Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
SUMPAH PEMUDA : TONGGAK PERSATUAN DAN KESATUAN

D
I
S
U
S
U
N
Oleh Kelompok :
Nama :
1. Novia
2. Intan
3. Gilang
4. Berlin Saputra
5. Pandi Wijaya

Guru Pembimbing : Idwar Mardiansyah S.Hum

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 ABAB
2022/2023

Halaman | i
Kata Pengantar

            Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikan tugas sejarah wajib. Tugas ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas dari guru bidang studi sejarah wajib. Selain itu juga penulis
ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Sumpah Pemuda 1928
sebagi Penguat Nasionalisme menuju Proklamasi 1945
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing bidang studi dan teman-teman yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada penulis dalam menyusun tugas ini serta kepada semua pihak yang
telah membantu .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, khususnya
dari teman-teman dan dosen pembimbing. Penulis akan sangat menerima segala kritik
dan saran.

                                                                     Pengabuan, 19 Februari 2023    

                                                                                   Penulis

Halaman | ii
Daftar isi

Kata pengantar........................................................................................................... ii

Daftar isi..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
1.3 Kegunaan Penulisan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Menuju lahirnya “Sumpah Pemuda..................................................................... 3

2.1.1 Kongres Pemuda I............................................................................................. 3

2.2.2 Kongres Pemuda II............................................................................................ 4

2.2 Menuju Proklamasi 1945..................................................................................... 10

2.2.1 Peristiwa Rengasdengklok................................................................................ 12

2.2.2 Naskah Proklasmasi.......................................................................................... 13

2.2.3 Detik-detik Pembacaan naskah Proklamasi...................................................... 14

2.2.4 Cara Penyebaran Teks Proklamasi.................................................................... 17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 19

3.2 Saran..................................................................................................................... 19

Daftar Pustaka............................................................................................................ 20

Halaman | iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan dahulu ini kita sering menjumpai pemuda yang berjuang


demi Indonesia dengan cara bertempur dimedan perang. Mereka rela mati demi
kemerdekaan indonesia. Kita sebagai pemuda-pemudi generasi sekarang juga harus
meniru kerja keras mereka berjuang membela bangsa indoneisa, tak harus
berperang seperti para pahlawan. Kita dapat menjadi pemuda-pemudi yang
berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Kegigihan pemuda jaman dahulu
berhasil melahirkan sesuatu yang disebut “sumpah pemuda”

Sumpah pemuda adalah sebuah ikrar dari para pemuda yang dijadikan bukti
otentik bahwa pada tangga 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh
karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28
Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia
ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas
dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang
kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi
mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang
menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai
kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Sekarang ini banyak pemuda yang lupa akan sejarah para pemuda terdahulu.
Sehingga banyak pemuda yang mudah terkontaminasi oleh hasutan orang-orang
jahat. Alhasil banyak pemuda yang memilih berdemo ketimbang membuat
musyawarah antara petinggi negeri ini dengan rakyat. Selain berdemo, para pemuda
juga melakukan aksi tawuran yang telah merajalela dikalangan siswa SD,SMP dan

Halaman | iv
SMA. Dizaman yang modern ini para pemuda seakan di jajah kembali namun
bukan secara terang-terangan namun di jajah secara psikis.

Solusi untuk mengatasi sikap pemuda ini adalah dengan memperkenalkan


mereka dengan sejarah dan akhlak dari kecil hingga dewasa. Sehingga pemuda
Indonesia mampu membangun negeri ini dengan kepala dingin.

Melihat kejadian pemuda yang makin agresif maka akan dibahas dalam
makalah ini agar dapat mengetahui bagaimana sejarah pemuda membangun bangsa
ini serta bentuk pengaplikasian tepat yang dilakukan dalam era modern ini. Secara
jelas mengenai sejarah dan pengaplikasiannya akan dibahas pada Bab II.

1.2 Tujuan Penulisan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar para pembaca terutama teman-teman
dapat mangetahui dan memahami peran pemuda-pemudi dalam pembangunan
bangsa indonesia.
            Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
 Untuk mengajak para pemuda-pemudi untuk membangun bangsa bersama-sama
seperti pemuda dijaman sebelum kemerdekaan
 Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran pembangunan bangsa indonesia
 Untuk mengetahui peran pemuda-pemudi dalam pembangunan
bangsa indonesia.
 Untuk mengetahui sejarah sumpah pemuda dan kaitannya dengan proklamasi

1.3 Kegunaan Penulisan


Manfaat / kegunaan dari makalah ini yang kami adalah:
 Dapat menjadi bahan untuk menambah wawasan mengenai peran sumpah
pemuda.
 Mengingatkan para pemuda sekarang untuk berusaha seperti para pemuda
dijaman dahulu
 Memberi informasi bagaimana cara mengapresiasikan sumpah pemuda pada era
modern.

Halaman | v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menuju lahirnya “Sumpah Pemuda”


Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sebelum tahun 1908 dan sesudah tahun 1908. Perjuangan
sebelum tahun 1908 selalu dapat digagalkan oleh penjajah. Hal itu karena
perjuangan masih bersifat kedaerahan, dan perjuangan masih berupa perjuangan
fisik dengan senjata yang sederhana. Kegagalan perjuangan yang telah dilakukan
mendorong pejuang mengubah taktik perjuangan melalui organisasi sosial politik.
Awal tahun 1908 mulailah bermunculan berbagai organisasi pergerakan nasional
seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, dan PNI. Sejak saat itu arah
perjuangan bangsa Indonesia pun makin tegas, yaitu mewujudkan persatuan
nasional.
Pada tahun 1908, nama Indonesia untuk pertama kalinya di gunakan oleh
Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia adalah organisasi yang didirikan
oleh pelajar-pelajar Indonesia di negeri Belanda. Organisasi ini awalnya bernama
Indische Vereeniging. Namun, pada tahun 1922 nama itu diganti menjadi
Indonesische Vereeniging, tetapi pada tahun yang sama namanya berubah menjadi
Perhimpunan Indonesia. Para pahlawan kita, seperti Ki Hajar Dewantara, Budi
Utomo, dan DR. Mohammad Hatta, turut memopulerkan istilah Indonesia untuk
mengimbangi istilah ‘Hindia Belanda’ yang dipakai oleh pemerintah kolonial
Belanda saat itu.

2.1.1 Kongres Pemuda 1

Terselenggaranya Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya


Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai didirikan
Perhimpunan Pelajar – pelajar Indonesia (PPPI), tetapi peresmiannya baru
pada tahun 1926.anggota- anggotanya terdiri dari pelajar-pelajar sekolah

Halaman | vi
tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung. Para tokoh PPPI antara lain adalah
: Sugondo Djojopuspito, sigit, Abdul Sjukur, Gularso, Sumitro, Samijono,
Hendromartono, Subari, Rohjani, S. djoenet Poesponegoro, Kunjtoro,
Wilopo, Surjadi, Moh. Yamin, A.K. gani, Abu Hanifah, dan lain-lain. PPPI di
Indonesia sering mendapatkan kiriman majalah Indonesia Merdeka dari
Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Disamping majalah Indonesia
Merdeka  terbitan PPPI di negeri Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan
majalah Indonesia Raya. Yang pemimpin redaksinya Abu Hanifah.
Pandangan organisasi PPPI sudah menunjukkan persatuan dan kesatuan
sebagaimana yang terdapat pada PI. Pemuda-pemuda di Bandung
menginginkan agar mulai melepaskan sifat-sifat kedaerahan. Hal itu
didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr. Sunario
Pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah menjadi
Pemuda Indonesia. Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah
Sugiono, Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso,
Soelasmi, Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama
kali ialah Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi pemuda ini belum
belum ikut langsung dalam gerakan politik. Selama beberapa tahun
diperdebatkan bentuk persatuan yang diinginkan.
Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat untuk mengadakan Kongres
Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30 April-2 mei 1926. Kongres
Pemuda 1 bertujuan untuk Membentuk badan sentral organisasi pemuda
menjadi bahasa persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu antara lain sebagai
berikut :
a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun dalam hal
ini masih tampak samar – samar)
b.Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang kolot,
dan lain – lain.
2.1.2 Kongres Pemuda II

Halaman | vii
Namun, sampai berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28
oktober 1928 organisasi Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara
langsung di bidang politik Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui
cita – cita persatuan Indonesia, walaupun perumusannya masih samar – samar
dan belum jelas. Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI
berencana untuk memfusikan organisasi mereka dengan alas an untuk
mewujudkan persatuan Indonesia dan persamaan cita – cita. Peleburan (fusi)
dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama semakin diperlukan karena
kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk organisasi masih bersifat
kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong
Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond,
Studerence Minahasa, dan pemuda kaum Theosofi. Hal ini jelas tampak
adanya perbedaan pada waktu diselenggarakan Kongres pemuda 1. Dalam
pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih sangat menonjol. Masalah
bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah mendapatkan kesepakatan
dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih tampak sifat
mementingkan daerah misalnya tentang adat yang ada di daerah masing –
masing. Untuk membentuk cita – cita bersama seperti rasa persatuan dan
kesatuan bangsa, maka hal – hal tersebut sangat menghambat. Untuk itulah,
maka para peseta merasa tidak puas dan ingin melanjutkan Kongres Pemuda
yang berikutnya. Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta
dan pemimpin Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk mencapai
suatu cita – cita persatuan. Namun, mengingat baru pertama kali Kongres
Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai cita – cita yang dikehendaki
masih mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan
berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh.
Tabrani pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap
pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera
diambil jalan tengah untuk dinetralisasi.

Halaman | viii
Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul
Indonesia Bersatu para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang
harus tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah.
Juga secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan
ditekankan masalah- masalah yang perlu mendapat perhatian pemuda untuk
meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita – cita Indonesia
merdeka.
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sulit
untuk membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita – cita
Nasional. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah air
dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres pemuda 1 tersebut.
Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai persatuan memang belum kuat.
Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928, banyak
bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya Kongres Pemuda II
yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami, bahwa kondisi politik
sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya pemberontakan komunis yang
gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda terus meningkatkan
pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik. Itu artinya manifestasi
persatuan pemuda Indonesia berhasil diwujudkan dalam Kongres Pemuda II
pada 26 – 28 Oktober 1928. dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan
dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng).
Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini
dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara
dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan
persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat,
pendidikan, dan kemauan.

Halaman | ix
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java
Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara,
Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak
harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara
pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara
demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan
Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan
demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan,
gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan
kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang
dibutuhkan dalam perjuangan.
Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta : Abdul Muthalib Sangadji, Purnama Wulan, Abdul Rachman, Raden
Soeharto, Abu Hanifah, Raden Soekamso, Adnan Kapau Gani, Ramelan,
Amir (Dienaren van Indie), Saerun (Keng Po), Anta Permana, Sahardjo,
Anwari, Sarbini, Arnold Manonutu, Sarmidi Mangunsarkoro, Assaat,
Sartono, Bahder Djohan, S.M. Kartosoewirjo, Dali, Setiawan, Darsa, Sigit
(Indonesische Studieclub), Dien Pantouw, Siti Sundari, Djuanda, Sjahpuddin
Latif, Dr.Pijper, Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken), Emma
Puradiredja, Soejono Djoenoed Poeponegoro, Halim, R.M. Djoko Marsaid,

Halaman | x
Hamami, Soekamto, Jo Tumbuhan, Soekmono, Joesoepadi, Soekowati
(Volksraad), Jos Masdani, Soemanang, Kadir, Soemarto, Karto Menggolo,
Soenario (PAPI & INPO), Kasman Singodimedjo, Soerjadi, Koentjoro
Poerbopranoto, Soewadji Prawirohardjo, Martakusuma, Soewirjo, Masmoen
Rasid, Soeworo, Mohammad Ali Hanafiah, Suhara, Mohammad Nazif,
Sujono (Volksraad), Mohammad Roem, Sulaeman, Mohammad Tabrani,
Suwarni, Mohammad Tamzil, Tjahija, Muhidin (Pasundan), Van der Plaas
(Pemerintah Belanda), Mukarno, Wilopo, Muwardi, Wage Rudolf
Soepratman, Nona Tumbel.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah
kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada
sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan
kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin
Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai
berikut
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah
Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia,
Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami
Poetera dan Poeteri
Indonesia, Mengakoe
Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia.
(Kami Putra dan Putri
Indonesia, Mengaku
Berbangsa Yang Satu,
Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami
Poetera dan Poeteri
Indonesia,

Halaman | xi
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan
Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut
diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang
diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan
pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan
mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu
kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia
belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.
Apabila kita ingin mengetahui lebih lanjut mengenai banyak hal tentang
Sumpah Pemuda kita bisa menunjungi Museum Sumpah Pemuda yang berada
di Gedung Sekretariat PPI Jl. Kramat Raya 106 Jakarta Pusat. Museum ini
memiliki koleksi utama seperti biola asli milik Wage Rudolf Supratman yang
menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya serta foto-foto bersejarah
peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi tonggak
sejarah pergerakan pemuda-pemudi Indonesia.
Kongres ini merupakan puncak Integrasi ideology Nasional  dan
merupakan peristiwa nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak
dapat dipungkiri bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme ke
tingkat yang lebih tinggi hal itu di sebabkan utusan yang datang
mengucapkan "Sumpah Pemuda" yang menjadi landasan perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan. Kalau pada bulan April 1926 telah berlangsung
Kongres Pemuda 1 yang biasa dikatakan belum berhasil sesuai dengan yang
di harapkan, maka dalam Kongres Pemuda II benar – benar dapat memenuhi
harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun kongres Pemuda 1 tidak dapat
dikatakan gagal total karena telah berhasil meletakkan dasar – dasar perstuan.
Dalam Kongres Pemuda 1 belum banyak orang – orang bekas anggota
Perhimpunan Indonesia yang ikut membantu pembicaraan sejak persiapan
maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam kongres Pemuda II telah
banyak orang – orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang secara

Halaman | xii
aktif mengambil bagian dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan
Kongres. Pelaksanaan dan hasil kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II
adalah sangat berbeda, namun, kedua Kongres tersebut tetap mempunyai
tujuan yang sama yaitu menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Sumpah Pemuda pun kemudian menjadi senjata ampuh untuk merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah. Dengan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa, kesadaran para pemuda Indonesia saat itu pun semakin kuat karena
mereka tidak berjuang sendiri. Maka tak heran, Sumpah Pemuda adalah salah
satu tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia.
2.2 Menuju Proklamasi 1945
Proses panjang sejak terbentuknya gerakan kepemudaan yang berciri
kedaerahan seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Celebes, Jong Ambon dan
sebagainya maka pada tanggal 31 Desember 1930 jam 12 malam, mereka telah
berfusi menjadi satu dan membentuk Perkoempoelan “INDONESIA MOEDA”.
Indonesia Muda tidak punya afiliasi dengan partai politik manapun juga, dalam
sejarahnya merupakan cikal bakal gerakan kepemudaan menuju Indonesia merdeka.
Meskipun organisasi ini sudah tidak berdiri lagi dizaman pendudukan Jepang, para
anggotanya tetap aktif memperjuangkan cita-cita mereka secara terselubung.
Dengan menimba ilmu dan teknologi kemiliteran dizaman Jepang para pemuda
bergabung dalam Tentara Nasional Indonesia, yang ahirnya pada periode Revolusi
Kemerdekaan 1945-1949, dengan semangat, cita-cita Sumpah Pemuda, ikut serta
mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan R.I, 17 Agustus 1945.
6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima
dan Nagasaki oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada
Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.
7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan dan dibentuk lembaga baru yang akan
meneruskan tugas BPUPKI yaitu PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
dan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. 9 Agustus 1945, Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.

Halaman | xiii
Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi
Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
10 Agustus 1945, Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah
mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para
pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan
menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir
memberitahu penyair Chairil Anwar tentang dijatuhkannya bom atom di Nagasaki
dan bahwa Jepang telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Syahrir
mengetahui hal itu melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita
ini kemudian tersebar di lingkungan para pemuda terutama para pendukung
Syahrir.
11 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa hari. 14 Agustus 1945, Saat
Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah
timur laut dari Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat
sebagai tipu busuk Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada
Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti
dan pro dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan
di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi
dan bahkan mungkin harus siap menghadapi bala tentara Jepang dalam hal mereka
akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi dan telah
dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum
yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat
itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat
fatal jika para pejuang Indonesia belum siap, Soekarno mengingatkan Hatta bahwa
Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Halaman | xiv
15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan
Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan
mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah mendengar
desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa
militer Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di
Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu,
Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka
dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia
belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang
dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus
keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan UUD yang sehari sebelumnya telah disiapkan
Hatta.
16 Agustus 1945, Gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan
kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pengikut Syahrir.
Pada siang hari mereka berkumpul di rumah Hatta, dan sekitar pukul 10 malam di
rumah Soekarno. Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan melalui radio, disusul pengambilalihan kekuasaan. Mereka juga
menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus.
2.2.1 Peristiwa Rengasdengklok
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena
Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi
peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh,
yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada
dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno (bersama
Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, dan
membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa

Halaman | xv
Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang,
apa pun risikonya.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu
dengan Jenderal Yamamoto dan bermalam di kediaman wakil Admiral Maeda
Tadashi. Dari komunikasi antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di
Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin bahwa Jepang telah menyerah
kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk memberikan
kemerdekaan.

2.2.2 Naskah Proklamasi


Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumpahan darah telah tidak
mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga
rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian dibacakan pada pagi
hari tanggal 17 Agustus 1945.
Sebelumnya para pemuda mengusulkan agar naskah proklamasi
menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak
asing yang masih menguasainya. Tetapi mayoritas anggota PPKI menolaknya
dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga sekarang. Para
pemuda juga menuntut enam pemuda turut menandatangani proklamasi
bersama Soekarno dan Hatta dan bukan para anggota PPKI. Para pemuda
menganggap PPKI mewakili Jepang. Kompromi pun terwujud dengan
membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia” Soekarno-Hatta.
Rancangan naskah proklamasi ini kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan 
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Halaman | xvi
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang
kala itu adalah tahun 2605. Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti
Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil
dalam persiapan proklamasi. Sementara naskah yang sebenarnya hasil
gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh Ir.Soekarno sebagai
pencatat.
2.2.3 Detik-detik Pembacaan Naskah Proklamasi
Naskah asli proklamasi yang ditempatkan di Monumen Nasional
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini
hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln
Imam Bonjol No.1
Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan
Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks
Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus
1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara
lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara
dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan
disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang
telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh
Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan
Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia
menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh
seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang

Halaman | xvii
prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi
muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang
Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya.
Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[4].
Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu
Monumen Nasional.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota
Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka
tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan.
Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun
ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.[5]
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan
Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia,
yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah
Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI)
dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto
Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil
presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan
dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi – Naskah Klad
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan 
kemerdekaan Indonesia.
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempoh 
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-05

Halaman | xviii
Wakil-wakil bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
NASKAH BARU SETELAH MENGALAMI PERUBAHAN
Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
 Kata tempoh diubah menjadi tempo
 Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa
Indonesia
 Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08 tahun
’05
 Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi
otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
 Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan 


kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo 
jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Halaman | xix
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
2.2.4 Cara Penyebaran Teks Proklamasi
Gedung Menteng 31 yang digunakan sebagai tempat pemancar radio
yang baru Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi
sekitar tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan
larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di
Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi
mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun
dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa
proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia. Lebih jelasnya ikuti
pembahasan di bawah ini.
Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah
Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada
hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio
dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B.
Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang
bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang
markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru
dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan
radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah tersiar
ke luar melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran
berita proklamasi, tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk
terus menyiarkan. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah
jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari penyiaran tersebut,
pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan
menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar
tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun
pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf

Halaman | xx
Ronodipuro (seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat
pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman,
Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di
Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita
proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita
proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir
seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat
berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang
memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui
media pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi
kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui
pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan
gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect our Constitution, August
17!(Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara
dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat
tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui
media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para
utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI
yang ikut menyebarkan berita proklamasi.
 Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
 Sam Ratulangi dari Sulawesi.
 Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
 A. A. Hamidan dari Kalimantan

Halaman | xxi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa sesuai dengan makalah “Sumpah Pemuda Sebagai Penggerak Nasionalisme
menuju Proklamasi 1945 ” penulis menyimpulkan bahwa begitu besar kerja keras
dan pengorbanan para pahlawan untuk mewujudkan cita-cita merdeka. Untuk itu
kita sebagai generasi pemuda-pemudi indonesia seharusnya mencontoh sikap kerja
keras dan nasionalisme para pahlawan. Dimulai dari hal terkecil, Sebagai seorang
pelajar kita harus belajar tekun untuk membuat negara Indonesia lebih maju
kedepannya.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Halaman | xxii
Daftar Pustaka

Hindun, Siti. 2014. http://sitihindun94.wordpress.com/2014/04/01/bangsa-negara-


chekoslovakia-sumpah-pemuda-dan-proklamasi/

NN. 2012. http://pknkita.blogspot.com/2012/02/sejarah-proklamasi-


kemerdekaan.html#sthash.1pVEntQx.dpuf

Hadi, Ahmad. 2014. https://www.facebook.com/permalink.php?


story_fbid=458624287577085&id=155963677843149

NN. 2014. http://semangatpemuda-indonesia.blogspot.com/p/sejarah-sumpah-


pemuda.html

Firda Rahma, Annisa. 2014. http://wartasejarah.blogspot.com/2014/06/kongres-


pemuda-1.html

NN. 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Kongres_Pemuda

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)
kelas XI. Pusat Perbukuan. Jakarta: Departemen Pendidikan Jakarta

NN. 2013. http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/sejarah-kongres-pemuda-1-


dan-2-latar-belakang-tujuan-tokoh.html

Karionline, Berdi. 2011. http://www.berdikarionline.com/lipsus/menuju-kongres-


pemuda-pergerakan/20110524/pemuda-dalam-sejarah.html#ixzz3Ip04DQl4 

Abdurahman, Nabil. 2009. http://pcimlibya.wordpress.com/2009/10/31/peranan-


pemuda-indonesia-dalam-pergerakan-kemerdekaan/

Halaman | xxiii

Anda mungkin juga menyukai