Anda di halaman 1dari 51

OS PTERIG

I UM
GRADE III
ODS
PRESBIOP
IA
Kussetya
Angga Pra
niarto
14102210
52
FK UPN VE
TERAN JAK
ARTA

IDENTITAS PASIEN
0 Nama
: Ny. L
0 Umur
: 49 tahun
0 Jenis Kelamin: Perempuan
0 Alamat
: Secang, Magelang
0 Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
0 Status
: Menikah
0 Tanggal Pemeriksaan : 15 September

2015
0 No. RM

: 126375

Anamnesa
Anamnesis dilakukan pada hari Selasa, 15
September 2015 pukul 11.00 WIB secara
autoanamnesis di poli mata RST. Dr. Soedjono
Magelang.
0 Keluhan utama

Terdapat selaput pada mata kiri

Riwayat penyakit sekarang :


0 Pasien datang dengan keluhan terdapat selaput
di mata sebelah kirinya sejak kurang lebih 2
tahun yang lalu. Awalnya pada saat bercermin,
pasien melihat adanya selaput yang berwarna
kemerahan pada mata kirinya tetapi pasien
tidak merasakan apa-apa sehingga pasien
membiarkannya. Selaput tersebut semakin
lama semakin melebar, dari awalnya hanya
pada bagian mata yang putih hingga sekarang
ke bagian mata yang hitam.

0 Sejak kurang lebih 2 bulan terakhir pasien

merasa seperti ada yang mengganjal di mata


sebelah
kiri,
agak
merah,
dan
sering
mengeluarkan air. Adanya kotoran, dan mata
terasa
nyeri
disangkal.
Selaput
tersebut
dirasakan pasien gatal. Pasien setiap hari
memasak di dapur dan sering terpapar asap
dapur. Pasien juga mengaku sering terpapar
angin,
sinar
matahari,
dan
debu
saat
mengendarai motor

0 Selain itu pasien juga mengeluhkan penglihatan

kabur di kedua mata jika membaca buku atau


sejenisnya. Keluhan tersebut terjadi sejak 2
tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan jika
membaca harus menjauhkan kertas yang dibaca
karena tulisan tampak buram jika dibaca dengan
jarak biasa. Saat membaca tulisan yang jauh
pasien tidak merasa buram atau tulisannya
berbayang. Pasien juga sering merasa cepat lelah
ketika membaca. Pasien memakai kacamata
sejak 9 tahun yang lalu, sudah berganti kaca
mata 1x tetapi kacamata yang dipakai sekarang
sudah tidak jelas untuk membaca.

0 Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini


sebelumnya. Riwayat sakit infeksi pada mata disangkal.
Riwayat trauma (+)
0 Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.

0 Riwayat pengobatan

satu minggu sebelumnya, pasien sudah pernah mendapatkan


pengobatan dari poli mata tetapi tidak ada perubahan dan
sudah dianjurkan untuk operasi tetapi saat itu pasien belum
siap. Riwayat operasi sebelumnya pada mata disangkal

0 Riwayat sosial ekonomi

Pasien merupakan ibu rumah tangga yang


setiap hari memasak di dapur sehingga
sering terpapar oleh asap masakan saat
berada di dapur. Pasien juga mengaku sering
terpapar angin, sinar matahari dan debu saat
mengendarai motor.

Pemeriksaan fisik
Status Generalis
0 Kesadaran : Compos mentis
0 Aktivitas : Normoaktif
0 Kooperatif : Kooperatif
0 Status gizi : Baik
Vital Sign
0 TD
: 130/80 mmHg
0 Nadi : 85 x/menit
0 RR
: 16 x/menit
0 Suhu : 36,50

Status opthalmicus

0 Gambar

OD

OS

Diagnosis Banding
0 Diagnosis banding Oculus sinister
0 OS Pterigium Grade III
0 Dipertahankan karena dari anamnesa terdapat

selaput yang menutupi bagian hitam mata,


pekerjaan pasien sebagai ibu rumah tangga yang
sering terpapar asap dapur. Sering juga terpapar
angin, matahari, dan debu. Dari pemeriksaan
status opthalmologi terdapat lapisan berbentuk
segitiga dengan puncak mengarah ke kornea,
terlihat sebagai jaringan fibrovaskular, berwarna
kemerahan, dan meliputi kornea hingga >2 mm
tetapi tidak menutupi pupil dalam keadaan cahaya
normal.

0 OS Pterigium Grade IV

Disingkirkan karena pada pterigium grade IV pertumbuhan


jaringan
melewati
pupil
sehingga
mengganggu
penglihatan.
0 OS Pseudopterigium
Disingkirkan karena tidak didapatkan adanya riwayat
infeksi pada mata atau trauma pada kornea dan tidak ada
perlekatan antara konjungtiva dan kornea akibat ulkus di
kornea yang menahun.
0 OS Pingekuela
Disingkirkan karena pada pingekuela bentuknya kecil,
meninggi, masa kekuningan dengan limbus pada
konjungtiva bulbi di fissura interpalpebra. Pingekuela
merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa.
Sedangkan pada kasus berbentuk segitiga dan hiperemis.

0 Diagnosis Banding Oculus Dexter Sinister


0 ODS Presbiopia

Dipertahankan karena pasien lebih nyaman melihat


benda jauh dibandingkan dekat, pasien tidak
mengalami
gangguan
penglihatan
jauh,
dan
penglihatan dekat menjadi jelas setelah
dikoreksi
dengan lensa sferis positif. Pasien memakai kacamata
sejak 9 tahun yang lalu, sudah berganti kaca mata 1x
tetapi kacamata yang dipakai sekarang sudah tidak
jelas untuk membaca.
0 ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pasien tidak mengalami
pandangan kabur saat melihat jauh.
0 ODS Astigmatisme
Disingkirkan karena pasien tidak mengeluhkan
pandangan berbayang saat melihat jauh

Usulan Pemeriksaan
Penunjang
0 Topografi kornea dilakukan untuk menilai

seberapa besar komplikasi berupa


astigmatisme irreguler yang disebabkan oleh
pterigium.

Diagnosis Kerja
0 OS Pterigium grade III
0 ODS Presbiopia

Penatalaksanaan
Pterigium
0 Terapi Non-medikamentosa
0 Menggunakan kacamata, masker, dan topi untuk menghindari
paparan iritan terhadap mata
0 Terapi Medikamentosa
0 Topikal
: Neomycin base 3.5 mg, polymixin b sulfate
10000 iu dan dexamethason sodium phosphate 1 mg ED tetes
3 x sehari OS
0 Oral
: Tidak diberikan
0 Parenteral : Tidak diberikan
0 Operatif
:
0 Ekstirpasi Pterigium dengan Konjungtival Autograft
0 Bare sklera
0 Simple closure:
0 Sliding flap
0 Rotational flap

ODS Presbiopia
0 Terapi Non-medikamentosa
Pemberian kacamata
ODS plano
ADD S+1.75 D
0 Terapi Medikamentosa
0 Oral
: Tidak diberikan
0 Topikal
: Tidak diberikan
0 Parenteral
: Tidak diberikan
0 Operatif
: Tidak dilakukan

Komplikasi
Pterigium :
0 Gangguan penglihatan (Astigmatisme)
0 Mata kemerahan
0 Iritasi

Prognosis
0 Pterigium
OD

OS

Quo ad visam

Ad Bonam

Dubia Ad Bonam

Quo ad sanam

Ad Bonam

Dubia Ad Bonam

Quo ad
fungsionam
Quo ad
kosmetikam

Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Bonam

Dubia Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Bonam

Quo ad vitam

0 Presbiopia
OD

OS

Quo ad visam Dubia ad Bonam

Dubia Ad Bonam

Quo ad sanam Ad Bonam

Ad Bonam

Quo ad
fungsionam
Quo ad
kosmetikam
Quo ad vitam

Dubia ad Bonam

Dubia Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Bonam

Ad Bonam

Edukasi
Pterigium
0Memberitahu pasien jika pterigium dapat
sembuh setelah di operasi namun bisa kembali
berulang apabila kembali terpapar asap, debu,
sinar matahari, dan angin dalam intensitas
yang terus menerus.
0Memberitahu pasien jika selaput pada mata
tersebut akan semakin melebar dan akan
mengganggu penglihatan sehingga dianjurkan
untuk dilakukan operasi (ekstirpasi pterigium).

0Pasien

sebaiknya
menggunakan
topi,
kacamata, dan masker saat berkerja,
beraktivitas di luar rumah, dan berpergian
untuk mengurangi pajanan terhadap sinar
matahari, debu, dan angin yang merupakan
salah satu faktor risiko pterigium
0Setelah operasi akan terasa mengganjal
pada mata, jangan dikucek karena itu
merupakan jahitan.

Presbiopia
0 Menjelaskan

kepada
pasien
bahwa
terjadinya
penurunan
tajam
penglihatan
tidak
dapat
disembuhkan karena penyebabnya adalah proses
penuaan tetapi dapat diperbaiki dengan menggunakan
kacamata baca sesuai usia.
0 Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan pada
pasien disebabkan oleh melemahnya otot mata karena
usia tua
0 Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan
dapat terjadi perubahan secara terus menerus sesuai
usia sehingga pasien harus sering kontrol dan
menyesuaikan ukuran kacamata baca pasien sesuai
dengan pertambahan usia

Rujukan
0 Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan ke

Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya karena dari


pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan
yang berkaitan
dengan
Disipilin Ilmu
Kedokteran lainnya.

Pterigium
Definisi
0 Pterigium adalah pertumbuhan jaringan
fibrovaskular berbentuk segitiga yang
tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea
pada daerah interpalpebra. Pterigium tumbuh
berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi. Asal
kata pterigium adalah dari bahasa Yunani,
yaitu pteron yang artinya sayap.

Prevalansi
0 Pterigium tersebar di seluruh dunia, tetapi

lebih banyak di daerah iklim panas dan


kering. Prevalensi juga tinggi di daerah
berdebu dan kering.

Etiologi
0 Etiologi pterigium tidak diketahui dengan

jelas. Tetapi penyakit ini lebih sering pada


orang yang tinggal di daerah iklim panas.

Faktor risiko
Radiasi
0 Faktor risiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya
pterigium adalah terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet
diabsorpsi kornea dan konjungtiva menghasilkan kerusakan sel
dan proliferasi sel.
Faktor genetik
0 Beberapa kasus dilaporkan sekelompok anggota keluarga dengan
pterigium dan berdasarkan penelitian case control menunjukkan
riwayat keluarga dengan pterigium, kemungkinan diturunkan
secara autosom dominan.
Faktor lain
0 Debu, kelembaban yang rendah, dan trauma kecil dari bahan
partikel tertentu, dry eye dan virus papilloma juga penyebab dari
pterigium.

Patogenesis
0 Etiologi pterigium tidak diketahui dengan jelas.

Tetapi penyakit ini lebih sering pada orang yang


tinggal di daerah iklim panas.
0 Ultraviolet adalah mutagen untuk p53 tumor
supresor gene pada limbal basal stem cell. Tanpa
apoptosis, transforming growth factor-beta
diproduksi dalam jumlah berlebihan dan
menimbulkan proses kolagenase meningkat. Selsel bermigrasi dan angiogenesis. Akibatnya
terjadi perubahan degenerasi kolagen dan
terlihat jaringan subepitelial fibrovaskular.

Klasifikasi
Klasifikasi pterigium :
0 Pterigium simpleks : jika terjadi hanya dibagian nasal atau
temporal saja
0 Pterigium dupleks
: jika terjadi pada nasal dan temporal.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia derajat
pertumbuhan pterigium dibagi menjadi :
0 Derajat I : hanya terbatas pada limbus kornea
0 Derajat II : sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari
2 mm melewati kornea
0 Derajat III : jika telah melebihi derajat II tetapi tidak melebihi
pinggir pupil mata dalam keadaan cahaya normal( pupil dalam
keadaan normal sekitar 3 4 mm).
0 Derajat IV : jika pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil
sehingga mengganggu penglihatan.

Gejala klinis
0 Secara klinis pterigium muncul sebagai lipatan berbentuk

segitiga pada konjungtiva yang meluas ke kornea pada daerah


fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian nasal tetapi dapat
juga terjadi pada bagian temporal. Deposit besi dapat dijumpai
pada bagian epitel kornea anterior dari kepala pterigium
(stoker's line).
0 Pada fase awal pterigium tanpa gejala, hanya keluhan
kosmetik.
0 Gangguan terjadi ketika pterigium mencapai daerah pupil atau
menyebabkan astigmatisme karena pertumbuhan fibrosis
pada tahap regresi. Kadang terjadi diplopia sehingga
menyebabkan terbatasnya pergerakan mata. Biasanya pasien
juga mengeluhkan mata sering berair dan tampak merah,
merasa seperti ada benda asing.

Diagnosis
Anamnesa
0 Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan
pasien seperti mata merah, gatal, mata
sering berair, gangguan penglihatan. Selain
itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat
mata merah berulang, riwayat banyak
bekerja di luar ruangan pada daerah dengan
pajanan sinar matahari yang tinggi, serta
dapat pula ditanyakan riwayat trauma
sebelumnya.

Pemeriksaan fisik
0 Pada inspeksi pterigium terlihat sebagai
jaringan fibrovaskular pada permukaan
konjungtiva. Pterigium dapat memberikan
gambaran vaskular dan tebal tetapi ada juga
pterigium yang avaskuler dan flat. Pterigium
paling sering ditemukan pada konjungtiva
nasal dan berekstensi ke kornea nasal, tetapi
dapat pula ditemukan pterigium pada daerah
temporal.

Pemeriksaan penunjang
0 Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan
pada pterigium adalah topografi kornea
untuk menilai seberapa besar komplikasi
berupa astigmatisme ireguler yang
disebabkan oleh pterigium

Diagnosis banding
Pinguekula
0 Penebalan terbatas pada konjungtiva bulbi, berbentuk nodul yang
berwarna kekuningan. Tindakan eksisi tidak diindikasikan. Prevalensi dan
insiden meningkat dengan meningkatnya umur. Paparan sinar ultraviolet
bukan faktor risiko penyebab pinguekula.
Pseudopterigium
0 Pterigium umumnya didiagnosis banding dengan pseudopterigium.
Berbeda dengan pterigium, pseudopterigium adalah akibat inflamasi
permukaan okular sebelumnya seperti trauma, trauma kimia,
konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus perifer kornea.
0 Untuk mengidentifikasi pseudopterigium, cirinya tidak melekat pada
limbus kornea. Probing dengan muscle hook dapat dengan mudah
melewati bagian bawah pseudopterigium pada limbus, dimana hal ini
tidak dapat dilakukan pada pterigium. Pada pseudopterigium tidak dapat
dibedakan antara head, cap dan body dan pseudopterigium cenderung
keluar dari ruang fissura interpalpebra yang berbeda dengan true
pterigium.

Penatalaksanaan
0 Karena kejadian pterigium berkaitan dengan

aktivitas lingkungan, penanganan pterigium


asimptomatik atau dengan iritasi ringan
dapat diobati dengan kacamata sinar UVblocking dan salep mata.
0 Anjurkan pasien untuk menghindari daerah
berasap atau berdebu sebisa mungkin.
0 Pengobatan pterigium yang meradang atau
iritasi dengan topikal dekongestan atau
kombinasi antihistamin dan atau
kortikosteroid topikal ringan empat kali
sehari.

Tujuan utama pembedahan adalah untuk sepenuhnya


mengeluarkan pterigium dan untuk mencegah terjadinya rekurensi.
Berbagai teknik bedah yang digunakan saat ini untuk pengelolaan
pterigium.
0 Bare sklera : bertujuan untuk menyatukan kembali konjungtiva
dengan permukaan sklera. Kerugian dari teknik ini adalah tingginya
tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai 4075%.
0 Simple closure: menyatukan langsung sisi konjungtiva yang
terbuka, dimana teknik ini dilakukan bila luka pada konjungtiva
relative kecil.
0 Sliding flap : dibuat insisi berbentuk huruf L disekitar luka bekas
eksisi untuk memungkinkan dilakukannya penempatan flap.
0 Rotational flap: dibuat insisi berbentuk huruf U disekitar luka bekas
eksisi untuk membentuk seperti lidah pada konjungtiva yang
kemudian diletakkan pada bekas eksisi.
0 Conjungtival graft: menggunakan free graft yang biasanya diambil
dari konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan
ukuran luka kemudian dipindahkan dan dijahit atau difiksasi
dengan bahan perekat jaringan

Komplikasi
0 Komplikasi pterigium meliputi iritasi, kemerahan,

diplopia, distorsi penurunan visus dan skar pada


konjungtiva , kornea dan otot rektus medial.
Komplikasi pasca operasi termasuk infeksi, diplopia
dan terbentuknya jaringan parut.
0 Komplikasi yang paling umum dari operasi pterigium
adalah rekurensi. Bedah eksisi sederhana memiliki
tingkat rekurensi tinggi sekitar 50-80%. Tingkat
rekurensi telah berkurang menjadi sekitar 5-15%
dengan penggunaan autografts konjungtiva / limbal
atau transplantasi membran amnion pada saat eksisi

Presbiopia
Definisi
0 Presbiopi merupakan kondisi mata dimana
lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya
sehingga membuatnya tidak dapat fokus
pada benda yang dekat. Presbiopi adalah
suatu bentuk gangguan refraksi, dimana
makin berkurangnya kemampuan akomodasi
mata sesuai dengan makin meningkatnya
umur.

Etiologi
0 Kelemahan otot akomodasi
0 Lensa mata tidak kenyal atau berkurang

elastisitasnya akibat sklerosis lensa.

Patofisiologi
0 Pada mekanisme akomodasi yang normal

terjadi peningkatan daya refraksi mata


karena adanya perubahan keseimbangan
antara elastisitas matriks lensa dan kapsul
sehingga lensa menjadi cembung. Dengan
meningkatnya umur maka lensa menjadi
lebih keras (sklerosis) dan kehilangan
elastisitasnya untuk menjadi cembung.
Dengan demikian kemampuan melihat dekat
makin berkurang.

Klasifikasi
0 Presbiopi Insipien tahap awal perkembangan presbiopi, dari

anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk


membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes,
dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca.
0 Presbiopi Fungsional Amplitudo akomodasi yang semakin
menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.
0 Presbiopi Absolut Peningkatan derajat presbiopi dari
presbiopi fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak
terjadi sama sekali.
0 Presbiopi Prematur Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia
40 tahun dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi,
penyakit.
0 Presbiopi Nokturnal Kesulitan untuk membaca jarak dekat
pada kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.

Gejala klinis
0 Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang

halus / kecil.
0 Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan
sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata
dan sakit kepala jika membaca terlalu lama.
0 Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau
menegakkan punggungnya karena tulisan tampak
kabur pada jarak baca yang biasa (titik dekat mata
makin menjauh).
0 Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat,
terutama di malam hari.
0 Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.

Diagnosis
Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda
presbiopi
Pemeriksaan Oftalmologi
0 Visus Pemeriksaan dasar untuk
mengevaluasi presbiopi dengan
menggunakan Snellen Chart
0 Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai
dengan mata kanan. Pasien diminta untuk
memperhatikan kartuJaeger dan
menentukankalimat terkecil yang bisa
dibaca pada kartu.

Penatalaksanaan
0 Digunakan lensa positif untuk koreksi

presbiopi. Tujuan koreksi adalah untuk


mengkompensasi ketidakmampuan mata
untuk memfokuskan objek-objek yang dekat.
0 Kekuatan lensa mata yang berkurang
ditambahkan dengan lensa positif sesuai usia
dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga
pasien mampu membaca tulisan pada kartu
Jaeger

Usia (tahun)

Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan

40

+1.00 D

45

+1.50 D

50

+2.00 D

55

+2.50 D

60

+3.00 D

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai