TRAUMA KIMIA
PADA MATA
Oleh :
Dwitri Ramadhana Dirizky
Novia Nadhira
Ramadhoni Mardi
Syiti Tania Hasnan
Preseptor :
Dr. Weni Helvinda, Sp.M (K)
Bagian Ilmu Kesehatan Mata
RSUP Dr. M. Djamil Padang
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
PENDAHULUAN
Latar Belakang
3
Latar Belakang
Terjadi di laboratorium, industri, pekerjaaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan
pertanian, dan peperangan yang memakai bahan kimia
Menyerang berbagai macam struktur ocular dan berpotensi menyebabkan
kebutaan.
Keparahan luka yang timbul tergantung zat penyebabnya, berapa lama kontak,
dan penanganan
Bahan kimia asam pada umumnya menyebabkan kerusakan lebih ringan daripada
basa
Sering dua mata yang terkena
4
Batasan Masalah
5
Tujuan Penulisan
menambah pengetahuan para dokter muda mengenai
trauma kimia pada mata.
Metode Penulisan
menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu
pada berbagai literatur.
6
Tinjauan Pustaka
Definisi
8
Etiologi
Trauma kimia biasanya disebabkan bahan-bahan yang tersemprot
atau terpercik pada wajah
Sulfuric acid (H2SO4), contohnya aki mobil,
bahan pembersih
dan buah
Asam
Hydrofluoric acid (HF), pada pembersih karat
11
Denaturasi & Cendrung
Mengenai presipitasi dg terlokalisir
jaringan jaringan karna adanya
protein sekitar buffer
Epitel kornea
Juga mengalami terlepas,
Mengenai presipitasi shg tjd mengalami
kornea koagulasi kekeruhan jika
mengenai mata
13
mata yang pada bagian
konjungtiva bulbi yang
hiperemis dan pupil yang
melebar
15
Patofisiologi : Trauma Basa
lebih berat daripada trauma asam.
Basa bersifat hidrofilik dan lipolifik dimana dapat secara cepat untuk
penetrasi sel membran dan masuk ke bilik mata depan, bahkan
sampai retina
terjadi penghancuran jaringan kolagen kornea
bersifat koagulasi sel dan terjadi proses safonifikasi, disertai dengan
dehidrasi
16
safonifikasi
disertai dengan mempermudah
Pecah/rusaknya
disosiasi asam penetrasi lebih
sel jaringan
lemak membran lanjut zat alkali
sel
Serat kolagen
Hilangnya Penggumpalan kornea akan
mukopolisakarid sel kornea atau bengkak dan
a jaringan, keratosis stroma kornea
akan mati
terdapat
serbukan sel Membran sel
Disertai
epitel kornea
polimorfonuklea terjadinya
rusak, sel epitel
r ke dalam neovaskularisasi
diatasnya lepas
stroma kornea,
18
Gambaran Klinis
Fase
Immediate
Fase Akut
Fase
Pemulihan
dini
Fase
Pemulihan
Akhir
19
Fase Immediate
dinilai 3 hal yaitu : Tingkat keparahan trauma, prognosis, terapi yang
diberikan
Klasifikasi Hughes
Ringan : erosi epitel kornea, kornea sedikit kabur, tidak ada nekrosis iskemik
konjungtiva atau sclera.
Sedang : Opasitas kornea mengaburkan detail iris, nekrosis iskemik yang
minimal di konjungtiva dan sclera.
Berat : Garis pupil kabur, iskemik nekrosis konjungtiva atau sclera yang
signifikanterjadi penghancuran jaringan kolagen kornea
20
Klasifikasi Thoft
Grade 1 : kerusakan epitel kornea, tidak ada iskemik
Grade 2 : Kornea kabur, tapi iris masih bias terlihat, iskemik kecil dari 1/3
limbus
Grade 3 : Epitel kornea hilang total, stroma kabur sehingga iris juga terlihat
kabur, iskemik sepertiga sampai setengah limbus
Grade 4 : Kornea opak, iskemik lebih dari setengah limbus
21
The Power of PowerPoint | 22
Fase Akut
diperhatikan selama fase ini (minggu pertama setelah trauma) :
Ada atau tidaknya re-epitelisasi
Kejernihan kornea dan lensa
Tekanan intra okuler
Inflamasi di bilik mata depan
23
Fase Pemulihan Dini
fase ini yang di monitor adalah sama pada fase akut di tambah dengan
perubahan dalam kejernihan dan ketebalan kornea
trauma kimia yang tidak terlalu parah, biasanya pada fase ini re-epitelisasi
telah selesai, dengan tanda opasifikasi tidak ada lagi
24
Fase Pemulihan Akhir
25
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Tanyakan pada anamnesa mengenai jenis zat kimia penyebab, nama dagang
atau tipe produknya.
Kapan terjadi kecelakan dan lamanya zat kimia penyebab berkontak dengan
mata.
Tindakan awal membersihkan mata.
Apa yang sedang dilakukan saat kejadian.
Penggunaan alat pelindung diri kacamata
Pemeriksaan Fisik
Setelah mata di irigasi dilakukan pemeriksaan mata yang teliti yang di titik
beratkan pada kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemia limbus, dan
tekanan intra okuler. Supaya pasien lebih nyaman dan lebih kooperatif
sewaktu pemeriksaan, dapat diberikan anastesi topikal terlebih dahulu.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pH bola mata secara berkala dengan kertas lakmus. Irigasi pada
mata harus dilakukan sampai tercapai pH normal.
Pemeriksaan bagian anterior mata dengan lup atau slit lamp bertujuan untuk
mengetahui lokasi luka
Tatalaksana
Tatalaksana Emergensi
Medikamentosa
Pembedahan
Tatalaksana Emergensi
Irigasi mata, sebaiknya menggunakan larutan Salin atau Ringer laktat selama
minimal 30 menit.
Lima sampai sepuluh menit setelah irigasi dihentikan, ukurlah pH dengan
menggunakan kertas lakmus
Teruskan jika pH belum tujuh
Jika pH masih tetap tinggi, konjungtiva fornices di swab dengan
menggunakan moistened cotton-tipped applicator atau glass rod
31
Tatalaksana trauma kimia
derajat ringan-sedang
32
Tatalaksana trauma kimia
derajat berat
setelah dilakukan irigasi, rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan monitor secara
intensif mengenai tekanan intraokular dan penyembuhan kornea
Debridement jaringan nekrotik yang mengandung bahan asing
Siklopegik
Antibiotik topikal
Steroid topikal
Antiglaukoma jika tjd peningkatan tekanan intraokuler
Diberikan pressure patch di setelah diberikan obat tetes atau salep mata
Tear film
33
Komplikasi
bergantung pada berat ringannya trauma, dan jenis trauma yang terjadi
Simblefaron
Kornea Keruh, edema neovaskuler
Sindroma mata kering
Katarak traumatik
Glaukoma
Entropion dan phthisis bulbi
34
35
Prognosis
tergantug pada keparahan bagian yang terkena, khususna terkait defek epitel
kornea dan derajat iskemik limbus
Kebanyakan kasus bisa sembuh sempurna
Ada juga yang disertai komplikasi
36
Prognosis
Hughes
derajat ringan : prognosis baik
derajat sedang : prognosis sedang
derajat berat : prognosis buruk
Thoft
Grade 1 dan 2 : prognosis baik
Grade 3: prognosis dubia
Grade 4 : prognosis buruk
37
Kesimpulan
Trauma kimia pada mata dapat berasal dari bahan yang bersifat asam
dengan pH < 7 dan basa dengan pH > 7.
Trauma basa biasanya memberikan dampak yang lebih berat daripada
trauma asam
Gejala utama yang muncul pada trauma mata adalah epifora, blefarospasme
dan nyeri yang hebat
Penatalaksanaan yang terpenting pada trauma kimia adalah irigasi mata
dengan segera samapai pH mata kembali normal
Upaya promotif dan preventif: menggunakan pelindung
38
TERIMAKASIH