Anda di halaman 1dari 33

Sejarah Sumpah Pemuda – Pengertian, Makna,

Hari, Tokoh Dan Tujuan – Sumpah Pemuda


merupakan tonggak utama dalam sejarah gerakan
kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai
roh kristalisasi untuk menegaskan cita-cita berdirinya
negara Indonesia. Yang dimaksud dengan “Sumpah
Pemuda” adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua
yang diadakan selama dua hari, 27-28 Oktober 1928
di Batavia (Jakarta).

Keputusan ini menegaskan cita-cita akan menjadi


“tanah air Indonesia”, “rakyat Indonesia”, dan
“Indonesia”. Keputusan ini juga diharapkan dapat
menjadi dasar untuk “asosiasi kebangsaan
Indonesia” dan bahwa “di semua surat kabar yang
diterbitkan dan dibaca dalam pertemuan asosiasi
antar muka”.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai
pemuda yang berjuang demi Indonesia dengan cara
berprestasi mengharumkan nama Indonesia.
Terlepas dari itu semua,pada jaman sebelum
kemerdekaan pemuda mengahargai negeri ini
dengan cara rela mati demi kemerdekaan indonesia
yang saat itu tengah dijajah oleh kaum nonpribumi.
Kegigihan pemuda kala itu dapat menghasilkan
sebuah kemerdekaan bagi Indonesia dengan cara
membuat organisasi pemuda sehingga menghasilkan
– sumpah pemuda.

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, merupakan


momentum kebangkitan nasionalisme yang luar
biasa. Sesuda pergelaran Sumpah Pemuda maka
semangat kenasionalan ini muncul dalam jiwa
pemuda-pemuda bangsa sehingga tercipta
kemerdekaan setelah beratus-ratus tahun negara ini
dibawah kekuasaan asing. Peran serta kontribusi dari
Sumpah Pemuda terhadap bangsa Indonesia
merupakan topik yang menari untuk dikaji lebih
mendalam.

Peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan


pengakuan Pemuda Indonesia yang berjanji satu
negara, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah
Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928
hasil rumusan kerapatan Pemuda-Pemudi atau
Kongres Pemuda Indonesia, yang hingga kini
diperingati sebagai Hari Pemuda. Kongres Pemuda
yang diadakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh
organisasi Mahasiswa Indonesia Himpunan
Mahasiswa (GN) yang terdiri dari mahasiswa dari
seluruh wilayah Indonesia. Kongres ini dihadiri oleh
berbagai perwakilan organisasi pemuda.

Ide penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua


berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia
(PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota
pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI,
kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda
dan dibagi menjadi tiga pertemuan.

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari


berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada
waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong
Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong
Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum
Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa
orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu
Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien
Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar
belakang organisasi yang mengutus mereka.
Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang
wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh
AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia
mengadakan kongres di Semarang dan
mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan
Arab.
Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71
pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua,
Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah
Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang
terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.

Johanna Masdani Tumbuan menjadi seorang saksi


sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang
dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17
Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut
serta menyusun konsep pembangunan Tugu
Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung
Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi)
no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh
Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun
1980-an. Baca juga pada Sejarah Perjuangan
Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda oleh David
DS Lumoindong.

Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat


dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah
rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik
Sie Kok Liong.
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI
Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur
DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai
Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei
1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah
Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan
saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan
Pariwisata.

 Pertemuan pertama, Sabtu, 27 Oktober, 1928,


di laksanakan di Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (GOC), Waterlooplein
sekarang Lapangan Banteng. Dalam
sambutannya, Ketua GN Sugondo Djojopuspito
berharap konferensi ini akan memperkuat
semangat persatuan di benak pemuda. Acara
dilanjutkan dengan penjelasan tentang makna
dan Moehammad Yamin  hubungan persatuan
dengan pemuda. Menurut dia, ada lima faktor
yang bisa memperkuat persatuan Indonesia,
sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan
kemauan.
 Pertemuan kedua, Minggu, 28 Oktober, 1928, di
laksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop,
membahas masalah pendidikan. Kedua
pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak-anak
harus menerima kewarganegaraan pendidikan,
harus ada keseimbangan antara pendidikan di
sekolah dan di rumah. Anak-anak juga perlu
dididik secara demokratis.

 Pada pertemuan Ketiga, di laksanakan di


gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan
Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan
pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain
gerakan kepanduan. Sementara Ramelan
mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa
dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan
kepanduan sejak dini mendidik anak-anak dan
disiplin diri, hal-hal yang dibutuhkan dalam
perjuangan.

Panitia Kongres Lahirnya
Sumpah Pemuda Adalah :
Ketua                  : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua      : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris          : Mohammad Jamin (Jong
Sumateranen Bond)
Bendahara        : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks
Bond)
Pembantu I       : Djohan Mohammad Tjai (Jong
Islamieten Bond)
Pembantu II     : R. Katja Soengkana (Pemoeda
Indonesia)
Pembantu III    : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV    : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V      : Rochjani Soe’oed (Pemoeda
Kaoem Betawi)
Peserta              : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama
Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu
Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani,
Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng
Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold
Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono,
Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken),
Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro,
Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo
Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati
(Volksraad), Jos Masdani, Soemanang,

Kadir, Soemarto, Karto Menggolo, Soenario (PAPI &


INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro
Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo,
Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo,
Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif,
Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman,
Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil,
Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas
(Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi,
Wage Rudolf Soepratman, Nona Tumbel. Dll.
Formulasi Kongres Sumpah Pemuda ditulis
Moehammad Yamin pada secarik kertas yang
disajikan untuk Soegondo ketika Mr. Sunario tengah
berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan
kepanduan) berbisik ke Soegondo: Ik heb een
eleganter formulering voor de resolutie (saya memiliki
formulasi yang lebih elegan untuk ini keputusan
Kongres), yang kemudian Soegondo memberi tanda
tangan setuju pada selembar kertas, kemudian
diteruskan kepada orang lain untuk inisial setuju juga.
sumpah tersebut dibacakan oleh Soegondo awalnya
dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh Yamin.

Lahir Dan Berkembangnya


Sumpah Pemuda
Sejak kedatangan para penjajah, keadaan bangsa
Indonesia sangat sengsara. Para penjajah melakukan
monopoli perdagangan di Indonesia dengan cara
kekerasan. Selain itu, Belanda juga melakukan politik
devide et impera sehingga dapat menaklukkan
semua kerajaan di Indonesia dan menjadi terprcah-
pecah. Dalam pemerintahannya, Belanda juga
menerapkan sistem tanam paksa, sehingga rakyat
semakin sengsara dan miskin. Terlihat Indonesia
sebagai jajahan Belanda memperoleh kemajuan,
akan tetapi rakyat Indonesia tetap miskin sebab gaji
para karyawan Indonesia baik di perusahaan swasta
maupun dalam administrasi pemerintahan tetap
rendah sekali. Sehingga rakyat melarat dan
penghasilan di bawah minimum.

Keadaan yang demikian tidak membuat para tokoh


pemuda untuk berdiam saja. Para pemuda
membentuk pekumpulan-perkumpilan (organisasi)
untuk menghadapi kekejaman pemerintah Belanda.
Pada permulaan menjelang abad ke- 20, telah
terdapat tanda-tanda akan bangkitnya kembali rakyat
Indonesia. Kebangkitan tersebut bermula dengan
adanya sosok Kartini yang ingin memperbaiki
keadaan bangsa Indonesia. Bangkitnya bangsa
Indonesia tidak terlepas dari cita-cita kartini. Buku
Kartini yang berisikan surat-surat yang berjudul Habis
gelap Terbitlah terang telah membawa pengaruh bagi
para pemuda dan pemimpin-pemimpin Indonesia
serta bagi kaum terpelajar Belanda.
Pada tahun 1906 Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai
memajukan propaganda dalan memajukan rakyat
Jawa melalui perluasan pengajaran. Berkat dorongan
Dr. Wahidin, pada tanggal 20 Mei 1908, untuk
pertama kalinya didirikan perkumpulan dengan
sebutan Budu Utomo oleh Dokter Sutomo dan
kawan-kawan. Sehingga mulailah zaman baru di
Indonesia yaitu zama pergerakan Indonesia. Selain
itu didirikanpula Serekat Dagang Indonesia oleh Haji
Samanhudi yang selanjutnya diubah menjadi Serekat
Islam. Berdirinya Budi Utomo kemudian diikuti oleh
perkumpulan-perkumpulan lain di daerah-daerah
seperti Pasundan, Serekat Sumatra, Perkumpulan
Ambon, Perkumpulan Minahasa dan organisasi dari
golongan agama seperti organisasi Muhamadiyah
serta organisasi dari perkumpulan wanita seperti Putri
Mardika dan lain-lain. Organisasi yang banyak
didirikan masih bersifat kedaerahan bangsa
Indonesia.

Tujuh tahun setelah didirikannya Budi Utomo,


pemuda Indonesia mulai bangkit meskipun masih
dalam suasana kesukuan atau kedaerahan. Pada
tanggal 7 Maret 1915 Satirman bersama kadarman
dan Sunardi mendirikan perkumpulan bernama Tri
Koro Darmo yang artinya Tiga Tujuan Mulia (Sakti,
Budi, Bakti). Kemudian Tri Koro Darmo diubah
namanya menjadi Jong Java pada kongres di Solo
pada tahun 1918 karena untuk mencita-citakan
persatuan Jawa Raya (Sunda, Jawa, Madura dan
Bali).
Selain Jong Java telah terbentuk pula perkumpulan
pelajar bernama Sumatranen Bond yang mempunyai
cabang di Padang dan Bukittinggi. Kemudian disusul
dengan berdirinya perkumpulan pemuda kedaerahan
seperti Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes
dan lain-lain. Berdiri pula Jong Islamieten Bond (JIB)
yang didirikan oleh ketua Jong Java yaitu Sam. JIB
turut mrmrgang peranan penting dalam Sumpah
Pemuda. Tahun 1908 para mahasiswa yang belajar
di Belanda juga mendirikan organisasi yang disebut
Perhimpunan Indonesia.

Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, terjadi Kongres


Pemuda I. Dalam kongres ini terdiri dari kumpulan
atau organisasi pemuda yang kemudian bersatu dan
melakukan kongres I di Jakarta dan dipimpin oleh M
Tabrani dengan tujuan memajukan paham persatuan
bangsa dan mengeratkan hubungan antar semua
perkumpulan pemuda kebangsaan. Sesudah kongres
selesai, mahasiswa- mahasiswa Indonesia di Jakarta
mendirikan perkumpulan mahasiwa bernama
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Tujuan didirikannya adalah untuk persatuan bangsa
Indonesia terutama dikalangan pemuda. Para
pemuda dalam PPPI telah sepakat mengenai waktu
untuk mencetuskan sumpah pemuda.
Pada Kongres Pemuda II tanggal 26-28 Oktober
1928 dihadiri oleh sembilan organisasi pemuda dan
sejumlah tokoh politik. Kongres tersebut merupakan
puncak integrasi ideologi nasional dan merupakan
peristiwa nasional. Kongres tersebut membawa
semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi
karena utusan yang datang mengucapkan sumpah
setia “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa
Indonesia”. Di dalam penutupan kongres,
dikumandangkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R
Supratman. Simbol kebangsaan lainnya yaitu
bendera Merah Putih dikibarkan untuk mengiringi
lagu kebangsaan tersebut sehingga tercipta kesan
yang mendalam bagi para pemuda yang hadir dalam
kongres tersebut.

Dua tahun setelah sumpah pemuda, gerakan


pemuda menginjak fase perjuangan baru dalam
kenyataanya yaitu fase perjuangan yang dijiwai oleh
cita- cita sumpah pemuda yaitu cita-cita persatuan
berdasarkan kebangsaan Indonesia. Pada tanggal 31
Desember 1930 dalam konferensi di Solo ditetapkan
berdirinya organisai Indonesia Muda yang saat itu
memiliki 25 cabang dengan 2400 anggota. Indonesia
Muda adalah penerus roh “Sumpah Pemuda”.
Sejak 1 Januari 1931 Indonesia Muda mulai bergerak
dengan semangat kebangsaan yang menyala-nyala.
Tujuan Indonesia Muda adalah Memperkuat rasa
perstuan di kalangan pelajar-pelajar, membangunkan
dan mempertahankan keinsyafan, siantaranya bahwa
mereka adalah anak bangsa yang bertanah air satu
agar tercapailah Indonesia Raya. Untu mencapai
tujuan ini Indonesia Muda berusaha memajukan rasa
saling menghargai dan memelhara persatuan di
semua anak Indonesia, bekerjasama dnegan
perkumpulan-perkumpulan pemuda, mengadakan
kursus-kursus untuk mempelajari bahasa persatua
dan memberantas buta huruf, memajukan olahraga
dan sebagainya.

Sumpah Pemuda di Masa Sekarang


Setiap tahun diperingati hari Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober. Pada tahun 2013 Sumpah
Pemuda diperingati dengan upacara-upacara di
shampr setiap sekolah di Indonesia. Tujuan dari
peringatan ini adalah untuk mengingatkan kembali
mengenai perjuangan di masa Sumpah Pemuda dan
meniru semangatnya dalam mempersatukan
pemuda-pemuda Indonesia.

Yang membedakan masa sekarang dan masa lalu


adalah masalah yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Dahulu yang dihadapi adalah para
penjajah di Indonesia, sedangkan sekarang adalah
masalah yang dihadapi adalah masalah yang
berkaitan dengan Indonesia sebgai Negara
berkembang. Contohya adalah masalah pendidikan
dan pembangunan yang kurang merata, korupsi,
narkoba dan mlain-lain. Namun keduanya, di masa
lalu ataupun di masa sekarang, sama-sama
membutuhkan persatuan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.

Berikut adalah peringatan-peringatan Sumpah


Pemuda tahun 2013 di beberapa daerah di Indonesia
:
Ratusan orang yang tergabung dalam organisasi
pemuda dan organisasi massa menggelar aksi
memperingati Hari Sumpah Pemuda di Bundaran
Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (28/10/2013) malam.
Selain orasi, mereka juga menyalakan seribu lilin
sebagai bentuk refleksi 85 tahun peringatan Sumpah
Pemuda.

Salah satu orator dalam aksinya mengatakan, masih


banyak pemuda indonesia yang hidup jauh dari
kelayakan. Mereka mengingatkan pemerintah untuk
peduli kepada pemuda pemudi di wilayah Indonesia
Timur. “Masih banyak pemuda pemudi yang belum
mendapatakan pendidikan yang layak. Contoh di
Papua, NTT, masih banyak pemuda yang
pendidikannya tertinggal,” ujar orator itu. Sebagai
pemuda, seru dia, mereka menuntut pemerintah
memperhatikan pemuda-pemuda dengan
memberikan pendidikan yang layak.

Aksi damai dilakukan sejumlah ormas pemuda. Di


antara ormas itu adalah Generasi Muda Forum
Komunikasi Putra-putri Purnawirawan Indonesia (GM
FKPPI), Benteng Jakarta, PW Anshor, Generasi
Muda Pembela Tanah Air (Gema Peta), Pemuda-
pemuda Panca Marga (PPM), dan Jaringan Pemuda
Penggerak (Jamper).
Nilai esensi dasar yang terkandung dalam Sumpah
Pemuda pada masa lalu masih kurang menjiwai
organisasi-organisasi pemuda di masa ini. Meskipun
banyak sekali organisasi pemuda yang telah didirikan
dan bersifat nasional, namun tak banyak yang benar-
benar melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk
Indonesia.

 AYISI (Association of Young


Innovator and Scientist Indonesia)
AYISI berdiri pada tahun 2010 sebagai wadah untuk
membina para scientist muda berbakat yang ada di
Indonesia. Organisasi ini siap untuk mengakomodasi
potensi peneliti muda Indonesia untuk menunjukkan
kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki potensi
yang tidak kalah dengan negara lain.

Prestasi yang pernah dicapai adalah 2 Innovator


Binaan AYISI Sukses Meraih Gold Medal Glami dan
Hurom Award di Korea Selatan, 10 Innovator Binaan
AYISI Berhasil Memperoleh Medali di Ajang “5th Live
Invention Student Contest for Green in Korea”,
meraih 2 emas di International Engineering Invention
and Innovation Exhibition (i-Envex) 2013 yang
diselenggarakan oleh Universiti Malaysia Perlis
(UniMAP) di Perlis, Malaysia dan masih banyak lagi.

 Indonesian Future Leader


Indonesian Future Leaders (IFL) adalah lembaga
swadaya masyarakat yang bergerak dalam
pemberdayaan pemuda melalui tiga pilar aksi, yaitu:

1.pengembangan kapasitas pemuda,


2.kegiatan layanan masyarakat, dan
3.advokasi isu yang berkaitan dengan pemuda.

IFL berkeinginan untuk menjadikan generasi muda


Indonesia generasi yang kompeten di bidang yang
ditekuninya sehingga dapat membawa perubahan
positif dan menjadi inspirasi bagi lingkungannya.
Demi mencapai visi tersebut, IFL menginisiasi
berbagai kegiatan pemberdayaan pemuda

Sejak pertama kali berdiri pada September 2009


hingga Juni 2013, IFL telah menjangkau +70.000
orang, memberdayakan +700 relawan, memberi
dampak kepada +20.000 beneficiaries, menyediakan
mini grants kepada +30 proyek pemuda, serta
mendapat +28.000 pendukung online.

Forum Indonesia Muda


Forum Indonesia Muda (FIM) merupakan sebuah
forum independen yang beranggotakan pemuda dan
mahasiswa dari berbagai aktivitas, universitas
maupun lembaga kepemudaan, dari seluruh
Indonesia; dengan cita-cita bersama membangun
bangsa dengan semangat kontribusi bersama. Forum
ini dibuat sebagai sarana peningkatan kompetensi
pemuda dan mahasiswa dalam rangka menyiapkan
pemimpin masa depan dan wadah silaturahmi untuk
membangun kontribusi bersama.

FIM dibentuk untuk menjadi sarana peningkatan


kompetensi pemuda dan mahasiswa dalam rangka
mempersiapkan pemimpin masa depan dan wahana
silaturahmi antar pemuda dari berbagai latar
belakang.

Sejak tahun 2003, FIM konsisten menyelenggarakan


leadership and lifeskill training setiap tahunnya,
sebuah pelatihan yang bertujuan untuk memperluas
wawasan, meningkatkan kompetensi, sekaligus
memperluas jaringan dari pesertanya. Hingga saat
ini, FIM memiliki alumni pemuda dan mahasiswa
dengan jumlah lebih dari 1000 orang yang tersebar di
seluruh Indonesia dengan latar belakang minat dan
aktivitas seperti pendidikan, kerelawanan,
pemberdayaan masyarakat, lingkungan, sosial politik
ekonomi, seni dan budaya.
Selain leadership and lifeskill training, FIM juga aktif
dalam beberapa penyelenggaraan kegiatan, antara
lain :

1.Rumah Belajar, sarana dan aktivitas pendidikan


karakter kepada anak-anak usia sekolah di
daerah Cimangggis, Bogor, Lampung, dan
Banjarbaru.
2.Aksi kepedulian sosial seperti kampanye Hari
AIDS, kampanye tolak aksi pornografi, kegiatan
17 agustusan dengan anak-anak dan masyarakat
sekaligus bakti sosial di Bandung, roadshow ke
berbagai daerah tentang flu burung, antisipasi
bencana alam ke Bandung, manado, aceh, dan
lainnya.
3.Silaturahmi pemuda dan mahasiswa seperti
melalui seminar nasional, milis, forum informal.
4.Persiapan Freedom Flotilla Indonesia dan
bergabung dalam tim relawan Indonesia yang
berangkat dalam misi kemanusian ke Gaza.
5.Bekerja sama dengan Mer-C, ASA Indonesia,
VOP, dan HASI, yang memfokuskan pada isu
hak anak dan perempuan.
6.Peringatan Hari Anak.

 ASHOKA Young Changemaker


Young Changemakers Ashoka (YCM) didirikan pada
tahun 2009. Young Changemakers Ashoka adalah
anak muda berusia 12-25 Tahun yang telah
mengembangkan gagasan sosial bagi masyarakat ,
menunjukkan dampak perubahan sosial serta
memenuhi kriteria dasar Young Changemakers yaitu
Applied empathy, Leadership, Teamwork, The Idea
dan Social Impact. Mereka bergabung bersama
keluarga besar Ashoka setelah melalui serangkaian
proses dimulai dari aplikasi hingga seleksi panel.

Beberapa program yang telah didukuong oleh Young


Changemaker adalah :

1.Yayut Evandyah Agusti – Sanggar Tata Busana


bagi anak putus sekolahSanggar Arimbi – SMK
Boyolanggu Tulungagung
2.Mustari – Mobilisasi alat penjernih air sederhana
bagi masyarakat Kampung Jernih – MTs At
Taqwa 3 Bekasi
3.LILY KUSUMA – Pemberantasan buta huruf
pada orang dewasa BATAS
4.Universitas Ciputra Surabaya
5.Cendy Claudia Agustin – Menjaga kualitas air
sungai melalui Biomonitoring Polisi Air – SMPN 1
Wonosalam Jombang
6.dan masih banyak lagi ….

Jadi di masa sekarang ada juga beberapa organisasi


nasional yang banyak memberikan kontribusi positif
kepada Indonesia. Mudahnya berkomunikasi melalui
internet dengan memanfaatkan social media adalah
salah satu yang mendukung dari penyelenggaraan
organisasi.

Hari Sumpah Pemuda beserta


Sejarah, Tokoh + Isi Teks
Sumpah Pemuda
HARI SUMPAH PEMUDA – merupakan suatu hari yang sangat
berharga bagi Negara Indonesia. Hal ini ditandai dengan di
tetapkannya hari sumpah pemuda yaitu tanggal 28 Oktober.
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik kita harus tahu
tentang sejarah sumpah pemuda. Seperti tahu dan paham isi
sumpah pemuda, teks sumpah pemuda, tokoh-tokoh sumpah
pemuda, makna sumpah pemuda, dan museum sumpah
pemuda.
Hal ini dilakukan untuk mengenang, menghargai, dan
menghormati perjuangan-perjuangan para pemuda Indonesia
yang berjuang untuk memerdekakan Bangsa Indonesia. Kita
yang sudah pernah duduk di bangku sekolah dasar tentunya
sudah pernah membahas tentang sumpah pemuda dan setiap
tiba hari sumpah pemuda tentu kita selalu memperingatinya.
Pada artikel ini, kita bisa mengenang hari sumpah pemuda
dengan membaca kembali tentang sejarah sumpah pemuda,
sebagai Warga Negara Indonesia yang baik tentu jangan sampai
melupakan sejarah-sejarah penting yang berperan dalam
kemerdekaan Negara Indonesia.

Hari Sumpah Pemuda


Sumb
er: smeaker.com
Hari sumpah pemuda (Soempah Pemoeda) merupakan suatu
hari yang dimana setiap tahun diperingati seperti halnya dengan
hari kemerdekaan Indonesia, karena hari sumpah pemuda
merupakan hari yang penting dalam sejarah Indonesia. Dimana
hari tersebut hari diikrarkannya sumpah pemuda yang
merupakan tonggak utama dalam memberikan penyemangat
pemuda-pemudi Indonesia untuk menegakkan berdirinya Negara
Indonesia.

Hari sumpah pemuda jatuh pada tanggal 28 Oktober, dimana


terjadinya Kongres Pemuda yang mencetuskan ikrar sumpah
pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Jadi sebelum hari
proklamsi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus
1945, para pemuda Indonesia sudah mengikrarkan diri sebagai
sebuah bangsa.

Ikrar tersebut memiliki nilai tersendiri bagi negara Indonesia,


karena dengan ikrar sumpah pemuda, para pemuda Indonesia
menjadi lebih bersemangat untuk membangun bangsa serta
memerdekakan dari segala penjajahan yang ada pada masa itu.
Karena pada masa itu, Indonesia sedang mengalami penjajahan
dari bangsa lain yang menjajah berpuluh-puluh tahun di
Indonesia. Warga Indonesia gagal menghalau masuknya para
penjajah asing disebabkan karena masa itu para warga
Indonesia belum ada kesatuan. Hal inilah yang menjadi latar
belakang sumpah pemuda.

Sejarah Sumpah Pemuda / Peristiwa


Sumpah Pemuda
Sumb
er: cdn2.tstatic.net
Sejarah sumpah pemuda Indonesia sudah melalui beberapa
peristiwa-peristiwa sumpah pemuda yang cukup lama. Diawali
pada tahun 1920 para organisasi-organisasi pemuda mulai
mengadakan pertemuan, namun pada masa itu belum
mendapatkan atau menghasilkan solusi, karena masih terdapat
perbedaan landasan.

Dan sampai akhirnya melalui Kongres Pemuda yang ke-2


tercetuslah ikrar sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28
Oktober 1928. Kongres Pemuda sendiri sudah dilakukan
sebanyak 2 kali, dan yang ke-2 kalinya tersebut yang
menghasilkan rumusan dari Kongres Pemuda.

Ada sejarah tersendiri di antara Kongres Pemuda I dan Kongres


Pemuda II. Karena waktu pelaksaannya sendiri tidak bersamaan,
Kongres Pemuda I dilakukan pada tanggal 30 April 1926 sampai
tanggal 2 Mei 1926, dan dilakukan di Jakarta. Untuk lebih
jelasnya mari kita bahas satu persatu.

Kongres Pemuda I (30 April 1926 – 2 Mei 1926)

Sumber:
historia.id
Ikrar sumpah pemuda memiliki latar belakang yang cukup
panjang, dimulai dari pertemuan antar organisasi yang diadakan
pada tahun 1920 sampai akhirnya tercetuslah ikrar sumpah
pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada pertemuan antar
organisasi tahun 1920 tidak menghasilkan solusi dikarenakan
masih banyak perbedaan landasan pemikiran.

Pada tanggal 15 November 1925 diadakan kembali pertemuan


organisasi dan di dalam pertemuan tersebut membahas tentang
kepanitiaan pelaksanaan kesepakatan bersama. Dan akhirnya
disepakati untuk melaksanakan Kongres Pemuda I pada tanggal
30 April 1926 sampai tanggal 2 Mei 1926.

Pada kongres yang diketuai oleh Muhammad Tabrani ini


menghasilkan rumusan dasar-dasar pemikiran bersama. Bunyi
dari rumusan tersebut yaitu:

1. Kemerdekaan Indonesia merupakan cita-cita bersama


seluruh pemuda di Indonesia.
2. Seluruh organisasi kepemudaan bertujuan untuk
menggalang kesatuan.
Dan setelah Kongres Pemuda I dilaksanakan, tidak lama
kemudian diadakan kembali Kongres Pemuda II yang
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 sampai 28 Oktober
1928.

Kongres Pemuda II (27 Oktober 1928 – 28 Oktober 1928)

Sumber:
/image.slidesharecdn.com
Sumpah Pemuda adalah bentuk pengakuan dari pemuda-pemudi
Indonesia yang menjunjung besar persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia. Sumpah pemuda merupakan tonggak penting
dalam sejarah kemerdekaan Negara Indonesia.
Ikrar sumpah pemuda dianggap sebagai kristalisasi semangatnya
cita-cita negara ini. Hari sumpah pemuda yang di maksud yaitu
hari dimana keputusan dari 2 hari berturut-turut mengadakan
kongres yang kedua kalinya di Batavia Jakarta yang bertepatan
dengan tanggal 27 – 28 Oktober 1928.

Keputusan tersebut menjadi ketegasan akan Indonesia yang


memiliki cita-cita menjadi “tanah air Indonesia, Bangsa Indonesia,
dan Bahasa Indonesia”. Asas tersebut juga menjadi asas untuk
setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia. Dan supaya
disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di depan rapat
setiap perkumpulan.

Peristiwa Sumpah Pemuda yang dulu ditulis dengan Soempah


Pemoeda, adalah pengakuan pemuda-pemudi Bangsa Indonesia
yang bersatu dan megikrarkan satu tanah air, satu bangsa, dan
satu bahasa. Peristiwa tersebut dibacakan pada tanggal 28
Oktober 1928.

Yang mana pada tanggal tersebut hasil keputusan rapat dari


pemuda-pemudi Indonesia yang mana biasa kita sebut dengan
hasil Kongres Pemuda II menjadi suatu momen yang sangat
berharga dan sampai saat ini tanggal tersebut menjadi tanggal
hari sumpah pemuda yang selalu diperingati setiap tahunnya.

Kongres Pemuda II dilakukan 3 sesi di tempat yang berbeda-


beda oleh para pemuda-pemudi Indonesia yang terhimpun oleh
organisasi pelajar. Organisasi tersebut bernama Perhimpunan
Pelajar-pelajar Indonesia atau yang dikenal dengan PPPI.

Pada kongres tersebut dihadiri oleh para wakil-wakil organisasi


kepemudaan Indonesia, di antaranya ada Jong Java, Jong Batak,
Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond,
Jong Ambon, dan organisasi pemuda Indonesia lainnya. Kongres
tersebut juga dihadiri oleh pengamat pemuda dari tiong hoa
seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjon Hok, Oey Kay Siang,
dan Tjoi Djien Kwie.

Atas inisiatif para pemuda Indonesia yang terhimpun menjadi


PPPI, kongres dilakukan 3 kali dan di 3 tempat/gedung yang
berbeda. Tempat tersebut yaitu Gedung Katholieke Jongenlingen
Bond (KJB), Gedung Oost-Java Bioscoop, dan Gedung
Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw.

Rapat Pertama di Gedung Katholieke Jongenlingen


Bond (KJB)

Sumber:
2.bp.blogspot.com
Rapat pertama Kongres Pemuda dilakukan di Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein yang sekarang menjadi
Lapangan Banteng, pada hari sabtu, 27 Oktober 1928. Pada
sambutan-sambutan ketua PPPI yang bernama Sugondo
Djojopuspito mengharapkan kongres tersebut bisa memperkuat
semangat para pemuda untuk menjujung persatuan.

Dan acara sambutan tersebut dilanjut dengan uraian dari


Muchammad Yamin yang menjelaskan tentang arti dan
hubungan persatuan dengan para pemuda. Dalam
pembahasannya ada 5 faktor yang berpengaruh dalam
memperkuat persatuan Indonesia. 5 faktor tersebut yaitu:

1. Sejarah
2. Bahasa
3. Hukum Adat
4. Pendidikan
5. Dan Kemauan
Ke-5 faktor tersebut merupakan faktor yang harus ada jika ingin
memperkuat persatuan Indonesia. Sampai rapat selesai,
kemudian rapat dilanjutkan kembali pada tanggal 28 Oktoer
1928.

Rapat Kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop

Sumber:
jakarta.panduanwisata.id
Setelah rapat petama selesai, kemudian dilanjut dengan rapat
kedua Kongres Pemuda. Rapat kedua dilakukan di Gedung Oost-
Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada rapat kedua
pembahasan yang dibahas adalah masalah pendidikan.

Pada kongres ini ada dua pembicara yang memiliki pendapat,


pembicara tersebut bernama Poernomowoelan dan Sarmidi
Mangoensarkoro. Isi pendapat dari kedua pembicara tersebut
yaitu anak-anak harus mendapatkan pendidikan kebangsaan,
keseimbangan antara pendidikan di rumah dan pendidikan di
sekolah, dan anak harus dididik secara demokratis.

Rapat Ketiga/Penutup di Gedung Indonesische Clubhuis


Sumber:
img.okezone.com
Setelah selesai rapat kemudian dilanjutkan untuk ketiga kalinya
dan juga sebagai rapat penutup. Rapat penutup tersebut
dilakukan di Gedung Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw
yang beralamat di Jalan Kramat Raya 106.

Pembicaranya yaitu Sunario, Beliau menjelaskan tentang betapa


pentingnya Nasionalisme dan Demokrasi. Dan Pembicara
selanjutnya yaitu Ramelan yang membahas atau mengemukakan
gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan
Nasional. Karena gerakan kepanduan merupakan gerakan yang
bagus untuk mendidik sejak dini anak-anak untuk mandiri,
disiplin, dan semua hal yang dibutuhkan untuk memperjuangkan
Indonesia.

Kongres yang dilakukan sebanyak 3 kali berjalan dengan lancar


dan sampai akhirnya diikrarkan Sumpah Pemuda. Rapat pada
Kongres Sumpah Pemuda diketuai oleh Soegondo Djojopoespito,
untuk lebih jelasnya berikut daftar panitia penyelenggara Kongres
Pemuda.

Panitia Penyelenggara Kongres Pemuda II

Ketua            : Soegondo Djojopoespito (PPPI)


Wakil Ketua  : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekertaris     : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara   : Amir Sjarifuddin (Jong Batak Bond)
Pembantu I  : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III: Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johanes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemuda Kaoem Betawi)

Peserta Kongres Pemuda II

Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman,


Raden Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau
Gani, Ramelan, Amir (Dienaren Van Indie), Saerun (Keng Po),
Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu,
Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono, Bahder Djohan, S.M
Kartosoewirjo.

Dali, Setiawan, Darsa, Sigit (Indonesiseche Studieelub), Dien


Pantouw, Siti Sundari, Djuanda, Sjahpuddin Latif, Dr. Pijper,
Sjahrial (Adviseur Voor Inlandsch Zaken), Emma Puradiredja,
Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid,
Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi
Soekowati (Volksraad).

Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo,


Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi,
Koentjoro Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo,
Martakusuma, Soewirjo, Masmoen Rasid, Soeworo, Mohammad
Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif, Sujono (Volksraad),
Mohammad Roem.

Sulaeman, Mohammad Tabrani, Suwarni, Mohammad Tamzil,


Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas (Pemerintah
Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi,Wage Rudolf Soepratman,
dan Nona Tumbel.

Itulah nama-nama peserta pada Kongres Pemuda yang


dilakukan 2 hari di 3 tempat yang berbeda. Jumlah keseluruhan
peserta kongres pemuda ada 71 peserta, dan 9 panitia. Pada
peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah ini,
diperdengarkannya lagu kebangsaan Indonesia untuk yang
pertama kalinya.

Lagu kebangsaan Indonesia tersebut diciptakan oleh W.R.


Soepratman yang pertama kalinya dipulikasikan di media cetak
surat kabar yang berbentuk teks dan ditegaskan bahwa itu
merupakan teks lagu kebangsaan Indonesia. Hal ini terjadi pada
tahun 1928 dan sempat mendapat larangan untuk dinyanyikan
oleh kolonial Hindia Belanda. Tetapi para pemuda Indonesia
bersikeras untuk tetap menyanyikannya.

Isi Ikrar/Teks Sumpah Pemuda


Sumb
er: ilmusocial.com
Pada Kongres Pemuda II yang dilakukan pada tanggal 27
Oktober 1928 sampai 28 Oktober 1928 menghasilkan keputusan
sangat penting yang sampai saat ini masih selalu diperingati.
Keputusan tersebut yaitu Sumpah Pemuda. Adapun isi teks
sumpah pemuda tersebut yaitu:

SUMPAH PEMUDA
Pertama
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR
INDONESIA.
Kedua
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE
BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
Ketiga
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG
BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Teks di atas menggunakan bahasa yang dipakai pada waktu itu,
begitu juga cara penulisan dan peletakkan hurufnya. Teks
Sumpah Pemuda tersebut dibacakan dalam Kongres Pemuda
yang di adakan di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat,
sekarang tempat tersebut sudah menjadi Museum Sumpah
Pemuda. Pada waktu itu tempat tersebut masih menjadi hak milik
orang Tianghoa yaitu Sie Kong Liong.

Sebelum pembacaan Teks Sumpah Pemuda tersebut, semua


peserta rapat diperdengarkan lagu Indonesia Raya yang
diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman (W.R. Soepratman).
Dan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Teks Sumpah
Pemuda.

Cuplikan Video Sumpah Pemuda


Video di atas merupakan sedikit cuplikan tentang sumpah
pemuda, anda bisa tonton dan pahami tentang isi teks sumpah
pemuda yang memiliki arti sangat berarti bagi Bangsa Indonesia.
Tokoh Sumpah Pemuda yang
Berperan Penting
Sump
ah: rifa.co.id
Meskipun ada banyak yang menjadi peserta Kongres Pemuda,
namun tidak semuanya berperan manjadi otak dalam
merumuskan Kongres Sumpah Pemuda. Tokoh-tokoh yang
berperan dalam rumusan Kongres Sumpah Pemuda perlu kita
kenal. Karena sebagai generasi penerus yang cinta tanah air
tentunya harus mengenal para pahlawan-pahlawan yang pernah
berjuang untuk Negara Indonesia. Berikut ini ada beberapa tokoh
yang berperan dalam perumusan Kongres Sumpah Pemuda.

Soegondo Djojopoespito

Sumber:
klikenter.com
Soegondo Djojopoespito merupakan salah satu tokoh yang
berperan dalam kongres pemuda II. Beliau berperan sebagai
ketua jalannya Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah
Pemuda. Beliau merupakan seorang pejuang Nasionalisme yang
memiliki cita-cita mulia bagi Bangsa Indonesia.

Sejak duduk dibangku kuliahnya Beliau sudah memiliki jiwa


seorang pejuang, dibuktikan pada tahun 1926 Beliau sudah ikut
berperan dalam Kongres Pemuda I. Dan sampai akhirnya
dilanjutkannya Kongres Pemuda II, Beliau dipilih menjadi ketua
Kongres Pemuda II yang dilaksanakan pada tahun 1928.

Mohammad Yamin

Sumber:
klikenter.com
Tokoh yang berperan dalam Kongres Sumpah Pemuda
berikutnya yaitu Muhammad Yamin. Nama Muhammad Yamin
merupakan nama yang sudah tidak asing bagi kita warga
Indonesia. Beliau berperan menjadi sekretaris jalannya kongres
pemuda II, Beliau seorang pejuang dari Jong Sumatra.

Sebenarnya Muhammad Yamin pada masa itu sudah temasuk


menjadi kandidat ketua jalannya Kongres Pemuda, namun ketua
dalam kongres tersebut harus netral termasuk bukan dari Jang
Sumatra sehingga yang terpilih menjadi ketua adalah Soegondo
Djojopoespito.

Pada sesi penutup yaitu kongres pemuda II, Beliau menulis


rumusan resolusi di secarik kertas yang kemudian diusulkan saat
kongres berjalan. Isi tulisan Beliaulah yang sekarang menjadi
Trilogi Sumpah Pemuda. 3 frasa dalam isi tulisan beliau yaitu
satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Wage Rudolf Soepratman (W.R. Soepratman)

Sumber:
klikenter.com
Tokoh Sumpah Pemuda selanjutnya yaitu W.R. Soepratman,
nama Beliau hingga kini masih terkenal dan sangat populer.
Karena Beliaulah yang menciptakan lagu Indonesia Raya yang
sampai saat masih dinyanyikan setiap ada Upacara Bendera.

Lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan yaitu pada saat


kongres pemuda II, Beliau meminta Izin kepada ketua Kongres
Pemuda yaitu Soegondo Djojopoespito untuk memperdengarkan
lagu Indonesia Raya ciptaanya tersebut.

Namun, karena pada saat itu kongres pemuda dijaga ketat oleh
polisi Hindia Belanda sehingga lagu yang berisi tentang
kemerdekaan Indonesia hanya dilantunkan melalui nada biola.
Karena di dalam lagu tersebut terdapat kata-kata merdeka yang
ditakutkan akan memicu dibubarkannya Kongres Pemuda II.

Namun, terdapat versi yang mengatakan bahwa pada penutupan


kongres pemuda II diperdengarkan lagu Indonesia Raya yang
dinyanyikan oleh Dolly Salim putri dari Agus Salim. Sedangkan
W.R. Soepratman sendiri mengiringinya dengan lantunan biola.
Dan pada saat lagu tersebut dinyanyikan lirik yang berbunyi
“merdeka-merdeka” diganti dengan kata “mulia-mulia”. Alasannya
karena kongres tersebut dijaga oleh kepolisian Hindia Belanda,
dikhawatirkan akan terjadi keributan jika mereka mendengar kata
“merdeka-merdeka” pada lagu tersebut.

Soenario Sastrowardoyo

Klikenter.c
om
Tokoh kongres pemuda II yang perlu kita ketahui selanjutnya
adalah Soenario. Beliau memiliki catatan perjalanan yang mulia
dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau memiliki
peran di 2 peristiwa yang penting bagi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa tersebut yaitu Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.

Dalam perisitiwa Manifesto 1925 berperan sebagai sekretaris.


Kemudian pada peristiwa Kongres Pemuda II Beliau berperan
sebagai penasihat. Pengalamannya yang banyak dalam
organisasi termasuk juga pengalaman selam di Belanda
membuat Beliau menjadi sosok yang membawa dampak baik
bagi pemuda Indonesia.

Sie Kong Liong

Sumber:
klikenter.com
Tokoh yang satu ini terdengar asing tentunya, namun peran
dalam Kongres Pemuda cukup penting. Beliau merupakan
pemilik rumah yang dijadikan tempat berjalannya Kongres
Pemuda. Saat ini tempat tersebut dikenal dengan nama Museum
Sumpah Pemuda.

Alamatnya yaitu di Jalan Kramat Nomor 106, penetapannya


rumah tersebut sebagai Gedung Sumpah Pemuda adalah
prakarsa dari Soenario. Oleh karena itu Soenario juga berperan
dalam hal ini.

Demikian informasi tentang Sumpah Pemuda. Sebagai Warga


Negara Indonesia yang baik kita harus selalu menghargai dan
menghormati jasa-jasa para pejuang yang mempertaruhkan
nyawanya untuk memerdekaan Bangsa Indonesia. Oleh karena
itu setiap tanggal 28 Oktober kita wajib untuk memperingati Hari
Sumpah Pemuda di setiap tahunnya.

Bagikan ini:

Anda mungkin juga menyukai