ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui bagaimana
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel. 2) Mengetahui bagaimana peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division pada materi
pertidaksamaan linear satu variabel. Dan 3) Mengetahui apakah terdapat
peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division pada
materi pertidaksamaan linear satu variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa kelas VII-1 SMP Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan
setelah diterapkannya model pembelajaran Student Teams Achievement
Division diperoleh 35% kualifikasi baik sekali, 55% baik, 5% cukup, 5%
kurang dan kualifikasi gagal tidak ada. 2) hasil perhitungan N-Gain
ternormalisasi diperoleh nilai N-gain yaitu 0,79 yang berarti peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berada pada interpretasi
tinggi. Berdasarkan hasil statistik inferensial menggunakan Uji Wilcoxon
dengan bantuan program SPSS 23 for windows yang diperoleh nilai
Asyimp. Sig. 0,000 (Asyimp.sig < α = 0,05); 2). Hal ini berarti terdapat
peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division.
Kata Kunci: Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Student Teams
Achievement Division, Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami
kemajuan dari waktu ke waktu. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia juga
mengalami perubahan sebagai akibat dari pesatnya perkembangan IPTEK.
Perubahan juga dilakukan demi terwujudnya kualitas pendidikan yang ideal.
Tujuan pendidikan nasional dijadikan dasar dan pedoman dalam
penyusunan kurikulum untuk semua jenis dan jenjang pendidikan
(Ngalimun dkk; 2016: 41). Kurikulum pendidikan Indonesia terus
mengalami perubahan dalam pelaksanaannya, mulai dari kurikulum 1947
hingga sekarang kurikulum 2013. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1,
yang dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat rencana atau
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan pendidikan tertentu.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang termuat
dalam kurikulum 2013. Dalam proses belajar mengajar di sekolah,
matematika selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi sebagian
besar siswa, padahal hal ini tidaklah sepenuhnya benar. Faktor yang
mempengaruhi siswa beranggapan matematika sulit dipelajari karena siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran dan cara mengajar guru yang hanya
mencari kemudahan saja serta senantiasa dikejar oleh target waktu untuk
menyelesaikan setiap pokok bahasan tanpa memperhatikan komprtensi
siswa, (Husna, R, dkk; 2012: 176-177). Hendaknya guru harus lebih kreatif
dalam memilih dan menentukan model pembelajaran yang akan digunakan,
sehingga tidak menyebabkan kemonotonan dalam setiap penyampaian
materi pembelajaran, terutama pada pembelajran matematika yang
membutuhkan berbagai model pembelajaran untuk bisa memahami materi
matematika dengan baik. Menurut Sudjana (2016: 147) dalam proses
pembelajaran di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan
pendekatan, metode, strategi dan teknik yang dapat melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
Menurut Zulkardi (Murizal, 2012: 20) pemahaman konsep
matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna, karena
peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar
dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran
tersebut di dunia nyata dan mampu mengembangkan kemampuan lain yang
menjadi tujuan dari pembelajaran matematika. Namun kenyataannya,
banyak siswa yang masih kesulitan dalam memahami konsep matematika.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Kota
Tidore Kepulauan yang dilaksanakan mulai pada tanggal 29 november
2018, dapat diketahui bahwa terdapat permasalahan pada pembelajaran
matematika untuk kelas VII. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan
melakukan tes kemampuan awal pada kelas VII dengan jumlah siswa 27,
dengan soal tentang aspek kemampuan pemahaman konsep. Berdasarkan
hasil tes yang telah peneliti berikan presentase 75% untuk siswa VII yang
masih belum memahami materi dengan submateri pertidaksamaan linear
satu variabel.
Hasil ulangan akhir semester kelas VII menunjukan banyak siswa
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Presentase
sebesar 80,7% untuk siswa yang mendapat skor < 75 belum mencapai
ketuntasan dan presentase 19,3% untuk siswa yang mendapat skor ≥ 75
sudah mencapai ketuntasan. Hal ini menandakan kurangnya kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa sehingga dari pelaksanaan tes tersebut
hasil yang diperoleh banyak siswa yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Proses pembelajaran seperti diungkapkan tersebut sangat tidak
diharapkan. Konsep-konsep matematika lebih bnyak langsung diberikan
kepada siswa tanpa adanya proses yang bermakna yang melibatkan siswa
untuk pengalaman dalam belajar ulang nantinya akan berdampak pada hasil
akademik yang rendah maupun kepribadian yang kurang baik. Mencapai
tujuan pembelajaran harus menggunakan strategi, pendekatan, metode, serta
tekhnik tertentu.
Seiring dengan perkembangan zaman, guru juga dituntut untuk
berinovasi dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu berinovasi
dalam menggunakan model pembelajaran. Menurut Ngalimun dkk (2016:
25) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita
gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam
kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, media film-film), tipe-tipe, program-program media
komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Model Student Teams Achievement Division adalah model
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Robert Slavin, dkk. di
Universitas John Hopkins pada tahun 1995. Menurut Slavin (2005: 143),
model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling
sederhana dan paling tepat digunakan oleh guru yang baru mulai
menggunakan pendekatan dengan pembelajaran kooperatif.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, model
Pembelajaran Student Teams Achievement Division diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis khususnya pada
materi pertidaksamaan linear satu variabel. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “ PeningkatanKemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dengan Model Pembelajaran
Student Teams Achievement Division Pada Materi Pertidaksamaan
Linear Satu Variabel “ (Suatu Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan Tahun Ajaran 2018/2019).
