Anda di halaman 1dari 22

TRAUMA KIMIA

IRMAWATI M. NATSIR
Anatomi mata
DEFINISI
Trauma kimia pada mata merupakan trauma
yang mengenai bola mata akibat terpaparnya
bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa
yang dapat merusak struktur bola mata
tersebut.
EPIDEMIOLOGI
CDC th 2000: +1 juta orang di Amerika Serikat
mengalami gangguan penglihatan akibat trauma.
75% buta pada satu mata, dan sekitar 50.000
menderita cedera serius yang mengancam
penglihatan setiap tahunnya
WHO 1998: trauma okular berakibat kebutaan
unilateral sebanyak 19 juta orang, 2,3 juta
mengalami penurunan visus bilateral, dan 1,6
juta mengalami kebutaan bilateral akibat cedera
mata. 84% merupakan trauma kimia.
ETIOLOGI

Asam
Trauma
kimia
Basa
Trauma kimia asam
Asam dipisahkan dalam dua mekanisme,
yaitu:
ion hidrogen dalam kornea: Molekul hidrogen
merusak permukaan okular dengan mengubah pH
anion merusak dengan cara denaturasi protein,
presipitasi dan koagulasi. Koagulasi protein
umumnya mencegah penetrasi yang lebih lanjut
dari zat asam, dan menyebabkan tampilan ground
glass dari stroma korneal yang mengikuti trauma
akibat asam.
Etiologi Bahan kimia
bersifat asam :
asam sulfat
air accu
asam sulfit
asam hidrklorida
zat pemutih
asam asetat
asam nitrat
asam kromat
asam hidroflorida
Asam cenderung berikatan dengan protein
Menyebabkan koagulasi protein plasma.
Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang
membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut.
Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja.
Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida.
Bahan ini merupakan suatu asam lemah yang
dengan cepat menembus membran sel .
Trauma kimia basa
Trauma akibat bahan
kimia basa akan
memberikan akibat
yang sangat gawat
pada mata.
Bahan alkali akan
menembus dengan
cepat kornea, bilik
mata depan, dan
sampai pada jaringan
retina.
Bahan kimia bersifat basa:

NaOH
CaOH
amoniak
Freon/bahan pendingin lemari es
sabun
shampo
semen
tiner
Lem
cairan pembersih dalam rumah tangga
soda kuat
Bahan kimia alkali pecah atau rusaknya sel jaringan dan
rx persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel
penetrasi lebih lanjut Mukopolisakarida jaringan
menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea
Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan
mati Edema
terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam
stroma,cenderung disertai masuknya pemb.darah
(Neovaskularisasi)
Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak
kolagen kornea Terjadi gangguan penyembuhan epitel
Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke
lapisan yang lebih dalam
PATOFISIOLOGI
Ditandai 2 fase, yaitu fase kerusakan dan fase
penyembuhan
KLASIFIKASI
Derajat 1 : hiperemi konjungtiva disertai
dengan keratitis pungtata.
Derajat 2 : hiperemi konjungtiva disertai
dengan hilang epitel kornea.
Derajat 3 : hiperemi disertai dengan
nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel
kornea.
Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis
sebanyak 50%.
DIAGNOSIS
ANAMNESA
Tersiram cairan atau tersemprot gas.
Penurunan visus? Onset?
Nyeri, lakrimasi, pandangankabur?

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan setelah irigasi atau bisa juga diberikan obat anestesi.
Kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi,
peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta
perforasi kornea, tanda komplikasi ?

PEMERIKSAAN PENUNJANG
PH bola mata secara berkala.
Tonometri
DIAGNOSIS BANDING
Konjugtivitis
Konjugtivitis hemoragik akut
Keratokunjugtivitis sicca
Ulkus kornea
Dan lain-lain
PENATALAKSANAAN
Emergency:
Irigasi .Larutan normal saline (atau yang setara)
selama 15-30 menit sampsi pH mata menjadi normal
(7,3). Pada trauma basa, irigasi lebih lama, paling
sedikit 2000 ml dalam 30 menit.
Double eversi pada kelopak mata dilakukan untuk
memindahkan material yang terdapat pada bola mata.
Debridemen pada daerah epitel kornea yang
mengalami nekrotik sehingga dapat terjadi re-
epitelisasi pada kornea.
Penatalaksanaan medikamentosa
Steroid
diberikan secara inisial dan di tappering off setelah 7-10 hari.
Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED diberikan setiap 2
jam. Bila diperlukan dapat diberikan Prednisolon IV 50-200 mg
Siklopegik
Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali
sehari.
Asam askorbat
Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam. Untuk
dosis sitemik dapat diberikan sampai dosis 2 gr.
Beta bloker/karbonik anhidrase inhibitor
Diberikan secara oral asetazolamid (diamox) 500
mg.
Antibiotik profilaksis
Asam hyaluronik
Natrium sitrat 10% topikal diberikan setiap 2 jam
selama 10 hari. Tujuannya untuk mengeliminasi
fagosit fase kedua yang terjadi 7 hari setelah
trauma.

Pembedahan
KOMPLIKASI
Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dan
kornea.
Kornea keruh, edema, neovaskuler
Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai
akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma
perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa
hari ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun
gejala sisa dari trauma mata.
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan
katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,
konjungtiva, dan iris.
Phtisis bulbi, bola mata mengecil.
PROGNOSIS
Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh
darah daerah limbus adalah indikator tingkat
keparahan cedera dan prognosis
penyembuhannya.
Makin besar iskemia dari konjungtiva dan
pembuluh darah limbus, luka yang terjadi
akan makin parah.
Trauma basa prognosisnya biasanya lebih
buruk dari trauma asam.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai