Anda di halaman 1dari 22

LARINGITIS

KRONIS

S u p e r v i s o r : d r. H j . E n d a n g
R e t n o n i n g s i h , S p . T H T- K L ( K )

F a t i m a h - I ff a - N u r A m a l i a - W u r i
DEFINI
SI

• Laringitis kronis didefinisikan sebagai laringitis yang menetap


> 3 minggu.
• Radang kronis pada laring yang disebabkan oleh :
• proses inflamasi
• refluks laringofaringeal
• gangguan autoimun
• penyakit granulomatosa
• sinusitis kronis, deviasi septum yang berat, polip hidung
• bronchitis kronis
• vocal abuse seperti berteriak-teriak atau biasa berbicara keras
• merokok jangka panjang
• refluks asam
Buku Ajar Ilmu kesehatan THT-KL FKUI, 2015; Joo et al., 2015
ETIOLOGI

Wood et al., 2014


ETIOLOGI

Wood et al., 2014


PATOFISI Proses inflamasi  menyebabkan
OLOGI kerusakan pada epitel bersilia pada
laring, terutama di dinding posterior
laring

Menyebabkan gangguan pengeluaran


sekret dari traktus trakeobronkial,
sehingga sekret tetap berada pada
dinding posterior laring dan di sekitar
pita suara  menimbulkan reaksi batuk

Sekret di pita suara  menimbulkan


laringospasme dan terjadi perubahan
pada sel epitel pita suara berupa
hiperkeratosis, diskeratosis, parakeratosis,
dan akantosis.
“ LARINGITIS
SPESIFIK
LARINGITIS
TUBERKULOSIS
 Penyakit ini hampir selalu akibat tuberkulosis paru.

 Patogenesis :
•Infeksi kuman ke laring dapat terjadi melalui udara pernapasan, sputum yang
mengandung kuman, atau penyebaran melalui aliran darah atau limfa.

 4 Stadium laringitis tuberkulosis


 stadium infiltrasi
 stadium ulserasi
 stadium perikondritis
 stadium fibrotuberkulosis
STADIUM LARINGITIS
1. STADIUM INFILTRASI
TUBERKULOSIS
3. STADIUM PERIKONDRITIS
 Mukosa laring bagian posterior mengalami  Ulkus semakin dalam mengenai kartilago laring,
pembengkakan dan hiperemis. Pembengkakan paling sering terkena kartilago aritenoid dan
terkadang mencapai pita suara. Mukosa laring epiglotis  terjadi kerusakan tulang rawan,
berwarna pucat. terbentuk nanah yang berbau, yang kemudian
menjadi sequester.
 Kemudian di submukosa terbentuk tuberkel 
mukosa tidak rata , tampak bintik-bintik kebiruan   Keadaan umum pasien sangat buruk dan dapat
Tuberkel makin membesar dan menyatu  mukosa meninggal dunia, bila pasien bertahan akan
diatasnya meregang  Karena sangat meregang, berlanjut pada stadium fibrotuberkulosis
dapat pecah dan timbul ulkus
2. STADIUM ULSERASI
4. STADIUM FIBROTUBERKULOSIS
 Ulkus semakin membesar. Ulkus ini dangkal,
 Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding
dasarnya ditutupi oleh perkejuan, dan sangat nyeri
posterior, pita suara dan subglotis
Lesi ulseratif multipel yang tampak Setelah 6 bulan pengobatan dengan
pada kedua membran pita suara. anti tuberkulosis.
Permukaan mukosa laring tampak
kemerahan dan bengkak.

Pada pasien TB yang disebabkan karena mukosa


diberi pengobatan, laring sangat lekat pada
biasanya TB paru akan Pengobatan TB menjadi
 kartilago serta vaskularisasi 
sembuh namun laryngitis lebih lama.
yang tidak sebaik organ
TB menetap paru
GEJALA KLINIS

• Tergantung pada stadiumnya, di


samping itu terdapat gejala sebagai
berikut:
× Rasa kering, panas dan tertekan
di daerah laring
× Disfonia yang berlangsung
berminggu-minggu, stadium
lanjut dapat timbul afonia
× Hemoptisis
× Disfagia
× KU memburuk

10
DIAGNOSA DD:
Laringitis luetika
karsinoma laring

Diagnosis :
 anamnesis
 gejala dan pemeriksaan klinis
 Laboratorium : pemeriksaan bakteriologik dan kultur
kuman
 foto rontgen thoraks
 laringoskopi direk dan indirek : plika vokalis berwarna
merah dan tampak edema di atas dan bawah glottis
 Pemeriksaan patologi anatomi
11
ATALAKSANA

 Medikamentosa : Obat anti tuberkulosis primer dan


sekunder
 Non- Medikamentosa :
- Mengistirahatkan pita suara dengan cara tidak
banyak bersuara
- Menghindari iritan yang memicu nyeri
tenggorok/batuk: gorengan dan makan pedas
- Konsumsi cairan banyak
- Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol
12
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Komplikasi :
 Stenosis glotis posterior
 Stenosis subglotis
 Paralisis plika vokalis
 Persistent disfonia

Prognosis :
 Tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat serta ketekunan
berobat.
 Bila diagnosis ditegakkan pada stadium dini, maka prognosisnya baik.
LARINGITIS LUETIKA

• Radang menahun ini jarang ditemukan.


• Dalam hubungan penyakit di laring yang perlu dibicarakan ialah lues
(sifilis) pada stadium pembentukan guma.

• Gambaran klinis
× apabila guma pecah, maka timbul ulkus. Ulkus sangat dalam, bertepi dengan
dengan dasar keras, warna merah tua, tidak nyeri (ulkus durum)
Gejala :
- Suara parau dan batuk kronis
- Disfagia timbul bila guma terdapat dekat introitus esofagus. Diagnosis
selain dari laringoskopik juga dengan serologik.

Terapi :
× Penisilin dengan dosis tinggi
× Pengangkatan squester
× Bila terdapat sumbatan laring karena stenosis, dilakukan trakeostomi

Komplikasi :
Bila terjadi penyembuhan spontan bisa terjadi stenosis karena
terbentuk jaringan parut.
LARINGITIS

NON SPESIFIK
ETIOLOGI

 Dari laringitis akut yg tdk sembuh sempurna


 Iritasi kronik asap rokok, asap industri, alkohol
 Penggunaan suara yg tdk benar/berlebihan
 Penyakit kronik organ sekitar, sinusitis kronik, bronkitis kronik

17
TANDA DAN GEJALA
Gejala yang paling umum dari laringitis kronik adalah suara serak. Untuk kondisi
yang benar-benar parah, suara serak ini akan bertahan selama setidaknya dua
minggu.

Gejala lainnya dapat termasuk:


 Suara serak dan rendah
 Sensasi benjolan di tenggorokan atau tenggorokan kering
 Ada dorongan konstan untuk membersihkan tenggorokan
 Lendir yang terasa berat di tenggorokan
 Batuk kronis
 Ketidaknyamanan saat menelan
DIAGNOSIS

Perubahan pada Mukosa yang Laboratorium:

PEM. PENUNJANG
ANAMNESIS

PEM. FISIK
suara menebal BTA, serologi
Rasa gatal dan kasar Permukaannya tidak Laringoskopi direk
di tenggorokan rata dan hiperemis dan indirek
Sakit tenggorokan Bila terdapat daerah Biopsi
Tenggorokan kering yang dicurigai
menyerupai tumor,
Batuk kering maka perlu dilakukan Radiologi:
Sakit waktu menelan biopsi Lateral X-ray
Foto Toraks
Foto Servikal

19
TATALAKSANA
Prinsip : Mengobati peradangan yg menyebabkan laringitis kronis
Nonfarmakologis :
Vocal rest (pasien tidak banyak bicara)
Hindari polutan / iritatif / substansi toksik, merokok (baik perokok aktif / pasif),
alergi
GERD  hindari tidur terlentang setelah makan, gerakan yg merangsang
peningkatan tekanan intra abd.
Farmakologis :
GERD  H2 receptor antagonist, PPI, prokinetik
Antibiotik penisilin dosis tinggi (untuk laringitis luetika)
Anti tuberkulosis primer dan sekunder (untuk laringitis tuberkulosis)
Pembedahan :
Trakeostomi
Thank You!
KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Komplikasi :
• Afonia akibat rusaknya struktur pita suara
• Obstruksi saluran napas
• Batuk kronis
• Penyebaran infeksi ke jaringan sekitarnya
• Laring stenosis

Prognosis :
 Tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien, kebiasaan hidup
sehat serta ketekunan berobat.
 Bila diagnosis ditegakkan pada stadium dini dan tepat pelaksanaan,
maka prognosisnya baik. 21
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai