pengaturan pelaksanaan regulasi harus up to date
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang
serta didukung kesiapan sumber daya manusia
Penerbangan
baik secara kualitas maupun kuantitas.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak
penyelenggara Bandar Udara Juwata Tarakan
atas dukungan dalam memberikan data yang
dibutuhkan, sehingga dapat diolah untuk bahan
analisa dan pembahasan dalam penelitian ini.

Kinerja Keamanan dan Keselamatan Penerbangan di Bandara Juwata Tarakan,


439
Endang Dwi Agustini dan Harry Yanto Lumban Batu

Anda mungkin juga menyukai