Anda di halaman 1dari 4

The ASSURE Model

Heinich RMolenda MRussell JSmaldino SSee fewer

(2002)

Model ASSURE adalah proses ISD (Instructional System Design) yang dimodifikasi untuk
digunakan oleh guru di kelas reguler. Proses ISD adalah proses di mana guru dan pelatih
dapat menggunakan untuk merancang dan mengembangkan lingkungan belajar yang
paling tepat untuk siswa mereka. Anda dapat menggunakan proses ini dalam menulis
rencana pelajaran Anda dan dalam meningkatkan pengajaran dan pembelajaran.

Pengembangan Media Video Pembelajaran Matematika dengan Model Assure

Purwanti B

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan (2015) 3(1) 42-47

pengembangan penelitian ini untuk mengefektifkan pembelajaran dan mengubah


presepsi peserta didik terhadap pembelajaran matematika pada materi ukuran
penyajian data statistik kelas XII semester Genap. Pengembangan penelitian dilakukan
supaya dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik yang merasa
kesulitan mengingat begitu banyak rumus dalam pelajaran matematika. Penelitian
dilakukan dengan Research and Development. Poses pembuatan media video
pembelajaran terdapat tiga proses yaitu; proses persiapan; tahap produksi dan pasca
produksi. Setelah media diproduksi kemudian media diujicobakan pada ahli materi; ahli
desain pembelajaran; ahli media pembelajaran dan story boardnya; kemudian
diujicobakan terhadap kelompok kecil dan kelompok besar; untuk mengetahui daya tarik
sehingga dapat diambil simpulan bahwa pengembangan media video pembelajaran
matematika kompetensi dasar ukuran penyajian data statistik dengan model ASSURE
dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
Pengembangan desain pembelajaran kelas V Sekolah Dasar

Nurjanah DLeonard L

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika (2016) 525-534

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan desain pembelajaran metematika


pada kelas V Sekolah Dasar. Desain pembelajaran yang dibuat diharapkan mampu
memfasilitasi pembelajaran matematika untuk siswa kelas v sekolah dasar. Model
pengembangan yang digunakan mengacu pada Model Pengembangan Instruksional
(MPI) Atwi Suparman. Langkah-langkah yang digunakan adalah Analisis Kebutuhan,
Perumusan TIU, Analisis Instruksional, Identifikasi Perilaku atau Karakteristik Awal,
Perumusan TIK, Alat Penilaian, Strategi Pembelajaran, mengembangkan bahan
instruksional, dan melakukan evaluasi formatif. Setelah melalui langkah-langkah
tersebut terbentuklah satu buah bahan ajar dalam bentuk buku. Buku tersebut terdiri
dari 6 bab yang terdiri dari Operasi hitung bilangan bulat, KPK & FPB, Pecahan, Satuan
Pengukuran, Bangun Datar, dan Bangun Ruang Sederhana. Didalamnya terdapat Materi,
Contoh soal, Latihan, dan Rangkuman. Dengan adanya bahan ajar yang telah dibuat ini
diharapkan agar dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Selain itu mampu membantu pengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran
matematika

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENERAPAN TGT


BERBANTUAN ANIMASI GRAFIS PADA MATERI PECAHAN KELAS IV
Purwati H

Aksioma: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika UPGRIS Semarang


(2010) 1(2)

Matematika merupakan ilmu yang bersifat universal yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia . Agar
tujuan pembelajaran tercapai maka guru matematika perlu memilih metode
pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang dipilih adalah metode Times Games
and Tournament (TGT) dengan berbantuan media animasi grafis yaitu pelaksanaan
pembelajaran dengan metode TGT dengan penyampaian materinya menggunakan CD
pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini; (1) apakah terdapat pengaruh
keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran
matematika berbasis penerapan TGT berbantuan media animasi grafis? (2) apakah
terdapat pengaruh keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa pada kelas dengan
pembelajaran matematika berbasis penerapan TGT berbantuan alat peraga? Penelitian
ini bertujuan mengetahui keefektifan pembelajaran berbasis penerapan TGT berbantuan
animasi grafis terhadap hasil belajar. P opulasi dari penelitian ini adalah semua siswa
kelas IV SDI Al Azhar 14 Semarang tahun pelajaran 2007/2008, dan sebagai sampel
diambil siswa dari tiga kelas secara acak, satu kelas sebagai kelompok eksperimen 1
(diberi pembelajaran berbasis penerapan TGT berbantuan media animasi grafis ), satu
kelas sebagai kelompok eksperimen 2 (diberi pembelajaran berbasis penerapan TGT
berbantuan alat peraga ) dan satu kelas yang lain sebagai kelompok kontrol (diberi
pembelajaran ekspositori berbantuan alat peraga) . Variabelnya adalah keterampilan
proses dan hasil belajar. Data diperoleh dari tes, lembar observasi, dan angket. Data
hasil penelitian dianalisis dengan analisis regresi, analisis one way sample t tes . Hasil
penelitian menunjukan: keterampilan proses pada kelas eksperimen 1 berpengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa sebesar 80,3 %; keterampilan proses pada
eksperimen 2 berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa sebesar 45 %;
pembelajaran berbasis penerapan TGT berbantuan animasi grafis, pembelajaran
berbasis penerapan TGT berbantuan alat peraga, dan pembelajaran dengan meto de
ekspositori berbantuan alat peraga dapat membantu siswa mencapai ketuntasan
belajar. Kesimpulannya adalah bahwa pembelajaran matematika berbasis penerapan
TGT berbantuan animasi grafis efektif dalam pembelajaran pada materi pecahan kelas
IV. Kata Kunci : TGT, animasi grafis.

Panduan Pengembangan Bahan Ajar

Hernawan APermasihDewi L

Univesitas Pendidikan Indonesia, Bandung, (2008) 1-13

Bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus
disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada
yang berbentuk fakta, konsep, prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam proses
pembelajaran. Skop dan sekuen materi pembelajaran telah tersusun secara sistematis
dalam struktur organisasi kurikulum pendidikan dan pelatihan. Sifat materi kurikulum
yang tersusun dalam silabus hanya bersifat pokok-pokok materi, maka untuk kelancaran
dalam pelaksanaan pembelajaran, materi pembelajaran perlu dikembangkan terlebih
dahulu dengan cara melengkapinya dalam bentuk bahan pembelajaran yang utuh. Pada
saat pembelajaran akan dilaksanakan, hendaknya seorang tenaga pendidik yang
professional harus memahami karakteristik isi pesan pembelajaran yang akan
disampaikan, agar tidak salah dalam memilih strategi pembelajarannya, interaksi
pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan bahan pembelajaran dan media
pembelajaran, serta alat evaluasi yang akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai