Panitia Kongres Lahirnya
Sumpah Pemuda Adalah :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong
Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks
Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong
Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda
Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda
Kaoem Betawi)
Peserta : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama
Wulan, Abdul Rachman, Raden Soeharto, Abu
Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani,
Ramelan, Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng
Po), Anta Permana, Sahardjo, Anwari, Sarbini, Arnold
Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat, Sartono,
Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken),
Emma Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro,
Halim, R.M. Djoko Marsaid, Hamami, Soekamto, Jo
Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati
(Volksraad), Jos Masdani, Soemanang,
Sumber:
historia.id
Ikrar sumpah pemuda memiliki latar belakang yang cukup
panjang, dimulai dari pertemuan antar organisasi yang diadakan
pada tahun 1920 sampai akhirnya tercetuslah ikrar sumpah
pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada pertemuan antar
organisasi tahun 1920 tidak menghasilkan solusi dikarenakan
masih banyak perbedaan landasan pemikiran.
Sumber:
/image.slidesharecdn.com
Sumpah Pemuda adalah bentuk pengakuan dari pemuda-pemudi
Indonesia yang menjunjung besar persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia. Sumpah pemuda merupakan tonggak penting
dalam sejarah kemerdekaan Negara Indonesia.
Ikrar sumpah pemuda dianggap sebagai kristalisasi semangatnya
cita-cita negara ini. Hari sumpah pemuda yang di maksud yaitu
hari dimana keputusan dari 2 hari berturut-turut mengadakan
kongres yang kedua kalinya di Batavia Jakarta yang bertepatan
dengan tanggal 27 – 28 Oktober 1928.
Sumber:
2.bp.blogspot.com
Rapat pertama Kongres Pemuda dilakukan di Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein yang sekarang menjadi
Lapangan Banteng, pada hari sabtu, 27 Oktober 1928. Pada
sambutan-sambutan ketua PPPI yang bernama Sugondo
Djojopuspito mengharapkan kongres tersebut bisa memperkuat
semangat para pemuda untuk menjujung persatuan.
1. Sejarah
2. Bahasa
3. Hukum Adat
4. Pendidikan
5. Dan Kemauan
Ke-5 faktor tersebut merupakan faktor yang harus ada jika ingin
memperkuat persatuan Indonesia. Sampai rapat selesai,
kemudian rapat dilanjutkan kembali pada tanggal 28 Oktoer
1928.
Sumber:
jakarta.panduanwisata.id
Setelah rapat petama selesai, kemudian dilanjut dengan rapat
kedua Kongres Pemuda. Rapat kedua dilakukan di Gedung Oost-
Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada rapat kedua
pembahasan yang dibahas adalah masalah pendidikan.
SUMPAH PEMUDA
Pertama
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR
INDONESIA.
Kedua
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE
BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
Ketiga
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG
BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
Teks di atas menggunakan bahasa yang dipakai pada waktu itu,
begitu juga cara penulisan dan peletakkan hurufnya. Teks
Sumpah Pemuda tersebut dibacakan dalam Kongres Pemuda
yang di adakan di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat,
sekarang tempat tersebut sudah menjadi Museum Sumpah
Pemuda. Pada waktu itu tempat tersebut masih menjadi hak milik
orang Tianghoa yaitu Sie Kong Liong.
Soegondo Djojopoespito
Sumber:
klikenter.com
Soegondo Djojopoespito merupakan salah satu tokoh yang
berperan dalam kongres pemuda II. Beliau berperan sebagai
ketua jalannya Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah
Pemuda. Beliau merupakan seorang pejuang Nasionalisme yang
memiliki cita-cita mulia bagi Bangsa Indonesia.
Mohammad Yamin
Sumber:
klikenter.com
Tokoh yang berperan dalam Kongres Sumpah Pemuda
berikutnya yaitu Muhammad Yamin. Nama Muhammad Yamin
merupakan nama yang sudah tidak asing bagi kita warga
Indonesia. Beliau berperan menjadi sekretaris jalannya kongres
pemuda II, Beliau seorang pejuang dari Jong Sumatra.
Sumber:
klikenter.com
Tokoh Sumpah Pemuda selanjutnya yaitu W.R. Soepratman,
nama Beliau hingga kini masih terkenal dan sangat populer.
Karena Beliaulah yang menciptakan lagu Indonesia Raya yang
sampai saat masih dinyanyikan setiap ada Upacara Bendera.
Namun, karena pada saat itu kongres pemuda dijaga ketat oleh
polisi Hindia Belanda sehingga lagu yang berisi tentang
kemerdekaan Indonesia hanya dilantunkan melalui nada biola.
Karena di dalam lagu tersebut terdapat kata-kata merdeka yang
ditakutkan akan memicu dibubarkannya Kongres Pemuda II.
Soenario Sastrowardoyo
Klikenter.c
om
Tokoh kongres pemuda II yang perlu kita ketahui selanjutnya
adalah Soenario. Beliau memiliki catatan perjalanan yang mulia
dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau memiliki
peran di 2 peristiwa yang penting bagi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa tersebut yaitu Manifesto 1925 dan Kongres Pemuda II.
Sumber:
klikenter.com
Tokoh yang satu ini terdengar asing tentunya, namun peran
dalam Kongres Pemuda cukup penting. Beliau merupakan
pemilik rumah yang dijadikan tempat berjalannya Kongres
Pemuda. Saat ini tempat tersebut dikenal dengan nama Museum
Sumpah Pemuda.
Bagikan ini: