Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) dapat dipahami sebagai suatu program nasional
yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena
diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi sacara
nasional. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada teori populasi menurut
Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian pertama ini diistilahkan
dengan pembatasan kelahiran (tahdid an-nasl).
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan ummat manusia di muka bumi
ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, manusia akan menghadapi
keadaan yang terus berbeda. Dimulai dari segi sosiologi, norma hidup
manusia, keilmuan tekhnologi dan perubahan lainnya. Perubahan ini
menunjukkan bahwa semakin berkembangnya manusia maka diperlukannya
pula sikap dan usaha bagaimana cara menghadapinya dan mencari solusinya.
Sudah banyak studi yang dilakukan oleh para ulama dan lembaga-lembaga
keislaman mengenai KB dalam berbagai perspektif. Para ulama berbeda
pendapat dalammenyikapi KB. Perbedaan pendapat terjadi karena tidak
adanya nash (Al-Qur’an dan Hadis) yang secara eksplinsit melarang atau
membolehkan ber-KB. Itulah sebabnya hingga kini masih muncul kontroversi
seputar KB dalam wacana intelektual islam.
Untuk mendapat gambaran yang komprehensif tentang bagaimana
sesungguhnya pandangan islam terhadap KB memang tidak ada jalan lain
kecuali harus kembali kepada sumber ajaran islam yang paling otoritatif, yaitu
Al-Qur’an dan Hadis. Namun karena tidak ada penjelasan yang eksplisit,
maka harus dilakukan kajian yang lebih mendlam atas kedua sumber tersebut
dengan cara mengidentifikasi semua ayt-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis nabi
yang terkait dengan permasalahan KB untuk kemudian ditarik pesan-pesan

1
substantive serta semangat ajaran (maqashid al-syari’ah) yang dikandung
kedua sumber tersebut. Dengan begitu akan terlihat secara utuh sikap islam
sesungguhnya terhadap KB. Untuk itu pada kesempatan ini kami mencoba
membahas “ Pandangan Islam Terhadap Keluarga Berencana”

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pelayanan Kebidanan Islami untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang Pandangan Islam
Terhadap Keluarga Berencana.
b. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mengetahui hubungan islam terhadap keluarga berencana
2. Agar mahasiswa mengetahui pengertian KB dalam islam
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis – jenis KB
4. Agar mahasiswa mengetahui KB yang diperbolehkan dan yang dilarang
oleh Islam
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang aborsi

C. Manfaat
1. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penulisan makalah ini dijadikan sebagai masukan yang dapat digunakan
untuk evaluasi dan sebagai tindak lanjut dalam praktik kebidanan sehingga
pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan standar praktik yang
ditetapkan.
2. Bagi Institusi
Hasil penulisan makalah ini dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan
dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan
3. Bagi Tim Penulis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam praktik kebidanan yang diberikan serta dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Islam Terhadap KB


Hukum islam ada dua macam yaitu hukum qoth’i dan ijtihadi. Hukum
qoth’i ialah hukum islam yang ditetapkan nash dalam Al-qur’an dan hadits nabi
yang qoth’i dilalahnya (sudah pasti dan jelas petunjuknya) pada hukum suatu
masalah. Misalnya hukum zina
Hukum ijtihadi ialah hukum islam yang sudah ditetapkan berdasarkan
ijtihad, karena tiadanya nash al qur’an dan sunnah ,atau ada nashnya tapi tidak
qoth’i dilalahnya.Misalnya hukum mubah (boleh) ber-KB. Hukum ijtihad bisa
berubah itu berdasarkan kaidah-kaidah hukum islam yang telah disepakati oleh
semua fuqoha (ahli fiqih) dan Ushuliyun (ahli ushul fiqih), yang diantaranya
adalah :
ُ‫َعدَ ًما ََو ُو ُج ْودًا ْال ِعلَّ ُِة َم َُع يَد ُْو ُْر ْال ُح ْك ُم‬
“Hukum itu berputar bersama illat nya (alasan yang menyebab adanya
hukum), ada/tidak adanya”.

Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil


dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga
sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan
dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi
umatnya. Selain itu, KB juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah
timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat
melahirkan kemaslahatan dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi
kebolehan KB dalam Islam.[2]
Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang
perlu kita laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :
a) Surat An-Nisa’: 9

3
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar”(S. An-Nisa’: 9)
b) Surat Lukman: 14
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (S.Lukman: 14)

Pandangan al-Hadis tentang Keluarga Berencana


Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:
)‫اِنك تد ِْر ورثك ا ْغنِياء خيْر ِم ْن ا ْن تد ِْر ُه ْم عا ِلة ِلت ْكففُ ْون النَّاس (متفق عليه‬
“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan
berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan
orang banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang


biaya rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak
mereka menjadi beban bagi orang lain (masyarakat). Dengan demikian
pengaturan kelahiran anak hendaknya direncanakan dan amalkan sampai berhasil.

Menurut Pandangan Ulama’


Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan
(KB) yang dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan
kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-
istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat)
keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti sama dengan tanzim al nasl
(pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl (pengaturan

4
keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan
(taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan
aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi
yang tidak didasari medis yang syari`i.

B. Pengertian KB dalam Islam


Keluarga berencana juga mempunyai arti yang sama dengan istilah Arab
"‫( "تنظيمالنسل‬pengaturan keturunan / kelahiran) bukan "‫( "تحديد النسل‬pembatasan
kelahiran).
KB berarti pasangan suami-istri yang telah mempunyai perencanaan yang
konkrit mengenai kapan anak-anaknya diharapkan lahir, agar setiap anak lahirnya
disambut dengan rasa gembira dan syukur. Dan pasangan suami istri tersebut juga
telah merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan
kemampuannya sendiri dan situasi-kondisi masyarakat dan negaranya. Jadi KB itu
dititik beratkan pada perencanaan, pengaturan, dan pertanggung jawaban orang
terhadap anggota keluarganya.
Berbeda dengan istilah birth control yang artinya pembatasan kelahiran.
Istilah birth control ini bisa mempunyai konotasi yang negatif, karena pembatasan
Kelahiran dengan mengatakan cukup 2 anak saja atau tidak mau sama sekali
untuk hamil lagi hal itulah yang dilarang oleh syariat agama. Karena orang yang
membatasi kelahiran dapat melakukan apa saja agar tidak mempunyai anak lagi
seperti melakukan sterilisasi, bahkan aborsi, yang mana kedua hal tersebut
dilarang dalam Islam.[1] Dan pembatasan anak juga bertentangan dengan hukum
alam, dan hikmah Allah SWT yang menciptakan manusia di tengah-tengah alam
semesta ini agar berkembang biak dan dapat memanfaatkan karunia Allah yang
ada di alam semesta ini untuk kesejahteraan hidupnya.
Di dalam al-Qur'an dan Hadits, yang merupakan sumber pokok hukum
Islam dan menjadi pedoman hidup bagi umat Islam tidak ada nas yang sharih yang
melarang ataupun memerintahkan ber-KB secara eksplisit,karena itu, hukum ber-
KB harus dikembalikan kepada kaidah hukum Islam yang menyatakan: Pada

5
dasarnya segala sesuatu/perbuatan itu boleh, kecuali/sehingga ada dalil yang
menunjukkan keharamannya.
Selain berpegangan dengan kaidah hukum Islam tersebut di atas, kita juga
bisa menemukan beberapa ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi yang memberikan
indikasi bahwa dasarnya Islam membolehkan orang Islam ber-KB.
٩ : ‫) واليخس الذين لو تر كوا من خلفهم ذربة ضعفا خافوا عليهم فليتقوا هللا واليقولوا قوال سديدا ( النسا‬
Artinya: “ Dan hendaklah orang – orang takut kepada Allah bila seandainya
mereka meninggalkan anak – anaknya yang dalam keadaan lemah yang mereka
khawatirkan terhadap ( kesejahteraan ) mereka. Oleh sebab itu hendaknya mereka
bertaqwa kepada Allah dan mengucapkan kata – kata yang benar “( An – Nisa: 9 )

Selain dalil Al-Qur’an di atas kaidah fiqh mengatakan:


‫االباحة حتى يد ل الد ليل على تحريمها‬
ٕ ‫ٲال صل في السيا واال فعل‬
“ Pada dasarnya segala sesuatu / perbuatan itu boleh, kecuali / sehingga ada dalil
yangُmenunjukanُkeharamannyaُ“

C. Jenis – Jenis KB

Kontrasepsi hadir dalam berbagai metode dan efektivitas. Meskipun berbeda,


tujuan mereka satu: mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa jenis
kontrasepsi juga melindungi terhadap penyakit menular seksual (PMS).
1. Kondom Pria
Kata kondom berasal dari kata Latin condus yang berarti baki atau nampan
penampung. Kondom adalah semacam kantung yang Anda sarungkan ke penis
ereksi sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom dijual dalam berbagai
ukuran dan bentuk. Kondom memiliki kelebihan melindungi dari PMS dan
tidak memengaruhi hormon. Kekurangannya adalah efektivitasnya. Sekitar 2-
15% wanita masih hamil meskipun pasangannya menggunakan kondom.
Selain itu, banyak pria merasakan berkurangnya sensasi seksual dengan
pemakaian kondom.

6
2. Kondom wanita
Kondom wanita adalah sebuah kantung dengan dua cincin fleksibel di
ujung-ujungnya. Sebuah cincin lunak yang dapat dilepas memudahkan
pemasangannya dan menjaga kondom di tempat. Sebuah cincin fleksibel yang
besar tetap berada di luar vagina, yang meliputi pembukaan vagina (vulva)
dan memberikan perlindungan tambahan
Kondom wanita sangat efektif bila digunakan dengan benar. Kondom
wanita memiliki keuntungan melindungi dari PMS, tidak mudah slip atau
bocor, tidak memengaruhi hormon dan tidak menimbulkan alergi. Kondom ini
juga dapat dipasang jauh sebelum melakukan hubungan seksual (sampai 8 jam
sebelumnya) sehingga tidak perlu jeda selama bermesraan. Kerugiannya
adalah beberapa orang merasakan kurang nyaman, tidak efektif untuk semua
posisi, dan harganya mahal. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan
dengan kondom pria karena dapat menyebabkan posisinya bergerak keluar.

3. Diafragma
Diafragma adalah topi karet lunak yang dipakai di dalam vagina untuk
menutupi leher rahim (pintu masuk ke rahim). Fungsinya adalah mencegah
sperma memasuki rahim. Agar diafragma bekerja dengan benar, penempatan
diafragma harus tepat. Diafragma seefektif kondom, namun dapat dicuci dan
digunakan lagi selama satu sampai dua tahun. Kekurangannya, Anda harus
menempatkan diafragma sebelum berhubungan seks (sampai 24 jam
sebelumnya) dan mencopotnya setelah enam jam. Beberapa wanita
mungkin kesulitan menyisipkankannya dan memiliki reaksi alergi.

4. Pil KB
Pil KB atau kontrasepsi oral berisi bentuk sintetis dua hormon yang
diproduksi secara alami dalam tubuh: estrogen dan progesteron. Kedua
hormon tersebut mengatur siklus menstruasi wanita. Pil KB bekerja dengan
dua cara. Pertama, menghentikan ovulasi (mencegah ovarium mengeluarkan

7
sel telur). Kedua, mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga menghambat
pergerakan sperma ke rahim.
Pil KB sangat bisa diandalkan (efektivitasnya mencapai 99%). Pil KB juga
memberikan kendali di tangan wanita untuk mencegah kehamilan.
Kekurangan Pil KB adalah tidak melindungi terhadap PMS, harus diambil
setiap hari sesuai jadwal (tidak boleh terlewatkan barang sehari pun agar
efektif), dan menambah hormon sehingga meningkatkan risiko trombosis,
penambahan berat badan, sakit kepala, mual dan efek samping lainnya. Pil KB
tidak boleh diambil oleh wanita dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti
diabetes, penyakit liver, dan penyakit jantung.

5. Susuk (Implan)
Susuk KB adalah batang kecil berisi hormon yang ditempatkan di bawah
kulit di bagian lengan wanita. Batang itu terbuat dari plastik lentur dan hanya
seukuran korek api. Susuk KB terus-menerus melepaskan sejumlah kecil
hormon seperti pada pil KB selama tiga tahun. Selama jangka waktu itu Anda
tidak perlu memikirkan kontrasepsi. Bila Anda menginginkan anak, susuk KB
dapat dicopot kapan pun dan Anda pun akan kembali subur setelah satu bulan.
Biaya murah dan pemakaian yang tidak merepotkan adalah keunggulan lain
susuk KB. Kekurangannya, menyebabkan sakit kepala dan jerawat pada
beberapa wanita, tidak melindungi terhadap PMS dan sekitar 20% wanita
tidak lagi mendapatkan haid atau haidnya menjadi tidak teratur.

6. Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik atau injeksi adalah suntikan hormon yang mencegah
kehamilan. Setiap tiga bulan sekali Anda mendapatkan suntikan baru. Selama
periode tersebut, menstruasi Anda normal. Keunggulan kontrasepsi suntik
adalah keandalannya yang setara dengan pil KB atau susuk dan Anda hanya
perlu memikirkan kontrasepsi setiap 3 bulan sekali. Kelemahannya, Anda
tidak terlindungi terhadap PMS dan mendapatkan hormon. Anda juga tidak

8
bisa menghentikannya tiba-tiba karena hormon selama tiga bulan tetap aktif di
dalam tubuh. Anda mungkin perlu waktu lama untuk subur kembali.

7. AKDR (IUD)
ADKR (alat kontrasepsi dalam rahim/Intrauterine divice) atau dalam
bahasa populernya disebut spiral adalah alat kontrasepsi kecil yang
ditempatkan dalam rahim wanita. Ada dua jenis AKDR: AKDR tembaga yang
terbuat dari plastik kecil dengan tembaga meliliti batangnya dan AKDR
progestogen yang berbentuk T kecil dengan silinder berisi progestogen di
sekeliling batangnya.
Walaupun telah digunakan lebih dari 30 tahun untuk mencegah kehamilan,
cara kerja AKDR masih belum sepenuhnya dipahami. AKDR memengaruhi
gerakan dan kelangsungan hidup sperma dalam rahim sehingga mereka tidak
dapat mencapai sel telur untuk membuahi. AKDR juga mengubah lapisan
rahim (endometrium) sehingga tidak cocok untuk kehamilan dan
perkembangan embrio janin. Efektivitas AKDR adalah 98%, hampir sama
dengan pil KB.
Keunggulan AKDR adalah berjangka panjang (minimal lima tahun),
mudah mempertahankan (Anda tidak mungkin lupa menggunakannya), lebih
murah dibandingkan kontrasepsi lain (lebih mahal pada awalnya, tetapi lebih
murah dalam jangka panjang) dan jika Anda ingin hamil, kesuburan Anda
dapat dikembalikan dengan cepat setelah Anda melepaskannya. AKDR
progestogen memiliki manfaat tambahan mengurangi perdarahan haid.
Kekurangan AKDR adalah bila gagal dan wanita menjadi hamil, perangkat ini
harus dibuang sesegera mungkin karena meningkatkan risiko keguguran.
Selain itu, ada risiko kecil infeksi setelah pemasangan AKDR, kehamilan
ektopik dan berbagai efek samping seperti menstruasi tidak teratur, vagina
kering, sakit kepala, mual dan jerawat.

9
8. Sterilisasi
Sterilisasi adalah kontrasepsi yang paling efektif. Pada sterilisasi pria
(vasektomi), vas deferens ditutup sehingga tidak ada sperma yang keluar,
meskipun tetap ejakulasi. Pada sterilisasi wanita (tubektomi), saluran tuba
falopi ditutup sehingga sel telur tidak keluar.
Keuntungan sterilisasi adalah Anda tidak akan perlu memikirkan
kontrasepsi selamanya. Kekurangannya, sifatnya permanen (tidak bisa
dibatalkan), tidak memberikan perlindungan terhadap PMS, dan memerlukan
operasi mayor. Perlu diingat bahwa tidak ada kontrasepsi yang 100% efektif.
Masih ada 1% kemungkinan kehamilan pasca sterilisasi, bahkan bertahun-
tahun setelah operasi dilakukan.

D. KB yang Diperbolehkan
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan
olehُsyara’ُantaraُlain,ُmenggunakanُpil,ُsuntikan,ُspiral,ُkondom,ُdiafragma,ُ
tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa
sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak
dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

) ‫ فلم ينهها (رواه مسلم‬.‫ م‬.‫كنا نعزل على عهد وسول هللا ص‬

Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak
melarangnya

E. KB yang Dilarang
Ada juga cara pencegahan kehamilanُ yangُ dilarangُ olehُ syara’,ُ yaituُ
dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan . Cara-cara
yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini
tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk
menghasilkan keturunan.

10
F. Aborsi

Dr. Abdurrahman Al Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi Adakah


Dalam Islam halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan
sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah setelah
ditiupkannya ruh, yaitu setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan, maka semua
ulama ahli fiqih (fuqoha) sepakat akan keharamannya. Tetapi para ulama fiqih
berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya ruh. Sebagian
memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya.
Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara
lain Muhammad Ramli (w. 1596 M) dalam kitabnya An Nihayah dengan alasan
karena belum ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang memandangnya
makruh, dengan alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan.
Yang mengharamkan aborsi sebelum peniupan ruh antara lain Ibnu
Hajar (w. 1567 M) dalam kitabnya At Tuhfah dan Al Ghazali dalam
kitabnya Ihya` Ulumiddin. Bahkan Mahmud Syaltut, mantan Rektor Universitas
Al Azhar Mesir berpendapat bahwa sejak bertemunya sel sperma dengan ovum
(sel telur) maka aborsi adalah haram, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan
yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru
yang bernyawa yang bernama manusia yang harus dihormati dan dilindungi
eksistensinya. Akan makin jahat dan besar dosanya, jika aborsi dilakukan setelah
janin bernyawa, dan akan lebih besar lagi dosanya kalau bayi yang baru lahir dari
kandungan sampai dibuang atau dibunuh (Masjfuk Zuhdi, 1993, Masail Fiqhiyah
Kapita Selekta Hukum Islam, halaman 81; M. Ali Hasan, 1995, Masail Fiqhiyah
Al Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam, halaman
57; Cholil Uman, 1994, Agama Menjawab Tentang Berbagai Masalah Abad
Modern, halaman 91-93; Mahjuddin, 1990, Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus
Yang Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini, halaman 77-79).

Pendapat yang disepakati fuqoha, yaitu bahwa haram hukumnya melakukan


aborsi setelah ditiupkannya ruh (empat bulan), didasarkan pada kenyataan bahwa

11
peniupan ruh terjadi setelah 4 (empat) bulan masa kehamilan. Abdullah bin
Mas’udُberkataُbahwaُRasulullahُSawُtelahُbersabda:

“Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu


selamaُ40ُhariُdalamُbentukُ‘nuthfah’,ُkemudianُdalamُbentukُ‘alaqah’ُselamaُ
itu pula,ُkemudianُdalamُbentukُ‘mudghah’ُselamaُituُpula,ُkemudianُditiupkanُ
ruh kepadanya.” [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi].

Maka dari itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan adalah haram,
karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa. Dan ini termasuk dalam
kategori pembunuhan yang keharamannya antara lain didasarkan pada dalil-dalil
syar’iُberikut.ُFirmanُAllahُSWT:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan. Kami


akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu.”ُ(Qs. al-An’aam [6]:
151).

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut miskin. Kami
akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu.”ُ (Qs. al-Isra` [17]:
31).

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya) melainkan dengan (alasan) yang benar (menurut syara’).”ُ
(Qs. al-Isra` [17]: 33).

Berdasarkan dalil-dalil ini maka aborsi adalah haram pada kandungan


yang bernyawa atau telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan demikian
berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan
Islam.

Baghdadi (1998),ُ hukumُ syara’ُ yangُ lebihُ rajihُ (kuat)ُ adalahُ sebagaiُ
berikut. Jika aborsi dilakukan setelah 40 (empat puluh) hari, atau 42 (empat
puluh dua) hari dari usia kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan
janin, maka hukumnya haram. Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum

12
keharaman aborsi setelah peniu¬pan ruh ke dalam janin. Sedangkan
pengguguran kandungan yang usianya belum mencapai 40 hari, maka
hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa.

Dalilُsyar’i yang menunjukkan bahwa aborsi haram bila usia janin 40 hari
atau 40 malam adalah hadits Nabi Saw berikut:

caya menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan


mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti
ini, dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan
jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh
ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT:

“Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-


olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”ُ(Qs. al-Maa’idah
[5]: 32) .

Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya
pengobatan. Sedangkan Rasulullah Saw telah memerintahkan umatnya untuk
berobat. Rasulullah Saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia


ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian!”ُ[HR. Ahmad].

Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan sel


telur dengan sel sperma dengan alasan karena sudah ada kehidupan pada
kandungan , adalah pendapat yang tidak kuat. Sebab kehidupan sebenarnya
tidak hanya wujud setelah pertemuan sel telur dengan sel sperma, tetapi
bahkan dalam sel sperma itu sendiri sudah ada kehidupan, begitu pula dalam
sel telur, meski kedua sel itu belum bertemu. Kehidupan (al hayah)
menurut Ghanim Abduh dalam kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al
Marksiyah (1963)ُ halamanُ 85ُ adalahُ “sesuatu yang ada pada organisme
hidup.”ُ (asy syai` al qa`im fi al ka`in al hayyi). Ciri-ciri adanya kehidupan
adalah adanya pertumbuhan, gerak, iritabilita, membutuhkan nutrisi,

13
perkembangbiakan, dan sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini, maka
dalam sel telur dan sel sperma (yang masih baik, belum rusak) sebenarnya
sudah terdapat kehidupan, sebab jika dalam sel sperma dan sel telur tidak ada
kehidupan, niscaya tidak akan dapat terjadi pembuahan sel telur oleh sel
sperma. Jadi, kehidupan (al hayah) sebenarnya terdapat dalam sel telur dan sel
sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan hanya ada setelah pembuahan.

Berdasarkan penjelasan ini, maka pendapat yang mengharamkan aborsi


setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya
kehidupan, adalah pendapat yang lemah, sebab tidak didasarkan pada
pemahaman fakta yang tepat akan pengertian kehidupan (al hayah). Pendapat
tersebut secara implisit menyatakan bahwa sebelum terjadinya pertemuan sel
telur dan sel sperma, berarti tidak ada kehidupan pada sel telur dan sel sperma.
Padahal faktanya tidak demikian. Andaikata katakanlah pendapat itu diterima,
niscaya segala sesuatu aktivitas yang menghilangkan kehidupan adalah haram,
termasukُ ‘azl.ُ Sebabُ dalamُ aktivitasُ ‘azlُ terdapatُ upayaُ untukُ mencegahُ
terjadinya kehidupan, yaitu maksudnya kehidupan pada sel sperma dan sel
telurُ (sebelumُ bertemu).ُ Padahalُ ‘azlُ telahُ dibolehkan oleh Rasulullah Saw.
Dengan kata lain, pendapat yang menyatakan haramnya aborsi setelah
pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan,
akan bertentangan dengan hadits-haditsُyangُmembolehkanُ‘azl.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan


oleh syara’ُantaraُlain,ُmenggunakanُpil,ُsuntikan,ُspiral,ُkondom,ُdiafragma,ُ
tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa
sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak
dipermasalahkan hukumnya.

Adaُ jugaُ caraُ pencegahanُ kehamilanُ yangُ dilarangُ olehُ syara’,ُ yaituُ
dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan . Cara-cara
yang termasuk kategori ini antara lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini
tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk
menghasilkan keturunan.
B. Saran

Bagi Institusi : Agar dapat menambah referensi buku terutama mengenai


Pandangan Islam Terhadapa Keluarga Berncana agar memudahkan mahasiswa
mendapatkan sumber rujukan sehingga mampu memberikan wawasan yang
luas kepada mahasiswa.
Bagi Mahasiswa: Agar bisa memanfaatkan makalah ini sebagai media
pembelajaran dan selalu mengembangkan ilmu dalam pelayanan kebidanan
khususnya demi meningkatnya kualitas pelayanan dalam kebidanan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Umran, Prof. (1997). Islam dan KB. Jakarta: PT Lentera Basritama.
Chuzamah, T. Yangro, Dr. H. dkk. (2002), Problematika Hukum Islam
Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus.
Hasan, M. Ali. (1997). Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Masjfuk Zuhdi, Prof. Drs.. (1997). Masail Fiqhiyah. Jakarta:PT Toko Gunung
Agung.
Mohsin Ebrahim, Abul Fadl. (1997). Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi
Kemandulan. Bandung: Mizan.
Zuhdi, H. Masyfuk. Masailul Fiqh. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. 2006
Yusuf Qordhowi, Syekh Muhammad.2003. Halal Dan Haram Dalam Islam.
Surabaya: PT. Bina Ilmu.

16

Anda mungkin juga menyukai