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kota Tidore
Kepulauan
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2
Waktu Penelitian
Waktu Kegiatan
29 November 2018 Observasi
10 Januari 2019 Penyusunan Proposal
9 April 2019 Validasi Instrumen
16 April 2019 Pengambilan Data
22 April 2019 Pengolahan Data
Penyusunan Hasil Laporan
29 April 2019
Penelitian
B. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design yang
merupakan salah satu jenis dari penelitian eksperimen.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang,
benda, kejadian, nilai dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan tahun ajaran
2018/2019. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 SMP
Negeri 3 Kota Tidore Kepulauan tahun ajaran 2018/2019.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian dengan judul “Peningkatan kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa dengan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division pada materi pertidaksamaan linear satu variabel”.
Variabelnya adalah kemampuan pemahaman konsep matematis.
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti melakukan observasi yakni studi pendahuluan dengan
menggunkan teknik sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
a. Observasi
b. Penyusunan proposal
2. Kegiatan inti
a. Pemberian pretest
b. Pemberian perlakuan
c. Pemberian posttest
3. Kegiatan akhir
a. Proses tahan analisis
1. Pengujian Validasi
Validitas yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu validitas isi
dan validitas konstruk.
2. Pengujian Reliabilitas
Setelah instrumen tersebut valid, peneliti kemudian menguji
reliabilitas instrumen. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen yang
bentuk soalnya uraian digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu:
( )( )
2
k ∑σ
r 11 = 1− 2i
k −1 σt
Keterangan:
r 11 : reliabilitas yang dicari
2
∑σ i : jumlah varians skor tiap-tiap butir
2
σt : varians total
k : banyak butir
Keterangan:
S post = skor posttest
S pre = skor pretets
S maks = skor maksimun ideal
Menurut Hake (1999: 1) adapun kriteria N-Gain dapat ditentukan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel
Kriteria Gain
Interval Interpretasi
(g) ≥ 0 , 7 Tinggi
0 , 3 ≤ ( g )< 0 ,7 Sedang
(g) ¿ 0 , 3 Rendah
2. Analisis Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menjawab rumusan
masalah ketiga yaitu apakah terdapat peningkatan kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division. Dalam penelitian ini, digunakan uji hipotesis
yang harus melalui uji prasyarat yaitu uji normalitas.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan:
H 0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H 1 : data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
b. Uji Hipotesis Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah pertama, digunakan hipotesis uji
sebagai berikut:
H O : μ1=μ2 = Tidak terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division.
H 1 : μ 1 ≠ μ2 =Terdapat peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division.
Keterangan:
μ= rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis setelah penerapan
model pembelajran Student Teams Achievement Division.
μ1 = rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis sebelum
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division.
Dalam melakukan uji t-test syaratnya data harus berdistrbusi normal.
Rumus uji t-test adalah sebagai berikut:
x−μ0
t=
s
√n
keterangan:
t : nilai t hitung
x : nilai rata-rata x i
μ0 : nilai yang dihipotesiskan
s : simpangan baku
n : Jumlah sampel
Hasil di atas kemudian dibandingkan dengan tabel. Kriteria
pengujiannya yaitu terima H 0 jika thitung < ttabel dan tolak H 0 jika thitung > ttabel .
Perhitungan dengan uji t-test menggunakan rumus diatas merupakan cara
perhitungan secara manual. Untuk memudahkan peniliti, maka dalam
penelitian ini peneliti menghitung nilai t-test dengan bantuan program SPSS
23 for windows. Dengan menggunakan hipotesis penelitian yang sama pada
uji manual.
Kriteria pengujian yang digunakan dalam pengujian ini adalah
terima H 0 apabila nilai sig. > tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 5%. Jika
sampelnya tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik
nonparametrik yaitu Uji Wilcoxon. Penghitungan uji Wilcoxon juga akan
dilakukan dengan bantuan program SPSS 23 for windows.
c. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas data pada tes kemampuan awal (pretest)
diperoleh data berdistribusi normal sedangkan tes kemampuan akhir
(posttest) diperoleh data tidak berdistribusi normal. Karena salah satu tidak
data berdistribusi normal, maka statitik uji yang digunakan adalah statistik
non parametrik, yaitu dengan menggunakan uji hipotesis wilcoxon match
pairs test.
Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS 23 dengan
melihat nilai signifikansi pada uji Wilcoxon Match Pairs Test. Data statistik
uji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
Hasil Analisis Paired Sample T-Test
Wilcoxon α Z Asyimp.
Signe Sig.(2-
d tailed)
Rank 0,05 -3,932 0.000
s Test
DAFTAR PUSTAKA
Afrilianto, M. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kopetensi Dasar
Strategi Matematis Siswa SMP Dengan Pendekatan Metaphorical
Thinking. Jurnal IlmiahPrigram Studi Matematika STKIP Sliwangi
Bandung, Vol 1, No 2., September 2012