Anda di halaman 1dari 7

Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi

Volume 3 Nomor 2 Desember 2020


P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi

Penerapan Safety Management System pada AMTO 147D-13 Program Studi


Teknologi Pemeliharaan Pesawat Udara Politeknik Penerbangan Makassar
Implementation of the Safety Management System at AMTO 147D-13 Aircraft
Maintenance Technology Study Program Makassar Aviation Polytechnic

Adhitya Octavianie
adhityaoctavianie@gmail.com

Politeknik Penerbangan Makassar

ABSTRAK
Keselamatan penerbangan merupakan hal mutlak yang diinginkan oleh seluruh stakeholder pada
indsutri penerbangan. Keselamatan penerbangan menjadi hal yang sangat serius yang secara terus-
menerus diupayakan keterwujudannya. Kecelakaan penerbangan dapat terjadi karena berbagai macam
faktor. Faktor alam, faktor manusia maupun faktor kegagalan sistem dapat menjadi faktor langsung
maupun tidak langsung terhadap terjadinya kecelakaan penerbangan. Pembentukan budaya keselamatan
(safety culture) dan kepedulian keselamatan (safety awareness) terhadap penerbangan pada organisasi
akan dapat memberikan kontribusi positif pada terciptanya keselamatan penerbangan. Dan hal tersebut
tidak terlepas dari keberhasilan penerapan Safety Management System pada organisasi ataupun entitas
yang terkait dengan industri penerbangan. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat
menjelaskan sejauh mana Safety Management System telah diterapkan pada AMTO 147 D-13 Prodi
TPPU Politeknik Penerbangan Makassar serta untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor atau kendala
yang dapat menghambat upaya penerapannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif
kualitatif melalui wawancara dengan SMS Manager dan key persons AMTO 147 D-13 Prodi TPPU
Politeknik Penerbangan Makassar, pengisian e-kuesioner oleh personel AMTO, observasi dan juga
dokumentasi. Dengan menggunakan Gap analisis, dilakukan pembandingan terhadap indikator-indikator
capaian keberhasilan SMS pada kondisi aktual dan ideal. Berdasarkan hasil penyajian data diketahui
bahwa terjadi kegagalan yang cukup signifikan terhadap indikator-indikator capaian SMS yang tertera
pada manual SMS AMTO 147 D-13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan Makassar. Pemahaman dan
kepedulian pada tingkat yang berbeda-beda terkait dengan penerapan SMS pada organisasi di level
manajemen hingga pelaksana merupakan kontribusi terbesar dari belum maksimalnya SMS dapat
diterapkan.
Kata kunci: Safety Management System; GAP Analisis; SMS Manager; key persons

ABSTRACT
Aviation Safety is absolutely desirable by all the stakeholders in the aviation industry. It became a
serious matter which why it is continuously strived to make it happen. Accidents may occur for some
reason. Natural factors, human factors, or even the system’s failure factors are possibly to be a direct or
indirect cause of accidents. Shaping up the safety culture and awareness in each organization will
positively contribute to aviation safety. And these things are related to the success of Safety Management
System implementation in each organization or entity. The purposes of this research are to find out how
was Safety Management System was carried out in AMTO 147 D-13 Prodi TPPU Politeknik
129
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

Penerbangan Makassar and also to identify the possible problems and obstacles to its implementation.
This research is done in the qualitative descriptive method through an interview with the SMS Manager
and key persons of AMTO 147 D-13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan Makassar, AMTO’s personnel
questionnaire, observation, and documentation. Through GAP analysis, SMS indicators were compared
in actual and ideal conditions. The research data shows a quite significant failure on SMS indicators
which were mentioned in the SMS Manual of AMTO 147 D-13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan
Makassar. A different level of comprehension and awareness about the SMS implementation importance
in management and staff levels was a great contribution to the SMS implementation that was not yet
carried out at the maximum.
Keywords: Safety Management System; GAP Analysis; SMS Manager; key persons

1. PENDAHULUAN dengan penerbangan, terkait dengan penerbangan


Safety merupakan istilah atau kata yang atau berhubungan langsung dengan operasional
sudah pasti tak bisa terlepaskan dari dunia penerbangan dapat diminimalisir, dipertahankan
Penerbangan. Dalam penerbangan, safety didalam atau dibawah suatu tingkat yang dapat
merupakan suatu kondisi dimana risiko yang diterima (ICAO Annex 19 Second Edition, July
terkait baik secara langsung maupun tidak 2016).
langsung pada operasi penerbangan telah dapat Data International Civil Aviation
dikendalikan pada tingkatan yang dapat ditolerir, Organization (ICAO) pada kurun waktu 2012
sebagaimana tercantum dalam ICAO Annex 19 hingga 2018 menyatakan bahwa kecelakaan
Safety Management System. Keselamatan penerbangan secara global paling tinggi terjadi
merupakan tujuan utama dari operasi pada tahun 2012 sebanyak 3,2 kecelakaan untuk
penerbangan, aspek keselamatan penerbangan setiap satu juta keberangkatan. Sementara pada
merupakan syarat mutlak yang harus terpenuhi tahun terakhir pencatatan yakni 2018, terdapat
dalam operasional penerbangan. Beragam teori sejumlah 2,6 kecelakaan per satu juta
dan pendekatan digunakan untuk terus keberangkatan penerbangan.
meningkatkan dan mempertahankan keberhasilan
faktor aspek keselamatan dalam penerbangan
salah satunya melalui Safety Management System
(SMS).
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
merupakan tempat dimana sumber daya manusia
dibekali dengan knowledge (pengetahuan) dan
skill (kemampuan) yang nantinya akan digunakan
dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta
tanggung jawab di lingkungan kerja (Idyaningish
& Bahrawi, 2020). Penerapan SMS secara
konsisten dan berkelanjutan akan menjadi contoh
dan teladan baik bagi siswa maupun personel
organisasi itu sendiri untuk senantiasa menjaga Gambar 1. Tingkat Kecelakaan Penerbangan Global
keberlangsungan manajemen keselamatan
melalui pengendalian dan pengelolaan terhadap Safety Management System adalah suatu
risiko keselamatan. Pada lingkup kegiatan pendekatan sistematis yang bertujuan untuk
pemeliharaan pesawat udara, manajemen mengelola keselamatan, termasuk didalamnya
keselamatan yang diterapkan akan memberikan terkait pentingnya struktur organisasi,
dampak secara langsung terhadap keselamatan akuntabilitas, tanggungjawab, kebijakan maupun
penerbangan serta tentunya budaya keselamatan prosedur (ICAO Annex 19 Second Edition, July
atau Safety Culture akan terbentuk sebagai sikap 2016).
perilaku dari siswa (taruna) melalui konsistensi Safety Management System atau yang biasa
dan pembiasaan penerapan SMS dalam disingkat SMS dirancang untuk terus
organisasi. meningkatkan kinerja keselamatan melalui
Definisi Safety adalah suatu kondisi atau serangkaian proses yaitu: identifikasi potensi
keadaan dimana suatu resiko yang berhubungan bahaya, pengumpulan dan analisis data dan

130
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

informasi keselamatan serta penilaian (asesmen) e. Kebijakan, proses dan prosedur dibuat dalam
terhadap risiko keselamatan secara berkelanjutan. rangka untuk mendorong berjalannya system
Melalui SMS, upaya untuk dapat pelaporan terkait keselamatan;
melakukan mitigasi risiko keselamatan secara f. Data dan informasi keselamatan dianalisa
proaktif sebelum terjadinya kecelakaan maupun untuk mempertimbangkan keterkaitan risiko
kejadian serius menjadi sangat mungkin untuk dengan performa atau kinerja serta
dikelola. Dalam ICAO Document 9859 Safety keterbatasan yang dimiliki manusia, tidak
Management Manual Fourth Edition, 2016, melupakan juga untuk secara khusus
dijelaskan bahwa Human Factors adalah tentang memperhatikan faktor yang bersifat
memahami bagaimana cara manusia berinteraksi operasional dan organisasional;
dengan dunia, kemampuan dan batasan yang g. Kebijakan, proses dan prosedur yang
dimiliki oleh manusia, dan bagaimana hal-hal dikembangkan secara singkat, jelas, aplikatif
tersebut mempengaruhi aktivitas manusia dalam dan bertujuan:
meningkatkan kinerja manusia dalam melakukan 1) Optimalisasi kinerja personel
pekerjaannya. Sebagai akibat dari hal tersebut 2) Mencegah terjadinya kesalahan yang tidak
maka penting untuk menyadari bahwa Human disengaja
Factors adalah merupakan bagian tak terpisahkan 3) Menghindari konsekuensi yang tidak
dari manajemen keselamatan. Identifikasi dan diinginkan terkait dengan kinerja personel;
mitigasi risiko menjadi sangat penting untuk efektivitas dari hal-hal ini secara
dipahami sebagai upaya optimalisasi peran berkelanjutan dimonitor selama kondisi
manusia di dalam mewujudkan keselamatan operasi normal.
organisasional. h. Pemantauan terhadap operasi normal yang
Penerapan Safety Management Systems sedang berjalan mencakup penilaian terkait
(SMS) sangat bergantung kepada faktor manusia, pelaksanaan ketentuan proses dan prosedur,
selain juga perkembangan era teknologi terkini. dan 131ndepe ketentuan tidak dilaksanakan
Didalam ICAO Document 959 Safety maka investigasi dilakukan untuk mencari
Management Manual Fourth Edition, 2016 penyebab permasalahan;
disebutkan beberapa kunci utama terkait faktor i. Investigasi keselamatan meliputi penilaian
manusia dalam keberhasilan penerapan Safety terhadap kontribusi faktor manusia, tidak
Management System (SMS) dengan penjabaran hanya memeriksa tindakannya tetapi juga
sebagai berikut: alasan daripada 131 depend tersebut, dengan
a. Komitmen manajemen senior atau tingkatan pemahaman bahwa di banyak kasus yang
manajemen tertinggi di suatu organisasi dalam terjadi, orang-orang berusaha untuk
menciptakan lingkungan kerja yang melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan
mengoptimalkan kinerja personel serta pekerjaannya;
mendorong personel untuk dapat secara aktif j. Proses manajemen perubahan mencakup
terlibat dan berkontribusi pada proses pertimbangan tugas dan peran manusia di
pengelolaan manajemen keselamatan; dalam sistem;
b. Tanggung jawab personel terkait manajemen k. Personel diberikan pelatihan untuk
keselamatan dipastikan berada pada tingkatan memastikan bahwa personel memiliki
yang sama dalam hal pemahaman maupun kompetensi yang dibutuhkan untuk
ekspektasi pencapaian tujuan manajemen melaksanakan tugasnya, dilakukan review
keselamatan; terhadap efektivitas pelaksanaan pelatihan
c. Organisasi membekali personel dengan serta program pelatihan diadaptasi sesuai
informasi: dengan kebutuhan.
1) gambaran mengenai sikap perilaku yang
diharapkan sehubungan dengan proses Penerapan Safety Management System
dan prosedur kerja pada organisasi. pada organisasi pendidikan dan pelatihan pesawat
2) gambaran mengenai kebijakan organisasi udara bukanlah merupakan suatu hal yang
terhadap sikap perilaku personel secara mudah. Dalam pelaksanaan implementasi atau
individu. penerapannya tentu terdapat kendala baik berupa
d. Tingkatan sumber daya manusia dipantau dan teknis maupun non teknis (Irfan, 2019).
disesuaikan dalam rangka memastikan ada Karenanya sangat dibutuhkan komitmen yang
cukup banyak personel yang memenuhi kuat dari organisasi untuk memastikan bahwa
kualifikasi operasional; sistem manajemen keselamatan ini dilaksanakan
131
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

dengan mengacu standar dan ketentuan yang 2) Decrease 5% Number of noncompliance


berlaku. / Number of findings
Dalam penerapannya, Safety Management 3) Improve 5% Number and rate training
System ini dapat secara efektif berjalan dengan attendance minimum 80%
pola Top-down, yang bisa diartikan dimulai dari 4) Improve 5% Number and rate safety
tingkatan manajemen senior hingga personel report submitted
yang berada di posisi paling dasar. Pentingnya 5) Improve 5% Student examination
hal ini dilakukan adalah untuk dapat menjamin passing grade minimum 70%
terciptanya pengelolaan keselamatan yang baik 6) Decrease 5% number occurrence
pada organisasi AMTO 147 D-13 Prodi TPPU (injuries, accidents, broken tools and
Politeknik Penerbangan Makassar dalam error procedure) on training
melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan environment.
penerbangan serta menciptakan budaya dan
pembiasaan prosedur SMS pada seluruh personel Dari data penelitian didapatkan
AMTO maupun juga taruna Prodi TPPU dimana kesimpulan adanya indikasi kegagalan dalam
kelak akan berkecimpung dalam industri yang pencapaian dari Safety Objective/Target
terkait langsung dengan operasi keselamatan Keselamatan dengan rincian sebagai berikut:
penerbangan.
Tabel 2 GAP Analysis Safety Objectives /
2. METODE Target Keselamatan
Metode yang digunakan pada penelitian ini No Safety Objectives/ Ideal State Curruent State
adalah metode deskriptif dengan pendekatan Target Keselamatan (tercapai) (Tidak tercapai)
kualitatif, dimana dilakukan analis, 1 Peningkatan 5% 
terhadap jumlah dan
penggambaran dan peringkasan terhadap data tingkat laporan
penelitian yang didapatkan dari hasil interview, keselamatan yang
kuesioner, observasi dan dokumentasi. Interview dilaporkan
2 Penurunan 5% jumlah 
dilakukan terhadap SMS Manager selaku temuan
penanggungjawab implementasi SMS pada 3 Peningkatan 5% jumlah 
dan tingkat
organisasi serta SMS Key persons pada AMTO keikutsertaan dalam
berjumlah 6 orang, e-kuesioner diberikan kepada pelatihan minimal 80%
personel dan instruktur AMTO berjumlah 13 4 Peningkatan 5% jumlah 
siswa yang lulus ujian
orang. Penelitian ini ditujukan untuk minimal 70%
mendapatkan gambaran mengenai implementasi 5 Penurunan 5% angka 
atau penerapan Safety Management System pada kejadian (kecelakaan,
kerusakan alat, dan
AMTO 147 D-13 Prodi TPPU Politeknik luka-luka, kegagalan
Penerbangan Makassar serta juga kendala dan prosedur) pada
lingkungan pelatihan.
hambatan yang dihadapi oleh organisasi dalam
upaya penerapannya. Pada tabel diatas, terdapat 4 indikator
yang tidak tercapai. Pada poin pertama
3. HASIL DAN PEMBAHASAN diketahui bahwa SMS Manager belum
Penelitian ini berfokus pada (1) sejauh melakukan pelaporan terkait, tidak didapatkan
mana SMS telah diimplementasikan pada AMTO adanya data dokumentasi laporan terkait. Hal
147D-13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan yang sama terjadi pada poin 2,3 dan 5 yang
Makassar (2) hal apa saja yang dapat menjadi dikarenakan tidak adanya dokumentasi terkait
kendala dalam penerapan SMS. upaya pencapaian target keselamatan.
Data penelitian ini diambil pada AMTO Indikasi terjadinya kegagalan pencapaian
147D-13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan kondisi ideal diperkirakan sangat berkaitan
Makassar periode bulan Agustus sampai dengan dengan kontribusi dari SMS Manager pada
Oktober 2020. Pada SMS Manual AMTO 147D- organisasi AMTO. Sebagaimana disebutkan
13 Politeknik Penerbangan Makassar tercantum dalam SMS Manual terdapat beberapa
beberapa poin Safety Objective or Target yang tanggungjawab daripada SMS Manager yang
merupakan tolak ukur dari implementasi SMS. meliputi:
Adapun beberapa indikator tersebut adalah: ➢ Managing the SMS implementation plan
1) Improve 5% Number and rate safety ➢ Facilitating hazard identification and risk
reports submitted
132
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

assessment activities dilakukan juga interview terhadap Key persons


➢ Monitoring the effectiveness of mitigation AMTO 147D-13 Prodi TPPU Politeknik
actions Penerbangan Makassar yang terdiri dari:
➢ Providing periodic reports on safety - Accountable Manager
performance - Head of Training
➢ Maintaining the SMS implementation - Quality Manager
➢ Planning and organizing staff safety - Instructional Manager
training - Chief Administration
➢ Providing independent advice on safety - Chief Maintenance Facilities
matters to senior Management
Hasil interview terhadap key persons
Berikut disajikan GAP analysis terkait memberikan gambaran bahwa hingga saat ini
tugas dan tanggung jawab SMS Manager penerapan SMS pada organisasi AMTO 147D-
berdasarkan hasil wawancara serta observasi : 13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan
Makassar belum dapat dikatakan telah dipahami
serta terlaksana secara maksimal. Berikut
adalah respons dari interview yang dilakukan
terhadap key persons AMTO 147D-13 Prodi
TPPU Politeknik Penerbangan Makassar:

Tabel 4. Hasil Interview

Analisis GAP terkait tugas dan tanggung


jawab Manajer SMS dilakukan dengan
membandingkan tugas dan tanggung jawab
yang tertera pada Manual SMS dengan hasil
interview terhadap Manajer SMS serta
pengumpulan data dokumentasi pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Manajer SMS. Dari
hasil pembandingan tersebut didapatkan fakta
bahwa Manajer SMS belum melaksanakan tugas
dan tanggung jawab sebagaimana yang
tercantum pada dokumen manual SMS sehingga Dari pengolahan data tersebut maka dapat
belum terdapat dokumentasi pelaksanaan dari diperoleh gambaran umum mengenai belum
tugas dan tanggung jawab tersebut. maksimalnya penerapan SMS pada AMTO 147
Lebih jauh disampaikan oleh Manajer D-13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan
SMS bahwa hal tersebut terjadi karena belum Makassar. Meskipun pada tabel diatas terdapat
cukupnya pemahaman terhadap tugas dan beberapa poin pertanyaan dari indikator SMS (4
tanggung jawab selaku Manajer SMS, selama Pilar SMS) dengan nilai persentase yang cukup
ini Manajer SMS melaksanakan tugas rangkap tinggi namun pada saat peneliti melakukan
jabatan selaku Quality Manager dan yang observasi dan pencarian data dokumentasi
bersangkutan mengira bahwa kedua jabatan terkait, data dokumentasi tersebut tidak dapat
tersebut memiliki tugas dan peran yang sama. ditemukan pada arsip organisasi AMTO 147 D-
Sementara pada kenyataannya terdapat beberapa 13 Prodi TPPU Politeknik Penerbangan
perbedaan spesifik diantara kedua jabatan Makassar. Dalam pelaksanaan implementasi dari
tersebut. Selain terhadap SMS Manager, suatu ketentuan ataupun regulasi tentu terdapat
133
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

faktor pendukung dan juga faktor penghambat bahwa key personss pada AMTO 147D-13
atau kendala, tak terkecuali dalam penerapan Prodi TPPU Politeknik Penerbangan Makassar
SMS pada organisasi AMTO 147D-13 Prodi memiliki persamaan pendapat mengenai
TPPU Politeknik Penerbangan Makassar. Dari pentingnya dukungan manajemen terhadap
data interview didapatkan beberapa respons yang keberhasilan penerapan SMS pada organisasi,
mengarah pada pentingnya komitmen dari semua sementara terkait pelaksanaan audit SMS
unsur pada organisasi terkait penerapan SMS dan terdapat 5 (lima) dari 6 (enam) key persons
juga faktor ketersediaan anggaran dinilai sebagai menyatakan belum terlaksana, sementara 1
faktor yang dapat mendukung keberhasilan (satu) orang menyatakan terlaksana. Hal ini
penerapan SMS. Sementara berdasarkan hasil dapat menjadi indikasi bahwa kegiatan
interview terhadap key persons didapatkan respon pengawasan atau audit implementasi SMS
yang menyatakan bahwa kendala terbesar yang belum secara konsisten dilaksanakan dan belum
dihadapi oleh organisasi saat ini adalah terkait terdokumentasi.
belum adanya persamaan persepsi mengenai Belum terwujudnya persamaan persepsi
pentingnya penerapan SMS dalam organisasi mengenai pentingnya penerapan SMS bagi
serta kurangnya koordinasi dan komunikasi di organisasi serta masih kurangnya komunikasi
dalam organisasi. dan koordinasi terkait dinilai sebagai kendala
Dari data tabel GAP Analysis Safety terbesar bagi penerapan SMS di dalam
Objective diatas, dapat dilihat bahwa dari total 5 organisasi. Pada kegiatan observasi yang
(lima) indikator target keselamatan yang harus dilakukan, diketahui bahwa pemahaman dan
dipenuhi, hanya terdapat 1 (satu) indikator yang pengetahuan mengenai dokumen manual SMS
berhasil terpenuhi. Selanjutnya hasil wawancara masih sangat minim diantara para personel
dengan key persons pada AMTO 147D-13 Prodi AMTO 147 D-13 prodi TPPU Politeknik
TPPU Politeknik Penerbangan Makassar yang Penerbangan Makassar. Observasi dan
berjumlah 6 (enam) orang dapat disimpulkan interview yang dilakukan menunjukkan hasil
bahwa sejauh ini Safety Objective/Target bahwa personel yang ditugaskan belum
memang baru sebatas perencanaan namun belum sepenuhnya memahami tugas dan tanggung
sepenuhnya dilaksanakan. Sementara data pada jawab utama sebagai SMS Manager. Hal
Tabel 3 GAP Analysis Tugas dan Tanggung tersebut disebabkan oleh karena adanya
Jawab SMS Manager diatas juga menunjukkan rangkap jabatan sehingga personel yang
bahwa fungsi daripada SMS Manager belum ditunjuk merasa mengalami work overload dan
terlaksana, lebih lanjut dari hasil wawancara menganggap bahwa tugas antara kedua jabatan
maupun observasi didapatkan kesimpulan adalah serupa sehingga memilih untuk fokus
sementara bahwa fungsi SMS Manager pada hanya pada salah satu tugas jabatan yaitu
AMTO 147D-13 Prodi TPPU Politeknik AMTO Quality Manager.
Penerbangan Makassar belum dapat terlaksana Alasan yang dapat disampaikan mengenai
dengan baik dikarenakan saat ini posisi tersebut rangkap jabatan salah satunya dikarenakan
masih dirangkap oleh 1 (satu) orang personel minimnya jumlah personel serta belum adanya
yang juga bertugas sebagai Quality Manager audit eksternal dari pihak Direktorat
yang bertugas untuk menjamin terlaksananya Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat
pelaksanaan Pendidikan dan pelatihan pada Udara terkait implementasi SMS sangat
AMTO 147D-13 Prodi TPPU Politeknik memungkinkan mengakibatkan terabaikannya
Penerbangan Makassar sesuai ketentuan yang kepentingan bagi SMS untuk diimplemetasikan.
berlaku.
Sementara hasil dari interview terhadap 4. KESIMPULAN
key persons, dapat terlihat bahwa terdapat Berdasarkan hasil pengolahan data
perbedaan pendapat mengenai target penerapan penelitian dan juga pembahasan maka didapatkan
SMS pada organisasi serta sejauh mana kesimpulan sebagai berikut :
penerapan SMS telah berjalan pada organisasi. a. Penerapan Safety Management System pada
Perbedaan pendapat ini sangat mungkin AMTO 147 D-13 Prodi TPPU Politeknik
disebabkan oleh belum berjalannya sosialisasi Penerbangan Makassar dapat dikatakan masih
yang baik terkait SMS pada lingkup internal belum terlaksana dengan baik. Hal ini
organisasi serta belum terdokumentasikannya terindikasi dengan belum adanya target
kegiatan terkait penerapan SMS pada capaian yang spesifik serta minimnya
organisasi. Data interview juga menunjukkan dokumentasi dari kegiatan perencanaan,
134
Airman: Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi
Volume 3 Nomor 2 Desember 2020
P-ISSN 2622-0105 | E-ISSN 2716-1196

penerapan maupun pengawasan Safety Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Staff


Management System pada organisasi serta Instruction, SI 19-05 Safety Management
fakta belum terlaksananya audit internal System (SMS) Guidance for Inspector &
maupun eksternal menjadikan belum adanya Organization.
evaluasi terkait berjalannya implementasi dari
ICAO. (2016). Annex 19 Safety Management,
SMS.
Second Edition, International Civil
b. Kendala terkait penerapan Safety Management
Aviation Organization, Montreal.
Systems pada organisasi antara lain adalah
belum adanya persamaan persepsi mengenai ICAO. (2018). Safety Management Manual Doc
pentingnya penerapan SMS untuk organisasi 9858, Fourth Edition, International Civil
serta belum terjalin koordinasi dan Aviation Organization, Montreal.
komunikasi yang mendukung berjalannya Idyaningsih, N., & Bahrawi, A. (2020). The
SMS pada organisasi serta belum ditunjuknya Concept of Contingency Procedure for
personel khusus yang menangani Natural Disaster Management in Aviation
implementasi SMS. Traffic Services in the LPPNPI Public
Corporation of Manado District. Airman:
Dari pelaksanaan rangkaian penelitian Jurnal Teknik Dan Keselamatan
yang meliputi pengumpulan dan analisis data, Transportasi, 3(1), 66–77.
maka dapat disampaikan saran antara lain: https://doi.org/10.46509/ajtk.v3i1.158
a. Agar organisasi dapat melakukan evaluasi
ulang terhadap dokumen manual SMS yang Irfan. (2019). Improvement of Safety in the
telah disusun dan melaksanakan poin – poin Domine Eduard Airport Domestic Eduard
yang tercantum pada manual SMS seperti Airport in Sorong. Airman: Jurnal Teknik
contohnya terkait dengan target capaian dari Dan Keselamatan Transportasi, 2(2), 141–
implementasi SMS. 158. https://doi.org/10.46509/ajtk.v2i2.117
b. Koordinasi dan komunikasi terkait SMS perlu KBBI Daring edisi III (https://kbbi.web.id/terap-
segera dibangun, hal ini dapat dilaksanakan 2 diakses pada 20 Oktober 2020).
melalui kegiatan pertemuan rapat maupun
dalam bentuk lain. Sosialisasi atau pengenalan Kristanto, Vigih Hery. (2018). Metodologi
dokumen manual SMS kepada seluruh Penelitian. Sleman – Ngaglik: CV.Budi
personel juga sangat penting untuk dilakukan Utama.
sehingga setiap orang di dalam organisasi Moleong, Lexy J. (2017). Metodologi Penelitian
akan memiliki tingkat pemahaman dan Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT.
persepsi yang sama dalam memandang Remaja Rosda Karya.
pentingnya SMS untk diterapkan di dalam
organisasi dan untuk berjalannya penerapan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 62.
SMS yang lebih baik pada organisasi maka (2017). Peraturan Keselamatan
dibutuhkan kebijakan untuk menunjuk Penerbangan Sipil Bagian 19 (Civil
personel yang secara khusus membidangi Aviation Safety Regulations Part 19)
SMS. Hal ini bertujuan agar tugas dan fungsi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dari SMS Manager dapat dijalankan secara (Safety Management System), Direktorat
penuh tanpa tumpang tindih dengan tugas dan Jenderal Perhubungan Udara, Jakarta.
tanggungjawab lainnya. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
UCAPAN TERIMA KASIH Remaja Rosda Karya.
Terima kasih disampaikan kepada Direktur
Politeknik Penerbangan Makassar yang telah Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,
menyetujui pendanaan penelitian ini serta semua Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
pihak yang telah mendukung terselesaikannya Umar, Sudirman Hi. (2017). Evaluasi Sistem
penelitian ini. Manajemen Keselamatan (Safety
Management System) Di Bandar Udara
DAFTAR PUSTAKA Adi Soemarmo Boyolali. Jurnal
Manajemen Dirgantara Vol.10.
Darmadi, Hamid. (2013). Metode Penelitian
Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
135

Anda mungkin juga menyukai