Anda di halaman 1dari 43

METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK


MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI PROYEKSI GAMBAR TEKNIK
SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 BANDA ACEH PADA MATA PELAJARAN
GAMBAR TEKNIK

Dosen Pembimbing

Khairul Fuady, ST., MT.

Disusun Oleh:

HANIF ZAKWAN

170211112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang


mengembangkan bidang vokasional yang memegang peranan penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Menurut penjelasan Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 pasal 15, pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang melatih peserta didik terutama untuk berkerja dalam bidang tertentu.
Dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja dan
mengembangkan eksistansi peserta didik, untuk kepentingan peserta didik, masyarakat,
bangsa dan negara. Pendidikan kejuruan indonesia sekarang dirancang oleh pemerintah
pusat dengan menerepkan kurikulum karakter dan ketrampilan (K13) dan menggunakan
pendekatan melalui pengenalan pelatihan berdasarkan kompetensi Competency Based
Training (CBT). Dimana pendekatan CBT adalah proses pembelajaran yang
perencanaan, pelaksanaan dan penilainnya mengacu kepada penguasaan kompetensi
yang telah dirumuskan sebagai standar acuan pencapaian hasil belajar sesuai standar
dunia kerja. Sehingga proses pengajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta
didik untuk mencapai penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan bersama-sama
dengan dunia usaha dan dunia industri.

Untuk mencapai penguasaan kompetensi tersebut maka sangat ditentukan oleh


peran guru dalam melaksankan proses pembelajaran, dalam membina, meningkatkan
kecerdasan dan ketrampilan peserta didik. Maka guru diharapkan memiliki cara/model
mengajar yang kreatif dan membuat siswa sebagai pusat belajar yang aktif dan antusias.
Maka diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dibidang
kejuruan dan pengajaran salah satunya dengan cara memilih model pembelajaran
dengan tepat dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Gambar Teknik Listrik.

Pelajaran produktif Gambar Teknik adalah salah satu pelajaran dari kurikulum
SMK Program Keahlian Teknik Listrik yang harus disampaikan di kelas X semester 1.
Materi pelajaran ini cukup sulit dipahami siswa baik dari aspek teori maupun praktek.
Kesulitan siswa dari aspek teori meliputi : fungsi gambar dan standarisasi, alat-alat
gambar dan penggunaannya, membaca gambar, gambar proyeksi dan penerapannya
dalam bidang keahlian teknik listrik. Dalam penguasaan praktek kesulitan siswa
meliputi : praktek penggunaan alat-alat gambar, menggambar proyeksi, menerapkan
gambar proyeksi pada bidang keahlian teknik listrik, membuat sketsa rencana gambar
teknik listrik, membuat lay out gambar sesuai dengan sketsa dan ukuran kertas gambar
yang ditentukan. Kesulitan siswa untuk memahami pelajaran disebabkan karena pada
pelajaran gambar teknik terdapat aturan-aturan teknik dalam menggambar yang belum
pernah diperoleh pada tingkat pendidikan sebelumnya. Dalam bidang keahlian teknik
listrik gambar teknik merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai karena
sebagai bahasa komunikasi teknik digunakan dari sejak proses perencanaan, proses
produksi dan pembuatan, proses pemasaran dan penjualan sampai dengan proses
pelayanan purna jual yaitu untuk kebutuhan servis dan reparasi.

Berdasarkan kesulitan peserta didik dalam memahami mata pelajaran gambar


teknik maka guru dituntut kesungguhannya dalam mempergunakan berbagai strategi
dalam mengemas materi pembelajaran dengan lebih menarik dan menyenangkan,
sehingga siswa menjadi lebih mudah dan cepat dalam memahami materi pelajaran
kejuruan Gambar Teknik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya
solusi tindakan dengan memilih model pembelajaran yang tepat dengan materi mata
pelajaran gambar teknik yaitu model pembelajaran picture and picture.

Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru
menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi. Dengan
menggunakan alat bantu atau media gambar pada mata pelajaran gambar teknik, siswa
mampu mengikuti pelajaran dengan fokus dan dalam kondisi yang menyenangkan.
Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu
dipahami, serta dapat diingat kembali.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan model pembelajaran picture and picture pada mata
pelajaran gambar teknik ?
b. Bagaimana pengaruh model pembelajaran picture and picture terhadap
pemahaman siswa kelas X pada materi proyeksi gambar teknik ?

C. Tujuan Penilitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penerapan model
pembelajaran picture and picture dalam meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMK
Negeri 2 Banda Aceh pada mata pelajaran gambar teknik.

D. Manfaat Penilitian
Manfaat yang diperoleh dari penilitian tindakan kelas pada SMK Negeri 2 Banda Aceh
adalah sebagai berikut :

a. Bagi siswa, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mendeteksi kelemahan


siswa dan meningktakan minat dalam memahami pelajaran gambar teknik pada
materi proyeksi gambar teknik. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
siswa terhadapan pelajaran program gambar teknik, dengan partisipasi aktif
didalam kelas dan bertanggung jawab. Dan meningkatkan kepercayaan diri
dalam menjawab tugas yang diberikan.
b. Bagi guru, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bervariasi dengan memperhatikan aktivitas belajar dalam
mengembangkan kemampuan siswa. Disamping itu guru mampu melaksanakan
proses pengajaran dengan lebih efektif dan dapat menerapkan model
pembelajaran secara tepat sehingga membuat suasana kelas lebih menarik dan
menyenangkan.
c. Bagi penulis, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengetahui dampak,
proses, dan langkah-langkah penerapan model pembelajaran picture and picture
untuk acuan dan pedoman dimasa yang akan datang dalam hal belajar mengajar
dan meningkatkan minat, kemampuan, dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran gambar teknik.
E. Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada latar belakang sebelumnya,
penelitian dapat menyusun hipotesis tindakan sebagai berikut:

a. Pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran gambar teknik
meningkat dengan penerapan model pembelajaran picture and picture.
b. Tindakan kelas pada mata pelajaran gambar teknik cenderung lebih menarik
dan menyenangkan dengan penerapan model pembelajaran picture and
picture.

F. Definisi Operasional
1. Penerapan
penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh
suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan
potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai salah satu pendekatan dalam rangka
mensiasati perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif.

3. Model pembelajaran picture and picture


Picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk
kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

4. Gambar teknik
Gambar teknik adalah gambar yang terdiri dari simbol, garis, dan tulisan tegak
yang bersifat tegas. Digunakan untuk memberikan penjelasan lengkap tentang suatu
benda atau konstruksi, berdasarkan ketentuan dan standard teknik yang sudah disepakati
oleh badan standardisasi, baik itu nasional maupun internasional.

5. Proyeksi
Proyeksi adalah gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda atau imajiner
yang dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah


perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu
perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan
tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.

Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pad aktivitas,


aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.Implementasi bukan sekedar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Menurut Setiawan (2004) penerapan (implementasi) adalah perluasan aktivitas


yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata


penerapan (implementasi) bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan, atau
mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa penerapan
(implementasi) bukan sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan.1

2. Belajar

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu


situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu. Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus/rangsangan bersama ingatan
mempengaruhi seseorang sehingga kemampuannya (performance-nya) berubah dari

1
KM Adjis,”Bab 2 Landasan Teori”, diakses dari
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10672/05.2%20bab%202.pdf?sequence=5&isAllo
wed=y, pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 23:12.
waktu sebelum ia mengalami sebuah situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi.

Menurut Morgan dalam Introduction to Psychology (1978) belajar adalah setiap


perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman (M. Ngalim Purwanto, 2007: 84). Menurut gestalt inti
dari belajar adalah memperoleh insight. Insight adalah didapatkannya pemecahan
problem atau dimengertinya persoalan (Sumadi Suryabrata, 2010: 277). Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
perubahan kemampuan seseorang dengan diperolehnya sifat insight terhadap sebuah
situasi lingkungan yang dialaminya.

Dalam proses belajar terdapat perbedaan cara mendasar pada tiap orang dalam
transfer atau penyerapan ilmu. Cara-cara belajar disebut juga gaya belajar. Gaya
belajar diartikan sebagai kombinasi dari bagaimana informasi diserap, diatur serta
diolah (Bobbi DePorter: 2002:110). Jadi, gaya belajar seseorang merupakan
kombinasi dari bagaimana ia menyerap suatu informasi, kemudian mengatur dan
mengolah informasi tersebut.

Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar berarti kemampuan


kombinasi yang dimiliki oleh seorang peserta didik untuk menerima, menyerap,
mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama proses
pembelajaran. Tiga Jenis Gaya Belajar yaitu :

a. Visual

Gaya belajar seperti ini lebih mengutamakan kekuatan penglihatan


(mata). Belajar melalui melihat sesuatu. Orang dengan gaya belajar visual
menyukai gambar, diagram, pertunjukkan, peragaan, pemutaran film atau video
sebagai media pembelajaran. Ada beberapa karakteristik dari pembelajar
visual, yaitu: suka membaca; menonton televisi, film; menerka teka-teki atau
mengisi TTS; lebih suka membaca ketimbang dibacakan; lebih suka
memperhatikan ekspresi wajah ketika berbicara dengan orang lain; mengingat
orang melalui penglihatan(tak pernah melupakan wajah); memiliki aktivitas
kreatif seperti menulis, menggambar, melukis, merancang, melukis di udara
dan cenderung berbicara cepat, tetapi mungkin cukup pendiam di dalam kelas.

b. Auditori

Gaya belajar Auditory lebih mengutamakan kekuatan pendengaran


(telinga). Belajar melalui mendengarkan sesuatu. Orang dengan gaya belajar
auditory lebih menyukai kaset audio, ceramah perkuliahan, diskusi, debat dan
instruksi dalam proses belajar mengajar. Karakteristik pembelajar auditori
yaitu: suka mendengar radio, musik, sandiwara, drama, debat; lebih suka cerita
yang dibacakan kepadanya dengan berbagai ekspresi; memiliki aktivitas kreatif
seperti: menyanyi, mendongeng, mengobrol apa saja, bermain musik, membuat
cerita lucu, berdebat, berfilosofi; berbicara dengan kecepatan sedang; suka
bicara bahkan dalam kelas.

c. Kinestetik

Gaya belajar kinestetik lebih mengutamakan keterlibatan aktivitas fisik


secara langsung. Belajar melalui aktivitas fisik. Media pembelajaran yang
disukai antara lain bermain peran, kunjungan wisata, lebih menyukai pelajaran
praktek ketimbang teori. Ada beberapa karakteristik dari gaya belajar
kinestetik, yaitu menyukai kegiatan aktif, baik sosial maupun olahraga, seperti
menari dan lintas alam; memiliki aktivitas kreatif seperti kerajinan tangan,
berkebun, menari, berolahraga; berbicara agak lambat; dalam keadaan diam
selalu merasa gelisah; tidak bisa duduk tenang, dan suka melakukan urusan
seraya mengerjakan sesuatu.2

3. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh W.S. Winkel (1996: 51) yaitu
”Semua perubahan di dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi
pada diri manusia”. Pengertian lain tentang hasil belajar dikemukakan oleh Nana

2
NS HANDAYANI, “[pdf] 10 Bab II Kajian Teori”, diakses dari https://eprints.uny.ac.id/8549/3/BAB%202-
06504241020.pdf, pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 20:15
Sudjana (2009:22) yaitu : hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Dari pengertian hasil belajar diatas dapat dikemukakan bahwa hasil belajar
merupakan semua perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai akibat dari
proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat diukur melalui kegiatan penilaian.
Penilaian dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk menilai sejauh
mana tujuan – tujuan. instruksional dapat tercapai atau sejauh mana materi yang
diberikan dikuasai siswa. Hasil penilaian dapat dilaporkan dalam bentuk nilai atau
angka. Benyamin S. Bloom (Nana Sudjana, 2009: 22) berpendapat bahwa hasil
belajar dibagi menjadi tiga bagian menurut hasil yang dicapainya yaitu hasil belajar
yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.


Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan kognitif, mencakup kemampuan
yang berhubungan dengan kemampuan intelektual (berfikir, mengetahui dan
pemecahan masalah). Sedangkan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan untuk bertindak
setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu.

Proses belajar mengajar selalu berkaitan dengan siswa yaitu manusia yang
belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Faktorfaktor yang
mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi menurut M. Dalyono (2005: 55-
60) dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: faktor internal (faktor dari dalam
diri peserta didik) dan faktor ekstern (faktor dari luar peserta didik).

a. Faktor Internal

Faktor intern individu merupakan faktor yang paling penting dalam


pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam melakukan proses belajar, semua
kemampuan yang dimiliki individu dicurahkan untuk mencerna materi yang
akan dipelajari. Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi:
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampua
belajar. Bila seseorang siswa tidak sehat jasmani maka mengakibatkan tidak
bergairah untuk belajar. Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang
baik juga akan menurunkan gairah untuk belajar.
2) Intelegensi Dan Bakat
Seseorang siswa yang memiliki intelegensi tinggi umumnya mudah belajar
dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi
rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berfikir
sehingga prestasi belajarnyapun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar. Seseorang yang memiliki bakat akan lebih mudah dan
cepat pandai dibandingkan yang tidak memiliki bakat.
3) Minat Dan Motivasi
Sebagaimana faktor intelegensi dan bakat, minat dan motifasi adalah dua
aspek psikis yang besar pengaruhnya tehadap prestasi belajar. Minat dapat
timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari diri. Motifasi berbeda
dengan minat. Motifasi merupakan penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga jika minat dan motifasi besar
cenderung prestasi belajar juga akan baik.

b. Faktor Ektern

Faktor ekstern individu dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat. Ketiga faktor ini satu sama lain memberikan
warna tersendiri pada perkembangan individu, terutama dalam kegiatan belajar.

1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan ini memberikan kontribusi yang berarti terhadap perkembangan
individu. Keluarga ini merupakan lingkungan yang pertama dikenal oleh anak
dan sebagian besar waktunya dilalui bersama keluarga. Pengaruh keluarga
bisa berasal dari kepedulian orang tua berupa dukungan motivasi belajar.
2) Lingkungan Sekolah
Peranan sekolah dalam membekali seseorang dalam disiplin ilmu tertentu
merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berpengaruh terhadap
kemampuan seseorang dalam mepelajari sesuatu. Kualitas guru dala mengajar
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
3) Lingkungan Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar siswa. Bila lingkungan
masyarakat tempat tinggal berpendidikan tinggi, baik moral dan akhlaknya,
akan mendorong siswa giat belajar. Teman bergaul di lingkungan masyarakat
juga sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi peserta didik.
Teman yang baik akan membawa pengaruh yang baik, sedangkan yang
berkelakuan buruk dapat membawa pengaruh yang buruk pula. 3

4. Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah kesanggupan untuk mendefenisikan, merumuskan kata


yang sulit dengan perkataan sendiri. Dapat pula merupakan kesanggupan untuk
menafsirkan suatu teori atau melihat konsekwensi atau implikasi, meramalkan
kemungkinan atau akibat sasuatu.

Menurut Benyamin S. Bloom pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk


mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan di ingat.
Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan
penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan bahasa sendiri.

Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa pemahaman atau komprehensi adalah


tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau
konsep, situasi, serta fakto yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya
hafal cara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan. Menurut Sardiman, pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu
dengan fikiran. Menurut Winkel pemahaman mencakup kemampuan untuk
menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
3
NS HANDAYANI, “[pdf] 10 Bab II Kajian Teori”, diakses dari https://eprints.uny.ac.id/8549/3/BAB%202-
06504241020.pdf, pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 20:30
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa adalah
kesanggupan siswa untuk dapat mendefinisikan sesuatu dan mengusai hal tersebut
dengan memahami makna tersebut. Dengan demikian pemahaman merupakan
kemampuan dalam memaknai hal-hal yang terkandung dalam suatu teori maupun
konsep-konsep yang sudah dipelajari.

b. Katagori Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan:

1) Pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung


di dalamnya.

2) Pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda.

3) Pemahaman estra polasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis,


tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluaskan wawasan.

Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana juga mengelompokkan pemahaman ke


dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut:

1) Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan.

2) Tingkat kedua Pemahaman penafsiran adalah menghubungkan bagian-bagian


terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa
bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan
pokok.

3) Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adala pemahaman ekstrapolasi.


Dengan ekstrapolasi diharapkan seorang mampu melihat balik yang tertulis,
dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi
dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

c. Indikator Pemahaman

Wina Sanjaya mengatakan pemahaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Pemahaman lebih tinggi tingkatnya dari pengetahuan.


2) Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan
dengan menjelaskan makna atau suatu konsep.

3) Dapat mendeskripsikan, mampu menerjemahkan.

4) Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara variabel.

5) Pemahaman eksplorasi, mampu membuat estimasi.

Pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu:

1) Menerjemahkan

Menterjemahan di sini bukan saja pengelihan bahasa yang satu ke bahasa


yang lain, tetapi dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi satu model
simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

2) Menginterpretasikan/ Menafsirkan

Menginterpretasi ini lebih luas dari pada menerjemahkan. Menginterpretasi


adalah kemampuan untuk mengenal atau memahami ide-ide utama suatu
komunikasi.

3) Mengekstrapolasi

Sedikit berbeda dengan menterjemahkan dan menafsirkan, ia menuntut


kemampuan intelektual yang lebih tinggi yaitu dengan ekstrapolasi
diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis dapat membuat
ramalan tentang konsentrasi atau dapat memperluas masalahnya.

d. Evaluasi Pemahaman

Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat


siswa belajar, karena menuntut adanya kegiatan evaluasi. Penilaian dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan (pemahaman) siswa dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Agar penilaian tidak hanya
berorientasi pada hasil, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran ranah-
ranah yang terkandung dalam tujuan pendidikan yang diklasifikasikan menjadi
tiga ranah, yaitu: (a) ranah kognitif, (b) ranah afektif, dan (c) ranah psikomotor.

Dalam hal ini adalah evaluasi hasil bealajar yang berkenaan dengan ranah
kognitif yaitu tentang pemahaman. Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada
pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan
kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain
dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi
daripada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu
ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui
atau mengenal. 4

5. Model Pembelajaran

a. Hakekat Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai


pedoman dalam melakukan kegiatan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu sistem
atau proses pembelajaran subyek didik atau pembelajaran yang direncanakan atau
didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik atau
pembelajaran dapat tercapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Model pembelajaran adalah landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis
terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di
kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di
kelas.

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.

4
RSD Desianto, “[PDF]BAB II KAJIAN TEORI”, diakses dari
http://digilib.uinsby.ac.id/7140/5/Bab%202.pdf, pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 21:15
Joyce & Weil dalam Rusman mengatakan bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas
atau yang lain. model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk
mencapai tujuan pendidikannya.

Sedangkan menurut Soekamto dalam Kuntjojo Model pembelajaran adalah


kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran berhubungan dan memiliki makna lebih luas dibanding


pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Apabila antara pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model
pembelajaran merupakan kerangka atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, model pembelajaran adalah pola umum
perilaku pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran yang diberikan hendaknya sesuai dengan tema yang sedang
atau akan diajarkan, harus terdapat interaksi yang baik dengan guru, siswa, materi,
situasi dan kondisi serta kesesuaian. Kondisi inilah yang diharapkan akan dapat
meningkatkan pemahaman siswa.

Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan


informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model
pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan bagi para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

b. Karakteristik Model Pembelajaran

Istilah model Pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakannya dengan strategi, metode, atau prosedur. Adapun
Karakteristik dari model pembelajaran sebagai berikut:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli


tertentu.Sebagai contoh, model penelitian kelompok yang disusun oleh
Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey. Model ini dirancang
untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di
kelas, misalnya model Synetic dirancang untuk memperbaiki kreativitas
dalam pelajaran mengarang.
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan
langkahlangkah pembelajaran (syntax); (b) adanya prinsip-prinsip reaksi;
(c) system social; dan (d) system pendukung. Ke-empat bagian tersebut
merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model
pembelajaran.
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan modelm pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi: (a) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur; (b) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.

c. Unsur-unsur Model Pembelajaran


Joice dan Well dalam suprijono mengemukakan ada lima unsur penting yang
menggambarkan suatu model pembelajaran, antara lain:
1) Sintaks yakni suatu urutan pembelajaran yang biasa disebut fase.
2) Sistem sosial yakni peran peserta didik dan guru serta norma yang
diperlukan.
3) Prinsip relaksi yakni memberikan gambaran guru tentang cara memandang
dan merespon apa yang dilakukan peserta didik.
4) Sistem pendukung yakni kondisi atau syarat yang diperlukan untuk
terlaksananya suatu model, seperti setting kelas dan sistem intruksional.
5) Dampak instruksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional
adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan para
pelajar pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak pengiring adalah
hasil belajar lainnya yang dihasilkan pada proses belajar mengajar, sebagai
terciptanya suasana belajar yang dialami lansung oleh para pelajar tanpa
arahan langsung dari guru.

d. Manfaat Model Pembelajaran

Adapun manfaat model pembelajaran ialah:

1) Bagi Guru.
 Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab telah jelas
langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang tersedia,
tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya serap peserta didik, serta
ketersediaan media yang ada.
 Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran.
 Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku peserta didik
secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif singkat.
 Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran peserta
didik secara terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang sudah
ditetapkan (tidak sekedar mengisi kekosongan).
 Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam
merencanakan pembelajaran dalam rangka memperbaiki atau
menyempurnakan kualitas pembelajaran.
2) Bagi Siswa
 Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
 Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.
 Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran
secara penuh
 Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara
objektif. 5

6. Model Pembelajaran Picture And Picture


a. Pengertian

Menurut Supriono (2009, h.67) bahwa pembelajaran kooperatif picture


and picture adalah salah satu model pembelajaran aktif yang menggunakan
gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis,
seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi
keterangan gambar dan menjelaskan gambar.

Menurutt istrani (2011, h.6) “Model pembelajaran picture and picture adalah
suatu model pembelajaran dengan menggunaan media gambar”. Dalam
oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di
urutkan menjadi urutan yang logis.

b. Tujuan

Model pembelajaran picture and picture secara umum bertujuan untuk


membuat pembelajaran lebih menarik, siswa lebih aktif, dan membuat
pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak merasa bosan dalam pembelajaran
(Istrani, 2011, h.8)

c. Karekteristik

Menurut Istrani (2011, h.7) mengatakan bahwa model pembelajaran Picture


and Picture memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

5
MZ JANNAH, “PDF]BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori, diakses dari http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/2574/3/2-%20BAB%202.pdf, pada tanggal 13 Desember 2019 pukul 22:00
1) Aktif
Dalam model pembelajaran picture and picture ini siswa atau peserta
didik menjadi lebih aktif, hal ini dikarenakan dalam metode pembelajaran ini
guru menggunakan mediagambar dalam memberikan pembelajaraan, sehingga
siswa menjadi lebih aktif dan rasa ingin taunya menjadi lebih besar. Selain itu
dalam pelaksanaan metode ini seorang siswa juga dianjurkan unutuk bisa
merancang atau menggabungkan gambar sebagai media pembelajaran yang
digunakan, dengan demikian siswa tidak hanya mendengarkan guru tetapi juga
mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif.
2) Inovatif
Dalam model ini seorang siswa dan guru sebagai pengajar menjadi lebih
aktif, hal ini dikarenakan menggunakan suatu pembaharuan dalam proses
pembelajaran, tidak hanya guru menerangkan dan siswa mencatat.
3) Kreatif
Dalam hal ini selama proses pembelajaran dengan metode picture and
picture selain guru siswa juga menjadi lebih kreatif. Karena dalam kegiatan ini
terjadi interaksi langsung antar siswa, bagaimana seorang guru memberikan
gambar, mengacaknya dan seorang siswa dianjurkan untuk bias menyusunnya
kembali. Dalam kegiatan tersebut seorang siswa dianjurkan untuk bias lebih
kreatif untuk mengurangi rasa bosannya. Guru sebagai pengajar juga
dianjurkan untuk bias lebih kreatif, bagaimana seorang guru tersebut bias
menyajikan sebuah gambar gambar atauslide yang bias membuat siswa
menjadi lebih tertarik dengan proses pembelajaran.
4) Menyenangkan
Mungkin bagi beberapa guru menganggap model ini akan menimbulkan
kegaduhan sendiri di dalam kelas karena terlalu banyak alktifitas siswanya.
Namun bagi siswa apabila guru menerapkan metode ini dalam
pembelajarannya siswa akan lebih tertarik dan merasa senang selama proses
belajar berlangsung. Hal tersebut karena dalm model ini bias juga disebut
sebgai model belajar sambil bermain, sehingga siswa tidak mengalami tingkat
kebosanan yang serius.
d. Sintaks Model Pembelajaran Picture And Picture

Tabel 2.1

Sintaks Model Pembelajaran Picture and Picture

Sintaks Model
Pembelajaran Picture Perilaku Guru Perilaku Siswa
And Picture
Menyampaikan kompetensi Guru menyampaikan Siswa mendengarkan
yang ingin dicapai. kompetensi yang ingin di penjelasan guru dan
capai dalam siswa dapat mengukur
pembelajaran. sejauh mana materi
harus dapat di kuasai.
Menyajikan materi sebagai Guru menjelaskan materi Siswa mendengarkan
pengantar. pengantar yang akan penjelasan dari guru.
diajarakan.
Menunjukkan/memperlihatk Guru memperlihatkan Siswa mengamati
an gambar-gambar yang gambar mengenai materi gambar yang di
berkaitan dengan materi. yang ingin diajarkan. perlihatkan oleh guru.
Menunjuk/memanggil siswa Guru menjelaskan agar Siswa maju kedepan
secara bergantian untuk siswa mengurutkan sesuai dengan perintah
memasang/mengurutkan gambar sesuai dengan guru, kemudian siswa
gambar-gambar menjadi materi yang sudah di mengurutkan gambar
urutan yang logis. jelaskan sebelumnya, yang sudah di jelaskan
kemudian memanggil oleh guru.
siswa secara bergantian
untuk mengurutkan
gambar-gambar yang
sudah tersedia.
Menanyakan alasan/dasar Guru bertanya mengenai Siswa menjawab
pemikiran dari urutan alasan pemikiran dari pertanyaan guru dan
gambar tersebut. urutan gambar yang memberikan alasan.
sudah di urutkan.
Menanamkan konsep atau Guru menanamkan Siswa mendengar
materi, sesuai dengan konsep sesuai dengan penjelasan guru.
kompetensi yang ingin alasan atau dasar
dicapai. pemikiran yang sudah di
sebutkan oleh siswa
Menyimpulkan/merangkum Guru memberikan Siswa memberikan
materi yang baru saja kesempatan kepada siswa kesimpulan dari
diterimanya. untuk menyimpulkan pelajaran yang telah di
hasil dari pembelajaran terimanaya.
yang telah di terimanya.

e. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture And Picture

Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture menurut Istarani


terdapat tujuh langkah yaitu:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2) Menyajikan materi sebagai pengantar
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
4) Guru menunjuk, memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau
materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja
diterimanya.
f. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture
Istarani (2011:8) kelebihan dan kekurangan model pembelajaran picture and
picture adalah:
1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.Dapat meningkat daya
nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa
gambar yang ada.
3) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.
4) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Kelemahan model pembelajaran picture and picture:


1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki. 6

7. Gambar Teknik

a. Sejarah dan Pengertian Gambar Teknik

Gambar teknik awalnya dipraktikan oleh Leonardo Da Vinci terhadap abad


15 sampai abad 16, supaya beliau dijuluki sebagai Bapak Gambar Teknik. Dan
terhadap akhir abad 16, Gaspard Monge yang seorang ahli matematika dari
Perancis meraih sebuah sistem menggambar bersama dengan bersama dengan
mengfungsikan dua bidang proyeksi yang saling tegak lurus. Atau sistem ini bisa
disebut bersama dengan bersama dengan proyeksi siku-siku atau proyeksi
ortogonal. Pada th. itu proyeksi ini begitu populer dan sering digunakan untuk
menggambar perancangan bangunan kapal maupun peralatan perang.

6
MR Hardiana “[PDF]BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1 ... - repo unpas”, diakses dari
http://repository.unpas.ac.id/12864/5/BAB%20II.pdf, pada tanggal 15 Desember 2019 pukul 20:45
Lalu pada abad 18 banyak didirikannya sekolah teknik yang menerapkan
mata pelajaran gambar mewarnai bersama dengan teknik di didalam
kurikulumnya. Hal itu berlangsung dikarenakan terhadap masa itu James Watt
seorang ilmuan dari inggris meraih mesin uap, yang mengakibatkan terjadinya
pergantian besar-besaran di didalam sistem memproduksi terhadap pabrik. Yang
mula-mula di didalam sistem memproduksi mengfungsikan tenaga manusia dan
hewan, waktu ini diganti mengfungsikan mesin uap. Karena pergantian besar-
besaran yang berlangsung itu, maka diperlukanlah sebuah bahasa komunikasi
terhadap perencana bersama dengan bersama dengan pelaksana yang di mana
bahasa itu wajib singkat dan jelas. Lalu mulailah mengfungsikan gambar kerja
yang bisa dipahami oleh ke-2 belah pihak. Dari situlah menjadi didirikannya
sekolah teknik yang ditekankan mata pelajaran gambar teknik.

Adapun pengertian gambar teknik menurut para ahli yaitu :

1) FH. Homan dan Ir. Sutomo Wongsocitro, gambar teknik adalah bahasa yang
dipergunakan terhadap perancang dan pelaksana.

1) Thomas E.French dan Charles I.Fierck, gambar teknik adalah bahasa grafis
yang digunakan ke dalam industri internasional oleh insinyur dan desainer
untuk mengekspresikan dan merekam ide-ide ditambah pengetahuan yang
diperlukan untuk membangun mesin dan struktur.

2) James S.Rising dan Maurice W.Almfedt, teknik grafis adalah kombinasi dari
seni ini ditambah ilmu menggambar yang berlaku dari solusi masalah teknik.7

Secara umum gambar teknik adalah gambar yang terdiri dari simbol, garis,
dan tulisan tegak yang bersifat tegas. Digunakan untuk memberikan penjelasan
lengkap tentang suatu benda atau konstruksi, berdasarkan ketentuan dan standard
teknik yang sudah disepakati oleh badan standardisasi, baik itu nasional maupun
internasional. Standarisasi gambar teknik berarti pembakuan cara membuat dan
membaca gambar. Apabila dalam suatu lingkungan kerja teknik, antara yang

7
Konten Sahabat, “Sejarah dan Pengertian Gambar Teknik” diakses dari
http://candrasahabat.blogspot.com/2016/08/sejarah-dan-pengertian-gambar-teknik.html, pada tanggal
9 Desember 2019 pukul 21:30
membuat dan yang membaca gambar menggunakan standar gambar teknik yang
sama, berarti lingkungan tersebut sudah melakukan standarisasi gambar teknik.

Beberapa standarisasi yang telah banyak dikenal antara lain:

1) JIS (Japanese Industrial Standard), standar industri di negara Jepang.

2) NNI (Nederland Normalisatie Instituut), standarisasi industri di negara


Belanda.

3) DIN (Deutsche Industrie Normen), standarisasi industri di negara Jerman.

4) ANSI (American National Standart Institute), standarisasi industri di negara


Amerika.

b. Fungsi-Fungsi Gambar Teknik

Adapun fungsi dari gambar teknik yaitu :

1) Gambar sebagai bahasa teknik.

Maksudnya adalah gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud


dari seseorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai
bahasa teknik atau bahasa untuk sarjana teknik. Keterangan-keterangan dalam
gambar dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan dalam bahasa, harus diberikan
secukupnya sebagai lambang-lambang. Oleh karena itu, berapa banyak dan berapa
tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam gambar, tergantung dari bakat
perancang gambar itu sendiri.

2) Sebagai media penyampaian informasi.

Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat


kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perancang proses, pembuatan,
pemeriksa, perkaitan dan sebagainya.

3) Pengawetan, penyimpanan dan penggunaan keterangan


Gambar merupakan data teknisi yang sangat ampuh, dimana teknologi dari
suatu perusahaan didapatkan dan dikumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan
saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan atau untuk
diperbaiki, tetapi gambar diperlukan juga untuk disimpan dan dipergunakan
sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru dikemudian hari.

4) Cara-cara pemikiran dalam penyampaian informasi

Dalam perancangan konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan


dalam bentuk gambar melalui proses. Teman dianalisa dan disnteas dengan
gambar. kemudian gambarnya diteliti dan dievaluasi. proses ini diulang-ulang,
sehingga dapat dihasilkan gambar-gambar yang sempurna.

5) Pengembangan gambar dan keadaan teknik.

Menurut perkembangan teknik dan perkembangan sosial, fungsi dan


penggunaan cara-cara menggambar telah mengalami perubahan dengan
menyolok. Sebuah gambar suasana atau gambar sistem dari suatu grup dipakai.
dimana tidak diperlukan indikasi atau catatan yang tepat. karena produk tersebut
dibuat terutama sekali oleh keahlian dari si pembuat.8

8. Proyeksi Gambar Teknik

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti


gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang
dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut
berkenaan dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan
memusat (sentral). Arah yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap
bidang gambar dan sejajar akan tetapi miring terhadap bidang gambar.

8
Muhtar Arifin “Pengertian dan fungsi gambar teknik” diakses dari
http://www.autocadtangerang.com/2015/11/pengertian-dan-fungsi-gambar-teknik.html, pada tanggal
9 Desember 2019 pukul 22:00
pandangan-sejajar-tegak1Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut
dikenal berbagai jenis gambar proyeksi. Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus
terhadap bidang gambar menghasilkan gambar proyeksi orthogonal yang terdiri
dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis
pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan
proyeksi Oblik (miring). Sementara garis pemroyeksi yang memusat (sentral)
terhadap bidang gambar menghasilkan gambar perspektif.

Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut


difungsikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret
yang ada, misalnya meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga
dipahami oleh orang lain. Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja
atau kursi yang sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga
dipahami oleh orang lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan
perspektif lebih banyak menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat
bermanfaat dalam bidang perencanaan. 9

Secara umum proyeksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1 Proyeksi

9
Elki Sarindra, “Proyeksi dan Perspektif”, diakses dari http://elkispurple.blogspot.com/, pada tanggal 15
Desember 2019 pukul 16:00
B. Kerangka Berfikir

Pembelajaran proyeksi gambar teknik dilakukan dengan metode ceramah,


tanya jawab, dan penugasan baik secara individu maupun kelompok bersifat
membosankan, tidak menarik, dan menyebabkan siswa mengantuk, tidak
berminat untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa malas bertanya, malas
mengerjakan tugas, dan malas mendengarkan penjelasan guru. Penugasan untuk
dikerjakan di rumah juga banyak yang tidak diselesaikan sendiri. Selama proses
pembelajaran siswa lebih banyak pasif. Kondisi tersebut menunjukkan siswa
kurang berminat dalam mengikuti kelas pembelajaran proyeksi gambar teknik.

Oleh karena itu diperlukan perubahan proses pembelajaran untuk lebih


meningkatkan minat siswa dan mengurangi keengganan siswa dalam belajar
proyeksi gambar teknik. Pembelajaran proyeksi gambar teknik dapat dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture. Proses ini lebih
menyenangkan dan lebih menarik minat siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran, saling mengajari pasangan kelompok menentukan nilai kelompok.
Ditujukan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa lebih banyak
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, mendiskusikan materi dengan
pasangan, berlatih mengerjakan soal, dan membuat laporan. Pada akhirnya hal
tersebut dapat meningkatkan minat belajar siswa pada proyeksi gambar teknik.
Siswa kurang memahami
KONDISI Guru menggunakan dan mengerti terhadap
metode ceramah dan materi proyeksi gambar
AWAL tanya jawab. teknik.

SIKLUS 1

Menggunakan model
pembelajaran picture
and picture dengan
acuan gambar didalam
buku paket.

SIKLUS 2
Menggunakan model
TINDAK Guru menjelaskan
pembelajaran picture
AN dan mengurutkan
and picture.
gambar sesuai dengan
materi.

SIKLUS 3

Siswa mengerjakan
tugas setelah
memahami materi
yang sampaikan oleh
guru .

Diduga Menggunakan
KONDISI model pembelajaran
picture and picture
AKHIR
dapat meningkatkan
pemahaman siswa.

Gambar 2.2 Skema kerangka berfikir


C. HIPOTESIS
Penerapan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi proyeksi gambar teknik pada kelas X SMK Negeri
2 Banda Aceh. Karena dengan diterapkan model pembelajaran picture and picture
dapat meningkatkan minat siswa, suasana pembelajaran kelas lebih menarik dan
menyenengkan sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
proyeksi gambar teknik.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan jenis penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Arikunto penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama-sama. Adapun ciri atau karakteristik utama dalam
penelitian tindakan kelas adalah adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu kegiatan
dan adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui
penelitian tindakan tersebut.10
1) Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Menurut Kunandar tujuan PTK adalah sebagai berikut:

1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang


dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar,
meningkatkan profesionalisme guru dan menumbuhkan budaya akademik di
kalangan para guru.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran.

2) Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Ada tiga komponen yang harus menjadi sasaran
utama PTK, yaitu siswa/pembelajaran, guru dan sekolah.
1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses
pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat
dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan

10
Khairun Nisa, “Proposal penerapan model pembelajaran picture and picture” diakses dari
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2054/1/Khairun%20Nisa.pdf.pdf pada tanggal 22 Desember
2019 pukul 20:30
berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka
pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa
diharapkan akan meningkat.
2. Manfaat bagi guru
Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
1) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan
dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses
pembelajaran yang dikelolanya.
2) Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri
dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru
tidak lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu
ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
3. Manfaat bagi sekolah

Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan


atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah tersebut akan
berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki
kemampuan untuk mengembangkan diri. Karena meningkatkan kualitas
pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.11

11
Dewi Widyantari, “Proposal Penelitian Tindakan Kelas” diakses dari
https://www.academia.edu/27674820/PROPOSAL_PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS pada tanggal 23
Desember 2019 pukul 21:00
B. Flowchart / Diagram Alir Prosedur Kegiatan Penelitian

Observasi
Lapangan

Pengamatan Pengumpulan Wawancara


Kelas Data dengan guru

Identifikasi
Masalah

Perumusan
Masalah

Analisis
Data

Proposal /
Laporan
C. Lokasi Dan Waktu Peneletian

1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 2 Banda Aceh,
beralamat di Jl. Sultan Malikul Saleh, Lhong Raya, Kec. Banda Raya, Kota Banda
Aceh, Aceh 23231.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kurun waktu satu hari, hari Selasa 11
November 2019. Pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
siswa didalam kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh pada jurusan Teknik Listrik,
serta pengelolaan kelas, sarana dan lingkungan sekolah.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pemahaman siswa terhadap materi Proyeksi Gambar
Teknik pada mata pelajaran produktif Gambar Teknik Listrik, program keahlian
Teknik Ketenagalistrikan di kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh.

E. Populasi Dan Sampel Penelitian


1. Populasi Penelitian
Peneliti menetapkan siswa kelas X SMK Negeri 2 Banda Aceh, Program
Keahlian Teknik Ketenalistrikan tahun ajaran 2019/2020, sebagai populasi
penelitian.
2. Sampel Penelitian
Peneliti menjadikan siswa kelas X SMK Negeri 5 Banda Aceh, pada Program
Keahlian Teknik Ketenagalistrikan, pada mata pelajaran Gambar Teknik Listrik
yang berjumlah 33 orang, sebagai sampel dari populasi yang telah ditentukan
dari pihak sekolah untuk diteliti.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Pada kegiatan pengumpulan data, peneliti menggunakan metode observasi
(pengamatan) dan wawancara secara langsung dengan guru yang diajukan oleh
pihak sekolah untuk diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto Observasi (pengamatan)
merupakan sebuah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang ada di
lingkungan baik itu yang sedang berlangsung atau masih dalam tahap yang meliputi
berbagai aktivitas perhatian terhadap suatu kajian objek yang menggunakan
pengindraan. Dan merupakan dari suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja
atau sadar dan juga sesuai urutan.12 Menurut Koentjaraningrat wawancara adalah
cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan informasi
dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi tatap muka. 13
Adapun hal-hal yang diamati saat penelitian adalah sebagai berikut, sesuai
dengan lembar observasi yang digunakan :
1) Komponen siswa
Pengamatan pada komponen siswa yaitu :
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Perhatian siswa terhadap guru yang sedang memaparkan materi.
3. Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
4. Penugasan/literasi siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
serta tanggung jawab siswa mengerjakan sesuai perintah dan
mengumpulkannya tepat waktu.
2) Komponen Guru
Pengamatan pada komponen guru yaitu :
1. Penguasaan materi oleh guru dalam kelancaran menjelaskan materi,
memberikan contoh yang beragam, dan kemampuan menjawab
pertanyaan yang ditanyakan oleh siswa.
2. Tingkat ketuntasan guru dalam sistematika penyajian materi
pembelajaran.
3. Ketetapan penerapan metode pembelajaran.

12
“Pengertian Observasi” diakses dari https://www.romadecade.org/pengertian-observasi/#! Pada
tanggal 23 Desember 2019 pukul 20:12
13
4. Ketetapan memilih dan trampil menggunakan media pembelajaran.
5. Tingkat performance guru pada pembelajaran berlangsung.
6. Pemberian motivasi, dan kepedulian guru terhadap siswa serta
ketetapan pemberian reward kepada siswa.
3) Komponen Materi
Pengamatan pada komponen materi yaitu :
1. Tingkat kesesuaian materi yang diajarakan dengan kurikulum yang
berlaku pada sekolah tersebut.
2. Sistematika penyajian materi pembelajaran.
3. Tingkat urgensi materi yang diajarkan.
4. Tingkat menarik guru dalam memaparkan materi.
4) Komponen Pengelolaan Kelas
Pengamatan pada komponen pengelolaan kelas yaitu :
1. Tingkat keefektifan kelas sebagai sarana pencapaian target
kompetensi.
2. Tingkat kebersihan dan kenyamanan kelas.
3. Kerapian dan ketetapan pengaturan tempat duduk serta jarak tempat
duduk antar siswa.
4. Tingkat kemampuan siswa menstimulus untuk bertanya, menciptkan
interaksi dan memotivasi menjawab terhadap pertanyaan dan respon
yang diberikan oleh guru atau siswa didalam kelas.
5) Komponen Sarana
Pengamatan pada komponen saran yaitu :
1. Tingkat ketersediaan sarana pembelajaran.
2. Ketetapan penempatan saran pembelajaran.
3. Kebermaknaan sarana pembelajaran.
4. Tingkat kelayakan sarana pembelajaran.
6) Komponen Lingkungan
Pengamatan pada komponen lingkungan yaitu :
1. Kenyamanan lingkungan sekolah.
2. Ketenangan lingkungan sekolah.
3. Kebersihan lingkungan sekolah.
4. Keindahan lingkungan sekolah.

G. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian tindakan kelas ini, teknik pengumpulan data yang dilakuakan
dengan cara observasi dan wawancara. Pada kegiatan observasi pengumpulan data
kegiatan yang dilakukan yaitu mengamati pemahaman dan antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran gambar teknik dan mengamati guru dalam hal menjelaskan
materi, ketetapan memilih media dan penerapan metode pembelajaran. sedangkan
pada kegiatan wawancara pengumpulan data dilakukan dengan menanyakan kepada
guru menganai keluhan disaat mengajar pada mata pelajaran tersebut, sebagai data
tambahan. Dan menyediakan lampiran lembaran observasi sebagai pedoman
terstruktur untuk memudahkan peneliti disaat pengumpulan data. Berikut lampiran
lembaran observasi yang digunakan berserta hasil dari komponen – komponen yang
sebelumnya sudah diteliti :

1. Komponen Siswa

No Hal yang Diamati Skor


Siswa 1 2 3 4
1 Keaktifan siswa:
a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran √
b. Siswa aktif bertanya √
c. Siswa aktif mengajukan ide √
2 Perhatian siswa:
a. Diam, tenang √
b. Terfokus pada materi √
c. Antusias √
3 Kedisiplinan:
a. Kehadiran/absensi √
b. Datang tepat waktu √
c. Pulang tepat waktu √
4 Penugasan/resitasi:
a. Mengerjakan semua tugas √
b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya √
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah √

2. Komponen Guru
No Hal yang Diamati Skor
Guru 1 2 3 4
1 Penguasaan Materi:
a. Kelancaran menjelaskan materi √
b. Kemampuan menjawab pertanyaan √
c. Keragaman pemberian contoh √
2 Sistematika penyajian:
a. Ketuntasan uraian materi √
b. Uraian materi mengarah pada tujuan √
c. Urutan materi sesuai dengan SKKD √
3 Penerapan Metode:
a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi √
b. Kesesuain urutan sintak dengan metode yang
digunakan √
c. Mudah diikuti siswa √
4 Penggunaan Media:
a. Ketepatan pemilihan media dengan materi √
b. Ketrampilan menggunakan media √
c. Media memperjelas terhadap materi √
5 Performance:
a. Kejelasan suara yang diucapkan √
b. Kekomunikatifan guru dengan siswa √
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa √
6 Pemberian Motivasi:
a. Keantusiasan guru dalam mengajar √
b. Kepedulian guru terhadap siswa √
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman √

3. Komponen Materi
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Materi 1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada
silabus √
b. Materi sudah sesuai dengan KD yang tercantum
pada RPP √
c. Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran √
2 Sistematika penyampaian Materi:
a. Penyajian materi sesuai urutan √
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan
deduktif √
c. Penyajian materi sudah merujuk dari konkrit ke
abstrak √
3 Urgensi:
a. Sangat dibutuhkan peserta didik √
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan √
c. Diujikan dalam UAN √
4 Menarik:
a. Materi didukung media yang sesuai √
b. Materi didukung metode yang menyenangkan √
c. Materi dapat direspon secara antusias √
4. Komponen Pengelolaan Kelas
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Pengelolaan Kelas 1 2 3 4
1 Tujuan :
a. Ketepatan √
b. Keefektifan √
c. Pencapaian target kompetensi √
2 Ruang:
a. Standarisasi ruangan √
b. Kebersihan ruangan √
c. Kenyamanan ruangan √
3 Tempat duduk:
a. Kerapian tempat duduk √
b. Pengaturan tempat duduk √
c. Pengaturan jarak duduk antar siswa √
4 Siswa:
a. Kemampuan menstimulus untuk bertanya √
b. Kemampuan memotivasi menjawab √
c. Kemampuan menciptakan interaksi √

5. Komponen Sarana
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Sarana 1 2 3 4
1 Ketersediaan sarana pembelajaran :
a. Sesuai dengan kebutuhan √
b. Tersedia untuk semua elemen sekolah √
c. Dapat dimanfaatkan pada saat dibutuhkan √
2 Penempatan sarana pembelajaran:
a. Dikelompokkan sesuai dengan jenisnya √
b. Mudah dijangkau √
c. Tersimpan dengan rapi √
3 Kebermaknaan sarana pembelajaran:
a. Membantu kelancaran pembelajaran √
b. Memudahkan pemahaman pembelajar √
c. Sesuai dengan materi pembelajaran √
4 Kelayakan sarana pembelajaran:
a. Aman dipergunakan guru √
b. Aman dipergunakan siswa √
c. Semua sarana layak pakai √
6. Komponen Lingkungan
No Hal yang Diamati Skor
Komponen Lingkungan 1 2 3 4
1 Kenyamanan :
a. Kerasan √
b. Sejuk √
c. Luas √
2 Ketenangan:
a. Aman √
b. Sunyi √
c. Jauh dari sumber suara yang mengganggu √
3 Kebersihan
a. Bebas dari sampah √
b. Baunya harum √
c. Adanya tata tertib tentang kebersihan √
4 Keindahan:
A. Enak dipandang √
B. Kerapian penataan √
C. Terawat √

 Skor 4 : Sangat Baik


 Skor 3 : Baik
 Skor 2 : Tidak Baik
 Skor 1 : Sangat Tidak Baik
H. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran picture and
picture dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi proyeksi gambar
teknik maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menentukan
teknik analisa data. Data yang sudah terkumpul melalui observasi dan wawancara,
perlu suatu metode atau cara untuk mengolah data menjadi informasi untuk mudah
dipahami dan sebagai solusi permasalahan. Pada teknik analisa data ini, peneliti
menganalsis 3 analisa data yaitu :
1. Analisis data aktivitas guru.
2. Analisis data aktivitas siswa.
3. Analisis data pemahaman siswa
1) Analisis Data Aktivitas Guru
Pada analisis data aktivitas guru informasi yang diperoleh berupa keberhasilan
guru dalam memaparkan materi dengan menerapkan model pembelajaran picture
and picture. Data ini dianalisis dengan menggunakan skor rata rata dan rumus
persentase yaitu :

Keterangan : P = Angka Persentase

F = Frekuensi Aktivitas Guru

N = Jumlah aktivitas seluruhnya

2) Analisis Data Aktivitas Siswa

Pada analisis data aktivitas siswa informasi yang diperoleh berupa keaktifan dan
perhatian siswa terhadap guru yang memaparkan materi selama proses belajar
mengajar berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran picture and
picture. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan rumus :

Keterangan : P = Angka Persentase

F = Frekuensi Aktivitas Siswa

N = Jumlah aktivitas seluruhnya

3) Analisis Data Pemahaman Siswa


Pada analisis data pemahaman siswa informasi yang diperoleh berupa
peningkatan pemehaman siswa terhadap materi proyeksi gambar teknik dengan
menggunakan model pembelajaran picture and picture. Untuk mengetahui apakah
model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan pemhaman siswa,
maka guru perlu melaksanakan tes mengenai materi yang sudah dipaparkan selama
proses pembelajaran berlangsung. Kriteria siswa dapat memahami materi proyeksi
gambara teknik apabila nilai tesnya tersebut lebih dari 70 (lulus). Dan kriteria
secara klasikal penerapan model pembelajaran picture and picture dapat
meningkatkan pemahaman siswa, apabila 75% dari jumlah total siswa lulus
mengikuti tes yang diberikan oleh guru. Adapun kriteria persentase adalah sebagai
berikut :

Keterangan : KS = Ketuntasan Klasikal

ST = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah siswa dalam kelas


DAFTAR PUSTAKA

KM Adjis,”Bab 2 Landasan Teori”, diakses dari


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10672/05.2%20bab%202.pdf?sequ
ence=5&isAllowed=y,

NS Handayani, “[pdf] 10 Bab II Kajian Teori”, diakses dari


https://eprints.uny.ac.id/8549/3/BAB%202-06504241020.pdf

RSD Desianto, “[PDF]BAB II KAJIAN TEORI”, diakses dari


http://digilib.uinsby.ac.id/7140/5/Bab%202.pdf,

MZ Jannah, “PDF]BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori, diakses dari


http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2574/3/2-%20BAB%202.pdf

MR Hardiana “[PDF]BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1 ... - repo unpas”,


diakses dari http://repository.unpas.ac.id/12864/5/BAB%20II.pdf

Konten Sahabat, “Sejarah dan Pengertian Gambar Teknik” diakses dari


http://candrasahabat.blogspot.com/2016/08/sejarah-dan-pengertian-gambar-
teknik.html

Muhtar Arifin “Pengertian dan fungsi gambar teknik” diakses dari


http://www.autocadtangerang.com/2015/11/pengertian-dan-fungsi-gambar-teknik.html

Elki Sarindra, “Proyeksi dan Perspektif”, diakses dari http://elkispurple.blogspot.com/

Khairun Nisa, “Proposal penerapan model pembelajaran picture and picture” diakses
dari https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2054/1/Khairun%20Nisa.pdf.pdf

Dewi Widyantari, “Proposal Penelitian Tindakan Kelas” diakses dari


https://www.academia.edu/27674820/PROPOSAL_PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS

“Pengertian Observasi” diakses dari https://www.romadecade.org/pengertian-


observasi/#!

Anda mungkin juga menyukai