233
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
234
Pengembangan Modul Pembelajaran Troubleshooting pada …......... (Wira Gauthama)
235
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
236
Pengembangan Modul Pembelajaran Troubleshooting pada …......... (Wira Gauthama)
237
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
238
Pengembangan Modul Pembelajaran Troubleshooting pada …......... (Wira Gauthama)
(Gagne, 1985, hlm. 205) maka aspek Sebagai suatu bahan ajar cetak,
kognitif disatukan dalam penilaian modul belajar troubleshooting ini
tersebut dengan memulai penilaian memiliki kelebihan :
dengan tes objektif. 1. Mampu membuat mahasiswa
Proses pengumpulan dan menjadi lebih mandiri dan interaktif
pemrosesan data menghasilkan profil dalam pembelajaran dan
kemampuan mahasiswa dalam pendampingan dosen tidak perlu
mencapai kompetensi utama dan kontinyu.
kompetensi pendukung. Aspek kognitif 2. memusatkan perhatian mahasiswa
penguasaan konsep dasar, karena aktifitas pembelajarannya
mengidentifikasi penyebab kerusakan, memiliki petunjuk simulasi dan
menentukan tingkat kerusakan, praktik.
mengeliminasi sumber kerusakan dan 3. memberikan feedback segera yang
melakukan perbaikan atau penggantian diperlukan mahasiswa melalui tes –
suku cadang atau komponen terutama tes mandiri untuk memperbaiki atau
dalam pemahaman, aplikasi, analisis memperkaya performance
dan sintesis. Aspek penilaian unjuk 4. Memotivasi mahasiswa untuk berani
kerja adalah sikap kerja (A) dan unjuk mengerjakan latihan – latihan yang
kerja itu sendiri (P) dengan skala rumit dan beresiko dengan overview
penilaian. Indikator penilaian sikap Note, Caution dan Warning.
kerja (A): 5. Dapat dipergunakan oleh individu
1. Kecermatan, Ketelitian : teliti dan atau kelompok – kelompok kecil.
rinci 6. Melatih mahasiswa untuk
2. Kehati – hatian : mengikuti prosedur menggunakan perkakas – perkakas
kerja runtun dan tepat. pendukung simulasi dan praktik.
3. Responsif : memberi respon terhadap 7. Melatih mahasiswa dengan latihan –
umpan balik. latihan troubleshooting yang otentik
4. Pengorganisasian : pengelolaan dan setipe dengan persoalan di
waktu dan energi fisik yang efisien lapangan.
Indikator penampilan unjuk kerja 8. Belajar lebih bermakna karena
(P): mahasiswa lebih aktif dalam
1. Bekerja sesuai konsep atau referensi menemukan solusi kasus
2. Prosedur kerja dilakukan troubleshooting.
3. Keruntunan Sekuensial pelaksanaan
prosedur Dampak Penggunaan Modul
4. Ketepatan hasil kerja Pembelajaran Troubleshooting
Produk penelitian ini adalah Terhadap Fault-Free Performance
Mahasiswa.
modul pembelajaran troubleshooting
Hasil analisis data uji coba lebih
berbentuk cetak sebagai panduan
luas memperlihatkan modul baru
mahasiswa dalam mata kuliah praktik
berpengaruh terhadap penguasaan
Perawatan Sistem Pesawat Udara di
konsep Troubleshooting yang
laboratorium/simulator sistem listrik
dilakukan tanpa kegagalan, terlihat dari
pesawat udara.
239
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
Tabel 2. Perbandingan Nilai Rata – Rata Kelompok Eksperimen dan Kontrol pada
Uji Coba Lebih Luas
Nilai Rata - Rata
No Kelompok
Pretes Postes (1) ; (2) ; (3)
1. 47,80 (63,10) ; (79,00) ; (84,00) Eksperimen
2. 44,10 (50,00) ; (53,00 ) ; (56,70) Kontrol
240
Pengembangan Modul Pembelajaran Troubleshooting pada …......... (Wira Gauthama)
241
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
242
Pengembangan Modul Pembelajaran Troubleshooting pada …......... (Wira Gauthama)
lain yaitu mahasiswa untuk lebih siap dan praktik melakukan simulasi
belajar “self-study” karena modul secara hati – hati, cermat dan
memiliki karakteristik “self- responsif.
instructional” sejak tahap awal sampai b. Mengembangkan langkah –
akhir pembelajaran. langkah Implementasi dalam
Pembelajaran menjadi kegiatan:
Kesimpulan (1) pendahuluan berupa
1. Kondisi awal pembelajaran persiapandan pengukuran
troubleshooting di Program Studi kemampuan awal, (2) kegiatan
Teknik Pesawat Udara inti 1 pendalaman konsep, (3)
memperlihatkan rendahnya interaksi kegiatan inti 2 simulasi dan
mahasiswa dengan modul, praktik troubleshooting, dan (3)
ketergantungan pada dosen dan kegiatan penutup yaitu penilaian
tingkat kesulitan tinggi dalam akhir. Peran utama dosen sebagai
langkah pembelajaran, penguasaan observer keselamatan kegiatan,
konsep masih rendah, kemajuan menjelaskan dan menguji.
belajar tidak terukur dan minimnya c. Mengembangkan evaluasi
pemanfaatan kapasitas simulator, mendiagnosis kelemahan modul
teridentifikasi disebabkan oleh fault-free performance yang
modul tidak lengkap dan rumit, tidak dilakukan : (1) tahap awal oleh
adanya penilaian kemajuan belajar ahli modul dan ahli materi, (2)
kegagalan menggali secara optimal tahap uji coba melalui pos
kapabilitas simulator. Hal tersebut asesmen untuk penyempurnaan
mengindikasikan perlunya konten, (3) implementasi
pengembangan modul baru. pembelajaran bentuk pre-asesmen
2. Tahap pengembangan modul (entry test), tes mandiri dan pos
pembelajaran troubleshooting baru asesmen mengukur pencapaian
yang dapat meningkatkan fault-free terminal objective.
performance : 3. Dampak pengembangan modul
a. Mendesain modul dengan : (1) terhadap fault-free performance
perencanaan tujuan, penggunaan memperlihatkan peningkatan hasil
waktu, dan deskripsi komponen, belajar secara umum berdasarkan
(2) penyusunan draft modul analisis uji coba terhadap sub – sub
berdasarkan Garis Besar Langkah kompetensi tercermin dari hasil
Pengembangan Modul observasi dengan peningkatan
Troubleshooting, (3) penilaian tingkat kecermatan, kehati-hatian,
draft oleh ahli modul dan materi, respon terhadap umpan balik dan
(4) pengembangan modul melalui pengelolaan waktu bekerja,
uji coba dan penyempurnaan.
Rumusan modul memiliki konten
sekuensial aktifitas belajar
troubleshooting diawali
pendalaman konsep, simulasi
243
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
244
Pengembangan Modul Pembelajaran Troubleshooting pada …......... (Wira Gauthama)
245
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.1 Februari 2020 Hal 1 : 282
246