PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang berhak (yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya berupa izin atau
tindakan medis, disamping terikat oleh Kode Etik Bidan Indonesia juga tetap
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
informed consent.
informed consent.
consent.
consent.
C. Manfaat
2. Bagi Institusi
2
3. Bagi Tim Penulis
3
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harfiah informed consent merupakan padanan kata dari dua kata
(informasi), dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi
lengkap, termasuk risiko terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi
tersebut, telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu, persetujuan
tindakan adalah pertukaran antara klien dan tenaga kesehatan. Biasanya, klien
informed consent dengan demikian berarti suatu pernyataan setuju atau izin
oleh pasien atau secara sadar, bebas dan rasional setelah memperoleh
4
penyakitnya. Kata dipahami harus digaris bawahi atau ditekankan, karena
dipahami juga oleh pasien. Harus diingat bahwa yang terpenting adalah
hak-hak asasi pasien untuk menentukan nasib sendiri (hak informasi tentang
medis (pasien) secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa
dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan
medis yang tak terduga dan bersifat negatif, misalnya terhadap “risk of
bertindak hati-hati dan teliti serta sesuai dengan standar profesi medik.
Sepanjang hal itu terjadi dalam batas-batas tertentu, maka tidak dapat
5
(negligence) atau karena ketidaktahuan (ignorancy) yang sebenarnya tidak
Ada dua bentuk persetujuan tindak medik yang sesuai dengan peraturan
dengan lisan atau tulisan. Pada tindakan yang melebihi prosedur yang
medis (pasien) kepada pihak pelaksana jasa tindakan medis (tenaga kesehatan)
untuk melakukan tindakan medis dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu :
6
2. Persetujuan Lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat
pihak pasien;
Suatu informed consent baru sah diberikan oleh pasien jika memenuhi
persetujuan.
pelaksana jasa tindakan medis (dokter) tanpa adanya persetujuan dari pihak
undang Hukum Perdata (KUHPer). Hal ini karena pasien mempunyai hak atas
7
tubuhnya, sehingga dokter dan harus menghormatinya.
tanpa adanya izin dari pihak pasien, maka pelaksana jasa tindakan medis dapat
medis terhadap pasien, sejatinya pasien diberikan secara bebas, diberikan oleh
yang bisa memaksa sekalipun berbahaya bagi pasien maka sebaiknya pihak
1. Sanksi pidana
8
2. Sanksi perdata
3. Sanksi administratif
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesepakatan yang dibuat seorang klien untuk menerima rangkaian terapi atau
prosedur setelah informasi yang lengkap, termasuk risiko terapi dan fakta yang
berkaitan dengan terapi tersebut, telah diberikan oleh tenaga kesehatan. Dalam
melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari segala
yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan standar profesi medis.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Hendrik. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yuningsih, Yuyun dkk. 2006. Praktik Keperawatan Profesional Konsep & Perspektif,
Indonesia : Jakarta
https://www.academia.edu/6608171/Informed_Consent_dan_Rahasia_Medis.html
11