PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
66% kematian bayi terjadi pada masa neonatal dan 40 % kematian neonatal terjadi
pada umur satu minggu pertama kehidupan atau neonatal dini (Suryati ,2004).
Sedangkan angka kematian bayi di Indonesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran
hidup paada tahun 2003 (Depkes RI 2005). Berdasarkan Survey Demografi Dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 angka kematian bayi di Indonesia masih
Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup, 50% dari kematian neonatal terjadi
pada BBLR dan kematian bayi baru lahir sampai umur 7 hari lebih dari 50%
Salah satu faktor penyebab kematian bayi adalah kelahiran bayi dengan
berat rendah termasuk didalamnya bayi dengan kelahiran prematurias dan bayi
kecil untuk masa gestasi, asfiksia, infeksi cacat bawaan. Hasil penelitian Reyston
dan Amstrong (1989), dalam penelitian premawari (2003), factor resiko yang
ibu, umur ibu saat melahirkan, jarak kehamilan, jumlah anak (Darminto dkk,
2004). Bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah
satu factor resiko yang mempumyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya
1
pada masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang ,sehingga membutuhkan biaya
batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di Negara –negara berkembang atau
Secara teori , factor resiko terjadinya BBLR adalah factor janin (kelahiran
factor ibu sendiri adalah jarak kehamilan dan penyakit ibu saat hamil. Factor
daratan tinggi, radiasi, social ekonomi, dan paparan zat-zat racun. (Israr ,Y.A,
2007).
Menurut Zaenab R.SKM dan Joeharno SKM (2006) bahwa usia ibu , jarak
kehamilan dan penyakit ibu saat hamil (anemia) berhubungan dengan kejadian
BBLR, sedangkan menurut Mainase (2007) jarak kehamilan , gizi ibu, dan
gangguan kesehatan ibu tidak ada hubungan dengan kejadian BBLR. Maka dari
penulis mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada By.Ny.R dengan
Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) di Ruang NICU RSU Cut Meutia
2
Kabupaten Aceh Utara”.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
By. Ny. R.
Ny.R
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teoritis kasus
1. Pengertian
Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir dengan
berat badan di bawah normal kisaran 1000 – 1500 gram (Indrasanto dkk,
2008). Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir
dengan berat badan di bawah normal kisaran 1000 – 1500 gram pada usia
2. Etiologi
Berat badan lahir seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari
Kualitas bayi lahir sangat bergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi
yang cukup akan menjamin bayi lahir sehat dengan berat badan cukup. Namun,
kekurangan gizi yang adekuat dapat menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah.
(Pilliteri, 2002).
Status gizi ibu sebelum hamil berperan dalam pencapaian gizi ibu saat
hamil. Penelitian Rosmeri (2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum
dengan status gizi kurang (kurus) selama hamil mempunyai resiko 4,27 kali
4
status gizi baik (normal). (Lubis, 2005).
bayi bisa prematur dan berat badan lahir kurang. Hal ini disebabkan karena
wanita yang hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan baik
dari tubuhnya untuk janin di dalam rahimnya. Selain itu, wanita tersebut juga
darah merah tetapi sudah harus dibagi dengan janin yang ada dalam
c. Umur kehamilan
kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada umur
kehamilan 28 minggu berat janin ± 1.000 gram, sedangkan pada kehamilan 37-
d. Kehamilan ganda
seperti anemia hamil yang dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam rahim.
e. Tingkat pendidikan
kesehatan dan kehamilan yang akan berpengaruh pada perilaku ibu, baik pada
5
diri maupun perawatan kehamilanya serta pemenuhan gizi saat hamil. (Bobak,
2004).
f. Penyakit ibu
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi berat badan lahir bayi jika
1) Jantung
2) Hipertensi
4) Diabetes Melitus
(IURG) janin, yang menyebabkan janin menjadi jauh lebih kecil dan lemah
dari pada yang diharapkan untuk tahap kehamilan bersangkutan. (Datta, 2004).
Kebiasaan ibu sebelum atau selama hamil yang buruk seperti merokok,
minum minuman beralkohol, pecandu obat dan pemenuhan nutrisi yang salah
yang cukup dari arteri plasenta ataupun karena plasenta tidak mampu
mengantar makanan ke janin. Selain itu, aktifitas yang berlebihan jug adapt
(BBLR).
6
a. Faktor ibu :
3. Klasifikasi
Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah dibagi menjadi dua golongan :
a. Prematuritas murni
Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan yang kurang dari
37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia
SMK).
b. Dismatur
Dismatur adalah bayi dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
7
masa gestasi / kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intra uteri dan
dapat terjadi dalam preterm, term dan post term yang terbagi dalam :
(Maryunani, 2013).
Tanda - tanda bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Menurut
tanda – tanda :
j. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada
8
k. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
telapak kaki halus, kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.
m. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif
dengan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) yaitu bayi baru lahir
dengan berat badan kurang dari 1500 gram juga sering disebut neonates
imatur, jadi tanda – tanda Bayi Berat Lahir Sangat Rendah sama dengan tanda
– tanda bayi berat lahir rendah/ prematur yang membedakan hanya berat
badan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah yaitu kurang dari 1500 gram (Nelson,
2010).
1) Hipotermi
Suhu bayi kurang dari 36,5° C dan bayi teraba dingin, kurang aktif dan tangis
lemah, malas minum, kulit mengeras kemerahan frekuensi jantung < 100 x/
9
2) Hipoglikemia
Kadar glukosa darah kurang 45 mg/ dl, kejang, tremor, letargi/ kurang aktif,
timbul saat lahir sampai dengan hari ke tiga, riwayat ibu dengan diabetes
3) Ikterik/ hiperbilirubin
Puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut, dan ekstremitas berwarna kuning,
4) Infeksi/ sepsis
Bayi malas minum, suhu bayi hipertermi atau hipotermi, terdapat gangguan
5) Gangguan pernafasan
Pernafasan tidak teratur, merintih waktu ekspirasi, thoraks yang lunak dan otot
6) Perdarahan intracranial
Kegagalan umum untuk bergerak normal, reflek moro menurun atau tidak ada,
(kebiruan), apnea (henti nafas), muntah yang kuat, tangisan bernada tinggi dan
6. Penatalaksanaan
10
Bayi prematur akan cepat mengalami kehilangan panas badan dan
Oleh karena itu, bayi prematur harus dirawat didalam incubator sehingga
menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan/ stabil. Bayi
umur 1 - 10 hari dengan suhu 35° C, bayi umur 11 hari – 3 minggu dengan
suhu 34° C, bayi umur 3 – 5 minggu dengan suhu 33° C, bayi umur lebih
badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat diluar incubator
b. Nutrisi
jam sekali, lanjutkan dengan cangkir/ sendok bila keadaan stabil, jika
11
2) Bila keadaan bayi sakit
Berikan cairan IV 24 jam pertama, berikan ASI peras lewat NGT, beri
minum 8x dalam 24 jam tiap 3 jam, jika masih lapar bisa di tambah
dari bahaya infeksi dengan cara bayi tidak boleh kontak dengan penderita
infeksi dalam bentuk apapun itu. Digunakan masker dan baju khusus
dalam penanganan bayi, perawatan luka tali pusat dan kulit dilakukan
dengan teknik septik dan antiseptik serta begitupun dengan alat-alat yang
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang
12
antibodi belum sempurna (Atikah, 2010).
bayi, membersihkan tempat tidur bayi segera setelah tidak di pakai lagi
merawat kulit dan tali pusat bayi dengan sebaik – baiknya, pengunjung
erat kaitannya dengan daya dan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
Pada umumnya bayi berat lahir kurang dari 1500 gram bayi diberi minum
melalui sonde. Sesudah 5 hari bayi lahir dicoba menyusu pada ibunya, bila
daya hisap cukup baik maka pemberian air susu ibu diteruskan
(Winkjosastro, 2005).
e. Pemberian Oksigen
membuat bayi tetap berwarna merah muda ( kurang lebih 0,5 liter / menit
13
dan tidak boleh lebih dari 10 liter/ menit) (Yuliasti, 2010).
dalam member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik
klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan
alur fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
14
2. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
kebidanan.
terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis
15
potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang
diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri,
7.Langkah 7 : Mengevaluasi
16
dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
langkah yang menggunakan SOAP. Metode ini merupakan inti sari proses
1.Data Subyektif
menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data) terutama data yang
diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari
yang dicatat sebagai kutipan langsung dengan diagnosis. Data subjektif ini
2.Data Obyektif
menurut Helen Varney pertama (pengkajian data) terutama data yang diperoleh
melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium atau diagnostic lain. Catatan medic dan informasi darikeluarga atau
17
orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan
bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
3.Assesment
kebidanan menurut Helen Varney langkah ke-2, ke-3 dan ke-4 sehingga
mencakup hal-hal berikut ini : diagnosis atau masalah kebidanan, diagnosis atau
untuk antisipasi diagnosis atau masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera
4.Planning
dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam
batas tertentu. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien
mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan
18
BAB III
TINJAUAN KASUS
ACEH UTARA
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
19
Agama : Islam Agama : Islam
b. Data Subjektif
- Bayi Ny. R dirujuk dari RS. Arun dengan riwayat ibu plasenta previa
c. Data Objektif
Tanda vital
Pernafasan : 42 x/menit
Suhu : 36,6 ºC
PB : 42 cm
Pemeriksaan Fisik
20
Hidung : Normal
Leher : Normal
Dada : Simetris
berbau
Punggung : Normal
Ekstremitas : Simetris
Refleks Moro :+
Refleks Rooting :+
Refleks Sucking :+
Refleks Graphs :+
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 28 cm
BAB : 2 kali/hari
BAK : Ada
Diagnosa : Bayi Ny.R umur 19 hari dengan berat badan lahir sangat rendah
Data Dasar :
- Bayi Ny. R dirujuk dari RS. Arun dengan riwayat ibu plasenta previa
21
- Bayi lahir melalui persalinan Seksio sesarea
C. Masalah Potensial
D. Tindakan Segera
Tidak ada
E. Rencana Asuhan
8. Lakukan pendokumentasian
F. Pelaksanaan
22
7. Melakukan kolaborasi pemberian obat
8. Melakukan pendokumentasian
G. Evaluasi
Sudah dilakukan asuhan pada bayi Ny. R sihingga bayi terhindar dari
S : - Bayi dirujuk dari RS. Arun dengan riwayat persalinan Sectio Caesarea,
O:
K/U : Lemah
HR : 144 x/menit
RR : 42 x/menit
T : 36,6 ºC
BB : 1300 gram
PB : 42 cm
JK : Perempuan
Menangis : Kuat
Menghisap : Kuat
23
Tonus otot : Aktif
BAB/BAK : Normal
P:
vital.
O:
K/U : Membaik
HR : 140 x/menit
RR : 44 x/menit
24
T : 36,7 ºC
BB : 1300 gram
PB : 42 cm
Menangis : Kuat
Menghisap : Kuat
BAB/BAK : Normal
P:
vital.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan proses asuhan kebidanan pada By. Ny.R, penulis akan
1. Pengkajian
Pada pengkajian dan data yng ditulis penulis diperoleh bahwa By. Ny.R
lahir tanggal 10-1-2019 jam 11.00 WIB. Berdasarkan data data yang sudah
kemi kaji selama 2 hari, berat badan By. Ny.R belum ada kenaikan, sehingga
didapatkan suatu diagnosa bayi baru lahir dengan transisi. Dalam teori
lingkungan sekitarnya yang hangat untuk mencegah agar bayi tidak hipotermi.
Dan sangat dianjurkan ibu untuk memeluk bayinya, dengan demikian bayi
akan memperoleh kehangatan yang alami dari tubuh ibu. Proses asuhan
26
2. Interpretasi data dasar
sesuai dengan kasus yaitu By. Ny.R umur 19 hari dengan BBLSR.
5. Intervensi
Rencana asuhan pada bayi berat lahir sangat rendah masa trasnsisi
disesuaikan dengan teori, karena fasilitas dan protap yang ada untuk
yang ada.
6. Implementasi
tersusun. Adapun asuhan yang telah dilaksanakan yaitu menjaga suhu tubuh
bayi agar tetap hangat, melakukan kontak ibu dan bayi dengan menusahakan
kontak antara kulit bayi dan ibu sesering mungkin, melakukan observasi TTV,
mengajarkan ibu cara menyusui bayi yang benar dan memberikan motivasi
27
7. Evaluasi
dari asuhan yang telah diberikan adalah sebagai berikut: bayi berat lahir sangat
rendah umur 19 hari, selama melakukan asuhan klien dan keluarga sangat
Dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi berat lahir sangat rendah ridak
terdapat kesenjangan antara praktek dan teori yang didapat dari pendidikan.
28
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ny. R.
29
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
30