Anda di halaman 1dari 7

Batas - Batas Wilayah Negara Indonesia

Nama : jodhy Firmansyah

Absen : 16

Kelas : XI IIS 5

A. Batas- batas wilayah Daratan

Wilayah daratan adalah daerah di permukaan bumi dalam batas-batas


tertentu dan di dalam tanah permukaan bumi. Untuk menentukan batas
wilayah daratan biasanya dilakukan dengan negara-negara yang berbatasan
darat. Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau dapat pula ditandai
dengan benda-benda alam.

 Negara Indonesia dibatasi oleh negara  :


1. Sebelah utara, negara Indonesia dibatasi oleh negara  : Malaysia,
Singapura, Samudera Pasifik, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
2. Sebelah barat, negara Indonesia dibatasi oleh  : Samudera Hindia dan
negara India.
3. Sebelah Selatan, negara Indonesia dibatasi juga oleh  : Samudera Hindia
dan negara Timor Leste.
4. Sebelah timur, negara Indonesia dibatasi oleh : negara Papua Nugini.

 Perjanjian batas wilayah RI dengan Negara Tetangga

1. Indonesia-Malaysia

Pelanggaran perbatasan nagara Indonesia dengan negara tetangganya


sering banyak dilanggar oleh Malaysia.Ini terbukti dengan adanya pelanggaran
perbatasan wilayah negara yang masih terus dilakukan oleh negara
tetangga.Malaysia lah yang paling sering melakukan pelanggaran batas wilayah
RI.Pelanggaran wilayah darat, diantaranya berupa pemindahan titik-titik batas
wilayah di Kalimantan Barat.

Pemindahan patok batas terjadi di Sektro Tengah, Utara Gunung


Mumbau, Taman Nasional Betung Kerihun, Kecamatan Putu Sibau, serta
Kabupaten Kapuas Hulu.Selain itu, pelanggaran wilayah perbatasan darat juga
dilakukan oleh para pelintas batas yang tidak memiliki dokumen yang sah.
Permasalahan lain antar kedua negara ini adalah masalah pelintas batas,
penebangan kayu ilegal, dan penyelundupan.

Penetapan garis batas darat kedua negara di Selat Malaka dan laut Cina
Selatan ditandatangai tanggal 27 oktober 1969 yang diratifikasi melalui Keppres
No.89 tahun 1969 tanggal 5 November 1969/ LN No.54 dengan nama
perjanjian Agreement between the Government of the Republic of Indonesia
and the Government of Malaysia Relating to the Delimitation of the Continental
Shelves between the Two Countries. (Persetujuan antara Pemerintah Republik
Indonesia dan Pemerintah Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Landas
Kontinen antara Kedua Negara).

2. Indonesia-Papua Nugini

Indonesia dan Papua Nugini telah menyepakati batas-batas wilayah darat


dan maritim. Meskipun demikian, ada beberapa kendala kultur yang dapat
menyebabkan timbulnya salah pengertian. Persamaan budaya dan ikatan
kekeluargaan antar penduduk yang terdapat di kedua sisi perbatasan,
menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional dapat berkembang menjadi
masalah kompleks di kemudian hari.

3. Indonesia-Timor Leste

Saat ini sejumlah masyarakat Timor Leste yang berada diperbatasan


masih menggunakan mata uang rupiah, bahasa Indonesia, serta berinteraksi
secara sosial dan budaya dengan masyarakat Indonesia. Persamaan budaya
dan ikatan kekeluargaan antarwarga desa yang terdapat di kedua sisi
perbatasan, dapat menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional, dapat
berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks.

Disamping itu, keberadaan pengungsi Timor Leste yang masih berada di


wilayah Indonesia dalam jumlah yang cukup besar potensial menjadi
permasalahan perbatasan di kemudian hari.Berdirinya negara Timor Leste
sebagai negara merdeka, menyebabkan terbentuknya perbatasan baru antara
Indonesia dengan negara tersebut.Perundingan penentuan batas darat dan laut
antara RI dan Timor Leste telah dilakukan dan masih berlangsung sampai
sekarang.

B. Batas wilayah perairan (laut)

Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulaunya yang mencapai


17.499 pulau dan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km2, serta panjang
garis pantai yang mencapai 81.900 km2. Dua pertiga dari wilayah Indonesia
adalah laut, implikasinya, hanya ada tiga perbatasan darat dan sisanya adalah
perbatasan laut.

Perbatasan laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara diantaranya


Malaysia, Singapura, Filipina, India, Thailand, Vietnam, Republik Palau,
Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Sedangkan untuk wilayah darat,
Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, yakni Malaysia, Papua
Nugini, danTimor Leste dengan panjang garis perbatasan darat secara
keseluruhan adalah 2914,1 km.

Luasnya wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia tentunya


membutuhkan dukungan sistem manajemen perbatasan yang terorganisir dan
profesional, baik itu ditingkat pusat maupun daerah. Akan tetapi minimnya
infrastruktur di kawasan perbatasan telah menunjukkan bahwa pemerintah tidak
memiliki sebuah sistem manajemen perbatasan yang baik.

 Adapun batas-batas wilayah laut Indonesia dengan negara-negara


tetangga meliputi:
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB
tahun 1982,maka wilayah laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam, yaitu:

a. Zona Laut Teritorial


Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari
garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu
lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial
di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. 
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut
teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut
internal/perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar.Sebuah negara
mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi
mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas
maupun di bawah permukaan laut.

b. Zona Landas Kontinen


Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang
dari 150 meter. Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu
landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia. 
Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu
paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas
landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar
masingmasing negara.
Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan
kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai. Pengumuman
tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada
tanggal 17 Febuari 1969.

c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut
terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia
mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. 
Di dalam zona ekonomi eksklusif ini kebebasan pelayaran dan
pemasangan kabel serta pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai
dengan prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas kontinen, dan
batas zona ekonomi eksklusif antara dua negara yang bertetangga saling
tumpang tindih, maka ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang
sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai batasnya. Pengumuman
tetang zona ekonomi eksklusif Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia
tanggal 21 Maret 1980.

 Perbatasan wilayah Laut Indonesia dengan Negara Tetangga

1. Indonesia-Singapura

Penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulauan Riau yakni wilayah


yang berbatasan langsung dengan Sinagpura, telah berlangsung sejak tahun
1970.Kegiatan tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir setiap hari dan
mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir pantai yang cukup parah.Selain itu
mata pencaharian nelayan yang semula menyandarkan hidupnya di laut,
terganggu oleh akibat penambangan pasir laut.Kerusakan ekosistem yang
diakibatkan oleh penambangan pasir laut telah menghilangkan sejumlah mata
pencaharian para nelayan.

Penambangan pasir laut juga mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil


karena dapat menenggelamkannya, misalnya kasus Pulau Nipah. Tenggelamnya
pulau-pulau kecil tersebut menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, karena
dengan perubahan pada kondisi geografis pantai akan berdampak pada
penentuan batas maritim dengan Singapura di kemudian hari.

2. Indonesia-Malaysia

Penentuan batas maritim Indonesia-Malaysia di beberapa bagian wilayah


perairan Selat Malaka masih belum disepakati ke dua negara.Ketidakjelasan
batas maritim tersebut sering menimbulkan friksi di lapangan antara petugas
lapangan dan nelayan Indonesia dengan pihak Malaysia.

Demikian pula dengan perbatasan darat di Kalimantan, beberapa titik


batas belum tuntas disepakati oleh kedua belah pihak. Permasalahan lain antar
kedua negara adalah masalah pelintas batas, penebangan kayu ilegal, dan
penyelundupan. Forum General Border Committee (GBC) dan Joint Indonesia
Malaysia Boundary Committee (JIMBC), merupakan badan formal bilateral
dalam menyelesaikan masalah perbatasan kedua negara yang dapat
dioptimalkan.

3. Indonesia-Filipina

Belum adanya kesepakatan tentang batas maritim antara Indonesia


dengan Filipina di perairan utara dan selatan Pulau Miangas, menjadi salah satu
isu yang harus dicermati. Forum RI-Filipina yakni Joint Border Committee
(JBC) dan Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang memiliki
agenda sidang secara berkala, dapat dioptimalkan menjembatani permasalahan
perbatasan kedua negara secara bilateral.

4. Indonesia-Australia

Perjanjian perbatasan RI-Australia yang meliputi perjanjian batas landas


kontinen dan batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) mengacu pada Perjanjian RI-
Australia yang ditandatangani pada tanggal 14 Maret 1997.Penentuan batas
yang baru RI-Australia, di sekitar wilayah Celah Timor perlu dibicarakan secara
trilateral bersama Timor Leste.

5. Indonesia-Papua Nugini

Indonesia dan PNG telah menyepakati batas-batas wilayah darat dan


maritim. Meskipun demikian, ada beberapa kendala kultur yang dapat
menyebabkan timbulnya salah pengertian. Persamaan budaya dan ikatan
kekeluargaan antar penduduk yang terdapat di kedua sisi perbatasan,
menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional dapat berkembang menjadi
masalah kompleks di kemudian hari.

6. Indonesia-Vietnam

Wilayah perbatasan antara Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna dan


Pulau Condore di Vietnam yang berjarak tidak lebih dari 245 mil, memiliki
kontur landas kontinen tanpa batas benua, masih menimbulkan perbedaan
pemahaman di antara ke dua negara. Pada saat ini kedua belah pihak sedang
melanjutkan perundingan guna menentukan batas landas kontinen di kawasan
tersebut.
7. Indonesia-Thailand

Ditinjau dari segi geografis, kemungkinan timbulnya masalah perbatasan


antara RI dengan Thailand tidak begitu kompleks, karena jarak antara ujung
pulau Sumatera dengan Thailand cukup jauh, RI-Thailand sudah memiliki
perjanjian Landas Kontinen yang terletak di dua titik koordinat tertentu di
kawasan perairan Selat Malaka bagian utara dan Laut Andaman. Penangkapan
ikan oleh nelayan Thailand yang mencapai wilayah perairan Indonesia,
merupakan masalah keamanan di laut.Di samping itu, penangkapan ikan oleh
nelayan asing merupakan masalah sosio-ekonomi karena keberadaan
masyarakat pantai Indonesia.

8. Indonesia-Timor Leste

Saat ini sejumlah masyarakat Timor Leste yang berada diperbatasan


masih menggunakan mata uang rupiah, bahasa Indonesia, serta berinteraksi
secara sosial dan budaya dengan masyarakat Indonesia. Persamaan budaya dan
ikatan kekeluargaan antarwarga desa yang terdapat di kedua sisi perbatasan,
dapat menyebabkan klaim terhadap hak-hak tradisional, dapat berkembang
menjadi masalah yang lebih kompleks.Disamping itu, keberadaan pengungsi
Timor Leste yang masih berada di wilayah Indonesia dalam jumlah yang cukup
besar potensial menjadi permasalahan perbatasan di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai