Kota Semarang
Abstrak
WHO memperkirakan 500.000 Ibu meninggal setiap tahunnya sebagai akibat
langsung dari gangguan dan penyulit kehamilan. Berdasarkan survei SDKI tahun
2012, AKI di Indonesia mencapai 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI
kota Semarang tahun 2013 adalah 29 kasus dari 26.547 jumlah KH atau 109,2 per
100.000 KH, yang antara lain 24 kasus masa nifas , 0 kasus persalinan, 5 kasus masa
hamil. Masalah penelitian adalah bagaimana perbedaan pengetahuan dan persepsi ibu
hamil terhadap penerapan Model SMS Gateway sebagai media promosi kesehatan.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan persepsi ibu
hamil terhadap penerapan Model SMS Gateway sebagai media promosi kesehatan.
Rancangan penelitian quasi eksperimental one group prepost test design. Populasi
penelitian adalah seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota
Semarang sejumlah 747 ibu hamil. Sampel sebanyak 89 responden, dengan
menggunakan random sampling. Analisis pre dan post tes dilakukan dengan Uji
paired samplest-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pengetahuan
responden antara sebelum dan sesudah intervensi sms gateway tentang tanda bahaya
kehamilan dan ada perbedaan persepsi responden sebelum dan sesudah terhadap
media promkes sms gateway.
Abstract
WHO estimates that each year 500,000 mother died as a direct result of the disorder
and pregnancy complications. Based on a survey of 2012 IDHS, MMR in Indonesia
reached 359 deaths per 100,000 live births. AKI Semarang in 2013 was 29 cases of
26. 547 number or 109.2 per 100,000 KH, which include 24 cases of post partum, 0
cases of childbirth, 5 cases of pregnancy. The research problem is how differences in
knowledge and perceptions of pregnant women to the application of Model SMS
Gateway as a promotional medium health. Tujuan this study to determine differences
in knowledge and perceptions of pregnant womento the SMS Gateway application
model for promoting health. Quasi-experimental research design onegroup prepost
test design. The study population was all pregnant women in Gunung Pati, Semarang
a number of 747 pregnant mothers. A sample of 89 respondents, using random
sampling. Analysis of pre- and post-tests were performed with a paired test-test
samplest The results revealed that there were differences between the respondents'
knowledge before and after the intervention sms gateway on danger signs of
pregnancy and there is no difference before and after the respondent's perception of
the media pomotion o health sms gateway.
Keywords: Pregnant women, health promotion media, SMS
Pendahuluan Health Organization (WHO),
Badan Kesehatan Dunia, World memperkirakan 500.000 Ibu meninggal setiap
tahunnya sebagai akibat langsung dari kegagalan jantung, shock atau infeksi
gangguan dan penyulit kehamilan. Angka akibat rendahnya daya tahan tubuh. Hal ini
ini muncul mayoritas dari negara- negara juga mempengaruhi petumbuhan janin
berkembang (Hapsari, 2010). bahkan menimbulkan berat bayi lahir
Angka kematian ibu (AKI) rendah (BBLR) sebesar 11,5% . Kurangnya
mencapai sekitar 600 per 100.000 kelahiran asupan gizi dan kalori selama trimester I
hidup. Berdasarkan survei SDKI tahun menyebabkan hiperemesisgravidarum,
2012, AKI di Indonesia mencapai 359 kelahiranprematur (BBLR), kematian janin,
kematian per 100.000 kelahiran hidup. keguguran dan kelainan pada sistem saraf
Jumlah ini meningkat dibanding data SDKI pusat, sedangkan pada trimester II dan III
tahun 2007 yang besarnya 228 kematian, berpengaruh terhadap tumbuh kembang
dan masih merupakan yang tertinggi di janin selama dalam kandungan (Emilia,
Asia (Depkes RI, 2013). 2008). Selain itu kekurangan mineral
Data dari Dinas Kesehatan Kota selama kehamilan seperti Iodium dapat
Semarang tahun 2013, AKI kota Semarang meningkatkan resiko keguguran sedangkan
29 kasus dari 26.547 jumlah KH atau 109,2 Kalsium berpengaruh terhadap tekanan
per 100.000 KH, yang antara lain 24 kasus darah tinggi (eklampsi) (Marx, 2005).
masa nifas , 0 kasus persalinan, 5 kasus Pengaruh adat istiadat yang masih kuat
masa hamil. Penyebabnya eklampsi membudaya di masyarakat, terkadang tidak
45,10%, perdarahan 23,2%, penyakit sesuai dengan aturan-aturan kesehatan,
21,9%, lain-lain 6,2%, infeksi 3,6% (DKK seperti adanya larangan terhadap Ibu agar
Semarang, 2013). jangan makan terlalu banyak asar hamil
Penyebab kematian Ibu terjadi atau ―pantang makan‖, karena akan
akibat komplikasi langsung obstetri sebesar berdampak sulitnya melahirkan merupakan
80%, terutama pendarahan (25%), infeksi mitos negatif, yang perlu mendapat
atau sepsis (15%), aborsi tidak aman perhatian. Penyebab lain yang menjadi
(13%), praeklampsia dan eklampsia (12%), dasar juga berpengaruh terhadap kematian
serta partus lama atau partus macet (8%) Ibu, antara lain lokasi tersebar pada
sisanya 20% kematian ibu terjadi secara geografis sulit terjangkau tenaga kesehatan
tidak langsung seperti anemia, kurang menjadi kendala dalam melakukan promosi
energi kronik (KEK), malaria dan penyakit dan pelayanan kesehatan berkaitan pada Ibu
jantung. Ibu hamil termasuk kelompok dan anak (Depkes RI, 2012).
rawan gizi. Menurut data Riset Kesehatan Pengetahuan atau kognitif
Dasar tahun 2007 terdapat 40,1% ibu hamil merupakan faktor penting dalam
yang kekurangan gizi dan 27,7% terjadi terbentuknya perilaku, jika Ibu hamil
Anemia gizi besi (AGB). Kematian ibu memiliki pengetahuan tentang gangguan
akibat anemia dihubungkan dengan dan penyulit kehamilan, maka
memungkinkan berperilaku menjaga,
mencegah, menghindari atau mengatasi
resiko terjadinya komplikasi (Alisjabana,
2011). Kesenjangan status sosial ekonomi
dan rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan terbatasnya kesadaran dan
pemahaman Ibu untuk merawat serta melalui pemanfaatan telepon seluler
menjaga kehamilannya, kebanyakan masih (mobilephone) (Gold, 2010).
memanfaatkan tenaga dukun kampung Peluang penggunaan teknologi
untuk memeriksakan kesehatan, meskipun mobile seluler (mHealth) sebagai strategi
sudah tersedia pelayanan kesehatan di promosi kesehatan diharapkan mampu
setiap desa (Anggoro, 2009). memfasilitasi penyampaian informasi lebih
Pengembangan media promosi kesehatan dekat, menjangkau individu sehat tetapi
dalam manajemen pencegahan penyakit tidak teratur kontak ke pelayanan
sudah banyak dilakukan. Akan tetapi kesehatan. Penggunaan seluler di Indonesia
pemberian informasi khusus pada ibu hamil penetrasinya kurang lebih 140 juta atau
masih sedikit dilakukan. Penekanan 58% dari jumlah penduduk Indonesia.
promosi kesehatan terletak pada upaya Model ini sudah memberikan dampak
pendidikan kesehatan melalui media koran, positif, seperti SMS reminder pada TB,
radio, televisi, leaflet, majalah, poster, malaria dan motivasi berhenti merokok.
brosur dan lainnya (Fitriani, 2011). Namun Namun masih sedikit melihat dampaknya
media ini masih terbatas penggunaannya. terhadap kesehatan ibu hamil. Menurut data
Peningkatan kapasitas pengetahuan Ibu Balitbang SDM Kementrian komunikasi
melalui pendidikan kesehatan baik secara dan Informasi proporsi penduduk yang
langsung maupun tidak langsung penting memiliki telepon seluler semakin
dilakukan. Meskipun dukungan tenaga meningkat dari tahun 2004 sebesar 14,79%,
kesehatan sudah memberikan pelayanan menjadi 82,41% pada tahun 2009.
konseling pada ibu hamil saat pemeriksaan Fleksibilitas dan aksesibilitas yang tinggi
ANC (Antenatalcare), namun tidak menjadi pendukung pentingnya
menjangkau kelompok ibu hamil masih pemanfaatan telepon seluler dalam
rendah kesadarannya untuk melakukan meningkatkan kesehatan masyarakat,
pemeriksaan kesehatan. Terbatasnya khususnya pada Ibu hamil (Norlita wiwik,
jumlah tenaga kesehatan terutama dalam 2005).. Secara umum, tujuan penelitian ini
penyampaian komunikasi informasi dan adalah untuk melihat bagaimana penerapan
edukasi (KIE) masih menjadi kendala SMS Gateway sebagai media promosi
dalam pelayanan kesehatan, sehingga kesehatan ibu hamil di Kota Semarang.
diperlukan strategi alternatif massal sebagai
sarana komunikasi efektif yang berpotensi Metode
untuk memberikan informasi kesehatan Penelitian ini menggunakan
kepada masyarakat pada geografis sulit Rancangan penelitian quasi eksperimental
sehingga mampu menjangkau dan one group prepost test design (Sugiyono,
mempengaruhi serta memotivasi dirinya 2006). Penelitian ini dilakukan di 11 desa
agar maubelajar dan memahami kondisi di wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota
kesehatan sehingga mampu untuk Semarang. Subjek penelitian yaitu Ibu
mengetahui gejala sedini mungkin yaitu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan
Gunung Pati Kota Semarang dengan jumlah
populasi sebanyak 747 ibu hamil. Dengan
sample 89 ibu hamil dengan tehnik random sampling. Instrumen penelitian pre-test dan
posttest menggunakan lembar kuesioner, A. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
perangkat Software SMS Gateway atau Univariat
reminder platform framework Gammu. 1. Karakteristik Responden
Modem yang digunakan tipe wavecom fast a. Umur Responden
track versi M1306B, SIMCard GSM dan Tabel 1 Umur responden
Personal komputer (PC). Penempatan No Umur Frekuensi Persentase
program ini di Fasilitas IT Akademi Responden (%)
Kebidanan ABDI HUSADA Semarang. 1. < 20 Tahun 4 4,5
2 20 - 35 Tahun 76 85,4
Program Intervensi menggunakan SMS 3. >35 tahun 9 10,1
gateway dirancang secara otomatis untuk Total 89 100
mengirimkan pesan singkat (SMS Gateway)
selama 1,5 bulan setiap hari pada semua Pada tabel 1 diatas bahwa
responden. Analisis persepsi ibu terhadap menunjukkan umur responden paling
media promosi berbasis SMS dilakukan banyak pada usia 20 - 35 tahun sebesar 76
secara deskriptif. Analisis pre dan post tes (85,4%) dan paling sedikit usia < 20 tahun
dilakukan dengan Uji paired samplest-test sebesar 4 orang (4,5%). Pada hasil tersebut
menggunakan program software statistik, untuk responden paling banyak di usia
dengan derajat kepercayaan 95%. Definisi reproduktif, Pada usia 21-35 tahun
operasional variabel pengetahuan resiko gangguan kesehatan pada ibu
responden tentang tanda bahaya kehamilan hamil paling rendah yaitu sekitar
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi 15%. Selain itu apabila dilihat dari
sms gateway dengan kategori baik >75 %, perkembangan kematangan, wanita
cukup 60%-75%, kurang: <60%, dan pada kelompok umur ini telah memiliki
variabel persepsi responden tentang media kematangan reproduksi, emosional
penyuluhan sms gateway sebelum dan maupun aspek sosial. Meskipun pada
sesudah dilakukan intervensi sms gateway saat ini beberapa wanita di usia 21
dengan kategori positip skor berdistribusi tahun menunda pernikahan karena
normal negatip skor berdistribusi tidak belum meletakan prioritas utama pada
normal kehidupan baru tersebut. Pada
umumnya usia ini merupakan usia
Hasil dan Pembahasan yang ideal untuk anda hamil dan
Penelitian ini menggunakan design melahirkan untuk menekan resiko
―One Group Design Pretest-Postest‖ untuk gangguan kesehatan baik pada ibu dan
mengetahui perbedaan pengetahuan dan juga janin. Selain itu sebuah ahli
persepsi responden mengenai media mengatakan wanita pada usia 24
penyuluhan sms gateway sebelum dan tahun mengalami puncak kesuburan
sesudah intervensi sms gateway di wilayah dan pada usia selanjutnya mengalami
puskesmas kecamatan gunung pati kota penurunan kesuburan akan tetapi
Semarang sebanyak 89 ibu hamil. masih bisa hamil.
b. Pekerjaan Responden d. Gravida Responden
Tabel 2 Pekerjaan Responden Tabel 4 Gravida Responden
No Pekerjaan Frekuensi Persentase No Gravida Frekuensi Persentase
Responden (%) Responden (%)
1. Karyawati 7 7,9 1. Primigravida 32 36
2. Wiraswasta 25 28 2. Multigravida 57 64
3. PNS 2 2,3 Total 89 100
4. Lainnya 55 61,8
Total 89 100
responden adalah multigravida sebesar 57
Pada tabel 2 diatas bahwa orang (64%),dibandingkan dengan yang
menunjukkan pekerjaan responden paling primigravida 32 (36%).
banyak mempunyai pekerjaan wiraswasta e. Umur Kehamilan Responden
sebesar 25 orang (28%). Tabel 5 Umur Kehamilan (UK) Responden
c. Pendidikan Terakhir Respnoden No UK Responden Frekuensi Persentase
(%)
Tabel 3 Pendidikan Responden 1. <12 5 5,6
No Pendidikan Frekuensi Persentase 2. 12 – 28 48 54
Terakhir (%) 3. 29 – 40 36 40,4
Responden Total 89 100
1. SD 7 7,9 Pada tabel 5 paling banyak Umur
2. SLTP 21 23,6
3. SMA 45 50,6 Kehamilan (UK) Responden adalah 12 - 28
4. PT 16 17,9 sebesar 48 orang (54%),dibandingkan
Total 89 100 dengan yang UK 29 - 40 sebanyak 36
orang (40,4%) dan UK <12 sebanyak 5
Pada tabel 3 paling banyak pendidikan orang (5,6%)
responden adalah SMA sebesar 45 orang f. Pengetahuan Responden
(50,6%), Tabel 6 Pengetahuan Responden Tentang
Tanda Bahaya Kehamilan Sebelum
Dilakukan Intervensi SMS Gateway
Menurut Notoatmojo (2007) bahwa tingkat No Pengetahuan Frekuensi Persentase
pendidikan seseorang akan berpengaruh Responden (%)
dalam memberi respon terhadap sesuatu 1. Kurang 32 35,9
2. Cukup 38 42,8
yang datang dari luar, seseorang dengan 3. Baik 19 21,3
pendidikan tinggi akan memberikan respon Total 89 100
yang lebih rasional terhadap informasi yang
akan datang dan akan berpikir sejauh mana Pada tabel 6 menunjukkan bahwa
keuntungan yang mungkin mereka peroleh yang paling banyak responden masih
dari gagasan tersebut. kategori cukup pengetahuannya tentang
tanda bahaya kehamilan sebelum dilakukan
Intervensi SMS Gateway sebanyak 38
orang (42,8%), pengetahuan kurang
sebanyak 32 orang (35,9%) dan
berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (34,8%) tehadap media sms gateway
( 21,3%). sebelum dilakukan intervensi sms gateway.
Tabel 7 Pengetahuan Responden Tentang Tabel 9 Persepsi Responden Tentang
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Sesudah media penyuluhan SMS Gateway sesudah
Dilakukan Intervensi SMS Gateway Dilakukan intervensi SMS Gateway
No Pengetahuan Frekuensi Persentase No Persepsi Frekuensi Persentase
Responden (%) Responden (%)
1. Kurang 1 1,1 1. Positip 73 82
2. Cukup 30 33,7 2. Negatip 16 18
3. Baik 58 65,2 Total 89 100
Total 89 100
p-value Distribusi
Data
Sebelum 0.000 Tidak
Jadi dapat diartikan bahwa ada beda rata-
rata antara nilai persepsi sebelum
dilakukan intervensi sms gateway dengan
sesudah dilakukan intervensi tentang media
promkes sms gateway, sehingga bisa
Berdasarkan tabel 12 bahwa
dikatakan bahwa ada perbedaan persepsi
menunjukkan hasil olahan data
responden antara intervensi sms gateway
berdistribusi tidak normal, karena pada p-
sebelum dan sesudah tentang media
value sebelum dilakukan intervensi sms
promkes sms gateway.
gateway sebesar 0.000 (<0,05) dan sesudah
Dengan ada perbedaan persepsi
dilakukan intervensi sms gateway nilai p-
responden sebelum dan sesudah intervensi
value 0,000 (<0,05) sehingga untuk
sms gateway, menurut Dewi (2010)
mengetahui perbedaan Persepsi terhadap
persepsi bisa dipengaruhi beberapa faktor
media promkes sms gateway sebelum dan
karena persepsi merupakan reaksi yang
sesudahnya digunakan uji Wilcoxon.
bersifat emosional terhadap stimulus sosial,
Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 13
sehingga masih bisa bersifat tertutup, selain
sebagai berikut:
itu faktor pengalaman pribadi pun bisa
Tabel 13 Uji Statistik Perbedaan Persepsi responden
mempengaruhi dimana apa yang telah dan
terhadap media promkes sms gateway Sebelum Dan
sedang alami akan ikut membentuk
Sesudah intervensi sms gateway di Wilayah Puskesmas
sehingga mempengaruhi stimulus sosial,
Gunung Pati Kota Semarang
juga faktor pengaruh orang lain karena
mungkin menganggap keluarga sangat
N
andil dalam mempengaruhi persepsi pada
Intervensi Mean Koefisien p-
sms rank Z value ibu hamil yang mudah berubah-ubah, selain
gateway pengaruh orang lain adalah media massa
Sebelum 89 10,50 -2.042 0.026 (informasi) dalam menyajikan berita masih
Sesudah 89 12,71
bersifat membingungkan bagi responden.
Berdasarkan tabel 13 diperoleh
Dan juga persepsi yang tidak
hasil nilai koefisien Z sebesar -2.042 dan
konsisten pada ibu hamil antara pernyataan
Asym.Sig (nilai p) sebesar 0.026. Hal ini
persepsi, yang mudah berubah-ubah
menunjukkan bahwa nilai Asym.Sig (nilai
mengenai respon terhadap objek sikap
p) < 0,05 maka hasilnya bahwa Ho ditolak.
tersebut. Atau mungkin dari beberapa
responden masih sulit menginterpretasikan
fenomena situasi sosial.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada
penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Ada perbedaan pengetahuan secara
signifikan sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi sms gateway pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota
Semarang dengan nilai asymp sign 0,038 (p < 0.05)
2. Ada perbedaan persepsi secara signifikan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi sms gateway
pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang dengan nilai asymp sign 0,026
(p < 0.05)
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana AS. 2011. Laporan pencapaian tujuan pembangunan Milenium di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bapan Perencana Pembangunan
Nasional (BAPPENAS), p. 15–127
Anggoro. 2009. Dukun Bayi dalam Persalinan oleh Masyarakat di Indonesia. Makalah
Kesehatan (internet). Available from Journal UI.ac.ic/health/article. 13(1) 9-14
Depkes.2012. Risesdas tahun 2012 .
Jakarta: Depkes
Depkes RI.2013. Profil Kesehatan Indonesia .Jakarta: Depkes
Dewi Wd. 2010. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika
DKK. 2013. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2013. Semarang:
Dinkes Kota Semarang
Emilia. 2008. Promosi Kesehatan dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Pustaka Cendekia Press
Fitriani S. 2011. Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu, p. 83–8 Hapsari, Diah. 2010. Tingkat Pengetahuan
Ibi Primigravida tentang Tanda – tanda
Persalinan di RSU Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Vol. 6. Stikes Muhammadiyah
Gombong.
Marx A. 2005. The State of Food Insecurity in the World [Internet]. Eradicatin. Rome,
Italy: Fiat Panis (FAO);. Available from: http://www.fao.org/icatalog/inter- e.htm
Norlita Wiwik, Emilia Ova WAS.2005. Efektifivas metode simulasi dan metode
Brainstorming untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. Berita Kedokteran
Masyarakat: BKM/XXI/03:108– 1016
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
ABSTRAK
Semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, hal ini merupakan proses
fisiologis. Salah satu metode menanggulangi nyeri adalah dengan massage. Studi
yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukkan
bahwa 90% wanita merasakan manfaat relaksasi dan pijatan untuk meredakan nyeri.
Bidan sebagai penolong persalinan membutuhkan pengetahuan tentang metode
mengurangi nyeri persalinan. Tujuan dari penelitian mengetahui hubungan
pengetahuan bidan tentang teknik massage dengan minat penerapan metode massage
dalam mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting Ungaran. Desain penelitian
korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan di IBI Ranting Ungaran
dengan jumlah 100 orang. Sampel 100 bidan dengan teknik samplingaccidental
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan
uji fisher‖s exact. Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan responden tentang
teknik massage pada kategori baiksebanyak 26 responden (89,7%). Sebagian besar
responden berminat menerapkan metode massage dalam mengurangi nyeri
persalinan sebanyak 27 responden (93,1%).Tidak ada hubungan antara pengetahuan
bidan tentang teknik massage dengan minat penerapan metode massage dalam
mengurangi nyeri persalinan di IBI Ranting Ungaran (p 1,000) Saran bagi IBI
diharapkan ikut menfasilitasi bidan dalam meningkatkan pengetahuan tentang teknik
massage dalam mengurangi nyeri persalinan sehingga menambah ilmu yang berguna
bagi pelayanan bidan.
Ninik Christiani
Prodi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
anni_smg@yahoo.com
ABSTRAC
Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan oleh
faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Infertilitas dapat juga tidak diketahui
penyebabnya yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik. Masalah infertilitas
dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami-istri yang mengalaminya,
selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah
ekonomi maupun psikologis. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas
akan menjalani proses panjang dari evaluasi dan pengobatan, dimana proses ini dapat
menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas. Bertambahnya umur
sangat berpengaruh terhadap fertilitas seorang perempuan, namun pada laki-laki,
bertambahnya umur belum memberikan pengaruh yang jelas terhadap kesuburan.
Penelitian di Perancis melaporkan 65% perempuan berumur 25 tahun akan mengalami
kehamilan pada 6 bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan pada
akhir tahun pertama. Ini berarti jika terdapat 100 pasangan yang mencoba untuk
hamil, 40 pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15 pasangan tetap tidak
hamil setelah setahun. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun atau lebih peluang
kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85% pada tahun kedua. Kurang lebih
15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan setelah tahun ke-3 perkawinan.
METODE
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah literature review
yang membahas tentang hipnoterapi
pada klien infertilitas. Sumber untuk
melakukan tinjauan Literatur review ini
meliputi studi pencarian pada adalah
dengan menggunakan studi jurnal dari
ProQuest, Edmonton Jurnal, Ebsco Host,
Google schooler dan Pubmed sejumlah 7
jurnal yang diteliti pada tahun 2001
sampai dengan 2016. Jurnal penelitian
tersebut antara lain dilakukan di India,
Los Angeles, Norwegia, Atlanta dan
California. Penelitian dilakukan dengan
kualitatif dan kuantitatif dengan Quasi
eksperimen, studi kasus, studi
comparative dan Case Control. Penulisan
artikel ilmiah ini menggunakan
penulisan daftar pustaka Harvard.
HASIL
Berikut adalah hasil dari ekstraksi yang
dilakukan penulis dengan tema
―hipnoterapi sebagai
perpektif
komplementer dan pengobatan alternatif
untuk kasus infertil.
Tabel Ekstraksi Penelitian
17
MODEL FAMILY CENTERED MATERNITY CARE SEBAGAI STRATEGI
OPTIMALISASI COMPETENT MOTHERING
(Family centered maternity care model as the strategy to optimize competent mothering)
ABSTRAK
Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan
dengan negara ASEAN lainnya.Untuk persoalan tersebut perlu pemecahan dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi,
salah satunya dengan membangun model edukasi postnatal yang difokuskan pada ibu postpartum dengan melibatkan
keluarga sebagai dukungan sosial. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian partisipatif (kualitatif) dan
Participatory Action Research (PRA), dengan tujuan uji coba model edukasi postnatal secara komprehensif sekaligus
evaluasi dalam menyempurnakan model sehingga diperoleh model yang tepat. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan cara survei/observasi, wawancara, FGD, wawancara mendalam pada ibu postpartum dan keluarga
sejumlah 100 responden, maupun petugas kesehatan. Hasil: Penelitian yang dilakukan telah berhasil merumuskan model
edukasi postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Bayi. Model tersebut telah dilakukan ujicoba secara komprehensif baik terhadap ibu postpartum dan
keluarga serta terhadap petugas kesehatan dengan media modul dan booklet tentang perawatan diri ibu nifas dan perawatan
bayi baru lahir yang disesuaikan dengan tahapan masa postpartum. Terdapat pengaruh model edukasi postnatal dengan
pendekatan FCMC terhadap persepsi ibu nifas dan keluarga tentang perawatan diri pada masa immediately postpartum,
perawatan diri dan bayi baru lahir pada fase early postpartum dan fase late postpartum dengan nilai p masing-masing adalah
0,00 (α≤0,05). Selain itu juga didapatkan ada pengaruh sosialisasi model edukasi postnatal dengan pendekatan FCMC
terhadap persepsi petugas kesehatan dengan nilai p 0,00. Diskusi: Rekomendasi penelitian ini adalah model edukasi
postnatal melalui pendekatan FCMC sebagai strategi optimalisasi competent mothering dapat diterapkan sebagai salah satu
upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Kata Kunci: Model Edukasi Postnatal, FCMC, Competent Mothering.
ABSTRACT
Introduction: Indonesia’s rate of MMR and IMR remains high among other ASEAN countries. This issue needs to be
seriously addressed, particularly in dealing the mother-and-infant related problems, through developing the postnatal
education model which focuses on postpartum mother by involving family as the social support. Methods: This research
employed participative approach (qualitative) and Participatory Action Research (PRA), with the intention of conducting
the try-out to the postnatal education model comprehensively, as well as evaluating the perfection attempts to the model in
order to generate the fittest model. The data collection technique used in this research were survey/observation, interview,
FGD, in-depth interview for postpartum mothers and family (100 respondents), as well as healthcare extension agents.
Results: This research has successfully formulated the postnatal education model through FCMC approach as the
optimization of competent mothering strategy in lowering the infant and maternal mortality rate. This model has undergone
comprehensive trial to postpartum mothers and family as well as the healthcare extension agents by providing modules and
booklet concerning the treatment of postpartum mother and newly born infants in accordance with the postpartum stages.
The results also revealed that postnatal education model through the FCMC approach affected the perception of postpartum
mothers and their family regarding the self-care treatment during the immediately post partum period, the infant and self-
care treatment at the early and late postpartum stages as shown by the p value of 0,00 (α≤0.05). Furthermore, there was
also an impact of the extension attempt of postnatal education model through the FCMC towards the perception of the
healthcare extension agents with the p value of 0,00. Discussion: This research recommended that the postnatal education
model through family centered maternity care (FCMC) as the optimization of competent mothering is implemented as one of
the attempts in lowering the Maternal and Infant Mortality Rates, respectively.
18
adalah adanya anggapan masyarakat bahwa yang difokuskan pada ibu postpartum dengan
ibu post partum merupakan ibu yang sakit, melibatkan keluarga sebagai sosial support.
mobilisasinya dihambat, jenis makanannya Model ini memiliki keunggulan bahwa dalam
dibatasi, pemberian ASI colostrum dihambat mengoptimalkan pemahaman ibu tentang
sehingga kebutuhan ibu post partum peran dan fungsinya dalam beradaptasi secara
diprioritaskan untuk istirahat penuh. maternal dan perawatan bayi baru lahir,
Keterlibatan keluarga besar dalam perawatan keluarga ikut terlibat aktif dalam upaya
bayi sejauh ini disalah artikan, dimana tersebut. Dampak dari peningkatan
perawatan bayi diserahkan pada anggota pemahaman ibu postpartum tersebut ibu akan
keluarga yang lain. Kondisi ini membuat ibu memiliki kemampuan competent mothering
nifas cenderung merasa belum siap dalam secara optimal. Hal ini tentunya berkontribusi
melakukan perkembangan dan tugas-tugas terhadap optimalisasi status kesehatan ibu
perawatan bagi diri serta bayinya. Oleh karena maupun bayi yang dilahirkan, sehingga dapat
itu pentingnya adanya pembelajaran pada berdampak untuk menekan angka kematian
periode postnatal yang memiliki tujuan untuk ibu dan bayi.
mengadaptasikan ibu dan keluarga Masalah yang diteliti ini berkaitan
berpartisipasi dalam perawatan ibu nifas dan dengan 1) peran petugas kesehatan dan
bayi baru lahir melalui pendidikan postnatal. institusi kesehatan dalam optimalisasi
Salah satu jembatan untuk mengoptimalkan competent mothering ibu postpartum dalam
upaya edukasi postnatal adalah melalui upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan
keterlibatan keluarga. Ibu dengan dukungan Bayi; 2) peran keluarga dengan pendekatan
keluarga melalui pendekatan FCMC FCMC dalam optimalisasi competent mothering ibu
diharapkan memiliki kemampuan yang postpartum dalam upaya menurunkan angka
optimal dalam beradaptasi secara maternal kematian ibu dan bayi.
pada masa nifas, juga kemampuan dalam
mengasuh bayi. Berbagai persepsi yang BAHAN DAN METODE
kurang tepat dalam dua kondisi ini akan sangat
berisiko terhadap kesehatan baik ibu maupun Penelitian ini diawali dengan tahap
bayi. penggalian data faktual persepsi tentang
Pemerintah memerlukan upaya yang adaptasi maternal fisiologis dan psikologis,
sinergis dan terpadu untuk mempercepat perawatan diri dan perawatan bayi baru lahir
penurunan AKI dan AKB di Indonesia (BBL) masa nifas dan status kesehatan pada
khususnya dalam mencapai target Millenium ibu nifas dan keluarga. Selain itu juga
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. penggalian data peran (Dinas Kesehatan,
Tentunya hal ini merupakan tantangan yang pelayanan kesehatan, dan petugas kesehatan).
cukup berat bagi Pemerintah Indonesia (RI Selanjutnya pada tahap 2 dilakukan
2007) Target RPJMN Tahun 2010-2014 penyusunan rancangan model dengan cara
mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan telaah hasil analisis data dan selanjutnya
menjadi 118 /100.000 kelahiran hidup pada mengadakan diskusi untuk menetapkan model.
tahun 2014. Berbagai upaya pemerintah telah Pada tahap 3 dilakukan uji coba model secara
dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB komprehensif yang dilakukan dengan: a)
ini. Bila diidentifikasi terkait faktor-faktor melakukan pendidikan kesehatan tentang
yang berkontribusi terhadap AKI dan AKB adaptasi maternal fisiologis dan psikologis,
sangatlah kompleks (Saifuddin 2004) Kondisi perawatan diri masa nifas, keluarga sebagai
penyebab kematian ibu tersebut ternyata social support, perawatan bayi baru lahir, dan
memang bisa ditemukan pada periode FGD tentang kesiapan penerimaan peran
postnatal. Untuk itu perlu perhatian dalam menjadi orangtua; b) melakukan koordinasi
mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dengan institusi kesehatan terkait penyusunan
selama periode perinatal yang salah satunya kebijakan pelaksanaan edukasi postnatal bagi
adalah masa nifas, termasuk bayi yang ibu nifas dan keluarga; dan c) melakukan
menjadi tanggungjawab ibu dalam berperan pelatihan terhadap petugas kesehatan tentang
sebagai orangtua. strategi edukasi postnatal dengan pendekatan
Berkaitan dengan permasalahan FCMC serta pelatihan tentang optimalisasi
tersebut di atas telah dipecahkan, salah satunya competent mothering ibu nifas.
dengan membangun Model Edukasi Postnatal
19
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
Model edukasi postnatal dengan Penelitian ini melibatkan ibu nifas dan
pendekatan FCMC memiliki beberapa keluarga di Ruang Dahlia RSD dr. Soebandi
ketetapan seperti pada gambar 1. Ketetapan Jember dan wilayah Kecamatan Kaliwates
tersebut antara lain: 1) pemberian edukasi Kabupaten Jember dengan pendekatan
postnatal dilakukan dengan menyediakan penelitian partisipatif (kualitatif) dan
format discharge planning; 2) melibatkan Participatory Action Research (PRA). Tehnik
keluarga terdekat bagi ibu nifas (misal: suami, pengumpulan data dilakukan dengan cara
ibu maupun mertua) sebagai social support; 3) Survei/observasi, Wawancara, FGD, indept
memperhatikan tahapan masa nifas yang interview. Penentuan sampel dilakukan dengan
terdiri dari fase immediately postpartum (0-24 tehnik purposive sampling. Jumlah sampel
jam pertama), early postpartum (>24 jam-1 diambil 50 orang sampel di RSD dr. Soebandi
minggu pertama) dan late postpartum (> 1 Jember dan 50 sampel ibu postpartum di
minggu- 6/8 minggu); 4) memperhatikan Wilayah Kecamatan Kaliwates, sehingga
karakterisktik ibu nifas dan keluarga, termasuk jumlah keseluruhan adalah 100 responden.
budaya yang digunakan oleh mereka; 5) topik Data yang telah dikumpulkan pada
edukasi disesuaikan dengan kebutuhan ibu penelitian ini meliputi data 1) persepsi ibu
terkait tahapan masa nifas. Adapun topik pada nifas dan keluarga tentang adaptasi maternal
fase immediately postpartum meliputi adaptasi fisiologis dan psikologis; 2) persepsi ibu nifas
nyeri dan mobilisasi dini. Topik pada fase dan keluarga tentang perawatan diri masa
early postpartum meliputi perawatan nifas; 3) persepsi ibu nifas dan keluarga
payudara, pijat oksitosin, tehnik menyusui tentang perawatan bayi baru lahir; 4) persepsi
yang benar, nutrisi masa menyusui, perawatan petugas kesehatan tentang edukasi postnatal
perineum, personal hygiene, kebutuhan dengan pendekatan FCMC; 5) pengaruh
istirahat, senam nifas, ASI ekslusif, perawatan edukasi postnatal terhadap persepsi ibu nifas
bayi baru lahir (memandikan, perawatan tali dan keluarga tentang perawatan diri masa nifas
pusat, dan mengganti popok). Sedangkan topik dan bayi baru lahir. Pengolahan data yang
pada fase late postpartum meliputi diperoleh baik secara teoritis maupun lapangan
kontrasepsi, seksualitas, imunisasi bayi, dianalisis secara kuantitatif baik secara
mengenal perilaku bayi, tumbuh kembang bayi deskriptif maupun menggunakan uji dependent
dan keamanan bayi. t-tes.
FCMC
Topics: breast care, oxytocin massage, breastfeeding technique, nutrition, perineum care, personal hygiene, the need
of rest, gymnastic parturition, exclusive breastfeeding, neonatal care (bathing, umbilical cord care, changing diapers)
Postpartum
FC mothersF C
Postnatal
MC education by Topics: contraception, Early
sexuality, babypostpartum (>24
immunization, infant’s behavior, infant’s savety MC
Education on
health workers hours - 1 week)
postpartum
period
Family as
social
support
FCMC
19
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
HASIL
Tabel 1 Distribusi Persepsi Tentang Perawatan Diri Pada Masa Immadiately Postpartum dan Early
Postpartum pada Ibu Nifas dan Keluarga
Immadiately Postpartum Early Postpartum
Nilai Pretest (n=50) Posttest (n=50) Pretest (n=50) Posttest (n=50)
Mean 44.20 70.00 47.80 71.20
Median 45.00 70.00 50.00 70.00
Mode 40 70 50 70
Std. Deviation 14.441 9.476 12.171 7.990
Minimum 10 50 10 50
Maximum 70 90 70 90
Tabel 2 Distribusi Persepsi Ibu Nifas Dan Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir pada Masa
Early Postpartum
Early Postpartum (n=50)
Nilai Pretest Posttest
Mean 47.80 70.00
Median 50.00 70.00
Mode 50 70
Std. Deviation 11.301 7.559
Minimum 20 50
Maximum 70 90
Tabel 3 Distribusi Persepsi Petugas Kesehatan Tentang Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC
Persepsi Tentang MEP (n=17)
Nilai pretest posttest
Mean 52.53 77.82
Median 56.00 77.00
Mode 56 70
Std. Deviation 11.495 7.376
Minimum 28 70
Maximum 70 91
Tabel 4 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan Family FCMC terhadap Persepsi Perawatan
Diri pada Ibu Nifas dan Keluarga
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Persepsi Fase Immadiately Postpartum (n=50)
pretest 44.20 14.441 2.042 0,00
posttest 70.00 9.476 1.340
Persepsi Fase Early Postpartum (n=50)
pretest 47.80 12.171 1.721 0,00
posttest 71.20 7.990 1.130
Tabel 5 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Ibu Nifas dan
Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir pada 1 Minggu Pertama
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Persepsi Perawatan BBL 1 Minggu Pertama (n=10)
pretest 47.80 11.301 1.598 0,00
posttest 70.00 7.559 1.069
20
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
Tabel 6 Pengaruh Sosialisasi Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC terhadap Persepsi
Petugas Kesehatan
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Persepsi Petugas Tentang MEP dengan Pendekatan FCMC (n=17)
pretest 52.53 11.495 2.788 0,00
posttest 77.82 7.376 1.789
Tabel 7 Distribusi Persepsi Tentang Perawatan Diri pada Ibu Nifas dan Keluarga
Immadiately Postpartum (n=50) Early Postpartum (n=50) Late Postpartum (n=50)
Nilai Pretest Posttest pretest posttest Pretest Posttest
Mean 49.00 69.20 47.40 66.60 50.40 70.00
Median 50.00 70.00 50.00 70.00 50.00 70.00
Mode 50 70 50 60a 50 70
Std. Deviation 9.530 6.652 13.219 12.715 6.987 6.999
Minimum 30 50 10 40 40 60
Maximum 70 80 70 90 60 80
Tabel 8 Distribusi Persepsi Ibu Nifas Dan Keluarga tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Early Postpartum (n=50) Late Postpartum (n=50)
Nilai Pretest Posttest Pretest Posttest
Mean 50.40 70.00 41.80 65.80
Median 50.00 70.00 40.00 70.00
Mode 50 70 40 70
Std. Deviation 6.987 6.999 12.728 11.445
Minimum 40 60 10 10
Maximum 60 80 60 90
Tabel 9 Distribusi Persepsi Petugas Kesehatan tentang Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC
Persepsi Tentang Model Edukasi Postnatal (n=11)
Nilai pretest posttest
Mean 52.91 77.00
Median 49.00 77.00
Mode 42a 70a
Std. Deviation 10.454 7.000
Minimum 42 70
Maximum 70 91
Tabel 10 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Perawatan Diri
pada Ibu Nifas dan Keluarga
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Persepsi Fase Immadiately Postpartum
pretest 49.00 9.530 1.348 0,00
posttest 69.20 6.652 .941
Persepsi Fase Early Postpartum
pretest 47.40 13.219 1.869 0,00
posttest 66.60 12.715 1.798
Persepsi Fase Late Postpartum
Pretest 44.20 12.469 1.763 0,00
Posttest 68.40 8.657 1.224
21
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
Tabel 11 Pengaruh Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi Ibu Nifas dan
Keluarga Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Persepsi Perawatan BBL 1 Minggu Pertama (n=50)
pretest 50.40 6.987 .988 0,00
posttest 70.00 6.999 .990
Persepsi Perawatan BBL 2-6 Minggu Pertama (n=50)
Pretest 41.80 12.728 1.800 0,00
Postest 65.80 11.445 1.619
Tabel 12 Pengaruh Sosialisasi Edukasi Postnatal Dengan Pendekatan FCMC Terhadap Persepsi
Petugas Kesehatan
Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean P Value
Persepsi Petugas Tentang MEP dengan Pendekatan FCMC (n=11)
pretest 52.91 10.454 3.152 0,00
posttest 77.00 7.000 2.111
22
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
dr. Soebandi Jember dan di wilayah budaya yang terjadi di Indonesia. Beberapa
Puskesmas Kaliwates Jember pada kebutuhan masyarakat terkadang masih menganut budaya
informasi tentang perawatan diri pada masa tertentu dan berkembang dalam keluarga
Immadiately Postpartum diperoleh nilai p (p seperti keyakinan bahwa ibu nifas tidak
value 0,00). Berdasarkan hasil tersebut dapat diperbolehkan bergerak karena akan membuat
dinyatakan bahwa etopik dukasi pada fase luka penyembuhannya menjadi lama, akan
tersebut efektif diberikan pada ibu nifas. Topik menambah rasa sakit pada ibu, dan masih
edukasi pada fase immediately postpartum (0- banyak lagi kepercayaan masyarakat yang
24 jam pertama) meliputi adaptasi nyeri dan salah terkait mobilisasi dini. Perawat perlu
mobilisasi dini. Topik tersebut penting meluruskan anggapan tersebut dengan
disampaikan pada ibu dan keluarga karena pendekatan melalui keluarga sebagai sumber
adaptasi nyeri dan mobilisasi dini merupakan dukungan utama ibu nifas. Edukasi yang
kebutuhan utama ibu pada 0-24 jam pertama diberikan akan efektif jika keluarga saling
pasca melahirkan. Ketika melahirkan terdapat mendukung dan memahami pentingnya
beberapa perubahan fisiologis pada anatomi melakukan perawatan pada ibu nifas salah
reproduksi ibu sehingga menimbulkan nyeri. satunya mobilisasi dini khususnya pada fase 0-
Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan 24 jam pertama melahirkan.
serviks dan iskemia uterus pada persalinan Fase selanjutnya yang dilalui ibu nifas
kala I (Wiknjosastro 2005). Kala I fase laten adalah early postpartum. Topik edukasi pada
lebih banyak penipisan di serviks sedangkan fase early postpartum (>24 jam-1 minggu
pembukaan serviks dan penurunan daerah pertama) meliputi: perawatan payudara, pijat
terendah janin terjadi pada fase aktif dan oksitosin, tehnik menyusui yang benar,
transisi. Rasa nyeri ini perlu diadaptasikan kebutuhan istirahat, senam nifas, ASI ekslusif,
oleh perawat melalui edukasi yang tepat perawatan perineum, personal hygiene, dan
dengan memanfaatkan dukungan yang ada perawatan BBL (memandikan, perawatan tali
yaitu keluarga. hal ini sesuai dengan teori yang pusat, nutrisi masa menyusui, mengganti
disampaikan Pillitery (Pillittery 2003) bahwa popok). Berdasarkan hasil uji coba pada ibu
dukungan dari pasangan, keluarga maupun nifas dan keluarga di Ruang Dahlia RSD dr.
pendamping persalinan dapat membantu Soebandi Jember dan di wilayah Puskesmas
memenuhi kebutuhan ibu bersalin juga Kaliwates Jember terkait perawatan diri pada
membantu mengatasi rasa nyeri. fase early postpartum didapatkan p value
Topik lain pada fase immadiately 0,00. Hasil tersebut menunjukkan bahwa topik
postpartum adalah mobilisasi dini. Beberapa edukasi yang diberika pada fase ini efektif
penelitian telah banyak membuktikan bahwa dapat diberikan pada ibu nifas dan keluarga.
mobilisisasi dini memberikan manfaat yang pentingnya kompetensi ibu dalam merawat diri
besar bagi ibu nifas. Penelitian mahdiyah dan bayinya adalah salah satu faktor penting
(Mahdiyah 2013) membuktikan bahwa untuk menurunkan angka kematian ibu dan
terdapat hubungan yang signifikan antara bayi. Fase early postpartum adalah periode di
mobilisasi dini dengan penurunan tinggi mana ibu seharusnya telah mampu untuk
fundus uteri pada ibu postpartum. Mobilisasi merawat diri dan bayinya. Melalui dukungan
dini juga memberikan manfaat pada keluarga tentunya kompetensi ini akan lebih
penyembuhan luka perineum bagi ibu yang mudah dimiliki oleh ibu nifas. Perawatan diri
melahirkan normal dan luka post operasi pada ibu nifas meliputi perawatan payudara,
sectio caesarea. Hal ini telah dibuktikan bahwa pijat oksitosin, tehnik menyusui yang benar,
terdapat hubungan antara mobilisasi dini kebutuhan istirahat, senam nifas, ASI ekslusif,
dengan penyembuhan luka perineum pada ibu perawatan perineum, dan personal hygiene.
postpartum (Dewi, Ratnawati 2011). Perawatan diri yang sedikit dilakukan adalah
Penelitian dari mustakim telah membuktikan senam nifas, istirahat dan tidur, asupan energi
bahwa moblisasi dini dinyakatan efektif dalam dan protein, dan memiliki pantangan makan
mencegah terjadinya infeksi luka pada ibu sehingga direkomendasikan untuk
postpartum dengan sectio caesarea (Mustakim memberikan edukasi secara optimal bagi ibu
2009). Mobilisasi dini penting untuk nifas dan keluarga terkait topik edukasi
disampaikan oleh petugas kesehatan tersebut.
disamping karena manfaatnya yang positif Topik pertama yang perlu
bagi ibu nifas, juga karena keberagaman disampaikan oleh petugas kesehatan adalah
23
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
perawatan payudara pada ibu nifas. Perawatan D.L., & Jensen 2005). Kegagalan dalam
payudara adalah suatu kegiatan yang proses menyusui sering disebabkan karena
dilakukan secara sadar dan teratur untuk timbulnya masalah, baik pada ibu maupun
memelihara kesehatan payudara dengan tujuan pada bayinya, salah satunya yaitu produksi
untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post ASI yang kurang. Untuk memperlancar
partum (Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & produksi ASI dapat dilakukan dengan
Jensen 2005). Tindakan ini dilakukan dengan merangsang reflek oksitosin yaitu dengan pijat
tujuan untuk 1) Memelihara kebesihan oksitosin. Penelitian Suryani & Astuti (2013)
payudara; 2) Melenturkan dan menguatkan membuktikan bahwa pijat oksitosin efektif
puting susu; 3) Mengeluarkan puting susu meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas.
yang masuk kedalam atau daftar; 4) Hal ini sesuai dengan pedoman Depkes
Mempersiapkan produksi ASI; 5) Mencengah (Departemen Kesehatan Republik Indonesia
pembendungan ASI; 6) Meningkatkn hygiene 2007) bahwa pijat stimulasi oksitosin untuk
payudara; 7) Meningkatkan produksi ASI; 8) ibu menyusui berfungsi untuk merangsang
Melenturkan dan menguatkan puting hormon oksitosin agar dapat memperlancar
payudara. Hal tersebut telah dilakukan ASI dan meningkatan kenyamanan ibu,
penelitian oleh Astari & Djuminah (2008) mengurangi bengkak (engorgement),
yang membuktikan bahwa ada hubungan mengurangi sumbatan ASI, dan
antara perawatan payudara masa antenatal mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
dengan kecepatan sekresi ASI (Djuminah bayi sakit. Mengingat gerakan dalam
2008). Hasil uji korelasi menunjukkan melakukan pijat oksitosin ini adalah di
perawatan payudara akan menyebabkan vertebrae (tulang belakang) maka lebih
sekresi ASI pada ibu postpartum cenderung optimal jika dibantu oleh orang lain. Petugas
lebih cepat atau kurang dari 24 jam dengan kesehatan dapat melakukan pijat oksitosin
peluang 11 kali lebih cepat dibandingkan pada ibu sambil mengajarkan pada ibu dan
dengan ibu yang tidak melakukan perawatan keluarga cara dan titik yang harus dilakukan
payudara. Hal ini juga pemijatan sehingga keluarga sebagai
didukung oleh penelitian Masnila pendamping utama bagi ibu nifas dapat
(Masnila 2013) yang membuktikan bahwa ada memberikan tindakan pemijatan baik ketika di
hubungan perawatan payudara dengan rumah sakit maupun saat di rumah agar
produksi ASI pada ibu postpartum. Selain itu produksi ASI lancar dan proses menyusui
pentingnya perawatan payudara ini ternyata dapat berjalan dengan optimal.
mampu meningkatkan kualitas kolostrum. Hal Proses menyusui akan berjalan
tersebut telah dibuktikan bahwa terdapat optimal jika kondisi fisik dan psikologis ibu
perbedaan yang signifikan antara kandungan dalam keadaan baik. Selain itu produksi ASI
protein dalam kolostrum sebelum dan sesudah juga merupakan faktor penting keberhasilan
perawatan payudara (Machmudah, Khayati proses menyusui. Namun produksi ASI yang
2013). Melalui dukungan keluarga, kegiatan banyak jika tidak dilakukan dengan teknik
perawatan payudara pada ibu nifas mampu menyusui yang benar juga akan menghambat
dilakukan dengan baik karena edukasi yang proses menyusui. Teknik menyusui yang benar
diberikan akan langsung dipraktikkan oleh ibu adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan didukung oleh keluarga khususnya dengan perlekatan sehingga proses menyusui
suami dalam pelaksanaannya sehingga ibu optimal karena posisi ibu dan bayi ketika
mampu melakukan perawatan payudara menyusui dapat memberikan rangsangan
dengan benar dan rutin sehingga memberikan pengeluaran ASI dan bayi dapat menghisap
manfaat yang baik bagi produksi ASI ibu puting dengan benar. Mengajari ibu
nifas. bagaimana teknik menyusui yang benar adalah
Pijat oksitosin merupakan topik tugas dari petugas kesehatan dengan
edukasi selanjutnya yang perlu disampaikan mengoptimalkan dukungan keluarga sebagai
pada ibu nifas dan keluarga. Pijat oksitosin social support utama bagi ibu nifas. Posisi
adalah pemijatan pada sepanjang tulang menyusui yang salah dapat menimbulkan
belakang (vertebrae) sampai tulang costae masalah pada ibu dan bayi seperti puting
kelima-keenam dan merupakan usaha untuk menjadi lecet karena perlekatan tidak
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin sempurna sehingga membuat ibu enggan
setelah melahirkan (Bobak, LM., Lowdermilk, menyusui, produksi ASI tidak lancar yang
24
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
menyebabkan proses menyusui terhambat, dan Produksi ASI dapat dipengaruhi oleh
bayi sering menangis karena tidak merasa beberapa faktor selain pijat oksitosin,
kenyang setelah disusui. Hal tersebut dapat perawatan payudara, teknik menyusui yang
menjadi masalah ketidakberhasilan ibu dalam benar, cukup istirahat. Faktor lain yang juga
menyusui sehingga edukasi yang optimal mempengaruhi produksi ASI yaitu nutrisi yang
diperlukan agar ibu mampu dan kompeten baik dan benar untuk ibu menyusui. Hal ini
dalam menyusui bayi. Dukungan keluarga penting disampaikan karena ternyata
sangat penting di sini karena petugas pengetahuan ibu terkait nutrisi masa menyusui
kesehatan tidak selalu berada di samping ibu masih tergolong kurang. Berdasarkan
untuk mengamati apakah posisi menyusui penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu
sudah benar. Keluarga adalah individu yang menyusui tentang asupan nutrisi cukup, hal ini
selalu berada di samping ibu sehingga bisa disebabkan masih kurangnya informasi dan
diberdayakan untuk mengingatkan dan penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang
membantu ibu melakukan teknik menyusui asupan nutrisi yang baik (Maisyarah 2011).
yang benar. Disarankan kepada petugas kesehatan agar
Masa nifas adalah masa yang cukup memberikan pemahaman tentang pentingnya
melelahkan bagi ibu dan keluarga karena memberikan informasi mengenai asupan
adanya anggota keluarga baru yaitu bayi. nutrisi yang baik. Hal tersebut juga disebabkan
Tahap perkembangan keluarga dengan anak masih banyaknya budaya pantang makan bagi
kecil menurut Calgary adalah tahap ketiga. ibu nifas yang berkembang di masyarakat
Pada tahap ini orang dewasa menjadi sehingga kebutuhan nutrisi kadang belum
pengasuh untuk bayinya. Pengalaman keluarga tercukupi. Petugas kesehatan penting untuk
dapat mempengaruhi pembentukan keluarga menyampaikan nutrisi bagi ibu nifas karena
baru. Tahap ini merupakan tahap terjadinya menjadi salah satu faktor kelancaran produksi
transisi dari peran individu menjadi orang tua ASI dan meningkatkan kesehatan ibu nifas
dan mulai membentuk sistem yang permanen. serta bayinya. Dukungan keluarga sangat
Peran tersebut pada mulanya sulit karena dominan di sini karena keluarga yang biasanya
perasaan ketidakadekuatan menjadi orangtua menyiapkan makanan bagi ibu nifas yang
baru, kurangnya bantuan dari keluarga dan tinggal di tengah-tengah keluarga. Gizi pada
teman-teman, dan para profesional perawatan ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan
kesehatan yang bersifat membantu dan sering produksi air susu, yang sangat dibutuhkan
terbangun tengah malam oleh bayi yang untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian
berlangsung 3 hingga 4 minggu. Ibu merasa ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan
letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering meningkat, integritas kulit baik, tonus otot
merasakan beban tugas sebagai ibu rumah serta kebiasaan makan yang memuaskan.
tangga dan mungkin juga bekerja selain Topik penting lainnya adalah ASI
merawat bayi. Ketika periode tersebut ibu eksklusif yang perlu disampikan pada ibu dan
membutuhkan istirahat yang cukup agar keluarga. keberhasilan ASI eksklusif ini sangat
terhindar dari stress fisik maupun psikologis. bergantung pada sikap ibu dan dukungan
Petugas kesehatan penting menyampaikan keluarga. Berdasarkan Penelitian didapatkan
kebutuhan istirahat dan tidur selama fase early bahwa ada hubungan antara sikap ibu dengan
postpartum karena kebutuhan ini adalah pemberian ASI eksklusif (Wenas. W,
kebutuhan utama bagi ibu. Kegunaan atau Malonda, N.S, Bolang. A, Kapantow 2010).
fungsi dari tidur yang cukup bagi ibu nifas Hasil penelitian menyatakan bahwa dukungan
yaitu regenerasi sel-sel tubuh yang rusak keluarga berhubungan dengan keberhasilan
menjadi baru, memperlancar produksi hormon pemberian ASI eksklusif (Rahmawati, Bahar,
pertumbuhan tubuh, mengistirahatkan tubuh B, & Salam 2013). ASI Eksklusif adalah air
yang letih akibat aktivitas seharian, susu ibu yang diberikan untuk bayi sejak baru
meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan lahir sampai 6 bulan tanpa makanan
penyakit, menambah konsentrasi dan pendamping dan minuman lainnya seperti air,
kemampuan fisik. Dengan kondisi fisik dan air gula, teh, dan sebagainya. Makanan terbaik
psikologis yang baik, ASI akan diproduksi bagi bayi adalah ASI sampai usia 6 bulan. Hal
dengan baik sehingga proses menyusui akan ini penting disampaikan oleh petugas
berjalan dengan lancar. kesehatan pada ibu dan keluarga. terkadang
masih banyak kepercayaan di masyarakat
25
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 17-28
bahwa bayi harus diberikan makanan yang dalam masa antara kelahiran placenta
tambahan seperti pisang, minuman manis, dan sampai dengan kembalinya organ genetik
makanan tambahan agar gizinya baik. Padahal seperti pada waktu sebelum hamil. Tujuan
pencernaan bayi masih belum mampu bekerja perawatan perineum adalah mencegah
optimal sehingga tidak jarang ditemukan terjadinya infeksi sehubungan dengan
kejadian penyakit pencernaan yang dialami penyembuhan jaringan (Hamilton 2000).
bayi karena perilaku ibu dan keluarga yang Kebersihan diri ibu membantu mengurangi
salah dalam memberikan makanan pada bayi. sumber infeksi dan meningkatkan perasaan
Pentingnya ASI eksklusif bagi bayi adalah nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga
untuk meningkatkan status kesehatan bayi kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
karena ASI adalah makanan paling aman dan minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan
paling baik bagi bayi, memberikan banyak alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu
manfaat bagi bayi juga bagi ibu. tinggal, ibu harus tetap bersih, segar dan
Perawatan diri bagi ibu yang juga wangi. Merawat perineum dengan baik dengan
penting disampaikan yaitu senam nifas. Senam menggunakan antiseptik dan selalu diingat
nifas merupakan latihan gerak yang dilakukan bahwa membersihkan perineum dari arah
secepat mungkin setelah melahirkan supaya depan ke belakang.
otot-otot yang mengalami peregangan selama Selain topik mengenai perawatan diri
kehamilan dan persalinan dapat kembali ibu nifas, topik edukasi mengenai perawatan
kepada kondisi normal seperti semula. Senam bayi baru lahir juga penting disampaikan pada
nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan fase early postpartum. Melalui uji coba model
dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan pada ibu nifas dan keluarga di Ruang Dahlia
secara bertahap, sistematis dan kontinue. RSD dr. Soebandi Jember dan di wilayah
Senam nifas ini telah terbukti memberikan Puskesmas Kaliwates Jember terkait persepsi
banyak manfaat bagi ibu nifas. Hasil ibu nifas dan keluarga tentang perawatan bayi
Penelitian menyatakan bahwa senam nifas baru lahir pada fase early postpartum
efektif menurunkan involusi uterus pada ibu didapatkan p value 0,00. Perawatan BBL
nifas (Puspitaningrum 2012). Penurunan terdiri dari memandikan, mengganti popok,
involusi uterus yang berlangsung cepat akan dan perawatan tali pusat. Peneliti berpendapat
mencegah risiko perdarahan akibat bendungan bahwa perawatan bayi adalah tanggungjawab
uterus pasca melahirkan. Senam nifas dari seorang ibu. Perawatan bayi yang
membantu penyembuhan rahim, perut, dan dilakukan oleh ibu akan menimbulkan
otot pinggul yang mengalami trauma serta kedekatan antara ibu dan bayi baik secara fisik
mempercepat kembalinya bagian-bagian maupun psikologis. Kompetensi ibu dalam
tersebut kebentuk normal; membantu melakukan perawatan bayi akan lebih optimal
menormalkan sendi-sendi yang menjadi dengan adanya pendampingan keluarga
longgar diakibatkan kehamilan; menghasilkan sebagai pendukung. Hasil penelitian
manfaat psikologis, dan menambah menyatakan bahwa salah satu faktor yang
kemampuan menghadapi stress dan bersantai mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan
sehingga mengurangi depresi pasca persalinan ibu dalam perawatan bayi adalah dukungan
(Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & Jensen keluarga (Rohani 2013). Menurut Friedman
2005). (2003) keluarga merupakan social support
Selain senam nifas, perawatan diri ibu utama bagi ibu ketika menjalani masa nifas
nifas yang lainnya yaitu perawatan perineum khususnya dalam melakukan perawatan bayi
dan personal hygiene. Luka di perineum pasti baru lahir. Keluarga yang saling mendukung
akan dialami oleh ibu pasca melahirkan. Jika akan mengurangi stressor ibu ketika belum
tidak dijaga dengan baik akan menimbulkan terampil melakukan perawatan bayi sehingga
infeksi yang saat ini menjadi penyebab ibu akan tetap termotivasi untuk belajar dan
kematian nomer 1 di dunia. Untuk mengatasi menjadi terampil dalam melakukan perawatan
masalah infeksi pada masa nifas, ibu penting bayi.
diajari bagaimana merawat perineum dan Setelah melewati fase early
melakukan perawatan diri dengan benar. postpartum maka tahap selanjutnya adalah
Perawatan perineum adalah pemenuhan late postpartum (> 1 minggu- 6/8 minggu).
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara Melalui ujicoba model tentang perawatan bayi
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu pada fase early postpartum dan fase late
postpartum
26
Model Family Centered Maternity Care (Asmuji, Diyan Indriyani)
diperoleh p value 0,00. Hal ini berarti topik dan kakek nenek (L.M & Maureen 2009).
edukasi pada fase ini bisa disampaikan pada Dengan demikian selain tugas perkembangan
ibu dan keluarga untuk mengoptimalkan keluarga terpenuhi, keterampilan ibu dalam
kompetensi ibu dalam melakukan perawatan melakukan perawatan diri dan bayi akan
diri dan bayinya selama fase ini. Topik berkontribusi besar dalam menurunkan angka
edukasi meliputi kontrasepsi, seksualitas, kematian ibu dan bayi di masa mendatang.
imunisasi bayi, mengenal perilaku bayi,
tumbang bayi dan keamanan bayi. Proses SIMPULAN DAN SARAN
pemberian edukasi tersebut dengan melibatkan
Simpulan
keluarga sebagai social support. Melalui
pelibatan keluarga diharapkan ibu mempunyai Model Edukasi Postnatal dengan pendekatan
kompetensi yang optimal dalam fase ini. Family Centered Maternity Care efektif
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa digunakan sebagai strategi optimalisasi
pengetahuan ibu berpengaruh terhadap competent mothering bagi ibu nifas dengan
perilaku ibu dalam perawatan bayi seperti melibatkan keluarga secara langsung. Namun
imunisasi, tumbuh kembang bayi, dan sampai dengan akhir penelitian masih perlu
mengenai kemanan bayi (Nuraprilyanti & melakukan penyempurnaan modul dan booklet
Indah 2009) . Pengetahuan ibu yang optimal sebagai medianya.
melalui edukasi, akan semakin kuat jika
didukung oleh keluarga. Fase 1-8 minggu Saran
pasca melahirkan adalah tahapan dimana ibu Model edukasi postnatal dengan
dan keuarga telah siap untuk menjadi sebuah pendekatan FCMC dapat dipalikasikan oleh
keluarga baru dengan kelahiran bayi. Kesiapan petugas kesehatan untuk meningkatkan
secara fisik dan psikologis harus sudah persepsi ibu nifas dan keluarga dalam
dimiliki oleh ibu dan keluarga sehingga mengoptimalkan perannya dalam merawat diri
mampu dalam melakukan perawatan diri dan merawat bayi yang dilahirkan. Keluarga
maupun bayi selama tahap ini. Friedman sebagai social support utama bagi ibu nifas
(2003) menjelaskan bahwa keluarga yang disarankan untuk terlibat aktif dalam proses
kokoh dan saling mendukung satu sama lain edukasi postnatal maupun dalam proses
akan menghasilkan sebuah hubungan yang perawatan ibu dan bayinya selama periode
harmonis dan timbul rasa kasih sayang antar postpartum. Diperlukan kebijakan pada system
anggota keluarga. pelayanan kesehatan untuk implementasi
Melalui edukasi postnatal yang disesuaikan model ini terkait dengan jumlah sumber daya
dengan tahapan masa nifas maka ibu dan manusia, serta sarana dan prasarana untuk
keluarga akan mempunyai kompetensi yang edukasi.
baik dalam melakukan perawatan diri dan
bayinya. Adanya dukungan dari keluarga
KEPUSTAKAAN
menjadikan komiten yang kuat dalam sebuah
keluarga yang baru melewati masa melahirkan Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & Jensen,
dan siap menyongsong tahapan baru yaitu M.., 2005. Alih Bahasa * Wijayarini,
mempunyai bayi sehingga tugas M.A). Buku Ajar Keperawatn Maternitas
perkembangan keluarga akan terpenuhi 4th ed., jakarta: EGC.
diantaranya mempersiapkan menjadi orang Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
tua, membentuk keluarga muda sebagai 2007. Pedoman Pelayanan Kebidanan
sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan Dasar, Jakarta: Depkes.
bayi baru ke dalam keluarga), memberikan Dewi, Ratnawati, & B., 2011. Hubungan
ASI sebagai kebutuhan dasar bayi, Mobilisasi Dini dengan Kecepatan
memberikan berbagai kebutuhan anak, Kesembuhan Luka Perineum pada Ibu
pasangan kembali melakukan adaptasi karena Post Partum di Seluruh Wilayah Kerja
kehadiran anggota keluarga baru dan Puskesmas Singosari Kabupaten
menyesuaikan dengan kebutuhan anggota Malang. FK Universitas Brawijaya
keluarga, mempertahankan hubungan Malang.
perkawinan yang memuaskan, dan Djuminah, A.&, 2008. Hubungan Perawatan
memperluas persahabatan dengan keluarga Payudara Masa Antenatal dengan
besar dengan menambahkan peran orang tua Kecepatan Sekresi ASI Post Partum
27
Primipara. FK Brawijaya.
Friedman, M.M., B.& J., 2003. Family nursing: Research, Theory, and Practice 5th ed., Connecticut: Appleton &
Lange.
Hamilton, P.., 2000. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas 7. Alih Ba., Jakarta: EGC.
L.M, W. & Maureen, L., 2009. Nurses And Families : A Guide To Family Assesment And Intervention 5th ed.,
Philadelphia: FA Davis Company.
Machmudah, Khayati, & I., 2013. Peningkatan Kualitas Kolostrum pada Ibu Postpartum Yang Dilakukan Pijat
Payudara dengan Metode Oketani. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Mahdiyah, D., 2013. Hubungan Mobilisasi Dini dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri pada Ibu Postpartum di
BLUD RS
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin, 11(11).
Maisyarah, S., 2011. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asupan Nutrisi di Klinik Nurhasanah Medan. Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Masnila, 2013. Hubungan Perawatan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin
Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013. Jurnal Ilmiah PANNMED, 9(1).
Mustakim, 2009. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Kejadian Infeksi Luka pada Ibu Post Partum dengan Sectio
Caesaria. Universitas Muhammadiyah Jember.
Nuraprilyanti & Indah, 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi
Campak Pada Bayi di Kec Pancoran Mas Depok. FKM UI.
Pillittery, A., 2003. Maternal and Child Health Nursing, Care Of The Childbearing And Chieldbearing Family
Fourth Edi., Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Puspitaningrum, N., 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Pelaksanaan Senam Nifas dengan
Kecepatan Proses Involusi Uterus.
Rahmawati, Bahar, B, & Salam, A., 2013. Hubungan Antara Karakteristik Ibu, Peran Petugas Kesehatan dan
Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Bonto Cani Kabupaten Bone. FKM Universitas Hasanuddin Makassa.
RI, D., 2007. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MS) di Indonesia, Jakarta: Depkes.
Rohani, S., 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam Perawatan Bayi di
Ruang Nifas RSUD Lanto DG Pasewang Kab. Janeponto. Jurnal Stikes Nani Hasanuddin Makassar., 3(5).
Saifuddin, A.., 2004. Buku panduan Praktis pelayanan Komplikasi perinatal dan Neonatal., Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas., Jakarta: Salemba Medika.
Wenas. W, Malonda, N.S, Bolang. A, Kapantow, N.., 2010. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui dengan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan
Tompaso. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
Wiknjosastro, H., 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawir
ABSTRAK
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan
pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus aterm.Selama
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan
kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada fisik dan mentalnya.Agar ibu hamil dapat beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi baik fisik maupun mentalnya, perlu dilakukan asuhan antenatal yang
bertujuan untuk mempersiapkan kematang fisik dan mental selama menjalani
kehamilan tersebut. Melakukan prenatal yoga merupakan salah satu solusi self help
yang menunjang proses kehamilan dan sampai pada proses persalinan.Dimana
prenatal yoga ini merupakan suatu asuhan yang dapat meringankan ketidaknyamanan
pada ibu hamil tanpa menggunakan therapy farmologi.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan ketidaknyamanan
ibu selama hamil. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review terhadap
hasil penelitian yang berkaitan dengan efektifitas prenatal yoga terhadap pengurangan
ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu selama hamil, yang dipublikasikan pada
google scholer. Artikel yang dipilih merupakan artikel berbahasa Indonesia dan
berbahas Inggris yang terbit sejak tahun 2013 sampai 2016.Dimana dalam artikel
tersebut ditemukan secara signifikan bahwa prenatal yoga mempunyai pengaruh
terhadap pengurangan ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil.