gangguan fungsi pada 1/ lebih neuron pada sitem saraf perifer Epidemiologi • Prevalensinya 2,4-8% • Meningkat seiring bertambah usia 6% pada usia 65-74th, 9% pada usia 75-84th, 13% pada usia >85th • Di indonesia urutan ke 4 pada penderita DM di dunia • Laki>perempuan Etiologi • Penyakit defisiensi : def. Tiamin, asam nikotinat, asam pantotenat • Gangguan metabolisme : penderita DM, penyakit ginjal • Toksik (obat-obatan dan bahan metal) • Keganasan • Trauma • Infeksi • Autoimun • Satu sel neuron memiliki satu akson dan ≥ 1 dendrit o Dendrit mengantarkan impuls saraf ke arah tubuh sel (soma) o Akson meneruskan impuls saraf menjauhi soma • Ujung akson merupakan cabang terminal yang berhubungan dengan neuron berikutnya • Akson dilapisi selubung mielin yang dibentuk oleh oligodendrosit (di sistem saraf pusat) dan sel Schwann (di sistem saraf perifer). • Selubung mielin dibentuk oleh dua sel yang berdekatan dan dipisahkan oleh celah yang tidak terselubung disebut Nodus Ranvier • Konduksi impuls melompati satu nodus Ranvier satu ke nodus Ranvier berikutnya konduksi saraf lebih cepat pada neuron bermielin. Patofisiologi Klasifikasi Cedera Saraf Perifer (Seddon’s Classification) Klasifikasi neuropati berdasarkan klinis • Mononeuropati : Kerusakan bersifat lokal • Neuropati multifokal : Kerusakan bersifat lokal namun lebih dari 1 lokasi (multifokal) • Polineuropati : Disebabkan kerusakan difus sistem saraf perifer Penyakit Manifestasi klinis • Gejala positif : mencerminkan akfivitas spontan serabut saraf yang tidak adekuat – muncul pada fase awal proses penyakit • Gejala negatif : menunjukkan penurunan aktivitas serabut saraf Diagnosis Anamnesis • Onset, durasi, distribusi,progresifitas dari gejala klinis • Riwayat keluarga,pekerjaan,pengobatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang • Laboratorium • Elekromiografi • Biopsi saraf