Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18, No.

1, Juni 2018 (1-5)

PEMBELAJARAN DENGAN LEMBAR KERJA SISWA DAN MEDIA MODEL UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMBUAT GAMBAR POTONGAN

(THE LEARNING BY USING LKS AND MODELING MEDIA TO INCREASE LEARNING RESULT
IN THE COMPETENCE OF MAKING SECTION DRAWING)

Sudiyono
E-mail:dyon.rts74@gmail.com, Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang
M. Khumaedi
E-mail:mkhumaedi19@yahoo.com, Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang
Hadromi
E-mail:omi_unnes@yahoo.com, Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Penelitian ii bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada kompetensi membuat gambar potongan menggu-
nakan pembelajaran ceramah yang dilengkapi LKS dan media model. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan
Randomized Control Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Univer-
sitas Negeri Semarang angkatan 2010 peserta mata kuliah Gambar Mesin yang terdiri dari 4 kelas. Sampel diambil dengan
metode random sampling untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rata-rata hasil belajar kelompok
kontrol meningkat dari 57,41 menjadi 64,81 atau meningkat 12,89%. Kelompok eksperimen mengalami kenaikan nilai rata-
rata dari 58,15 menjadi 77,78, atau 33,76%.

Kata kunci : LKS, media model, hasil belajar, gambar potongan

Abstrac
This research was aimed to identify learning result increase in the competence of making section using lecture learning com -
pleted by LKS and modeling media. The method was experiment by using Randomized Control Group Pretest-Posttest De -
sign. The population of the research was the students of Mechanical Engineering Education study program, Semarang State
University year 2010 joining Machine Drawing subject divided into 4 classes. The sample was taken at random using ran-
dom sampling to be control and experiment group. The average learning result of the control group increased from 57,41 to
be 64,81 or increased 12,89%. Meanwhile, the one of the experiment group increased from 58,15 to be 77,78 or increased
33,76%.

Keyword: LKS, media model, learning result section drawing

PENDAHULUAN Membuat gambar potongan merupakan


Pendidikan adalah usaha sadar dan teren- salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh
cana untuk mewujudkan suasana belajar dan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin. Dalam
proses pembelajaran agar peserta didik secara ak- penyampaiannya materi gambar potongan disam-
tif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki paikan dalam teori dan praktek. Sehingga diper-
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, lukan kemampuan pemahaman, kreatifitas dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keter- daya imajinasi mahasiswa untuk memahami materi
ampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, tersebut. Namun tentunya jika hanya mengan-
bangsa, dan negara (UU No. 20 Tahun 2003, Bab I, dalkan pemahaman dan daya imajinasi dar maha-
Pasal 1, Ayat 1). siswa saja tidaklah cukup, sehingga diperlukan su-
Pada dasarnya pembelajaran merupakan atu media yang tepat untuk meningkatkan kemam-
proses komunikasi antara pendidik dan peserta puan dan ketrampilan mahasiswa dalam membuat
didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak sela- gambar potongan, dan pada akhirnya hasil belajar
manya berjalan dengan lancar, bahkan dapat kompetensi membuat gambar potongan bisa
menimbulkan salah pengertian, ataupun salah kon- meningkat.
sep. Untuk itu pendidik harus mampu memberikan Penyampaian materi gambar potongan saat
suatu alternatif pembelajaran bagi peserta ini masih menggunakan metode ceramah, dimana
didiknya agar dapat memahami konsep¬konsep dosen menjelaskan materi dengan cara ceramah
yang telah diajarkan. dan hanya menggunakan media papan tulis, se-
Salah satu tempat untuk melaksanakan pem- hingga hanya dosen yang aktif menyampaikan ma-
belajaran adalah di perguruan tinggidan dalam teri sementara mahasiswa hanya mendengarkan
pros esnya dosen dan mahasiswa merupakan kom- saja. Dosen juga akan mengalami kesukaran untuk
ponen utama. Dalam hal ii dosen harus membimb- mengawasi aktivitas mahasiswa, karena terkonsen-
ing dan mengarahkan mahasiswa agar berperan trasi pada materi yang disampaikan di papan tulis
aktif, sehingga proses belajar mengajar berhasil (I Wayan Santyasa 2007:12). Selain itu waktu pem-
dengan baik. belajaran juga akan menjadi lebih lama. Kondisi

1
2 Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18, No. 1, Juni 2018 (1-5)

tersebut dimungkinkan akan mempengaruhi hasil media model, 3) Mengetahui seberapa besar
belajar mahasiswa. Untuk itu diperlukan metode peningkatan hasil belajar mahasiswa pada
dan media yang lain untuk menciptakan interaksi kompetensi membuat gambar potongan setelah
antara dosen dan mahasiswa, yang nantinya menggunakan pembelajaran ceramah yang
mahasiswa akan selalu aktif dalam kegiatan dilengkapi LKS dan media model dibandingkan
pembelajaran. dengan pembelajaran ceramah.
Contoh media yang bisa digunakan untuk
menyampaikan materi gambar potongan adalah METODE PENELITIAN
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan media model. Metode penelitian yang digunakan pada
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembaran penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
yang berisikan pedoman bagi siswa untuk Randomized Control Group Pre-test-Post-test
melaksanakan kegiatan belajar pada pokok kajian Design seperti digambarkan dalam Tabel 1.
tertentu (Dhari, dalam Yuningsih 2006). LKS Populasi yang diambil dalam penelitian ii
adalah lembaran yang digunakan sebagai pedoman adalah mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin
pembelajaran dan berisi tugas yang dikerjakan Universitas Negeri Semarang angkatan 2010
peserta didik dalam kajian tertentu (Sumber: peserta mata kuliah Gambar Mesin yang terdiri
Mochamad Usman. http://edukasi.kom dari 4 kelompok atau rombongan belajar (rombel).
pasiana.com/ 2010/02/10/lks-seyogyanya-tidak- Sampel yang diambil dalam penelitian ii
jadi¬jebakan/). adalah sekelompok mahasiswa yang terhimpun
Nana Sudjana (dalam Parmin 2009) dalam 2 rombel dengan ketentuan satu kelompok
menjelaskan bahwa model adalah tiruan tiga kontrol dan satu kelompok eksperimen. Pengambi
dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu lan sampel dilakukan secara random sampling
besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, menggunakan kertas undian. Dari hasil undian
terlalu jarang, atau terlalu ruwet untuk dibawa ke tersebut, rombel 2 terpilih sabagai kelompok
dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud kontrol, dan rombel 3 terpilih sebagai kelompok
aslinya. Menurut Nana Sudjana (dalam Parmin eksperimen.
2009) jenis-jenis model ada enam, yaitu model Pengumpulan data dalam penelitian ii
padat (solid model), Model penampang (cutaway menggunakan metode dokumentasi dan metode
model), model susun (build model), model kerja tes. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh
(working model), mock up, dan diorama. Bentuk data tentang jumlah dan pembagian rombel
model yang penulis gunakan dalam penelitian ii maha¬siswa yang menjadi sampel penelitian,
adalah model penampang karena menunjukkan sedangkan tes digunakan untuk memperoleh data
benda kerja yang dipotong pada bagian tertentu hasil belajar mahasiswa pada kompetensi
untuk memperlihatkan dimensi bagian dalam atau membuat gambar potongan. Tes tersebut
untuk memperlihatkan bentuk dan ukuran benda dilakukan dua kali, yaitu pada awal sebelum
kerja yang tidak terlihat. responden memperoleh perlakuan (pre-test) dan
Berdasarkan uraian tersebut, maka pada akhir setelah resp onden memperoleh
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini perlakuan (post-test). Tes yang digunakan berisi
adalah, seberapa besarkah hasil belajar soal praktek membuat gam-bar potongan dari
kompetensi membuat gambar potongan dengan suatu benda kerja yangKeterangan:
menggunakan pembelajaran ceramah, seberapa
besarkah hasil belajar kompetensi membuat Tabel 1. Randomized Control Group Pre-test-
gambar potongan dengan menggunakan Post-test Design
pembelajaran ceramah yang dilengkapi LKS dan Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
media model, dan apakah ada peningkatan hasil (group) (pretest) (Treatment) (posttes)
belajar kompetensi membuat gambar potongan E X1 T X2
setelah menggunakan pembelajaran ceramah yang K Y1 Y2
dilengkapi LKS dan media model dibandingkan
dengan pembelajaran ceramah. E = simbol kelompok eksperimen
Adapun tujuan penelitian ini adalah 1) K = simbol kelompok kontrol
mengetahui seberapa besar hasil belajar X1 = simbol tes awal kelompok eksperimen
mahasiswa pada kompetensi membuat gambar X2 = simbol tes akhir kelompok eksperimen
potongan dengan menggunakan pembelajaran T = pembelajaran menggunakan LKS dan Media
ceramah, 2) mengetahui seberapa besar hasil Model pada kelompok eksperimen
belajar mahasiswa pada kompetensi membuat Y1 = simbol tes awal kelompok kontrol
gambar potongan setelah menggunakan Y2 = simbol tes akhir kelompok kontrol
pembelajaran ceramah yang dilengkapi LKS dan

ISSN 1412-1247
Adi Pramono dan Khumaedi : Penggunaan Lembar Kerja Siswa 3

Tabel 5. Hasil Nilai Pre test dan Post Test


No. Pen- Persentase
Indikator Keriteria Penilaian
Soal ingkatan
1 Pandangan 78,3 2,23 2,93 %
Depan
2 Pandangan 85,5 10,12 13,43 %

dan LCD sedangkan kelas kontrol adalah pembela-


Subyek uji coba produk pada penelitian ini jaran dengan metode ceramah dan LCD saja tanpa
adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Teknik menggunakan modul.
Pemesinan SMK Negeri 7 Semarang yang terdiri Bentuk tes yang dilakukan adalah menggu-
dari 2 kelas sebanyak 72 siswa dimana satu kelas- nakan tes kinerja menggambar 2D. Agar penilaian
nya terdiri dari 36 siswa yang telah mengikuti yang diberikan tidak berubah-ubah maka penilaian
kegiatan pembelajaran Teknik Gambar Manufaktur perlu dilakukan secara cermat dengan menggu-
pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Sam- nakan pedoman penilaian atau rubrik penilaian
pel diambil dengan cara proporsional random sam- dengan memberikan bobot nilai yang dicapai pada
pling yang akan menentukan kelas mana yang akan masing-masing indikator.
dilakukan pembelajaran dengan modul dan kelas Uji validitas dan reliabilitas tes dilakukan
mana yang tidak menggunakan modul dengan cara kepada kelas XIII TP SMK Negeri 7 Semarang. Kri-
diundi. Hasil yang keluar pertama adalah kelas teria atau syarat minimum untuk harga koefisien
eksperimen. korelasi adalah 0,3 keatas. Apabila memenuhi 0,3
Instrumen pengumpulan data dalam peneli- atau lebih maka butir instrumen dinyatakan valid
tian ini terdiri dari angket atau kuesioner dan tes. (Masrun dalam Sugiyono, 2017:194). Patokan atau
Angket diberikan kepada ahli materi dan ahli kriteria penerimaan reliabilitas tes adalah apabila
modul untuk dinilai kelayakan modul. Dalam hal ini harga atau nilai dari koefisien reliabilitasnya sebe-
responden ahli materi adalah 3 orang guru SMK sar 0,5 ke atas sudah dianggap memenuhi (Naga
Negeri 7 Semarang yang membidangi kompetensi dalam Khumaedi, 2012:29).
tersebut sedangkan responden ahli modul adaah 3 Instrumen tes dinyatakan valid dan reliabel.
orang dosen Jurusan Teknik Mesin UNNES. Angket Nilai validitas indikator pertama adalah 0,747. Ni-
juga diberikan kepada 72 siswa Jurusan Teknik lai validitas indikator kedua 0,558. Nilai validitas
Pemesinan SMK Negeri 7 Semarang untuk dinilai indikator ketiga 0,615. Nilai validitas indikator
kepraktisan modul tersebut. keempat 0,744. Dikatakan valid apabila nilai validi-
Arikunto (2013:193) menyatakan bahwa tes tasnya lebih dari 0,3. Karena keempat indikator
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta lebih besar dari 0,3 maka semua indikator valid. ni-
alat lain yang digunakan untuk mengukur keter- lai reliabilitas tes sebesar 0,548. Sebuah instumen
ampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan tes dikatakan reliabel apabila nilai reliabilitasnya
atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelom- lebih besar dari 0,5. Karena 0,548 lebih besar dari
pok. Tes dilakukan berdasarkan kompetensi fokus 0,5 maka instrumen tes dikatakan reliabel.
penelitian, baik dalam kelas eksperimen maupun Untuk menentukan kelayakan modul dengan
kontrol. Data hasil tes kelompok eksperimen dan menggunakan rumus presentase kelayakan modul.
kontrol akan dibandingkan melalui perlakuan yang Presentase dapat dihitung dengan menjumlahkan
berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kon- skor kenyataan kemudian dibagi dengan skor yang
trol, dimana kelas eksperimen adalah pembela- diharapkan lalu dikalikan dengan 100%. Setelah
jaran yang menggunakan modul, metode ceramah, menghitung persentase kelayakan maka persen-

ISSN 1412-1247
4 Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18, No. 1, Juni 2018 (1-5)

tase kelayakan dari setiap ahli materi maupun ahli


Tabel 4. Hasil Uji T Pre Test Kelompok Kontrol
modul dirata-rata sehingga akan mendapatkan
dan Eksperimen
persentase kelayakan modul tersebut dari semua
ahli untuk kemudian dapat digolongkan dalam kri- t-test for Equality of
teria kelayakan modul seperti pada tabel 1. Means
Pengujian prasyarat analisis dibagi menjadi Sig. (2-
dua yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji nor- T Df tailed)
malitas perlu dilakukan sebelum melakukan anali-
Nilai Equal
sis data. Uji ini bertujuan untuk mengetahui data
variances 0.170 67 0.866
post test berdistribusi normal pada kelas eksperi-
assumed
men dan kelas kontrol. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan SPSS apabila nilai sig- Equal
inifikansi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi variances not 0.170 66.976 0.866
normal dan apabila nilai siginifikansi kurang dari assumed
sama dengan 0,05 maka data berdistribusi tidak
normal (Budi, 2006:79). Kemudian untuk mengetahui kepraktisan
Uji homogenitas bertujuan untuk menge- modul dengan cara memberikan angket kepada 35
siswa Jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 7 Se-
Tabel 2. Hasil uji kelayakan ahli materi marang dengan skala Likert berdasarkan klasi-
fikasi menurut Sugiyono (2017:135) yaitu rentang
Ahli Jumlah % ke- Kategori skor 1 sampai 5. Skor 5 (sangat praktis), skor 4
materi skor layakan (praktis), skor 3 (cukup praktis), skor 2 (kurang
Ahli 1 87 87% Sangat layak praktis), dan skor 1 (sangat kurang praktis).
Ahli 2 89 89% Sangat layak Nilai rata-rata skor dari setiap butir per-
Ahli 3 91 91% Sangat layak tanyaan akan ditentukan dengan menjumlahkan
Rata- 89 89% Sangat layak nilai atau skor pada setiap butir pernyataan dibagi
rata dengan jumlah butir pertanyaan (Nurdiansah dan
Tiwan, 2017:24).
tahui keseimbangan varians nilai posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas di-
lakukan dengan menggunakan SPSS apabila nilai
siginifikansi kurang dari sama dengan 0,05 maka
Keterangan:
varian dua kelompok tidak sama dan apabila nilai
siginifikansi lebih dari sama dengan 0,05 maka var- : Rata-rata
ian dua kelompok sama atau homogen (Budi, Σx : Jumlah nilai
2006:87). n : Jumlah butir pertanyaan
Data juga dianalisis dengan menggunakan
analisis uji T test yang bertujuan untuk memband-
ingkan selisih dari rata-rata peningkatan hasil bela- HASIL PENELITIAN
jar siswa pada kelas eksperimen yang menggu- Hasil penilaian instrumen uji kelayakan
nakan pembelajaran dengan modul dengan siswa modul pembelajaran oleh ahli materi dapat dilihat
pada kelas kontrol yang tidak menggunakan pem- pada tabel 2.
belajaran dengan modul. Soal-soal yang telah dik- Berdasarakan data pada tabel 2, rata-rata skor
erjakan oleh 72 siswa Jurusan Teknik Pemesinan penilaian ahli materi adalah sebesar 89 atau memi-
SMK Negeri 7 Semarang kemudian dianalisis se- liki persentase kelayakan 89%. Oleh karena itu
cara berpasangan dari hasil pre test dan post test modul ini dapat dikategorikan sangat layak untuk
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai pre digunakan.
test dan post test kelas eksperimen dan kelas kon-
trol dihitung dengan menggunakan uji T dan
dibandingkan hasilnya.
Kriteria atau patokan untuk uji T menurut
Budi (2006:175) adalah jika nilai p (sig.) ≥ 0,05
maka Ho diterima atau Ha ditolak dan jika nilai p
(sig.) < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak di-
mana Ho: tidak terdapat perbedaan antara rata-
rata kedua kelompok dan Ha: terdapat perbedaan
antara rata-rata kedua kelompok.

ISSN 1412-1247
Adi Pramono dan Khumaedi : Penggunaan Lembar Kerja Siswa 5

Selai uji kelayakan oleh ahli materi, modul ini modul berturut-turut sebesar 89 % dan 92,91 %.
juga diuji kelayaknnya oleh ahli modul. Hasil peni- Atas dasar hal tersebut maka modul dikatakan
laian oleh ahli modul tersebut dapat dilihat pada dalam kategori sangat layak. Hasil tersebut sejalan
tabel 3. dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Hasan
Sesuai dengan data yang ditampilkan pada (2016:131-136), diketahui bahwa hasil penilaian
tabel 3, rata-rata skor uji kelayakan ahli modul tingkat kelayakan modul yang dilakukan oleh ahli
sebesar 92,91%. Berdasarkan hasil tersebut, maka materi dan ahli modul didapatkan nilai persentase
modul dapat dikategorikan dalam rentang 76 % - lebih besar dari 75 %. Karena lebih besar dari 75 %
100 % masuk dalam kategori sangat layak untuk maka modul dikategorikan sangat layak digunakan.
digunakan. Penelitian ini menggunakan dua kelompok
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
analisis data hasil penelitian. Analisis paling awal Kelompok kontrol diberikan materi pembelajaran
dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan dengan fokus penelitian dengan cara ceramah
awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. langsung dan menggunakan LCD sebagai medianya,
Berdasarkan data pada tabel 4, diketahui bahwa sedangkan pada kelas eksperimen pembelajaran
nilai signifikansi sebesar 0,866. Karena 0,866 ≥ dengan menggunakan modul pembelajaran
0,05 maka dapat diartikan bahwatidak terdapat Inventor yang telah disusun. Modul bersisi tentang
perbedaan yang siginifikan pada hasil pre test perintah dalam perangkat lunak CAD berbasis
kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan Autodesk Inventor Professional 2015.
demikian, kelompok kontrol dan eksperimen mem- Hasil penelitian menunjukkan adanya
punyai kemampuan yang sama. peningkatan hasil belajar menggambar 2D pada
Analisis berikutnya adalah analisis data hasil kompetensi menerapkan fungsi perintah dalam
pre test dan post test yang diperlihatkan pada tabel perangkat lunak CAD setelah menggunakan modul
5. Hasil Pre Test pada kelompok kontrol mendap- pembelajaran lebih tinggi jika dibandingkan
atkan nilai rata-rata 76,0286 dan pada kelompok dengan siswa yang tidak menggunakan modul
eksperimen diperoleh nilai rata-rata 75,3529. pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan hasil uji T
Selisih nilai rata-rata kedua kelompok sebesar test dimana ada perbedaan yang signifikan dan
0,6757. Sedangkan hasil Post Test pada kelompok diperkuat pula dari hasil analisis deskriptif
kontrol mendapatkan nilai rata-rata 78,2571 dan sebelumnya bahwa peningkatan hasil belajar
pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata- kompetensi menerapkan fungsi perintah dalam
rata 85,4706. Selisih nilai rata-rata kedua kelom- perangkat lunak CAD yang lebih tinggi dari
pok sebesar 7,2135. Dari data tersebut dapat dis- kelompok kontrol merupakan akibat dari
impulkan bahwa hasil nilai pre test dan post test perlakuan proses pembelajaran yang
pada kelas kontrol hanya mengalami peningkatan menggunakan modul bukan disebabkan oleh hal
sebesar 2,2285 atau 2,93 % sedangkan pada kelas lain karena memang kemampuan awal dari
eksperimen mengalami peningkatan 10,1177 atau kelompok kontrol dan eksperimen adalah sama
yang diperkuat oleh hasil Uji T pre test kedua
Tabel 3. Hasil uji kelayakan ahli modul kelompok bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan dari kedua kelompok pada hasil pre test.
Ahli Jumlah % ke- Kategori Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
modul skor layakan pembelajaran dengan menggunakan modul dapat
Ahli 1 74 92,5% Sangat layak meningkatkan hasil belajar siswa.
Ahli 2 69 86,25% Sangat layak Analisis data peningkatan hasil belajar
Ahli 3 100 100% Sangat layak menggambar 2D pada kompetensi menerapkan
Rata- 92,91 92,91% Sangat layak fungsi perintah dalam perangkat lunak CAD pada
rata mata pelajaran Teknik Gambar Manufakturuntuk
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
13,43 %. terdapat perbedaan yang signifikan. Hal tersebut
diperkuat oleh hasil analisis deskriptif bahwasanya
PEMBAHASAN ada perbedaan rata-rata nilai siswa pada kedua
Hasil penelitian menujukkan bahwa modul kelompok tersebut. Hal t
pembelajaran kompetensi menerapkan fungsi ersebut diperkuat oleh Uji T post test kedua
perintah dalam perangkat lunak CAD sangat layak kelompok yang menunjukkan bahwa terdapat
digunakan. Hal tersebut diperkuat berdasarkan perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa
hasil angket penilaian modul dari ahli materi dan pada kedua kelompok tersebut. Karena diperkuat
ahli modul. Berdasarkan hasil angket diketahui oleh hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bahwa rata-rata hasil penilaian ahli materi dan ahli modul yang dikembangkan memang benar-benar

ISSN 1412-1247
6 Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18, No. 1, Juni 2018 (1-5)

dapat meningkatkan hasil belajar menggambar 2D


pada kompetensi menerapkan fungsi perintah DAFTAR PUSTAKA
dalam perangkat lunak CAD. Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:
dilaksanakan di SMK Negeri 7 Semarang Jakarta.
menunjukkan bahwa penggunaan modul Budi, T. P. 2006. SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik
pembelajaran Inventor dapat meningkatkan hasil Parametrik. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
belajar siswa menggambar 2D. Hal tersebut juga Fajri, S. N., dan Khumaedi, M. 2016. Penerapan
sejalan dan diperkuat dari penelitian yang Modul Pembelajaran Solidworks Untuk
dilakukan oleh Fajri dan Khumaedi (2016:43-47) Meningkatkan Kompetensi Membuat
yang membuktikan bahwa dengan adanya modul Model 3D. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin,
pembelajaran hasil belajar siswa dapat mengalami 16(1).
peningkatan yang signifikan. Dengan adanya modul Khumaedi, M. 2012. Reliabilitas Instrumen
pula dapat melatih kemandirian siswa dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik
belajar. Mesin, Vol. 12, No. 1, Hal. 25-30.
Pembelajaran dengan menggunakan modul Nur Hasan, A. 2016. Pengembangan Modul
Inventor sangat praktis digunakan. Hal tersebut Pembelajaran Inventor Berbasis
diperkuat oleh hasil angket yang diberikan kepada Contextual Teaching And Learning (CTL)
sejumlah 35 siswa pada kelompok eksperimen Di SMK Muhammadiyah 1 Bantul (Doctoral
yang telah mendapatkan pembelajaran dengan dissertation, UNY).
menggunakan modul. Berdasarkan hasil analisis uji Nurdiansah, D. B., dan Tiwan, M. T. 2017.
kepraktisan modul berdasarkan kategori karena Pengembangan Modul Autocad Pada Mata
nilai rata-rata hasil uji kepraktisan masuk dalam Pelajaran Menggambar Dengan Autocad Di
kategori yang paling tinggi yaitu lebih besar dari SMK Muhammadiyah 1 Salam. Jurnal
4,08. Dengan demikian, modul memang benar- Pendidikan Vokasional Teknik Mesin, 5(1),
benar dikatakan sangat praktis untuk digunakan. 21-26.
Patkur, M. dan Wibowo, T. W. 2013. Pengembangan
Modul Pembelajaran AutoCAD untuk
SIMPULAN DAN SARAN Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran
Simpulan Siswa Kelas X TPM di SMKN 1 Sidoarjo.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, peneliti Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 1(3), 86-
dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut: 96.
1.Telah didapat modul pembelajaran kom- Permana, Y. 2017. Pengembangan Modul
petensi menerapkan fungsi perintah dalam Pembelajaran Autocad Dengan Konsep
perangkat lunak CAD untuk membuat gambar 2D, Pembelajaran Berbasis Proyek Di Jurusan
dimana modul tersebut telah memenuhi kriteria Teknik Arsitektur SMK Negeri 2 Wonosari
dan sangat layak digunakan. (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik).
2.Modul pembelajaran kompetensi mener- Premana, I. M. Y., Suharsono, N., dan Tegeh, I. M.
apkan fungsi perintah dalam perangkat lunak CAD 2013. Pengembangan Multimedia
untuk membuat gambar 2D dapat meningkatkan pembelajaran Berbasis Masalah Pada mata
hasil belajar siswa. Pelajaran Produksi Gambar 2D Untuk
3.Modul pembelajaran kompetensi mener- Bidang keahlian Multimedia Di Sekolah
apkan fungsi perintah dalam perangkat lunak CAD Menengah Kejuruan. Jurnal Teknologi
untuk membuat gambar 2D sangat praktis digu- Pembelajaran, 3.
nakan. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian dan
Saran Pengembangan (Research and
1.Saran secara teoritis: untuk penelitian Development). Alfabeta: Bandung.
lebih lanjut diharapkan dapat sampai tahap dis- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
semination atau penyebaran produk. Tahun 2013. Sistem Pendidikan Nasional.
2.Saran secara praktis: bagi guru pengampu, Jakarta.
agar dapat menggunakan modul pembelajaran Wibowo, Y. 2016. Pengembangan Media
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar Pembelajaran Dengan Media Modul Pada
pembelajaran lebih menarik dan bagi siswa, agar Mata Diklat Gambar Teknik Di SMK
dapat memanfaatkan modul untuk membuat siswa Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Jurnal
lebih mandiri dalam belajar Pendidikan Vokasional Teknik Mesin, 4(5),
331-336.

ISSN 1412-1247
Adi Pramono dan Khumaedi : Penggunaan Lembar Kerja Siswa 7

ISSN 1412-1247
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PENGOPERASIAN REFRIGERANT RECOVERY MACHINE
(RRM) BERBASIS FLASH

(USE OF LEARNING MACROMEDIA FLASH PLAYER AND JOB SHEET MEDIA TO INCREASE THE RE-
SULTS OF LEARNING CONVENTIONAL IGNITION SYSTEMS IN CAR)

Bhekti Rustia Ningsih


Email: bhektirustia@students.unnes.ac.id, Prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Negeri Semarang
Abdurrahman
Email: suwahyo@mail.unnes.ac.id, Prodi Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Negeri Semarang

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk menciptakan produk yang valid dan efektif ketika digunakan oleh
mahasiswa pada mata kuliah sistem AC kompetensi praktik pengosongan dan pengisian refrigerant. Penelitian ini
mengunakan metode R&D dengan model 4D yaitu define, design, develop dan disseminate, menggunakan pola
posttes-only control design. Hasil pengujian validitas multimedia diperoleh skor akhir 3,23 dikonsultasikan dalam
tabel konversi skala 4 dinyatakan valid denagn kriteria “Layak”, sehingga multimedia dapat digunakan untuk uji
coba. Hasil pengujian efektifitas menyatakan bahwa multimedia efektif terbukti dari uji t dengan taraf signifikansi
5% serta dk = n1-1 dengan kriteria Thitung < Ttabel ada perbedaan, diperoleh Thitung= 0,3566< Ttabel= 1,71. Ini berarti
terdapat perbedaan yang signifikan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah menggunakan
multimedia.
.

Kata kunci: multimedia, refrigerant recovery machine, Efektifitas

Abstract
This study discusses the effect of the use of macromedia flash player learning media on material in conventional car
ignition systems at Warungasem 1 State Vocational School. This study aims to determine the effect of using classes
that use macromedia flash player. The media learning macromedia flash player used in this study, there are conven -
tional ignition system materials along with their job sheets, animations and problem training. The average post test
value of students in the control class was 73.8. The average post test score of students in the experimental class was
84.4. Based on the results of the study it can be concluded that the learning outcomes of conventional ignition sys-
tem material increased after using macromedia flash player and job sheet learning media. This can be seen from the
results of the post test achieved by the experimental class which has a higher average than the control class. The
percentage increase in learning outcomes of the experimental class is 26%. While the percentage increase in learn-
ing outcomes of the control class is 11%.

Keywords: learning media, macromedia flash player, job sheet

PENDAHULUAN perlu pemahaman yang luas agar mampu


Pendidikan adalah kunci sukses meraih menguasai
kesejahteraan di masa depan, jika generasi penerus
bangsa tanpa dibekali pendidikan dan ilmu sistem AC. Berdasarkan pengamatan dan
pengetahuan yang mumpuni, maka semakin sempit pengalaman belajar di Jurusan Teknik Mesin
wawasan yang dimiliki serta semakin melemahkan UNNES peserta pembelajaran belum banyak yang
kekuatan otak. Shih Stan dalam Khanifatul (2014: tahu mengenai pengoperasian alat perawatan
61) berpendapat “Pengembangan efektif kekuatan sistem AC atau yang sering disebut refrigerant
otak di suatu negara akan menentukan recovery machine (RRM) mengingat alat tersebut
kesejahteraan negara tersebut di masa depan”. masih tergolong baru di Jurusan Teknik Mesin
Demi menunjang pendidikan dan ilmu UNNES, dalam pembelajaran hanya terfokus pada
pengetahuan yang terpenting adalah penyampaian cara kerja dan troubleshoot pada sistem AC belum
ilmu, jika metode yang digunakan pendidik dalam terlalu menyinggung masalah penggunaan maupun
peyampaian ilmu kurang tepat, berdampak pada pengoperasian refrigerant recovery machine.
pola pikir yang keliru. Penggunaan metode baru Suyanto dalam Ragil dan Karsono (2012: 84)
dengan memanfaatkan teknologi dapat mengemukakan “Pemilihan media yang tepat, yaitu
meningkatkan motivasi belajar peserta sesuai dengan materi yang akan disampaikan
pembelajaran. dengan tujuan yang ingin dicapai, merupakan salah
Pada proses pembelajaran siatem AC satu kunci keberhasilan suatu proses belajar
dibutuhkan model dan media yang tepat mengajar”. Menurut pendapat tersebut dapat
mengingat sistem AC adalah salah satu sistem diasumsikan pembelajaran Sistem AC akan
dalam dunia otomotif yang lumayan rumit, jadi berhasil jika menggunakan media berupa bahan
ajar yang memanfaatkan perkembangan teknologi
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18 No. 2, Juni 2018 (6-9)

yaitu multimedia berbasis flash. Hamalik, (2014:


236) berpendapat “Komputer adalah suatu METODE PENELITIAN
medium interaktif, dimana siswa memiliki Metode yang digunakan dalam penelitian ini
kesempatan untuk berinteraksi penggunaan adalah penelitian pengembangan (Research and de-
sumber-sumber audio visual yang dapat velopment/ R&D). Model penelitian pengembangan
meningkatkan motivasi dan menyajikan informasi” dalam penelitian ini adalah model 4D yaitu define,
dari pendapat tersebut dapat diasumsikan design, develop dan disseminate. Define adalah
penggunaan metode baru dengan memanfaatkan kegiatan mengumpulkan berbagai informasi/data
teknologi (komputer) dapat meningkatkan yang diperlukan melalui studi literatur maupun
motivasi belajar peserta pembelajaran observasi lapangan untuk menentukan produk
(mahasiswa) denagn menggunakan multimedia awal didalamnya meliputi analisis awal-akhir,
berbasis flash. analisis mahasiswa, dan analisis konsep. Design
Hasil penelitian Sa’dullah (2015) adalah kegiatan merancang produk yang
menunjukkan bahwa hasil pengembangan multi- diwujudkan dalam diagram maupun grafik
media valid (layak) diggunakan untuk pembela- didalamnya meliputi penyusunan instrumen dan
jaran dan terdapat peningkatan hasil belajar maha- rancangan awal RRM. Develop adalah kegiatan
siswa dalam penggunaan Injektor Tester untuk pengembangan desain produk itu dalam tahap ini
pengujian injector pada kendaraan EFI. Hal ini terli- meliputi uji kelayakan kepada ahli materi dan ahli
hat pada hasil uji ahli materi dan media. Untuk media serta analisis kemudian dikonversikan
rata-rata hasil pengujian materi penggunaan injec- dalam tabel skala 4 menggunakan rumus:
tor tester sebesar 93,75% dan rata-rata hasil pen-
gujian ahli media sebesar 74,55%. Untuk tangga-
pan reviewer mahasiswa sebesar 82,61%.
M = rerata
Hasil penelitian Setyarto dan Danang (2012)
∑x = jumlah skor
menunjukkan hasil belajar menunjukkan ada pen-
N = responden
ingkatan antara penguasaan materi tentang sistem
penggerak otomatis sebelum dan sesudah menggu-
nakan multimedia pembelajaran interaktif. Hal itu Tabel 1. Konversi skor ke nilai pada skala 4
terlihat pada hasil rata-rata sebelum menggunakan Interval skor Kategori
multimedia sebesar 54,48 dan nilai rata-rata sete- 1-1.75 Sangat tidak layak
lah menggunakan multimedia sebesar 87,03. 1.76-2.51 Tidak layak
Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan 2.52-3.27 Layak
multimedia pembelajaran interaktif sistem 3,28-4.03 Sangat layak
penggerak otomatis telah berjalan dengan baik
karena penguasaan materi mahasiswa mengalami
Kemudian untuk mengetahui efektifitas
peningkatan 37% dari sebelum menggunakan
multimedia yang dikembangkan dilakukan uji coba
pembelajaran interaktif sistem penggerak
dan dianalisis dengan rumus t-test :
otomatis.
Hasil penelitian Penawati (2015)
menunjukkan bahwa hasil uji efektifitas
multimedia pembelajaran interaktif pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII Tahun
pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 4 Singaraja t = koefisien t
menunjukkan thitung = 13,345 > ttabel = 2,000. Ini Ӿ1 = Varian kelompok 1
berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil Ӿ2 = Varian kelompok 2
belajar siswa sebelumdan sesudah menggunakan S12 = standar deviasi kelompok 1
multimedia interaktif. Beberapa penelitian S22 = Standr deviasi kelompok 2
tersebut mendukung penelitian ini bahwa N1 = responden kelompok 1
perangkat multimedia yang dikembangkan dalam N2 = responden kelompok 2
penelitian ini akan lebih efektif ketika (Sumber: sugiyono, 2014: 197)
menggunakan multimedia pengoperasian RRM dari
pada yang tidak menggunakan multimedia
pengoperasian RRM. Tujuan dari penelitian ini
untuk menciptakan produk yang valid dan efektif
ketika digunakan oleh mahasiswa pada mata kuliah
sistem AC kompetensi praktik pengosongan dan
pengisian refrigerant.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 17, No. 1, Juni 2017 (7-10)

Tabel 2. Rekapitulasi Ahli Materi

Skor rata-rata
Validator III
Validator II
Validator I

Skor total
NO Item Soal

1 Menjelaskan fungsi sistem AC 3 4 3 10 3,3


2 Menjelaskan cara kerja sistem AC ketika kompresi 3 4 3 10 3,3
3 Menjelaskan cara kerja sistem AC ketika kondensasi 3 4 3 10 3,3
4 Menjelaskan cara kerja sistem AC ketika ekspansi 3 4 3 10 3,3
5 Menjelaskan cara kerja sistem AC ketika evaporasi 3 3 3 9 3
6 Menjelaskan fungsi kompresor 3 3 3 9 3
7 Menjelaskan fungsi kondensor 3 4 3 10 3,3
8 Menjelaskan fungsi receiver/dryer 3 3 3 9 3
9 Menjelaskan fungsi evaporator 3 4 3 10 3,3
10 Menjelaskan alat kerja pengosongan refrigerat secara manual 4 4 3 11 3,6
Menjelaskan cara pengisian dan pengosongan refrigerant secara
11 4 3 3 10 3,3
manual
Menjelaskan cara pengisian dan pengosongan refrigerat menggunakan
12 4 4 3 11 3,6
refrigerant recovery machine
13 Menjelaskan definisi refrigerant recovery machine 4 4 3 11 3,6
Menjelaskan fungsi komponen refrigerant recovery machine secara
14 4 4 3 11 3,6
keseluruhan
15 Menjelaskan fungsi control panel refrigerant recovery machine 4 3 3 10 3,3

Disseminate adalah kegiatan kesimpulan bahwa berdasarkan pengujian ahli


penyebaran/promosi tahap ini hanya dilakukan materi produk yang dikembangkan sangat layak
dalam konteks uji coba terbatas dalam kelompok dan dapat dipakai untuk diujicobakan karena telah
kecil dimaksudkan untuk mendapat respon dari mencakup semua aspek dalam instrumen dengan
pengguna multimedia RRM dan tidak diujicobakan kriteria sangat layak
dalam skala besar (uji coba lapangan) karena Interpretasi kelayakan menurut tanggapan
mengingat keterbatasan waktu dan biaya. Adapun yang melibatkan pertimbangan tiga ahli media
perangkat yang dikembangkan dalam penelitian sebesar 3,16 adalah “Layak”. Jadi dapat ditarik
pengembangan jenis 4D model ini adalah kesimpulan bahwa berdasarkan pengujian ahli
menggunakan bantuan aplikasi flash. media produk yang dikembangkan layak dan dapat
dipakai untuk diujicobakan karena telah mencakup
HASIL PENELTIAN semua aspek dalam instrumen dengan kriteria
Hasil penelitian meliputi validitas intrumen, layak.
reliabilitas, validitas multimedia, dan efektifitas Hasil perhitungan dari tiga ahli materi
multimedia. Validitas instrumen ini dilakukan sebesar 3,3 dan tiga ahli media sebesar 3,16 dari
dengan rumus korelasi point biserial. Dari hasil kedua hasil perhitungan tersebut diakumulasikan
perhitungan didapat 26 soal bernilai > 0,300 kemudian dikonsultasikan kedalam Tabel 3.4
dinyatakan valid dan 4 soal < 0,300 dinyatakan konversi skor nilai 4 skala. Hasil perhitungan akhir
tidak, instrumen yang digunakan untuk ujicoba sebesar 3,23 adalah “Layak”. Melalui semua
sebanyak 25 soal. Pengujian reliabilitas perhitungan dan pertimbangan dari hasil
menggunakan rumus K R-21 diperoleh ri sebesar pernyataan ahli media, dapat ditarik kesimpulan
0,9566 dari data awal dengan butir soal 30. Karena bahwa produk yang dikembangkan layak dan
rhitung lebih besar dari rtabel= 0,514 dengan taraf dapat dipakai sebagai bahan ajar karena
signifikan 5% maka instrumen ini dikatakan memudahkan pengguna dan telah mencakup
reliabel. semua aspek dengan kriteria layak.
Hasil perhitungan dari penjabaran tabel 2 Uji t adalah pengujian terakhir untuk
interpretasi kelayakan menurut tanggapan yang mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara
melibatkan pertimbangan tiga ahli materi sebesar kelas kontrol dan kelas eksperimen, karena
3,3 adalah “Sangat Layak”. Jadi dapat ditarik pengujian homogenitas data homogen dan n 1 = n2

7
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18 No. 2, Juni 2018 (6-9)

Tabel 3. Rekapitulasi Ahli Media

Skor rata-rata
Validator III
Validator II
Validator I

Skor total
NO Item Soal

1. Warna yang digunakan tidak mengganggu isi materi 4 4 2 10 3,3


2. Komposisi warna yang digunakan tidak berlebihan 4 4 2 10 3,3
3. Warna font dalam multimedia dapat terlihat 4 4 2 19 3,3
4. Gambar yang digunakan jelas resolusinya 3 4 2 9 3
5. Tata letak gambar memudahkan mahasiswa memahami materi 4 4 2 10 3,3
6. Gambar dalam multimedia dapat mewakili materi pembelajaran yang 4 4 1 9 3
disajikan
7. Animasi yang digunakan menunjang isi materi yang disajikan 4 4 1 9 3
8. Animasi yang digunakan tidak berlebihan 4 4 2 10 3,3
9. Suara terdengar jelas 4 3 2 9 3
10. Video terlihat jelas resolusinya 3 3 2 8 2,6
11. Tata letak video memudahkan mahasiswa memahami materi 4 3 2 9 3
12. Tampilan menu pada multimedia memudahkan pengguna 4 4 2 10 3,3
13. Tampilan desain yang disajikan sesuai untuk mahasiswa 4 4 2 10 3,3
14. Tampilan huruf tidak menyulitkan mahasiswa untuk memahami informasi 4 4 2 10 3,3
yang dimuat
15. Multimedia dapat dijalankan pada semua perangkat computer 4 4 2 10 3,3
16. Multimedia dapat berjalan dengan normal 4 3 2 9 3

maka menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan waktu
5% serta dk = n1-1 atau n2-1 dengan kriteria Thitung < dan pembiayaan.
Ttabel ada perbedaan, dari hasil perhitungan Materi yang dibahas pada produk
diperoleh Thitung= 0,146 < Ttabel= 1,71. Jadi dapat pengembangan multimedia pembelajaran ini
disimpulkan bahwa ada perbedaan antara kelas meliputi uraian materi sistem AC, fungsi, nama
eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat komponen, dan cara pengosongan dan pengisian
diartikan bahwa penggunaan multimedia yang refrigerant secara manual, dan materi mengenai
dikembangkan memiliki pengaruh yang signifikan. refrigerant recovery machine, fungsi, komponen,
dan cara pengoperasian refrigerant recovery
PEMBAHASAN machine.Multimedia pembelajaran ini terdiri dari
Penelitian dan pengembangan ini 20 frame dan 4 menu utama yaitu menu profil,
menghasilkan produk media berupa multimedia menu tujuan, menu materi, dan menu evaluasi
pengoperasian pengoperasian refrigerant recovery yang biasa dioperasikan dan membantu mahasiswa
machine berbasis flash dikemas dalam bentuk CD dalam memahami cara pengoperasian refrigerant
pembelajaran dan dapat dioperasian pada recovery machine. Multimedia pembelajaran ini
perangkat komputer yang didukung flash player. juga terdapat fasilitas simulasi tes sebagai
Pengembangan multimedia ini dikembangkan penunjang konsep dan dikerjakan secara individu
dengan model pengembangan 4D yaitu define, sebagai pengukur kemampuan individu.
design, develop, dan disseminate. Define adalah Pengembangan multimedia pembelajaran ini
kegiatan mengumpulkan berbagai informasi/data divalidasikan kepada ahli media dan ahli materi
yang diperlukan melalui studi literatur maupun yakni 3 dosen yang profesional di bidang media
observasi lapangan untuk menentukan produk dan 3 dosen yang profesional pada materi sistem
awal. Design adalah kegiatan merancang produk AC. Hasil validasi dari semua ahli menunjukkan
yang diwujudkan dalam diagram maupun grafik. bahwa multimedia yang dikembangkan valid
Develop adalah kegiatan pengembangan desain dibuktikan dari hasil analisis validasi instrumen
produk itu sendiri menjadi produk layak pakai. ahli media sebesr 3,16 yang artinya produk
Disseminate adalah kegiatan penyebaran/promosi dinyatakan layak untuk digunakan, dari ahli materi
produk yang telah jadi namun dalam tahap ini sebesar 3,3 yang artinya produk sangat layak
untuk digunakan. Hal tersebut diartikan bahwa ahli
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 17, No. 1, Juni 2017 (7-10)

media menyatakan multimedia pengoperasian trol dan kelonpok eksperimen, terlihat dari nilai
refrigerant recovery machine dalam kategori layak rata-rata hasil posttest kelas eksperimen sebe-
dilihat dari segi kemudahan, multimedia yang sar 71 dan kelas kontrol sebesar 53,1.
dikembangkan sangat praktis dan mudah dalam Saran
penggunaannya dan ahli materi menyatakan Saran pemanfaatan hasil pengembangan,
multimedia pengoperasian refrigerant recovery diantaranya:
machine dalam kategori sangat layak dilihat dari 1. Mahasiswa membaca dan mencermati cara
materi dalam multimedia sudah sesuai dengan penggunaan refrigerant recovery machine
instrumen, sehingga multimedia pengoperasian sebelum mengaplikasikan dalam praktik
refrigerant recovery machine dapat digunakan pengosongan dan pengisian AC, sehingga tidak
sebagai bahan ajar pada mahasiswa Teknik Mesin terjadi kesalahan ketika pengoperasian alat.
UNNES angkatan tahun 2014 yang mengambil 2. Produk pengembangan multimedia
mata kuliah Sistem AC. Hasil uji coba terhadap pengoperasian refrigerant recovery machine
kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian berbasis flash ini dapat digunakan
analisis untuk mengetahui ada atau tidak ada (disebarluaskan) ke semua mahasiswa Jurusan
perbedaan dari hasil posttest dengan menggunakan Teknik Mesin khususya yang mengambil mata
analisis t-test dengan taraf signifikansi 5% didapat kuliah Sistem AC, namun dalam tahap
Thitung= 0,388< Ttabel= 1,71, dengan demikian Ho penyebarluasan harus tetap memperhatikan
ditolak (Lampiran 13), serta hasil perbandingan dan memperhitungkan karakeristik dan
nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 53,1 dan kelas kebutuhan dari mahasiswa, sehingga
eksperimen sebesar 71 (lampiran 8 dan 9). Jadi penyebaran produk tidak sia-sia.
dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil 3. Pihak yang ingin mengembangkan produk lebih
belajar peserta didik disebabkan daya penggunaan lanjut, bisa denagn cara menambahkan
multimedia interaktif dan metode belajar yang spesifikasi materi alat refrigerant recovery
tepat. Sejalan dengan hasil penelitian Sa’dullah machine dan troubleshooting pada sistem AC,
(2015), Penawati (2015), dan Setyarto dan Danang sehingga produk yang dihasilkan lebih
(2012) yang menjelaskan bahwa penggunaan komprehensif.
multimedia dapat meningkatkan hasil belajar. 4. Produk yang dikembangkan tidak hanya
digunakan secara offline namun bisa
SIMPULAN DAN SARAN dikembangkan dengan sistem online, sehingga
Simpulan mahasiswa bisa mengakses dan menggunakan
Kesimpulan yang diambil dalam penelitian multimedia tanpa harus mengcopy sofware
ini adalah: multimedia.
1. Desain multimedia pembelajaran mengacu pada
model 4D yang telah didesain dan divalidasikan DAFTAR PUSTAKA
oleh ahli media dan materi, sehingga meng- Hamalik, O. 2014. Proses Belajar Mengajar, -cet 16.
hasilkan produk berupa softfile dengan format Jakarta: PT Bumi Aksara.
single executable (exe) yang dikemas dalam Khanifatul. 2014. Pembelajaran Inovativ, ed,rev.
bentuk CD yang dapat digunakan untuk bahan Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA
ajar pada mata kuliah Sistem AC kompetensi Sa’dullah, M. 2015. SKRIPSI. Pengembangan Multi-
praktik pengosongan dan pengisian refrigerant media Penggunaan Injektor Tester Untuk
pada mobil. Meningkatkan Hasil Belajar Pengujian In-
2. Pengembangan multimedia pengoperasian re- jektor Pada Kendaraan EFI. Semarang:
frigerant recovery machine berbasis flash pada UNNES.
pengujian dinyatakan valid dilihat dari semua Penawati, N. M. 2015. Pengembangan Multimedia
perhitungan dan pertimbangan dari hasil Pembelajaran Interaktif Mata
pernyataan ahli media dan ahli materi bahwa Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
produk yang dikembangkan layak dan dapat di- Pembelajaran Mandiri Siswa Kelas VIII
pakai sebagai bahan ajar karena memudahkan Tahun 2014-2015 di SMP Negeri 4
pengguna dan telah mencakup semua aspek Singaraja. . E-Jurnal Edutech Universitas
dengan kriteria layak denagn hasil akhir perhi- Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi
tungan sebesar 3,23 dari ke enam ahli. Pendidikan, 3, (1) : 1-10. Online. www.e-
3. Pengembangan multimedia pengoperasian re- jurnal.com (accessed 15/10/2016)
frigerant recovery machine berbasis flash efek- Ragil dan Karsono. 2012. Implementasi Model
tif dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Pembelajaran Joyfull Learning Berbantuan
Pengingkatan terlihat dari uji t-tes yang mey- Modul Smart Interaktif pada Kompetensi
atakan adanya perbedan antara kelompok kon-

9
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 18 No. 2, Juni 2018 (6-9)

Dasar Motor Bakar. Jurnal Pendidikan Setyarto, W dan Dadang, D. S. 2012. Pengembangan
Teknik Mesian, 12, (2): 83-86. Multimedia Interaktif Continous Variable
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Transmision (CVT) untuk Meningkatkan
Kualitatif, dan R&D, -cet 21. Bandung: Penguasaan Materi Sistem Penggerak
Alfabeta. Otomatis. Jurnal Pendidikan Teknik Mesian,
12, (2): 93-97.

Anda mungkin juga menyukai