Anda di halaman 1dari 35

PENGEMBANGAN

PENGEMBANGANMEDIA
MEDIATRAINER
TRAINEREXTERIOR
EXTERIORLIGHTS
LIGHTSSYSTEM
SYSTEM
BOEING
BOEING737-900ER
737-900ERPADA
PADAMATERI
MATERIEXTERIOR
EXTERIORLIGHTS
LIGHTSSYSTEM
SYSTEM

NAMA : Gofani Fajri


NAMA : Gofani Fajri
NIM : 1517819003
NIM : 1517819003
DOSEN PEMBIMBING 1: Dr. Priyono, M.Pd.
DOSEN PEMBIMBING 1: Dr. Priyono, M.Pd.
DOSEN PEMBIMBING 2: Catur Setyawan Kusumohadi, M.T, Ph. D.
DOSEN PEMBIMBING 2: Catur Setyawan Kusumohadi, M.T, Ph. D.
BAB I

 Dunia kerja baru sangat menuntut keterampilan tingkat tinggi (Noroozi et al.,
2020).
 Berbeda dengan siswa SMA, Siswa SMK memiliki kemampuan yang baik
dalam 'learning by doing’.(Mahazir I. et al., 2013).
 Pelatihan keterampilan langsung adalah ciri khas SMK (Yasak & Alias, 2015).
ANALISIS
KEBUTUHAN

angket wawancara (tidak


observasi (tidak
(pertanyaan terstruktur)
terstruktur)
terbuka) Belum ada media pembelajaran
70% Hasil ulangan harian untuk praktik siswa, guru hanya
60% siswa tidak mengerti memakai powerpoint
exterior lights system siswa
materi exterior lights system
dibawah kriteria ketuntasan
karena belum ada media
minimal
pembelajaran
Dengan adanya media pembelajaran, hasil belajar
siswa dapat meningkat (Handoyono & Hadi, 2018).

Media pembelajaran sangat cocok digunakan dalam


Mengapa pembelajaran yang bersifat praktis (Hobbs & Jensen,
media? 2009).

Media pembelajaran dapat membawa pesan untuk


mencapai tujuan pembelajaran (Hobbs & Jensen,
2009).
Rumusan Masalah

Bagaimana mengembangkan media trainer


01 exterior lights system untuk mendukung
pembelajaran siswa SMK?

Apakah hasil pengembangan media trainer


02 exterior light system layak untuk digunakan pada
materi exterior lights system?

Bagaimana efektivitas media trainer exterior


03 lights system digunakan pada pembelajaran
materi exterior lights system?
BAB II
Media pembelajaran adalah alat perantara untuk mengefektifkan
interaksi guru dan siswa agar kompetensi pembelajaran tercapai
(Sugiyono, 2009).

Trainer merupakan media 3 dimensi yang terdapat dalam laboratorium/ bengkel


yang digunakan sebagai media.
Trainer berfungsi membantu siswa menerapkan materi pengetahuan ke praktik
Your Text Here
sehingga mengurangi
You keabstrakan
can simply impress your audiencepengetahuan serta meningkatkan motivasi
belajar peserta
and add a didik (Rahmadiyah & Sondang S, 2014).
unique zing.
Exterior Lights System (sistem lampu luar)
dipasang di pesawat terbang untuk keselamatan,
kebutuhan operasional, serta kenyamanan
penumpang (Pallet, E H J, 1979).

Materi Exterior lights system adalah salah satu materi yang ada
pada kompetensi dasar Lights system di mata pelajaran Aircraft
systemYour
, Text Here
Kompetensi keahlian Electrical Avionic kelas XI SMKN 29
You can simply impress your audience
Jakarta.
and add a unique zing.
Pemilihan Model Pengembangan Media

Dari beberapa model pengembangan, penulis memilih Model ADDIE


sebagai model pengembangan intruksional karena :

1. Model ADDIE mudah dipahami karena bersifat sistematis. Model


ADDIE berisi 5 tahapan yang saling berkaitan & tak bisa dilakukan
secara acak(Anggraini et al., 2016).
2. Model instruksional ADDIE ialah konsepnya yang muaranya adalah
mengembangkan sebuah produk. Menurut Robert Maribe Branch
(2009) penggunaan model ADDIE dalam pembuatan media
pendidikan adalah jalan yang paling efektif (Handoko et al., 2016).
BAB III
1. Waktu dan Tempat Penelitian :
Bulan Juli - September 2021
SMKN 29 Jakarta, Kompetensi keahlian Electrical Avionic kelas XI.

2. Metode Penelitian: R&D, Model Penelitian: ADDIE

3. Sampel, Jumlah Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel


- Uji one-on-one : 3 orang, stratified random sampling (Kelas XI EA 1)
- Uji kelas kecil : 20 orang, stratified random sampling (Kelas XI EA 1)
- Uji Kelas Besar : 33 orang, sampel jenuh (Kelas XI EA 2)
Teknik Pengambilan
Responden Teknik Analisis Data
Sampel
Populasi dari penelitian Berdasarkan rumus Slovin 1. Uji validitas
ini adalah kelas XI dengan rumus: 2. Uji reliabilitas
Kompetensi Keahlian 3. Uji normalitas
Electrical Avionic SMKN n= 4. Uji homogenitas
29 Jakarta yang memiliki 5. Uji efektivitas
2 kelas yaitu XI EA 1 Keterangan:
berjumlah 32 siswa dan n = Ukuran
XI EA II berjumlah 33 sampel/jumlah responden
siswa. N = Ukuran populasi
e = Presentase
kelonggaran kesalahan
pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir,
menggunakan 5%.
Sumber: Umar dalam
(Dessyana, 2013)
Instrumen Penelitian
BAB IV
Hasil Pengembangan Produk
Peneliti berhasil membuat media trainer exterior
lights system sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu
siswa dapat menerapkan dan merawat Lights System (ATA
33) dan siswa dapat menganalisis unjuk kerja dan merawat
Instruments/ Avionic System.

Proses pengembangan media trainer exterior lights


system ini melalui perakitan rangka meja trainer, papan
trainer, komponen-komponen elektronika (banana
connector, fuse, switch, flasher, resistor, lampu LED), serta
miniatur pesawat udara Boeing 737-900ER. Jobsheet praktik
terbagi atas praktik: 1) wing illumination light 2) fixed
landing light 3) position light 4) anti collision light 5) logo
light.
Uji inter rated reliability (Koefisien Kappa)
Sebelum perhitungan validasi ahli, diperlukan adanya uji konsistensi jawaban antara ahli,
peneliti melakukan uji inter rated reliability menggunakan uji koefisien Kappa,
Berdasarkan Tabel koefisien Kappa dapat diinterpretasikan bahwa koefisien Kappa untuk
ahli materi adalah 0,308 dan hasil koefisien Kappa pada ahli media adalah 0,310, kedua
hasil ini masuk dalam kategori cukup karena nilai koefisien Kappa di range ­0,21-0,40.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa konsistensi antar ahli cukup baik
antara 2 ahli materi dan juga antara 2 ahli media, karena konsistensi ahli cukup baik maka
dapat dilanjutkan untuk penghitungan rata-rata uji kelayakan media.

 
 
VALIDASI AHLI

- Ahli Materi: memberikan nilai rata-rata yaitu 3,95 dari skor


maksimal 4 (98,67%)
- Ahli Media: Memberikan nilai rata-rata yaitu 3,93 dari skor
maksimal 4 (98,25%)

Total nilai rata-rata menjadi 3,94 (98,46%) sehingga dapat


ditarik kesimpulan bahwa media exterior lights system masuk
dalam skor kategori sangat layak untuk di gunakan dan
ujicoba.
Validasi Siswa
Uji One-on-One
Uji one-on-one dilakukan pada 3 orang sampel.
Hasilnya murid menyatakan bahwa media trainer
menarik karena menunjukkan posisi lampu dan
proses perangkaian jalur listrik dipraktekkan secara
langsung membuat materi lebih mudah dimengerti.
Pada tahap ini tidak ada revisi yang diperlukan.
Uji coba kelompok Kecil
Media trainer exterior lights system diujikan pada kelompok
kecil sebanyak 20 orang. Hasil evaluasi produk media trainer
dari komentar 20 responden tersebut adalah peneliti sudah
mengajarkan materi exterior lights system dengan sangat baik
dan rinci namun gambar simbol dinilai terlalu kecil. Peneliti
berusaha mencetak ulang sticker komponen agar lebih mudah
dilihat oleh siswa.

 
 
ANALISIS INSTRUMEN PRETEST DAN
POSTEST :
1. Validitas
Uji validitas butir soal diolah menggunakan SPSS 25
dengan Corrected Item Total Correlation. Dasar
pengambilan keputusan ini diambil berdasarkan pada
nilai rhitung > rkritis bernilai 0,3 (Widoyoko, 2012:180).
Hasilnya dari 30 soal yang diujikan 5 bernilai tidak valid,
25 soal yang valid.
2. Reliabilitas

Uji reliabilitas butir soal diolah menggunakan SPSS 25


dengan Spearman brown split-half. Hasil perhitungan
reliabilitas menggunakan Guttman Split-Half Coefficient
bernilai 0,844 > 0,8 serta nilai Cronbach's alpha > 0,6
pada masing-masing butir item soal, maka instrumen
dinyatakan reliabel.
3. TINGKAT KESUKARAN SOAL

Dari hasil uji kesukaran soal dengan menggunakan


SPSS 25 analisis deskriptif yaitu ditemukan 6 soal mudah
(24%), 15 soal sedang (60%) dan 4 soal sukar (16%).

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kualitas soal


dalam segi tingkat kesukaran soal adalah baik. Yang
mana kesukaran soal yang baik adalah soal dengan
proporsi seimbang, tidak terlalu mudah, tidak terlalu
sukar (Susanto et al., 2015).
Metode Pre-ekperimental Kelompok Besar
 Uji efektifitas pada kelompok besar menggunakan sampel jenuh sebanyak 33
orang di kelas XI Electrical Avionic 2 dengan metode pre-eksperimental
(Sugiyono, 2015:499). Metode ini dapat membandingkan dengan kondisi
sebelum diberi treatment dengan kondisi setelah diberikan treatment dengan
rumus:

 O1 = Nilai pretest sebelum penggunaan media trainer


 X = Treatment pemberian materi dari peneliti dan
praktek tatap muka pada trainer exterior lights system
 O2 = Nilai posttest sesudah penggunaan media trainer
Uji Prasyarat Pretest– Postest:
1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak dan merupakan syarat mutlak untuk uji parametrik. Uji normalitas menggunakan Kosmogorov-
smirnov pada SPSS 25 yaitu metode pengujian normalitas yang efektif dan valid digunakan untuk sampel berjumlah kecil, dengan dasar pengambilan keputusan:
Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data penelitian terdistribusi normal.
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data penelitian tidak terdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,004 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hasil data tidak berdistribusi normal

 
2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan lavene-statistics dilakukan untuk mengetahui


bahwa sampel berasal dari populasi dengan tingkat variasi yang sama. Uji
homogenitas menggunakan levene statistik pada SPSS 25 dengan dasar
pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data penelitian homogen.


Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data penelitian tidak homogen.

Dari hasil uji homogenitas didapat hasil nilai signifikansi 0,366 > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil data homogen.
3. Uji efektifitas
Uji efektifitas menggunakan data tidak normal sehingga pengujian menggunakan uji
non parametrik wilcoxon.

Jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar Pretestdan postest
H1 : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar Pretestdan postest

Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapat nilai Asymp.sig.sebesar 0,000 < 0,05, maka H0
ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara pretest
dan postest. Dari hasil perhitungan rata-rata nilai yaitu pretest yaitu sebesar 48,00 dan rata-
rata nilai postest sebesar 81,70 sehingga terdapat kenaikan sebesar 33,70 pada nilai rata-rata
setelah pemberian treatment media trainer exterior lights system.
Pembahasan
Model ADDIE menggunakan 5 langkah:

Tahap 1: Analysis (Kesenjangan Kinerja)

Hasil
 belajar dan pemahaman materi exterior lights system siswa kelas XI SMKN 29 Jakarta rendah
(kurangnya pengetahuan dan keterampilan) karena belum adanya media belajar yang relevan dengan
materi.

Desain
 instruksional ADDIE akan mengisi gap tersebut dengan mengembangkan media trainer exterior
lights system .

Tujuan
 ini akan dianggap tercapai bila hasil belajar siswa pada materi exterior lights system meningkat.

 
 
Tahap 2 : Design Pada tahap ini, design media di evaluasi &
revisi oleh dosen pembimbing sebelum di
buat di tahap Development.
Pada tahap Design, peneliti memulai untuk merancang media trainer
melalui mempelajari Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-900ER,
pada dokumen peneliti hanya berfokus pada ATA 33 yaitu sistem lampu
pesawat.

Pada tahap ini peneliti mempelajari sumber tenaga listrik, nama


komponen, fungsi komponen, cara kerja, serta problem solving. Lalu,
peneliti berusaha untuk menginterpretasikan komponen ini agar dapat
dibuat dalam bentuk dan konsep trainer yang ukuran yang lebih kecil
serta komponen pengganti yang jauh lebih murah agar dapat terjangkau
biaya pembuatannya.

Setelah design trainer sudah dibuat, pertama trainer ini di evaluasi oleh
dosen pembimbing agar dapat maju di tahap uji kelayakan. Pada saat
konsultasi ini, design dinilai sudah baik karena posisi lampu dan
komponen sudah jelas posisinya dan komponennya berfungsi sama
dengan sistem lampu pesawat di Boeing 737-900ER.
Tahap 3 : Development Pada tahap pengembangan ini,
dilakukan pembuatan media
trainer secara fisik berdasarkan
dari spesifikasi desain yang telah
direncanakan sehingga
menghasilkan media trainer sesuai
tujuan dan kebutuhan.
Media Exterior Lights System ini
merupakan media pertama yang di
teliti dan dikembangkan pada tingkat
sekolah menengah kejuruan

Pada tahap Development, peneliti mengembangkan dengan langsung


membuat media trainer berdasarkan dari design yang sudah baik
sebelumnya. Pada tahap ini, peneliti berkonsultasi bukan hanya di ahli
elektronika namun juga di ahli kelistrikan pesawat udara.
Tahap 4 :
Implementation
 Pada tahap Implementation, satu-satunya revisinya ada pada 1 orang
ahli media yang memberi kritik bahwa kabel trainer yang dinilai cukup
panjang sehingga terlihat berantakan. Peneliti pun mengganti kabel
dengan yang lebih pendek.

 Setelah di validasi oleh expert judgement, langkah selanjutnya


meminta validasi siswa dengan 3 prosedur yaitu uji one-on-one, uji kelas
kecil dan uji kelas besar. pada 3 langkah tersebut, mayoritas mereka
berpendapat positif diantaranya bahwa media trainer sangat dibutuhkan,
mereka senang dengan praktek, dan juga menyatakan bahwa materi
exterior lights system yang diberikan peneliti sudah sangat jelas.

 Satu-satunya revisi yang ada hanya keluhan pada gambar simbol


komponen yang terlalu kecil, peneliti segera untuk mengganti sticker
media trainer dengan simbol komponen yang lebih besar agar bisa dilihat
dengan lebih mudah.
Tahap 5. Evaluation
1. Evaluasi formatif, terjadi selama fase tengah proses pengembangan
ADDIE yaitu revisi produk berdasarkan dari pendapat ahli materi, ahli
media serta siswa. Revisi yang di dapatkan tahap uji kelayakan adalah
dari ahli media adalah kabel yang terlalu panjang, revisi dari siswa
adalah gambar simbol komponen yang terlalu kecil. Peneliti telah
memperbaiki masalah ini sebelum masuk ke tahap uji efektivitas.

2. Evaluasi sumatif, mengakhiri proses ADDIE yaitu menentukan apakah


media trainer exterior lights system layak dan efektif. Pada tahap ini
peneliti menentukan bahwa media trainer exterior lights system sangat
layak untuk di gunakan dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi exterior lights system.
BAB V:
1. Kesimpulan:
1. Proses kegiatan pengembangan media trainer exterior lights system telah berhasil
dilaksanakan dengan menggunakan model instruksional ADDIE.

2. Hasil dari uji kelayakan dari ahli materi didapatkan persentase angket 98,67% dan ahli
media 98,25% sehingga rata-rata nya menjadi 98,46%. Evaluasi siswa juga dilakukan
untuk data pendukung, hasil yang didapatkan dari angket evaluasi siswa adalah 85,75%.
Maka dapat disimpulkan bahwa media trainer exterior lights system sangat layak untuk
digunakan pada materi exterior lights system.

3. Hasil dari uji efektifitas adalah terdapat pengaruh penggunaan media trainer exterior
lights system terhadap peningkatan hasil belajar materi exterior lights system siswa Kelas
XI Electrical Avionic SMKN 29 Jakarta, dari hasil perhitungan rata-rata nilai yaitu pretest
yaitu sebesar 48,00 dan rata-rata nilai postest sebesar 81,70 sehingga terdapat kenaikan
hasil belajar sebesar 33,70. Oleh karena itu, media trainer exterior lights system efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi exterior lights system.
2. Implikasi

4. Media trainer
3. Hasil belajar
1. Guru mendapat 2.Siswa dapat exterior lights
siswa dapat menjadi acuan
tambahan media lebih mudah
meningkat peneliti
belajar untuk memahami
materi exterior pada materi selanjutnya
materi untuk membuat
lights system. exterior lights
exterior lights media yang lebih
system sempurna.
3. Saran
1. Untuk guru dan siswa, 2. Untuk peneliti selanjutnya,
merawat dan melanjutkan dan
mengembangkan media menyempurnakan
exterior lights system serta kekurangan yang ada pada
membuat media untuk media exterior lights system
sistem pesawat udara & meneliti efektivitas
dengan lingkup responden
yang lain.
yang lebih luas.
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai