DISUSUN OLEH :
Mega Utari
Athifa Syofiza Putri
4
Epidemiologi
1
0
Derajat 2 : pada kornea terdapat kekeruhan yang ringan, iskemia <1/3 limbus.
1
1
Derajat 3 : terdapat kekeruhan kornea yang lebih besar dari derajat dua sehingga sulit untuk
melihat iris dan pupil, terdapat 1/3 – ½ limbus dan nekrosis ringan kornea dan konjungtiva.
1
2
Derajat 4 : kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat,konjungtiva dan sclera
pucat,iskemia >1/2 limbus.
1
3
Bahan kimia alkali
↓
Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi
asam lemak membran sel → penetrasi lebih lanjut
↓
Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan
sel kornea
↓
Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati
↓
1
4
Edema → terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam
stroma, cenderung disertai masuknya pemb.darah
(Neovaskularisasi)
↓
Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak
kolagen kornea)
↓
Terjadi gangguan penyembuhan epitel
↓
Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan
yang lebih dalam
1
5
Bahan kimia bersifat basa :
1. Amonia (NH3), pada bahan pembersih rumah tangga,zat
pendingin,dan pupuk.
2. NAOH,pemebersih pipa
3. Potassium hydroxide (KOH),caustic potash
4. Magnesium hydrixide (Mg(OH)2) pada kembang api
5. Lime (Ca(OH)2) seperti perekat,mortar,semen,kapur.
Diagnosis :
Prognosis
7. Ad Vitam : Bonam
8. Ad Functionam : Dubia
9. Ad Sanationam : Dubia
Kesimpulan
2
3