Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu yang perlu

mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan,

karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga

Penilaian status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan

anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2015; hal 103-104).

Tiap menit, tiap hari, disuatu tempat di dunia, satu orang

meninggal disebabkan oleh komplikasi persalinan. Kebanyakan

kematian ibu merupakan tragedi yang dapat dicegah, dihindari dan

membutuhkan perhatian dari masyarakat internasional. Safe

Motherhood initiative tiga dari keempat pilarnya yaitu pelayanan

antenatal untuk mencegah komplikasi dan menjamin bahwa

komplikasi dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta

ditangani dengan benar, persalinan aman untuk menjamin bahwa

semua tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan, keterampilan,

dan peralatan untuk melaksanakan persalinan yang bersih, aman

dan menyelesaikan pelayanan pasca persalinan kepada ibu dan

bayi baru lahir, dan pelayanan obstetric neonatal essesnsial/

emergency untuk menjamin tersedianyan pelayanan essesnsial

pada kehamilan resiko tinggi dengan gawat obstetric, pelayanan

1
2

emergency untuk gawat darurat dan komplikasi persalinan pada

setiap ibu yang membutuhkannya (Prawirohardjo, S. 2010).

Berdasarkan Word Health Organitation (WHO), pada tahun

2013 Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 395/100.000 kelahiran

hidup, yang disebabkan karena beberapa faktor diantaranya

adalah perdarahan (46,7%), toxemia (14,5%), preeklamsia

(13,3%), komplikasi keguguran (11%), infeksi (8%), dan

persalinan lama (6,5%), sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB)

mencapai 32/1000 kelahiran hidup disebabkan karena beberapa

faktor yaitu prematuritas (39%), asfiksia (19%), infeksi (7%),

kelainan kongenital (6%) dan lain-lain (29%) (WHO, 2013).

Upaya secara Internasional dalam gelaran Rapat Kerja

Kesehatan Nasional (Rakernas) 2016 di Jakarta, Menteri

Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menyampaikan

bahwa pelaksanaan dari Millenium Development Goals (MDGs)

telah berakhir pada tahun 2015 dilanjutkan ke Sustainable

Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030 yang lebih

menekankan kepada 5 P yaitu: People, Planet, Peace, Prosperity,

dan Partnership. (Rakernas, 2016).

Salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan

Sustainable Development Goal’s (SDG’s) yaitu AKI. AKI merupakan

indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Tujuan

ketiga yang berisi, pastikan hidup sehat dan mempromosikan


3

kesejahteraan bagi semua pada segala usia. Tujuan ketiga ini

terdiri dari 13 indikator, dan pencapaian yang pertama yaitu pada

tahun 2030, terjadi penurunan rasio kematian ibu yang kurang dari

70/100.000 Kelahiran Hidup (KH) (Menkes, 2014).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2015, AKI di Indonesia sebesar 214/100.000 kelahiran hidup,

dengan penyebab perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi

(11%), abortus (5%), persalinan lama (5%), trauma obstetri (5%),

komplikasi nifas (8%), emboli (5%), dan penyebab lain-lain (11%).

Sedangkan AKB adalah 32/1.000 kelahiran hidup, penyebab

kematian bayi yaitu gangguan pernafasan (39%), premature (34%),

sepsis (12%), asfiksia (7%), ikterus (6%), infeksi (5%), postmatur

(3%), dan kelainan konginental (SDKI, 2015).

Di Indonesia sendiri upaya-upaya baru untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan ibu, terutama ibu hamil pun semakin

bermunculan, salah satunya yaitu dengan cara menurunkan AKI di

Indonesia, dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang

terlatih dan melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter Spesialis Kebidanan dan

Kandungan (SKK), dokter umum, dan bidan. Bidan sebagai salah

satu tenaga utama dalam percepatan penurunan AKI dan AKB

dituntut untuk mengantisipasi perubahan tersebut, sehingga

pelayanan yang diberikan lebih bermutu sesuai dengan kode etik,


4

optimal dan mencapai tujuan yang diharapkan, sesuai dengan UU

No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 24 Ayat (1) bahwa

“Tenaga kesehatan harus memenuhi ketentuan kode etik, standar

profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan

dan standar prosedur operasional”. (Profil Kesehatan Indonesia

tahun, 2010).

Di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 menyatakan AKI

sebanyak 102/100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian

tersebut yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK),

infeksi, persalinan lama, dan lain-lain. Sedangkan AKB sebanyak

3,93/1000 kelahiran hidup penyebabnya adalah asfiksia dan BBLR

(Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2016).

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

dalam menangani tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka

kematian bayi (AKB) yaitu melakukan sebuah terobosan melalui

program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) atau

bisa disebut pelayanan Si Jari Emas (Sistem informasi jejaring

rujukan expanding maternal and neonatal) program ini semua

berjalan lancar berkat implementasi komitmen anggaran kebutuhan

infrakstruktur dan SDM yang dikoneksikan dengan program sehat

yang melibatkan seluruh bidan desa. Sehingga dari 25 Kabupaten

atau kota di provinsi se Indonesia, Karawang sendiri mendapatkan


5

peringkat terbaik dalam pelayanan Si Jari Emas (Koran Karawang,

2016).

Program yang akan digunakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Barat untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia adalah

program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS).

Program EMAS merupakan program hasil kerja sama antara

Pemerintah Indonesia dengan lembaga donor USAID, yang

bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia sebesar

25%. Untuk mencapai target tersebut, program EMAS akan

dilaksanakan di 6 provinsi dengan jumlah kematian yang besar,

salah satunya adalah Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut bukan

tanpa alasan, karena berdasarkan data Kementerian Kesehatan

sekitar 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu dan jumlah

angka kematian bayi di Indonesia berasal dari Provinsi Jawa Barat

dan Kementrian Kesehatan Jawa Barat akan mencanangkan

program EMAS untuk beberapa kabupaten binaannya dengan AKI

dan AKB terbesar (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang

tahun 2016, jumlah kematian ibu sebanyak 61 kasus dari 49.852

kelahiran hidup, penyebab kematian ibu yakni perdarahan 12 kasus

(20%), preeklamsia berat 24 kasus (39%), infeksi 2 kasus (3%),

penyakit jantung 13 kasus (21%), dan lain-lain 10 kasus (17%).

Jumlah kematian bayi sebanyak 196 kasus, penyebab kematian


6

bayi yakni BBLR 81 kasus (41%), asfiksia 53 kasus (27%), kelainan

kongenital 17 kasus (9%), infeksi 3 kasus (1,5%), BP 6 kasus (3%),

diare 3 kasus (1,5%), kelainan saluran cerna 2 kasus (1%),

kelainan saraf 1 kasus (0,5%), tetanus neonatorum 1 kasus (0,5%),

dan lain-lain 29 kasus (15%) (Dinas Kesehatan Kabupaten

Karawang, 2016).

Sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 59

kasus dari 44.903 kelahiran hidup, penyebab kematian ibu yakni

perdarahan 12 kasus (20%), preeklamsia berat 19 kasus (32%),

infeksi/sepsis 1 kasus (2%), decompensasi cordis (DC) 8 kasus

(14%) dan lain-lain 19 kasus (32%). Jumlah kematian bayi pada

tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 173 kasus,

penyebabnya yaitu BBLR 70 kasus (40%), asfiksia 51 kasus (30%),

sepsis 6 kasus (3%), kelainan bawaan 16 kasus (9%), pneumonia 6

kasus (3%), diare 3 kasus (2%), kelainan saluran cerna 1 kasus

(1%), dan lainnya 20 kasus (12%) (Profil Dinas Kesehatan

Karawang, 2017).

Sebagai salah satu upaya untuk menjamin pelayanan

kesehatan bagi ibu yang sedang melahirkan dan bayi yang baru

lahir, Pemerintah Kabupaten Karawang meluncurkan Si Jari Emas,

atau Sistem Informasi Jejaring Rujukan Gawat Darurat Ibu dan Bayi

Baru Lahir dengan peluncuran sistem yang bekerja online 24 jam,

selain itu pemerintah juga membuat program BPJS Kesehatan,


7

Kartu Indonesia Sehat (KIS), Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS). Peran bidan sebagai tenaga profesi kesehatan

sangat penting dalam melakukan pengawasan. Bidan harus

meningkatkan kompetensinya baik melalui seminar, pelatihan

ataupun pendidikan formal serta fasilitas yang tersedia harus

memadai, nyaman dan aman untuk ibu. Program ini akan

memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan bidang

kesehatan di Kabupaten Karawang, khususnya dalam upaya

menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu di

Kabupaten serta program ini merupakan kerjasama dari

Pemerintah Kabupaten Karawang, Dinas Kesehatan, RSUD

Karawang, serta organisasi nirlaba USAID. Keberadaan program ini

dimaksudkan untuk mengurangi AKI dan AKB yang cukup tinggi di

Jawa Barat.

Pedoman Manajemen Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency

Komprehensif 24 jam di tingkat Kabupaten/Kota, merupakan

kebijakan DepKes tahun 2010 sebagai kelanjutan dari Making

Pregnancy Safer (MPS) yang bertujuan untuk mempercepat

penurunan AKI dan AKB melalui pengembangan Puskesmas

PONED dan Rumah Sakit, PONEK 24 jam (Prawirohardjo, S.

2010).

Pada tahun 2017 didapat data jumlah kelahiran terdapat 65

kelahiran. Jumlah kematian ibu dan bayi di Puskesmas Tempuran


8

tercatat tidak ada kasus kematian ibu dan 2 kasus kematian bayi.

Penyebab kematian bayi dikarenakan IUFD (intra uterin fetal

death). (Laporan Puskesmas Tempuran Karawang, 2017), dan

menurut data di Rumah Bersalin U Desa Tanjung Sari Kecamatan

Cilebar Kabupaten Karawang Tahun 2017 tidak ada kematian ibu

dan bayi.

Upaya yang dilakukan Puskesmas Tempuran yaitu berupa

Pengawasan kehamilan atau Antenatal Care penting bagi wanita

hamil mulai dari trimester I sampai trimester III sangat diperlukan

supaya komplikasi dalam kehamilan seperti persalinan prematur

dapat dikenali secara dini, karena survey dilakukan sekitar 70%

kematian perinatal didunia disebabkan oleh persalinan prematur.

Kematian maternal dan perinatal merupakan masalah besar, sekitar

98-99% terjadi dinegara berkembang.

Puskesmas Tempuran sendiri memiliki program untuk

menurunkan AKI dan AKB ialah pelaksanaan posyandu, kelas ibu

hamil dan kelas balita, imunisasi, penemuan gizi buruk (ibu hamil

KEK dan bayi/anak), pengembangan desa siaga (Promkes, audit

maternal perinatal (Medik), pembinaan dukun paraji, kemitraan

dukun paraji, monitoring dan evaluasi kinerja bidan desa, kegiatan

RAKOR kecamatan, membahas program-program update yang

sedang dilaksanakan di Puskesmas, evaluasi hasil program KIA


9

tingkat desa dan kecamatan, dan pengembangan desa siaga di tiap

desa.

Bd. Y dalam upaya menurunkan AKI dan AKB merupakan

Rumah Bersalin yang memberikan asuhan kebidanan sesuai

dengan kebutuhan dan menciptakan 5 kunci keberhasilan

diantaranya melayani setiap klien dengan senyum, salam, sapa,

sopan, dan santun. Rumah Bersalin ini memperlihatkan bahwa

tempat pelayanan yang baik itu harus bersih, rapih, dan nyaman

untuk klien. Bd. Y merupakan bidan yang profesional dalam

memberikan asuhan kebidanan, selain itu pendokumentasian dari

catatan ibu hamil, bersalin, bayi, kb, dan yang lainnya di isi dengan

lengkap dan rapi, dan melakukan kemitraan dengan dukun paraji.

Bd. Y juga mendukung program pemerintah seperti safe

motherhood pelayanan antenatal untuk mencegah adanya

komplikasi obstetri, melakukan sistem rujukan bila ada

kegawatdaruratan obstetri dan ginekologi, melakukan rujukan

dengan sistem Si Jari Emas demi mendukung keberhasilan

program pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB.

Angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang tertinggi

memberikan dampak yang besar terhadap keluarga dan

masyarakat. Kematian ibu dan anak masih merupakan masalah

kesehatan reproduksi di dunia terutama di Indonesia. Oleh karena

itu, pemerintah dunia dan Indonesia masih terus memikirkan upaya-


10

upaya untuk menurunkan tingkat angka kematian ibu (AKI) dan

angka kematian bayi (AKB) adapun upaya yang dilakukan

diantaranya yaitu pemberian ASI Eksklusif , mencegah terjadinya

komplikasi persalinan pada ibu hamil, imunisasi, memeriksakan

kandungan minimal 4 kali selama masa kehamilan, dan

memberikan zat besi yang cukup untuk ibu hamil (Banunaek, M.

2015).

Berdasarkan hal-hal yang sudah diungkapkan diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. Sehingga penulis mengambil

judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Kehamilan,

Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir Pada Ny. A G3P2A0 Di

Rumah Bersalin U Desa Tanjung Sari Kecamatan Cilebar

Kabupaten Karawang Tahun 2018”.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan umum

Penulis mampu menerapkan manajemen Asuhan Kebidanan

Komprehensif Kehamilan, Persalinan, Nifas Dan Bayi Baru Lahir

Pada Ny. A Di Rumah Bersalin U Desa Tanjung Sari Kecamatan

Cilebar Kabupaten Karawang dengan melakukan pendekatan

manajemen varney pada klien sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan didokumentasikan secara SOAP.


11

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif dan

objektif secara komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas,

dan bayi baru lahir.

2. Penulis mampu menginterpretasikan data dari kehamilan,

persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

3. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

4. Penulis mampu mengidentifikasikan kebutuhan yang

memerlukan tindakan segera dari kehamilan, persalinan, nifas,

dan bayi baru lahir.

5. Penulis mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

6. Penulis mampu menyusun dan melaksanakan perencanaan

yang telah dibuat secara efisien dan aman dari kehamilan,

persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

7. Penulis mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah

dilakukan dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

8. Penulis mampu melakukan pendokumentasian dengan metode

SOAP dari hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny.A Di

Rumah Bersalin U Desa Tanjung Sari Kecamatan Cilebar

Kabupaten Karawang.
12

1.3. Manfaat Penulisan

1.3.1. Teoritis

Sebagai bahan perbandingan antara materi perkuliahan yang

telah diajarkan dengan kenyataan yang ada di lapangan, dan untuk

menjadi acuan saat melakukan pengajaran mengenai asuhan

komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir

yang akan dilakukan pada saat dilapangan.

1.3.2. Praktis

1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan perbandingan antara teori perkuliahan

dengan praktek dilahan agar tercipta suatu asuhan yang lebih

komprehensif lagi, serta untuk mengembangkan materi-materi

perkuliahan manjadi lebih inovatif.

2. Klien

Sebagai bahan untuk memotivasi pasien selanjutnya dalam

melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak ke tenaga

kesehatan untuk mendapatkan asuhan secara komprehensif

pada saat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

3. Lahan Praktik

Sebagai bahan untuk memotivasi petugas kesehatan dalam

memberikan asuhan menjadi lebih baik lagi, dengan

menerapkan asuhan secara komprehensif dengan melakukan

pengkajian data subjektif, objektif, analisa, dan


13

penatalaksanaan sesuai standar yang berlaku, agar bisa di

deteksi secara dini komplikasi-komplikasi yang akan terjadi.

1.4. Gambaran Kasus

Penulis memberikan asuhan kebidanan komprehensif

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir pada Ny. A usia 31

tahun G3P2A0. Pemeriksaan ANC sebanyak 21 kali selama 3

trimester, dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Gambaran Kasus


No Asuhan Subjektif Objektif Analisa Penatalaksanaan
Kehamilan
1 Trimester 1
Kunjungan 28-09- TD: 110/70 11 1. Hasil pemeriksaan
ke-1 2017 mmHg, BB: 58 minggu 2. Informed consent
(mual dan Kg, TFU: 2 jari 2 hari 3. Penyebab, akibat,
pusing), atas symfisis, dan penanganan
test peck (+) mual
positif. 4. Screening KSPR
5. Terapi (lanamol,
dan lexacral)
6. Tanda bahaya
7. P4K
8. Kunjungan ulang
Kunjungan 30-09- TD: 110/70 11 1. Hasil pemeriksaan
ke-2 2017 mmHg, BB: 58 minggu 2. Penyebab, akibat,
(mual dan Kg, TFU: 2 jari 4 hari dan penanganan
pusing), atas symfisis, mual
HB: 11,9 gr%, 3. Terapi (B6, dan
Gol. Darah : O Pct)
Rh (+). 4. Tanda bahaya
5. Kunjungan ulang
2 Trimester 2
Kunjungan 07-10- TD: 110/70 12 1. Hasil pemeriksaan
ke-3 2017 mmHg, BB: 62 minggu 2. Screening KSPR
(Tidak Kg, TFU: 2 jari 4 hari 3. Imunisasi TT3
ada) atas symfisis. 4. Terapi (Fe)
5. Istirahat
6. Kunjungan ulang
Kunjungan 14-10- TD: 110/80 13 1. Hasil pemeriksaan
ke-4 2017 mmHg, BB: 62 minggu 2. Terapi (Fe)
14

(Tidak Kg, TFU: 3 jari 4 hari 3. Tanda bahaya


ada) atas symfisis. 4. Kunjungan ulang
Kunjungan 13-11- TD: 100/70 17 1. Hasil pemeriksaan
ke-5 2017 mmHg, BB: 67 minggu 2. Terapi (Fe)
(pusing) Kg, TFU: 6 hari 3. Istirahat
pertengahan 4. Kunjungan ulang
pusat symfisis.
Kunjungan 17-11- TD: 120/70 18 1. Hasil pemeriksaan
ke-6 2017 mmHg, BB: 67 minggu 2. Terapi (Pct)
(Tidak Kg, TFU: 3 hari 3. Tanda bahaya
ada) pertengahan 4. Kunjungan ulang
pusat symfisis.
Kunjungan 03-12- TD: 110/70 20 1. Hasil pemeriksaan
ke-7 2017 mmHg, BB: 70 minggu 2. Terapi (Fe)
(Tidak Kg, TFU: 2 jari 5 hari 3. Tanda bahaya
ada) dibawah pusat. 4. Kunjungan ulang
Kunjungan 14-12- TD: 110/70 22 1. Hasil pemeriksaan
ke-8 2017 mmHg, BB: 72 minggu 2. Terapi (Fe)
(Tidak Kg, TFU: 1 jari 2 hari 3. Istirahat
ada) dibawah pusat. 4. Kunjungan ulang
Kunjungan 03-01- TD: 110/70 25 1. Hasil pemeriksaan
ke-9 2018 mmHg, BB: 72 minggu 2. Nutrisi
(Tidak Kg, TFU: 1 jari 1 hari 3. Terapi (Fe)
ada) dibawah pusat. 4. Istirahat
5. Kunjungan ulang
Kunjungan 16-01- TD: 110/70 27 1. Hasil pemeriksaan
ke-10 2018 mmHg, BB: 72 minggu 2. Terapi (Fe)
(Tidak Kg, TFU: 3 jari 3. Tanda bahaya
ada) atas pusat. 4. Kunjungan ulang
3 Trimester 3
Kunjungan 08-02- TD: 100/60 30 1. Hasil pemeriksaan
ke-11 2018 mmHg, BB: 72 minggu 2. Screening KSPR
(Sakit gigi) Kg, TFU: 26 2 hari 3. Terapi (Pct, dan
cm, Fe)
pertengahan 4. Tanda bahaya
pusat-px. 5. P4K
6. Kunjungan ulang
Kunjungan 10-02- TD: 110/60 30 1. Hasil pemeriksaan
ke-12 2018 mmHg, BB: 73 minggu 2. Terapi (Fe)
(Sakit gigi) Kg, TFU: 26 4 hari 3. Tanda bahaya
cm, 4. P4K
pertengahan 5. Kunjungan ulang
pusat-px.
Kunjungan 17-02- TD: 110/70 31 1. Hasil pemeriksaan
ke-13 2018 mmHg, BB: 73 minggu 2. Istirahat
(Sakit gigi) Kg, TFU: 26 4 hari 3. Terapi (Fe)
cm, 4. Kunjungan ulang
pertengahan
pusat-pxl.
15

Kunjungan 23-02- TD: 110/70 32 1. Hasil pemeriksaan


ke-14 2018 mmHg, BB: 73 minggu 2. Istirahat
(Tidak Kg, TFU: 27 3 hari 3. Persiapan
ada) cm, persalinan
pertengahan 4. Terapi (Fe)
pusat-px. 5. Kunjungan ulang
Kunjungan 08-03- TD: 120/70 34 1. Hasil pemeriksaan
ke-15 2018 mmHg, BB: 74 minggu 2. Istirahat
(Tidak Kg, TFU: 27 2 hari 3. Terapi (Fe, Kalk)
ada) cm, 4. Kunjungan ulang
pertengahan
pusat-px.
Kunjungan 12-03- TD: 120/70 34 1. Hasil pemeriksaan
ke-16 2018 mmHg, BB: 74 minggu 2. Istirahat
(Tidak Kg, TFU: 28 6 hari 3. Terapi (Fe, Kalk)
ada) cm, 4. Kunjungan ulang
pertengahan
pusat-px, TBB :
2400gram.
Kunjungan 22-03- TD: 110/70 36 1. Hasil pemeriksaan
ke-17 2018 mmHg, BB: 74 minggu 2. Persiapan
(Tidak Kg, TFU: 28 2 hari persalinan
ada) cm, 3. Terapi (Fe)
pertengahan 4. Kunjungan ulang
pusat-px.
Kunjungan 23-03- TD: 110/80 36 1. Hasil pemeriksaan
ke-18 2018 mmHg, BB: 74 minggu 2. Istirahat
(Tidak Kg, TFU: 28 3 hari 3. Kunjungan ulang
ada) cm,
pertengahan
pusat-px.
Kunjungan 28-03- TD: 110/70 37 1. Hasil pemeriksaan
ke-19 2018 mmHg, BB: 75 minggu 2. Istirahat
(Tidak Kg, TFU: 30 1 hari 3. Terapi (Fe)
ada) cm, 2 jari 4. Kunjungan ulang
dibawah px.
Kunjungan 03-04- TD: 110/70 38 1. Hasil pemeriksaan
ke-20 2018 mmHg, BB: 75 minggu 2. Istirahat
(Pusing) Kg, TFU: 30 3. Tanda persalinan
cm, 2 jari 4. Persiapan
dibawah px. persalinan
5. Terapi (Fe)
6. Kunjungan ulang
Kunjungan 11-04- TD: 110/70 39 1. Hasil pemeriksaan
ke-21 2018 mmHg, BB: 58 minggu 2. Istirahat
(Pusing) Kg, TFU: 30 3. Tanda persalinan
cm, 2 jari 4. Persiapan
dibawah px. persalinan
5. Terapi (Fe)
6. Kunjungan ulang
16

Persalinan
1 Kala I 12-04- TD : 120/80 Inpartu 1. Hasil pemeriksaan
2018, mmHg, TFU 30 kala I 2. Informed consent
18.45 WIB cm, 3 jari fase 3. Menyiapkan alat
mengeluh dibawah px, aktif, 4. Pasang infus
mules- DJJ : 5. teknik relaxsasi
mules, 138x/menit, 6. Posisi
keluar pembukaan 7 7. Dukungan
lendir cm, ketuban 8. Nutrisi
darah utuh, presentasi 9. Eliminasi
kepala. 10. Pendamping
11. Tanda bahaya
12. Kemajuan
persalinan
2 Kala II 12-04- TD : 120/70 inpartu 1. Hasil pemeriksaan
2018, mmHg, TFU 30 kala II 2. Pertolongan
20.30 WIB cm, 3 jari persalinan
Mengalam dibawah px, 3. Mengedan yang
i tanda DJJ : baik
Kala II 138x/menit, 4. Pendamping
pembukaan 10 5. Dukungan
cm, ketuban 6. Pertolongan
jernih, kelahiran bayi
presentasi
kepala.
3 Kala III 12-04- TD : 110/70 Partus 1. Hasil pemeriksaan
2018, mmHg, kala III 2. Pemberian
20.37 WIB Kandung kemih fisiologis Oxytosin
Mengalam kosong, uterus 3. MAK III
i tanda tidak ada janin 4. Identifikasi
Kala III kedua, plasenta
kontraksi, keras
TFU sepusat,
perdarahan ±60
cc.
4 Kala IV 12-04- TD : 110/70 partus 1. Hasil pemeriksaan
2018, mmHg, kala IV 2. Pemantauan Kala
20.45 WIB Kandung kemih fisiologis IV
Merasaka kosong, 3. Massase
n mules kontraksi keras, 4. Evaluasi
dan TFU 2 jari di perdarahan
merasa bawah pusat, 5. Pemeriksaan BBL
senang perdarahan 6. Tanda bahaya
±100 cc. 7. Dekontaminasi
8. Dokumentasi
Nifas
1 KF 1
Kunjungan 13-04- TD : 110/70 postpart 1. Hasil pemeriksaan
ke-1 2018, mmHg, um 10 2. Involusi uterus
07.00 Kandung kemih jam, 3. Penyebab mules
17

WIB, perut kosong, fisiologis 4. Senam nifas


masih kontraksi keras, . 5. Perawatan tali
teras TFU 2 jari di pusat
mules bawah pusat, 6. ASI
lochea rubra. 7. Posisi menyusui
8. Bonding
Attachment
9. Nutrisi
10. Terapi
11. Tanda bahaya
nifas
12. Kunjungan ulang
2 KF 2
Kunjungan 16-04- TD : 110/70 postpart 1. Hasil pemeriksaan
ke-2 2018, mmHg, TFU 3 um 4 2. Involusi uterus
10.00 jari dibawah hari, 3. Senam nifas
WIB, tidak pusat, kontraksi fisiologis 4. Perawatan
ada baik, diastase , payudara
keluhan recti 3/2, lochea 5. Terapi
sanguenolenta. 6. Tanda bahaya
nifas
7. Kunjungan ulang
Kunjungan 20-04- TD : 110/80 postpart 1. Hasil pemeriksaan
ke-3 2018, mmHg, TFU um 8 2. Involusi uterus
10.00 WIB tidak teraba hari, 3. Perawatan
tidak ada diatas sympisis, fisiologis payudara
keluhan kontraksi uterus , 4. Terapi
baik, diastase 5. Tanda bahaya
recti 2/1, lochea nifas
serosa. 6. Kunjungan ulang
3 KF 3
Kunjungan 09-05- TD : 110/70 postpart 1. Hasil pemeriksaan
ke-4 2018, mmHg, TFU um 28 2. Involusi uterus
10.00 WIB tidak teraba hari, 3. Terapi
tidak ada diatas sympisis, fisiologis 4. KB
keluhan lochea alba. , 5. Kunjungan ulang
Bayi Baru Lahir
1 KN 1
Kunjungan 12-04- BB : 3400 NCB, 1. Hasil pemeriksaan
ke-1 2018, gram, PB : 48 SMK 2. Menjaga
21.40 WIB cm, Denyut Usia 1 kehangatan bayi
tidak ada jantung : jam 3. Bounding
keluhan 135x/menit, P: fisiologis Attachment
35x/menit, 4. ASI Ekslusif
LILA : 10,5 cm, 5. Perawatan tali
Miksi dan pusat
defekasi sudah. 6. Tanda bahaya
7. Kunjungan ulang

Kunjungan 13-04- BB : 3400 NCB, 1. Hasil pemeriksaan


18

ke-2 2018, gram, Denyut SMK 2. Menjaga


07.30 WIB jantung : Usia 10 kehangatan bayi
tidak ada 135x/menit, P: jam 3. Bounding
keluhan 35x/menit, fisiologis Attachment
Miksi dan 4. ASI Ekslusif
defekasi sudah. 5. Perawatan tali
pusat
6. Tanda bahaya
7. Kunjungan ulang
2 KN 2
Kunjungan 16-04- BB : 3200 NCB, 1. Hasil pemeriksaan
ke-3 2018, gram, Denyut SMK 2. Menjaga
10.30 WIB jantung : Usia 4 kehangatan bayi
tidak ada 130x/menit, P: hari 3. Bounding
keluhan 35x/menit, fisiologis Attachment
Miksi dan 4. ASI Ekslusif
defekasi sudah 5. Perawatan tali
pusat
6. Tanda bahaya
7. Kunjungan ulang
3 KN 3
Kunjungan 20-04- BB : 3600 NCB, 1. Hasil pemeriksaan
ke-4 2018 gram, Denyut SMK 2. Menjaga
10.00 WIB jantung : Usia 8 kehangatan bayi
Tidak ada 127x/menit, P: hari 3. Bounding
keluhan 33x/menit. fisiologis Attachment
4. ASI Ekslusif
5. Perawatan tali
pusat
6. Tanda bahaya
7. Kunjungan ulang
Kunjungan 09-05- BB : 4100 Bayi 1. Hasil pemeriksaan
ke-5 2018, gram, Denyut sehat 2. Menjaga
10.00 WIB jantung : usia 28 kehangatan bayi
Tidak ada 125x/menit, P: hari 3. Bounding
keluhan 33x/menit. fisiologis Attachment
4. ASI Ekslusif
5. Tanda bahaya
6. Kunjungan ulang
19

1.5. Tempat dan Waktu Penulisan

Tabel 1.2 Tempat dan Waktu Penulisan


No. Asuhan Tanggal Tempat
1. 28-09-2017 Di Rumah Bersalin U
2. 30-09-2017 Di Puskesmas
3. 07-10-2017 Di Posyandu
4. 14-10-2017 Di Puskesmas
5. 13-11-2017 Di Puskesmas
6. 17-11-2017 Di rumah klien
7. 03-12-2017 Di rumah klien
8. 14-12-2017 Di Posyandu
9. 03-01-2018 Di Puskesmas
10. 16-01-2018 Di rumah klien
11. Kehamilan 08-02-2018 Di Posyandu
12. 10-02-2018 Di rumah klien
13. 17-02-2018 Di Posyandu
14. 23-02-2018 Di Puskesmas
15. 08-03-2018 Di rumah klien
16. 12-03-2018 Di Puskesmas
17. 22-03-2018 Di Posyandu
18. 23-03-2018 Di rumah klien
19. 28-03-2018 Di rumah klien
20. 03-04-2018 Di Puskesmas
21. 11-04-2018 Di rumah klien
22. 12-04-2018, 18.45 WIB Di Rumah Bersalin U
23. 12-04-2018, 20.30 WIB Di Rumah Bersalin U
24. 12-04-2018, 20.37 WIB Di Rumah Bersalin U
Persalinan
25. 12-04-2018, 20.45 WIB Di Rumah Bersalin U

26. 13-04-2018, 07.00 WIB Di Rumah Bersalin U


27. 16-04-2018, 10.00 WIB Di rumah klien
Nifas
28. 20-04-2018, 10.00 WIB Di rumah klien
29. 09-05-2018, 09.00 WIB Di rumah klien
30. 12-04-2018, 21.40 WIB Di Rumah Bersalin U
31. 13-04-2018, 07.30 WIB Di Rumah Bersalin U
32. Bayi Baru Lahir 16-04-2018, 10.30 WIB Di rumah klien
33. 20-04-2018, 10.20 WIB Di rumah klien
34. 09-05-2018, 09.20 WIB Di rumah klien

Anda mungkin juga menyukai