Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

CUT FARA FAJRINA ZUHRIATI


ZAHARA NURAIDA
NAZARIAH ASMAIDAR
ELLY FITRIANI HABSAH
ULVA RISYKHA RAUZAH
AGUS MAURITA
Total dari 5 jurnal yang di review mengenai
Pengaruh Kemajuan Teknologi Kesehatan
Terhadap Deteksi Dini Resiko Tinggi dalam
Kehamilan menunjukkan bahwa kemajuan
teknologi mampu mendeteksi resiko kehamilan,
dimana para ibu hamil dapat dengan mudah
memperoleh informasi dan mengontrol
kehamilannya.
Kurangnya informasi tentang kesehatan
kehamilan dan kurangnya kesadaran ibu hamil
untuk melakukan control atau kunjungan
kehamilan ke Dokter atau Bidan mengakibatkan
ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-
tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Faktor resiko
pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua,
banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya
adalah keadaan yang secara tidak langsung
menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu
hamil.
Penelitian Apriani & Qodir (2014) yang
dilakukan di Batam, melakukan perancangan
aplikasi kehamilan berbasis android. Aplikasi
Kunjungan Kehamilan Berbasis Android adalah
suatu bentuk aplikasi yang berisi tentang jadwal
kunjungan kehamilan dan informasi tentang
kesehatan ibu hamil. Aplikasi ini membantu ibu
hamil untuk mengontrol kunjungan kehamilan
dengan menggunakan smartphone dengan OS
android.
Penelitian Wulandari & Susanto (2018) yang
dilakukan di Semarang, menghasilkan sistem deteksi
tingkat tinggi resiko kehamilan dengan
mengkombinasikan metode Fuzzy Mamdani dan
metode Simple Additive Wighting (SAW). Upaya yang
dilakukan dengan pengembangan model
pemrograman komputer dengan pendekatan
algoritma tertentu yang menghasilkan sebuah
aplikasi. Aplikasi komputer yang dapat dioperasikan
oleh tenaga kesehatan di level primer ini sangat
dibutuhkan untuk membantu dalam mendeteksi
risiko kehamilan dan persalinan.
Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan
terutama dalam penyampaian Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) masih menjadi
kendala dalam pelayanan kesehatan, sehingga
diperlukan strategi alternatif massal sebagai
sarana komunikasi efektif agar masyarakat
mudah menjangkau dan memahami kondisi
kesehatan sehingga mampu mengetahui gejala
sedini mungkin yaitu melalui pemanfaatan telepon
seluler (mobile phone).
Penelitian Elliana & Kurniawan (2015) yang
dilakukan di Semarang, menerapkan model SMS
gateway sebagai media promosi kesehatan.
Penyuluhan kesehatan melalui SMS gateway ini
diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap
perilaku masyarakat, materi yang sesuai sasaran dan
alat bantu akan membantu kelancaran hasil yang
lebih baik, berinteraksi secara kontinu serta adanya
paparan media pada media cetak maupun
elektronik, sehingga memberikan respon positif
maupun negatif pada seseorang yang bisa
mempengaruhi tingkat pengetahuan.
Valerian, Kemara, dan Megadhana
(2013) menjelaskan tatalaksana infeksi HIV
dalam kehamilan. Di negara berkembang,
lebih dari 10 juta wanita hamil hidup dengan
HIV/AIDS. Sebanyak 80% kasus disebabkan
oleh hubungan heteroseksual, 20% akibat
terkontaminasi jarum suntik dan sisanya
melalui transfusi darah dan transmisi
perinatal. Frekuensi rata-rata transmisi
vertikal dari ibu ke anak dengan infeksi HIV
mencapai 25-30%.
ACOG merekomendasikan wanita
berumur 19-64 tahun untuk melakukan
skrining HIV secara rutin, khususnya wanita
yang beresiko. HAART adalah kemoterapi
antivirus yang disarankan oleh WHO untuk
ibu hamil sebagai pengobatan utama HIV
selama masa kehamilan dan postpartum.
Pemilihan cara persalinan dengan seksio
sesaria terbukti dapat menurunkan prevalensi
transmisi HIV dari ibu ke anak. Pemilihan
susu formula dibandingkan ASI terbukti
dapat menurunkan transisi HIV dari
ibu ke anak.

ACOG : American Congress of Obstetrics and Gynecology


HAART : Highly Active Anti-Retroviral Therapy
Penelitian Indriani, Rhardjo, & Tjahjono (2018)
meneliti tentang kehamilan dengan katup jantung prostetik
mekanik dan penggunaan antikoagulan. Kehamilan pada
wanita dengan katub jantung prostetik merupakan hal yang
sangat beresiko bagi ibu dan janin. Manajemen yang baik
dengan membentuk tim yang terdiri dari bagian obstetri-
ginekologi, anak, kardiologi, paru, dan anestesi. Dilakukan
monitoring menggunakan USG pada trimester I, pada
trimester II dan III dilakukan pemeriksaan USG dan KTG.
Jika selama kehamilan didapatkan suatu indikasi obstetri
harus dilakukan terminasi kehamilan segera, sebaiknya
dengan back-up ruangan Cardiovascular Care Unit (CVCU)
selama 24 jam setelah tindakan terminasi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
kemajuan teknologi memiliki kontribusi besar
dalam mendeteksi resiko tinggi dalam
kehamilan dengan dukungan tenaga
kesehatan yang mendampingi setiap langkah
ibu hamil. Dengan adanya kemajuan teknologi
kesehatan diharapkan mampu membantu ibu
hamil dalam menangani masalah atau
kesulitan dan mendeteksi resiko kehamilan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai