Anda di halaman 1dari 21

SUMBER PENGETAHUAN

DAN
KRITERIA KEBENARAN

RAHMA AULIA SARI


PENGERTIAN PENGETAHUAN
PENGERTIAN PENGETAHUAN
1. Secara Etimologi : Knowledge yang artinya
kepercayaan yang benar.
2. Secara terminologi menurut Drs. Sidi Gazaliba :
pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari
pekerjaan.
3. Loren Bagus dalam kamus filsafat menjelaskan bahwa
pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui
manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri.
Pada peristiwa ini yang mengetahui (subyek) memiliki
yang diketahui (objek).
HAKIKAT PENGETAHUAN
HAKIKAT PENGETAHUAN
Sebelum membahas sumber pengetahuan, terlebih
dahulu kita harus mengetahui apa itu hakikat
pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan
mental. Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat
tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran
tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori yang
berhubungan dengan hakikat pengetahuan, yaitu :
1. Realisme
2. Idealisme
Realisme Idealisme
Pengetahuan menurut realisme Idealisme menegaskan bahwa untuk
adalah gambaran yang sebenarnya mendapatkan pengetahuan yang benar-
dari apa yang ada dalam alam nyata benar sesuai dengan kenyataan adalah
mustahil. Pengetahuan adalah proses-
(dari fakta atau hakikat).
proses mental atau proses psikologis yang
Pengetahuan atau gambaran yang ada bersifat subjektif. Oleh karena itu,
dalam akal adalah pencerminan dari pengetahuan bagi seorang idealis hanya
yang ada di luar akal. Hal ini tidak merupakan gambaran subjektif dan bukan
ubahnya seperti gambaran yang gambaran objektif tentang realitas.
terdapat dalam foto. Subjektif dipandang sebagai suatu yang
Dengan demikian, realisme mengetahui, yaitu dari orang yang
berpendapat bahwa pengetahuan membuat gambaran tersebut. Karena itu,
adalah benar dan tepat bila sesuai pengetahuan menurut teori ini tidak
menggambarkan hakikat kebenaran. Yang
dengan kenyataan. 
diberikan pengetahuan hanyalah
gambaran menurut pendapat atau
penglihatan orang yang mengetahui atau
(subjek) 
SUMBER PENGETAHUAN
SUMBER PENGETAHUAN
Setelah mengetahui hakikat pengetahuan dan
pemaparan 2 teori yang menjelaskan hakikat pengetahuan,
maka kita akan mengetahui dari mana pengetahuan itu
bersumber. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang
sumber pengetahuan.
Empirisme
Kata empirisme berasal dari kata Yunani “Empeirikos” yang
artinya pengalaman. Menurut aliran ini pengetahuan diperoleh
berdasarkan pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah
pengalaman inderawi.
Dengan indera, manusia dapat mengatasi taraf hubungan
yang semata-mata fisik da masuk ke dalam medan intensional.
Walaupun masih sederhana, indera menghubungkanmanusia
dengan hal-hal konkret dan material. Pengetahuan indera bersifat
parsial, karena disebabkan perbedaan antara indera satu dengan
indera yang lainnya dan berhubungan dengan sifat khas fisiologis
indera dan objek yang dapat ditangkap sesuai dengan fungsinya.
Rasionalisme
Rasionalisme menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian
pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur
dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
menangkap objek. Dalam penyusunan ini, akal menggunakan
konsep-konsep rasional atau ide-ide universal.
Prinsip-prinsip universal adalah abstraksi dari benda-benda
konkret seperti hukum kausalitas atau gambaran umum tentang
benda tertentu. Kaum rasionalis yakin bahwa kebenaran hanya
dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan
akal budi saja.
Intuisi
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan
tanpa melalui proses penalaran tertentu. Seseorang yang
sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah dan
tiba-tiba saja menemukan jawaban atas permasalahan
tersebut. Tanpa melalui proses berfikir yang berliku-
liku, namun tiba-tiba saja menemukan penyelesaian
masalah.
Intuisi bekerja dalam keadaan yang tidak
sepenuhnya sadar, artinya jawaban atas suatu masalah
ditemukan tidak tergantung waktu orang tersebut secara
sadar sedang menggelutnya. Intuisi bersifat personal
dan tidak bisa diramalkan. Intuisi tidak dapat digunakan
Wahyu
Wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh
Tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan oleh nabi-
nabi yang diutusnya sepanjang zaman. Agama merupakan
pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang
terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah
yang bersifat transedental seperti latar belakang penciptaan
manusia dan hari kemudian di akhirat nanti.
Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal
yang ghaib (supernatural). Kepercayaan kepada Tuhan yang
merupakan sumber pengetahuan, kepercayaan kepada nabi
sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara
penyampaian. Kepercayaan merupakan titik tolak dalam agama.
Suatu pernyataan harus dipercaya dulu untuk dapat diterima:
pernyataan ini bisa saja selanjutnya dikaji dengan metode lain.
KRITERIA KEBENARAN
Kriteria Kebenaran
Dalam kehidupan manusia, kebenaran adalah fungsi rohaniah. Manusia di
dalam kepribadian dan kesadarannya tak mungkin hidup tanpa kebenaran.
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu
menjadi :
1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan
dan pertama yang dialami manusia.
2. Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping
melalui indera, diolah pula dengan rasio.
3. Tingkatan filosofis, rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam
mengolah kebenaran Itu semakin tinggi nilainya.
4. Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang
Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman
dan kepercayaan.
Keempat tingkat kebenaran ini berbeda-beda wujud, sifat dan kualitasnya
bahkan juga proses dan cara terjadinya, disamping potensi subyek yang
menyadarinya. Potensi subyek yang dimaksud disini ialah aspek kepribadian
yang menangkap kebenarna itu. Misalnya pada tingkat kebenaran indera,
Teori-teori Kebenaran Menurut Filsafat
Menurut fisafat, teori-teori kebenaran antara lain :
1. Teori Korespondensi
2. Teori Konsistensi
3. Teori Pragmatisme
4. Kebenaran Religius
Teori Korespondensi
Teori Korespondensi menerangkan bahwa kebenaran
atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan
atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh
pernyataan atau pendapat tersebut.
Teori Konsistensi
Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas
arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap
relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu
penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test
eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu
dan tempat yang lain.
Teori Pragmentasi
Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek
yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau
medoe problem olving dai dalam pengajaran. Mereka
akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu
memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu
benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di
dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan
kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya
manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini
manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan
tuntutan-tuntutan lingkungan.
Kebenaran Religius
Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion
dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective,
universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena
kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber
dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.
Agama sebagai Teori Kebenaran
Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan
alat, budi,fakta, realitas dan kegunaan sebagai
landasannya. Dalam teori kebenaran agama digunakan
wahyu yang bersumber dari Tuhan. Sebagai makluk
pencari kebenaran, manusia dan mencari dan
menemukan kebenaran melalui agama. Dengan
demikian, sesuatu dianggap benar bila sesuai dan
koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai
penentu kebenaran mutlak.agama dengan kitab suci dan
haditsnya dapat memberikan jawaban atas segala
persoalan manusia, termasuk kebenaran.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai