Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500.gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR termasuk faktor utama dalam
peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas

secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,

umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat

hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau

masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah

persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan

kematian yang paling sering dan penting pada anak, terutama pada bayi, karena

saluran pernafasannya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah.

1
B. Tujuan

Supaya mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan neonatal pada


bayi Ny. N dengan BBLR+Asfiksia ringan, mulai dari pengkajian data,
interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi
kebutuhan tindakan segera dan kolaborasi, rencana asuhan kebidanan,
pelaksanaan asuhan kebidanan, dan evaluasi di RSUD Dr. Fauziah Bireun.

C. Manfaat

1. Pembaca dapat memperoleh ilmu tentang asuhan kebidanan neonatal pada

bayi dengan BBLR+ asfiksia.

2. Merupakan stimulant bagi mereka yang berminat dalam mempelajari

persalinan.

3. Sebagai sarana belajar bagi pembaca.

4. Sebagai bahan bacaan khususnya dalam profesi kebidanan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORITIS KASUS

1. Pengertian BBLR

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir
kurang dari 2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus
apapun sangat berfariasi dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi
yang berat badannya diatas presentil 90 dinamakan besar untuk umur
kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk umur
kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur
kehamilan. Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir
dinamakan berat badan lahir rendah.

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir
rendah dibedakan:

1.Bayi berat lahir rendah, berat lahir 1500 – 2500 gram


2.Bayi berat lahir sangat rendah, berat lahir kurang dari 1500 gram
3.Bayi berat lahir eksterem, Berat lahir kurang dari 1000 gram

2. Karakteristik BBLR

Menurut Manuaba (1998), karakteristik Bayi Berat Badan Lahir Rendah


(BBLR) adalah sebagai berikut:

a. Berat kurang dari 2.500 gram

b. Panjang badan kurang dari 45 cm


c. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

3
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm.
e. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
f. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak
g. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang, otot
hipotonik- lemah.
h. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan sekitar 40- 50 kali
per menit.
i. Kepala tidak mampu tegak
j. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit.

3. Etiologi / Penyebab BBLR

Bayi berat lahir rendah mungkin prematur ( kurang bulan ) mungkin juga cukup
bulan (dismatur).

1. Prematur Murni

Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37


minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan atau
disebut juga neonatus preterm / BBLR.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau BBLR


adalah :

a. Faktor Ibu

Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

Gizi saat hamil kurang

Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat


Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

4
Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion

Faktor pekerja terlalu berat

Primigravida

Ibu terlalu muda

b. Faktor Kehamilan

Hamil dengan hidramnion, hatnil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi


hamil seperti pre eklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini.
c. Faktor Janin

Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda., anomali congenital

d. Faktor Kebiasaan

Pekerjaan yang melelahkan, merokok

4. Penatalaksanaan BBL

Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai kemungkinanan yang dapat


terjadi pada bayi prematuritas maka perawatan dan pengawasan ditujukan pada
pengaturan suhu, pemberian makanan bayi, Ikterus, pernapasan, hipoglikemi dan
menghindari infeksi

1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas /BBLR.

Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermi karena pusat pengaturan panas belum berfungsi dengan baik,
metabolisme rendah dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu bayi
prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam rahim , apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat
dipertahankan.

5
2. Makanan bayi prematur.

Alat pencernaan bayi belum sempurna, lambung kecil enzim peneernaan belum
matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110 kal;/kgBB
sehingga pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam
setelah lahir dan didahului derngan menghisap cairan lambung , reflek masih
lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit dengan
frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yasng paling utama
sehingga ASI-lah yang paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya kurang
maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan
memasang sonde. Permulaan cairan yang diberikan 50- 60 cc/kgBB/hari terus
dinaikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari.

3. Ikterus

Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur
dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari
berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi
karena hperbilirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka wama bayi harus
sering dicatat dan bilirubin diperiksa, bila ikterus muncul dini atau lebih cepat
bertambah coklat.

4. Pernapasan

Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini
tanda-tanda gawat pernafasan selalu ada dalam 4 jam. Bayi haras dirawat
terlentang atau tengkurap dalam incubator, dada abdomen harus dipaparkan untuk
mengobserfasi usalia pernapasan.

5. Hipoglikemi

Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir
rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah
secara teratur.

6
6. Menghindari Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum
sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR).

B. TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN MENURUT HELLEN


VARNEY
Menurut HellenVarney (1997), adapun manajemen asuhan kebidanan
yang dapat dilakukan oleh seorang bidan antara lain:
1. Langkah I : pengumpulan data dasar.
Pada langkah petama ini dilakukan pengkajian dengan ngumpulan
semua data dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap.
2. Langkah II : interprestasi data dasar.
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien
secara tepat
3. Langkah III : mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan
rangkaian dan diagnosis yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
4. Langkah IV : mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera.
Mengidentifikasi perlu/tidaknya tindakan segera oleh bidan
maupun oleh dokter, dan kondisi yang perlu dikonsultasikan atau
ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
5. Langkah V : merencanakan asuhan yang menyeluruh.
Merencanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan menurut
langkah-langkah sebelumnya.

7
6. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan.
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke-5 dilaksanakan secara dilaksanakan secara efisien dan aman.
7. Langkah VII : evaluasi.
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan dengan
mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang
tidak efektif.

C. TEORITIS PENDOKUMENTASIAN DALAM BENTUK SOAP


Proses pemikiran pelaksanaan kebidanan adalah metode
pendokumentasian SOAP yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan
klien dalam rekam medis klien sebagai catatan kemajuan.
Model dokumentasi dapat digambarkan sebagai berikut
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan.
3. A (Assesment)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi.
4. P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan, evaluasi dari
perencanaaan.

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR DAN ASFIKSIA SEDANG


TERHADAP BAYI Ny. A DI RUANG PERINATOLOGI
RSUD Dr. FAUZIAH BIREUN

I. Pengkajian
Pada tanggal 07-11-2018 pukul 15.00 WIB
1) Identitas
Nama : Bayi Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 07-11-2018
Jam : 14.30 WIB
Anak ke : dua
Alamat : matang

Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn R.


Umur : 24 th Umur : 27 th
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
Alamat : matang

2) Keluhan Utama
Bayi diantar oleh petugas dan keluarga dari ruang bersalin RSUD Dr.Fauziah
Bireun ke runag Perinatologi dengan kondisi lahir spontan+biru+BBLR+tidak
segera menangis.

9
3) Riwayat Kesehatan
a). Riwayat persalinan sekarang
1. Usia kehamilan : 40 minggu
2. Lama persalinan :

Kala I : 3 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam setelah persalinan
Keadaan air ketuban : Jernih
Waktu pecah ketuban: Saat pembukaan lengkap
Jenis persalinan : Spontan
Lilitan tali pusat : Tidak ada
Episiotomi : Tidak
Obat-obat : Oxytosin
Ditolong oleh : Bidan

b). Nilai APGAR Score


No Aspek yang dinilai Menit Pertama

Appereance :1

Polse :1

Gramace :1

Activity :1

Respirasi :1
Jumlah :5

10
4) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Bayi lemah, tidak menangis, pernapasan megap-megap,
denyut jantung lemah, warna kulit : tubuh merah, akstremitas biru

b. Tanda-tanda Vital
Tem : 36,5 0 C BB : 2900 gr RR : 24 X/menit
Pols : 90 X/ Menit PB : 50 Cm Refleks: Babinsky negatif
1. Kepala

UUB : Cembung UUK : Cekung


Moulage : O Sucudenum : Tidak ada
Bentuk kepala : simetris keadaan tubuh : kecil

2. Mata
Bentuk mata : simetris Skelra : tidak ikterik
Pupil mata : Normal Keadaan : Bersih

3. Hidung
Bentuk : Simetris
Pernapasan cuping hidung : Ada
Keadaan : Kotor
Lubang hidung : Kotor
Pernapasan : Megap-megap

4. Mulut
Bentuk : Simetris Palatum : Normal
Reflek hisap : Lemah Bibir : Normal
Gusi : Normal

11
5. Telinga
Posisi : Simetris kanan dan kiri
Keadaan : Bersih tidak ada sumbatan

6. Leher
Pembesaran vena/kelenjar : tidak ada
Pergerakan leher : lemah

7. Dada
Posisi : Simetris Pols : 90x/menit
Mammae : Ada Pernapasan : 24x/menit
Warna kulit : Kemerahan Suara Dada : belum bersih

8. Perut
Posisi : Simetris
Tali pusat : Basah
Warna kulit : Kemerahan
Tidak ada pembesaran / benjolan

9. Punggung / Bokong
Tidak ada benjolan, fleksibilitas, tulang punggung baik

10. Ekstremitas
Jari tangan : Lengkap tanpa cacat
Posisi dan bentuk : Simetris kanan dan kiri
Jari kaki : Lengkap tanpa cacat
Pergerakan : Lemah
Warna kulit : Biru

12
11.Genetalia
Lengkap, terdapat labia mayora dan minora (positif), uretra (positif),
klitoris (positif). Jenis kelamin : Perempuan. Anus : (Positif) tidak ada
sumbatan.

12.Reflek
Menghisap (sucking) : Lemah
Reflek kaki (stapping) : Lemah
Menggemgam (graping) : Lemah
Reflek Moro : Ada tapi lemah

13.Ukuran Antropometri
BB : 2400 gr
PB : 44 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar dada : 32 cm

c). Data Psikososial


Respon ibu terhadap anak : Ibu senang dengan kelahiran anaknya
Respon keluarga terhadap anak : Keluargapun senang dengan kelahiran
anak

5) Nutrisi
ASI / PASI belum diberikan

II. Interprestasi Data Dasar

Dx : BBL spontan+BBLR+asfiksia ringan


Ds : Bayi lahir tanggal 07 september 2018 pukul 14.30. persalinan spontan,
bayi bernafas megap-megap.

13
Do : Keadaan umum : bayi lemah, tidak menangis
Pernafasan megap-megap
Denyut jantung lemah
Warna kulit : tubuh merah, ekstremitas biru
Tanda-tanda vital

RR : 24x/menit
BB : 2400 gr
PB : 44 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar dada : 32 cm
Apgar Score :5

Masalah
Pemasukan oksigen yang tidak adekuat
Nafas masih terdapat ronchi

Kebutuhan
a) Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi
Dasar :
Bayi lahir tanggal 07 september 2018 pukul 14.30 WIB
Tubuh bayi masih basah dengan air ketuban.
b) Perawatan Tali Pusat
Dasar :
Bayi lahir tanggal 15 Maret 2007 Pukul 14.30 WIB
Tali pusat masih basah
c) pemasangan Oksigen pada bayi

14
III. Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
a) Potensial terjadi hipotermi
Dasar : tubuh Bayi masih basah oleh air ketuban
b) Potensial perpindahan micro organisme
Dasar : Tali pusat masih basah
c) Potensial terjadi hipoglikemi
Dasar : Bayi belum mendapatkan ASI
d) Potensial terjadi asfiksia
Dasar : Bayi baru lahir megap-megap

IV. Kebutuhan Intevensi segera dan Kolaborasi

Tindakan segera : Melakukan tindakan resusitasi BBL

Kolaborasi : dan kolaborasi dengan Dr. SP,A

V. Planning
1. Jelaskan kepada keluarga tentang kondisi bayinya saat ini
3. Cegah kehilangan panas
4. Lakukan pembebasan jalan nafas
5. Lakukan rangsangan taktil
6. Lakukan penilaian bayi
8. Lakukan perawatan tali pusat

VI. Implementasi
1. Menjelaskan pada keluarga tentang kondisi bayinya saat ini
a) Bayi lahir dengan BBLR yaitu dengan BB : 2400 gr

15
b) Bayi memerlukan penanganan resusitasi yaitu pemberian oksigen yang
adekuat dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada
otak, jantung dan alat vital lain.

2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan
minumum antara lain :

a. Incubator

b. Oksigen

c. Alat penghisap lendir

d. Alat sungkup

f. Obat-obatan

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi


a. Membungkus bayi dengan kain kering bersih dan hangat. Mengeringkan
tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan
mencegah kehilangan suhu tubuh melalui evaporasi.
b. Merawat bayi Dalam ingkubator

4. Melakukan rangsangan taktil


a. Usap-usap punggung bayi ke arah atas
b. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat
menimbulkan atau mempertahankan pernafasan

16
VII. Evaluasi
1. Keadaan umum bayi baik, kesadaran baik
2. Pernafasan bayi sudah mulai normal
3. Tidak terjadi perubahan suhu
Temp : 36,5oC
RR : 46x/menit
4. Tali pusat terawat baik
5. Asi/Pasi belum diberikan

17
PENDOKUMENTASIAN DALAM BENTUK SOAP

Hari Ke-2
Tanggal 08-11-2018
S:-

O:

1. Bayi baru lahir hari ke-2


2. Keadaan umum bayi baik
3. Tali pusat masih basah
4. Vital sign
a. Suhu : 37oC
b. RR : 26x/menit
c. Pols : 98x/menit
d. Refleks
1. Moro : Ada
2. Rooting : Ada
3. Isap : Lemah

e. pemeriksaan antropometri

1. BB : 2400 gr

2. PB : 44 cm

3. LK : 33 cm

4. LD : 32 cm

18
e. Menangis : Bayi menangis pada saat dirangsang
f. Warna kulit : Merah
g. Eliminasi : BAK 5-6x/hari, BAB, 2x/hari

A : Bayi baru lahir spontan + BBLR

P:

1. Melakukan observasi keadaaan bayi tiap 2 jam sekali

2. Melakukan observasi tnada-tanda vital bayi

3. Menjaga kehangatan bayi dengan cara merawat bayi dalam inkubator dan
membedong bayi.

4. Mengganti popok bayi tiap bayi BAB / BAK

5. Memberikan ASI / PASI sebanyak 15 cc tiap 2 jam sekali.

6. Melakukan observasi muntah.

7. Melakukan pemantauan O2 yang diberikan sebanyak 1 L/i dan selang O2


yang dipasang ke hidung bayi agar tidak terlepas.

8. Memantau tetesan infus bayi dextro 10 ٪ sebanyak 4 tetes/menit.

9. Melakukan pendokumentasian.

19
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis mencoba melakukan Asuhan pada bayi Ny. N
dengan BBLR, kemudian dibandingkan dengan standar asuhan pelayanan yang
telah ditetapkan.
Penanganan BBLR yang dilakukan di RSUD Dr. Fauziah Bireun sesuai
dengan teori (Prawirohardjo, 2006 : 146-147). Berarti tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik RSUD Dr. Fauziah Bireun.

20
BAB V

PENUTUP

Setelah melakukan praktik klinik di ruang perinatologi RSUD Dr.Fauziah


Bireun mahasiswa telah mampu memberikan asuhan kebidanan neonatal pada
bayi Ny. N dengan BBLR, mulai dari pengkajian data, interpretasi data dasar,
identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan tindakan
segera dan kolaborasi, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan,
dan evaluasi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar Rustam, MPH. 1998.Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta EGC

Obstetri Williams. 1983. Bandung : Fakultas Kedokteran UNPAD

Prawirohardjo, Sarwono. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta : YPB

22

Anda mungkin juga menyukai