Anda di halaman 1dari 16

TEORI-TEORI KEBENARAN

(4)
Dosen
Dr. Bujang Syaifar, M.Pd
Fakultas Tarbiyah dan Kependidikan, Prodi Teknik Elektro
Universitas Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh, 2019

4/1/2019 1
Materi Bahasan
A. Pengertian kebenaran dan tingkatannya.
B. Teori kebenaran menurut Filsafat.

4/1/2019 2
A. Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya
• Dalam kehidupan manusia, kebenaran adalah fungsi rohaniah.
• Manusia di dalam kepribadian dan kesadarannya tak mungkin
tanpa kebenaran.
• Kebenaran yang mempunyai dasar fundamental dan bersifat
sedalam-dalamnya dan observasi atas antar hubungan realita
membawa manusia ke dalam pikiran filsafat. Manusia yang
berpikiran demikian telah mulai menghayati kebenaran filsafat.
• Pancaindera, rasio, budinurani manusia adalah potensi subyek
yang menangkap dan menghayati kebenaran.

4/1/2019 3
PENDAHULUAN
• Kebenaran itu bertingkat-tingkat dan berisfat
hirarkhis
 Kebenaran Relative versus Kebenaran Mutlak
(absoulut).
 Kebenaran Alami versus Kebenaran Ilahi.
 Kebenaran Individual versus Kebenaran Umum
(Universal).

4/1/2019 4
Susunan Tingkatan Kebenaran:
1. Tingkat kebenaran indra, adalah tingkat yang paling
sederhana/pertama yang dialami manusia. Indra gerbang
kesadaran manusia.
2. Tingkat kebenaran ilmiah, adalah pengalaman-pengalaman
yang didasarkan pada indera, diolah dengan rasio.
3. Tingkat kebenaran filosofis, kedua tingkat di atas adalah
sebagai tahap pendahuluan. Rasio dan pikir murni, renungan
yang mendalam, mengolah kebenaran itu semakin tinggi
nilainya.
4. Tingkat kebenaran religious, adalah kebenaran mutlak yang
bersumber dari Tuhan dan dihayati dg seluruh kepribadian,
dengan integritas kepribadian, dengan iman dan kepercayaan.
4/1/2019 5
Kebenaran Indera (pengetahuan biasa)

 Mengandung kebenaran.
 Atas dasar kebenaran indera dengan pengolahan
yang elementer.
 Tidak dengan sadar dicari.
 Berguna dalam penghidupan sehari-hari.
 Perwujudannya: kebenaran indera (pengalaman
indera atau pengetahuan biasa sehari-hari).

4/1/2019 6
Kebenaran Ilmiah (ilmu/ilmu pengetahuan)
 Mencari (menuntut) kebenaran.
 Dengan jalan pengalaman (empiris) yang diolah oleh pikir secara
teratur (pikir ilmiah).
 Dengan sadar dicari untuk mengetahui kebenaran sesuatu
dengan menentukan obyek tertentu.
 Mungkin langsung berguna untuk penghidupan sehari-hari,
mungkin tidak.
 Mempunyai jalan tertentu (metode tertentu).
 Mempunyai system tertentu (hasil-hasil penelitiannya disusun
secara teratur dan tertentu sehingga merupakan suatu kebulatan
ilmiah, sistematika).
4/1/2019 7
Kebenaran Filsafat
 Mencari atau menuntut kebenaran yang sedalam-dalamnya (kebenaran
hakiki).
 Dengan jalan pemikiran yang mendalam atau mempergunakan pikir murni
(pikir filosofis) sehingga melampaui batas pengalaman empiri).
 Kebenaran ini dengan sadar dicari untuk mendapatkan kebenaran yang
sedalam-dalamnya, sedangkan obyeknya adalah segala yang ada dan
yang mungkin ada.
 Mungkin langsung berguna untuk penghidupan sehari-hari mungkin tidak.
 Mempunyai metode dan system tertentu seperti ilmu.
 Filsafat termasuk ke dalam golongan ilmu (ilmu humanitas).
 Perwujudannya adalah kebenaran filsafat.

4/1/2019 8
Kebenaran Religious
 Mencari (menuntut) kebenatan mutlak sempurna universal.
 Kebenaran tersebut diterima dari Tuhan YME dengana wahyu melalui
Nabi/Rasul utusan Allah yang berwujud firman-firman Tuhan.
 Tujuannya untuk mencapai hidup sejahtera dan bahagia yang hakiki (lahir
bathin).
 Atas dasar kepercayaan/keyakinan (pikir religious).
 Kebenaran sesuatu didasarkan atas wahyu Tuhan: apabila sesuatu benar-
benar diwahyukan oleh Tuhan, maka dipercayai sepenuhnya atas dasar
kebenarannya (kebenaran mutlak).
 Firman-firman Tuhan yang terkumpul di dalam kitab-kitab suci dari masing-
masing agama, dipercayai oleh pemeluk-pemeluk agama ybs sebagai
kebenaran mutlak.
4/1/2019 9
Lanjutan…
o Kenyataan menunjukkan bahwa kebenaran itu sesuatu yang
muskil dan abstrak.
o Bahwa rasio dan kepribadiaan berbeda dalam arti tingkat
kematangan, minat dan intelegensi manusia.
o Manusia dengan sifat subyektif dan keunikan pibadinya menjadi
pendukung nilai kebenaran menurut pengertian dan potensi
kepribadian manusia.
o Akibatnya, timbul persoalan: Adakah kebenaran obyektif itu?
Jika ada, manakah dan bagaimana wujud kebenaran
obyektif itu? - inilah justeru persoalan metafisis baik dalam
bidang epistimologi maupun axiology.,
4/1/2019 10
B. TEORI-TEORI KEBENARAN MENURUT FILSAFAT
(Brubacher, John S, 1961)

• Brubacher, John S (1961) dalam Modern


Philosophies of Education) berpendapat:
1. Teori Correspondence
2. Teori Consistancy
3. Teori Pragmatisme
4. Kebenaran Religious

4/1/2019 11
1. Teori Correspondence
o Masalah kebenaran hanyalah perbandingan antara realita obyek (informasi,
fakta, peristiwa, pendapat) dengan apa yang ditangkap oleg subyek (ide,
kesan).
o Jika ide atau kesan yang dihayati subyek (pribadi) sesuai dengan
kenyataan, realita obyek, maka sesuatu itu benar.
o Teori ini didasarkan kepada pandangan ontologis bahwa dalam semesta ini
ada dunia obyektif yang independen, yang tak tergantung kepada subyek
yang menyadarinya.
o Seorang siswa akan memahami kebenaran jika pikirannya atau kesannya
berhubungan (correspond) dengan realita di luar dirinya.
o Manusia tidaklah menciptakan kebenaran, melainkan menemukan dalam
arti mengerti – kebenaran.
o Manusia menemukan kebenaran melalui usaha ‘membuka’ kebodohan atau
ketidak tahuannya, dan menghilangkan kesalahfahaman.
4/1/2019 12
2. Teori Consistency
o Untuk menetapkan suatu kebenaran bukanlah didasarkan atas hubungan
subyek dengan realita (obyek).
o Sesuatu itu benar (kebenaran) sampai seberapa jauh adanya konsistensi
antara kebenaran yang ditangkap subyek yang satu dengan subyek yang
lain tentang satu realita (obyek) yang sama.
o Kebenaran disini didasarkan adanya konsistensi dan realibilitas. Semakin
konsisten sesuatu itu, maka semakin yakin kebenarannya atau makin valid
sebagai benar.
o Teori ini dipandang sebagai teori ilmiah.
o Teori konsistensi dinamakan juga teori Coherence.
o Dalam bidang pengukuran pendidikan, teori ini mendasarkan kebenaran
hasil penelitian atas obyektivitas dan realibilitas.
4/1/2019 13
3. Teori Pragmatisme
 Teori ini berusaha mengkaji kebenaran ide-ide (pendapat, teori,
fakta atau apa saja) melalui konsekuensi daripada praktek atau
pelaksanaan.
 Pragmatisme menguji kebenaran di dalam praktek, yang dikenal
para pendidik sebagai metode project atau metode problem
solving di dalam pengajaran.
 Dewey menekankan bahwa suatu ide itu benar terletak pada ,
konsekuensi, pada hasil tindakan yang dilakukan.
 Dewey berpendapat bahwa seseorang mengerti sesuatu dengan
cara menggunakan sesuatu itu dalam proses pemecahan
masalah.
4/1/2019 14
4. Teori Religious
• Kebenaran secara ontologis dan axiologis bersumber dari Tuhan, yang
disampaikan melalui wahyu.
• Kebenaran Ilahi yang mutlak ini (devine truth) berlaku bagi seluruh
manusia, universal.
• Kebenaran ini tak dapat dimengerti oleh rasio atau bertentangan dengan
kemauan (keinginan) manusia.
• Tujuan dan nilai kebenaran itu memang untuk membimbing dan
menjinakkan kemauan manusia yang liar. Kecenderungan manusia untuk
menuruti kemauan dan rasio semata-mata akan dimbimbing untuk
menerima kekuasaan yang maha kuasa, yang berdaulat.
• Nilai kebenaran itu adalah oyektif namun bersifat superrasional dan
supernatural.

4/1/2019 15
SELESAI

4/1/2019 16

Anda mungkin juga menyukai