Disusun oleh :
1.Afifatur Rohmah(02)
Daftar isi……………………………………………………………………….………….…1
Kata pengantar…………………………………………………………………………….....2
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..3
A. Latar belakang……………………………………………………………………3
B. Rumusan masalah…...……………………………………………………………4
C. Tujuan…………………………………………………………………………….4
D. Manfaat…………………………………………………………………………...4
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………….……….5
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………7
A. Kesimpulan………………………………………………………….……………7
B. Saran……………………………………………………………….……………..7
DAFTAR PUSTAKA………………….…………………………………………..…………8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sidoarjo,
Penyusun
. BAB I
. . . . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman kolonialisme bersusah payah
dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka yang seharusnya bisa bersenang-senang dengan masa
mudanya mengorbankan hidupnya hanya demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928, yang berbunyi, “Kami putra dan putrid Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia. Kami putra dan puri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Seiring berkembangnya zaman atau yang lebih kita kenal dengan zaman globalisasi, rasa nasionalisme di
kalangan generasi semakin memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para pemuda dalam
memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Beberapa contoh diantaranya yaitu:
Pada saat upacara bendera, masih banyak generasi muda yang tidak memaknai arti upacara.
Seharusnya upacara bendera dapat menjadi tempat bagi generasi muda untuk menunjukkan rasa
nasionalisme pada negaranya sendiri
Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tidak
dirayakan seperti sebelum-sebelumnya. Padahal jika kita masih mencintai bangsa ini, kita harus
merayakan Hari Kemerdekaan sebagaimana kita merayakan Ulang Tahun kita sendiri. Kenapa Perayaan
ulang tahun sendiri dapat kita laksanakan dengan sangat meriah dan kenapa Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia tidak bisa dirayakan secara demikian?
Lebih tertariknya generasi muda Indonesia terhadap produk dan kebudayaan luar Indonesia
dibandingkan dengan produk dan kebudayaannya sendiri.
Rasa nasionalisme di kalangan generasi muda pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor
pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu
yang lalu. Namun seiring dengan hilangnya berita tersebut, rasa nasionalisme para generasi muda pun
kembali memudar.
Padahal, sudah jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tentang tujuan dan cita-
cita Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang berbunyi, “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan keteriban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan social…”. Tapi bagaimana cara kita untuk dapat mencapai tujuan tersebut apabila rasa
nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia semakin memudar?
Kondisi seperti ini sangat memprihatikan. Karena itulah, penulis termotivasi untuk menyusun makalah
ini, sebagai upaya menumbuhkan kembali rasa nasionalisme khususnya pada generasi muda.
B. Rumusan Masalah
1) Kebijakan alternatif yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber informasi yang
dikumpulkan
2) Kajian terhadap setiap kebijakan alternatif tersebut kebijakan apakah yang diusulkan dan
C. Tujuan
D. Manfaat
.. PEMBAHASAN
1.Kebijakan alternatif yang berhasil dihimpun dari berbagai informasi
2) Kajian terhadap setiap kebijakan alternatif tersebut kebijakan apakah yang diusulkan dan
apakah keuntungan dan kerugian kebijakan tersebut
Keuntunganya adalah setiap kebijakan alternatif akan di saring dan dicerna sebelum di sahkan dan di
resmikan.
Kerugiannya adalah sebuah kebijakan tidak bisa langsung di proses dan di jalani sehingga kebijakan tidak
berjalan lancar
. BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø Jalannya masalah akibat rendahnya rasa nasionalisme dikalangan remaja adalah dengan
malakukan kegiatan kegiatan nasionalisme pada saat saat tertentu seperti acara kemerdekaan
17 agustus yang bisa diisi dengan pemahaman tentang bagaimana harus mencintai bangsanya
bagi remaja, atau saat adanya perayaan konferensi asia afrika sehingga remaja menjadi lebih
bangga pada bangsanya.
Ø Perbedaan pendapat akan selalu ada di dalam setiap organisasi. Organisasi yang berhasil
adalah organisasi yang mampu menjadikan perbedaan pendapat tersebut menjadi kekuatan
mereka.
.B. Saran
Dari hasil pembahasan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada semua pihak,
khususnya para generasi muda Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap
Negara Indonesia guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara kita tercinta ini. Karena
pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang,
dan juga generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa lebih maju lagi.
Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih
mengupayakan peningkatan nasionalisme di kalangan generasi muda Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/nova147/renda
hnya-rasa-nasionalisme-dikalangan-remaja