Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI JOURNAL READING 18 February 2021

Hari : Kamis

Tanggal: 11 February 2021

Acara : Effect of Defocus Incorporated Multiple Segments Spectacle Lens Wear on Visual
Function in Myopic Chinese Children .
Pembimbing : dr. Santi Anugrahsari, Sp.M, M.Sc

Pada hari Kamis, 18 February 2021 pukul 08.00 WIB, diadakan pertemuan bimbingan dengan dokter
Santi. Pertemuan ini membahas tentang Journal Effect of Defocus Incorporated Multiple Segments
Spectacle Lens Wear on Visual Function in Myopic Chinese Children.

Berikut hasil bimbingan secara singkat:

1. Judul Jurnal : Effect of Defocus Incorporated Multiple Segments Spectacle Lens Wear on Visual
Function in Myopic Chinese Children. Pengarang Jurnal : -Centre for Myopia Research, School
of Optometry, The Hong Kong Polytechnic University, Hung Hom, Kowloon, Hong Kong
-Technical Research and Development Department, Vision Care Section, Hoya Corporation,
Tokyo, Japan
-Faculty of Biology, Medicine and Health, University of Manchester, Manchester, UK

2. Prevalensi : 70-80% dewasa muda dari total populasi mengalami miopia di negara-negara Asean,
20% pasien miopia pada anak-anak mengalami miopia tinggi yaitu lebih dari -6D

3. Prognosis : Semakin tinggi miopia semakin malam prognosis, Degerasi retina dan glaukoma
sering terjadi pada miopia tinggi

4. Terapi : Lensa Kontak, Kaca Mata, Pharmacologi : low (0.01%) atau high (1%) dose atropin

5. DIMS dirancang untuk kontrol miopia masa kanak-kanak. Telah digunakan oleh dokter untuk
menangani perkembangan miopia pada anak kecil di negara-negara asia, seperti hong kong, cina,
dan singapura. 
6. Tujuan Penelitian : Untuk membandingkan fungsi visual anak-anak rabun yang telah memakai
lensa kacamata multi segmen (DIMS) defokus atau lensa kacamata penglihatan tunggal (SV)
selama dua tahun.

7. Populasi Penelitian : Semua pasien miopia dari Agustus 2014 sampai Juli 2015 di Centre of
Miopia Research, Hong Kong

8. Kriteria Inklusi : 8-13 tahun, SER:-1.00 sampai -5.00, Astigmatisme dan anisometropia kurang
dari 1.50D, Monocular best corrected visual acuity (VA) of 0.00 logMAR (6/6), Pasien yang
setuju dengan peraturan trial.

9. Kriteria Eksklusi : Strabismus, Abnormalitas sistemik dan okular yang lain, Pernah mengikuti
kontrol miopia

10. Sampel : 183 orang peserta, 90% perwakilan populasi, a = 0.01

11. Design Penelitian : Prospektif, Randomise, Double blinded

12. Pengukuran Fungsi Visual : Setiap peserta (DIMS & SV) mengenakan koreksi jarak penuh dalam
bingkai percobaan menggunakan lensa percobaan apertur penuh untuk semua pengukuran
berikut: jarak dan dekat VA, menara horizontal, amplitudo akomodasi (AA), keterlambatan
akomodasi, dan stereopsis. Koreksi jarak didasarkan pada refraksi subyektif noncycloplegic yang
ditentukan oleh ahli optometri bertopeng. Untuk pengukuran monokuler, penutup aperture penuh
disisipkan di depan mata nonviewing. Peserta mengenakan koreksi SV untuk tes ini karena
peneliti ingin menentukan apakah pemakaian lensa DIMS dalam jangka panjang memengaruhi
fungsi visual, bukan apakah pemakaian lensa DIMS saat ini mengubah fungsi visual. 

13. Ketajaman Visual : Baik jarak dan dekat koreksi terbaik VA diukur secara monokuler di bawah
kondisi fotopik (85 cd / m 2). Mata kanan diuji terlebih dahulu dan kemudian mata kiri. Anak-
anak diminta membaca hingga baris terkecil yang dapat mereka baca. Pengujian dihentikan ketika
3 atau >5 huruf per baris dibaca tidak benar. VA direkam dalam logaritma huruf demi huruf dari
notasi sudut resolusi minimum (logmar), setiap huruf dalam grafik mewakili skor 0,02. HCVA
dan LCVA pada jarak dekat diukur pada 40 cm menggunakan mixed contrast european-wide near
vision card (precision vision inc.).

14. Binokularitas dan Akomodasi : Jarak dan dekat phoria diukur dalam ruang nyata menggunakan
kartu howell phoria distance dan near yang ditempatkan pada 3 m dan 33 cm. Besarnya (ke 0,5 Δ
terdekat) dan arah phoria dicatat. Esoforia dan eksoforia masing-masing diwakili oleh nilai positif
dan negatif. AA monokuler dan teropong diukur dengan metode push-up menggunakan aturan
royal air force. Penguji perlahan-lahan menggerakkan bagan ke arah peserta, yang diinstruksikan
untuk mencoba menjaga kata-kata yang dilihat tetap jelas dan melaporkan saat blur pertama kali
terlihat. Nilai rata-rata dari tiga pengukuran (dalam dioptri) digunakan untuk analisis data.
Respon akomodasi dievaluasi menggunakan autorefractor lapangan terbuka (shin-nippon nvision-
k5001, ajinomoto trading inc., Tokyo, japan) sementara anak-anak sedang melihat target huruf
berukuran 33 cm dengan ukuran cetakan 20/30 secara teropong. Lag akomodasi dihitung sebagai
selisih antara respon akomodatif yang diukur dan permintaan akomodatif aktual (3
D). Stereoacuity (detik busur) dinilai pada 40 cm menggunakan randot stereotest dengan
kacamata polaroid dan tes dihentikan setelah kesalahan pertama berturut-turut. 

15. Analisa statistic : Hanya data dari mata kanan digunakan, Hasil yang diperoleh dinyatakan
sebagai rata-rata ± standar deviasi dan dievaluasi dengan korelasi Pearson. Uji t (unpaired) dan
korelasi Mann Whitney U digunakan untuk variabel kuantitatif. Uji chi-square diterapkan untuk
variabel kualitatif. Nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan

16. Hasil Penelitian :


17. Diskusi : Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam perubahan fungsi visual
selama 2 tahun antara kelompok DIMS dan SV (analisis pengukuran berulang dari varians dengan
kelompok sebagai faktor; p > 0,05). Peningkatan signifikan secara statistik pada jarak koreksi tinggi
kontras tinggi va (p <0,001) dan skor stereoacuity ( p <0,001) ditemukan setelah pemakaian lensa
dims selama 2 tahun. Temuan serupa diamati setelah memakai lensa kacamata sv. Untuk kelompok
DIMS dan SV, terdapat penurunan yang signifikan secara statistik pada keterlambatan akomodatif,
amplitudo monokuler dan binokuler akomodasi setelah dua tahun ( P <0,01), tetapi tidak pada
perubahan jarak kontras rendah VA, kontras dekat tinggi dekat, VA kontras rendah, atau phoria.
18. Kesimpulan : Meskipun perubahan dalam beberapa fungsi visual ditunjukkan selama 2 tahun
pemakaian lensa DIMS, perubahan serupa ditemukan pada keausan lensa SV. Pemakaian lensa
kacamata DIMS selama 2 tahun tidak mempengaruhi fungsi visual utama saat anak-anak kembali
ke koreksi SV.

Absensi:

No. NAMA NPM TTD

1 Maqhi Suhada 112019090

2 Mutiara Nur Adinda 112019030

3 Ery Lione Nanulaitta 112019043

4 Mohamad Naim Bin Hasan 112019175

5 Stephanie Jessica Hartono 112019050


Husodo

6 Lisa Sari 112019097


Pembimbing,

dr. Santi Anugrahsari, Sp.M, M.Sc

Anda mungkin juga menyukai