Laringitis TB
1
Pendahuluan
Laringitis TB sangat menular. Lesi
bervariasi dari eritema hingga ulserasi dan
massa eksofitik menyerupai karsinoma.
Gejala awal yang paling umum adalah
suara serak. Gejala sistemik penurunan
berat badan, demam, keringat malam, dan
kelelahan sering hadir; batuk, mengi,
hemoptisis, disfagia, odinofagia, dan
otalgia gejala lokal yang dominan.
2
Anatomi Laring
3
Suplai darah supraglotis dari arteri laring superior
berasal dari arteri karotis eksterna, sedangkan suplai
subglotis dari arteri laring inferior berasal dari arteri
subklavia. Drainase vena bagian atas melalui vena tiroid
superior ke vena jugularis interna dan inferior melalui
vena tiroid inferior ke vena brachiosefal sinistra.
4
Fisiologi Laring
memungkinkan pita suara berfungsi
Fonasi
dengan cara yang sama seperti buluh
dalam alat musik
5
Definisi
Laringitis tuberkulosis adalah penyakit
yang hampir selalu sebagai akibat
tuberkulosis paru. Sering kali setelah
diberi pengobatan, tuberkulosis parunya
sembuh tetapi laringitis tuberkulosisnya
menetap.
6
Epidemiologi
Sekitar sepertiga populasi manusia global
terinfeksi M. tuberculosis (atau M. bovis),
dengan 8 juta kasus baru TB dan 2 juta
kematian setiap tahun.
Infeksi yang ditularkan melalui darah
kadang-kadang menyebabkan
tuberkulosis laring dengan sedikit yang
ditemukan di tempat lain.
7
Etiologi
Penyakit ini hampir selalu sekunder
akibat tuberkulosis paru. Basil tuberkel
mencapai laring dengan rute bronkogenik
atau hematogen.
8
Patogenesis
Infeksi
Mycobacterium melalui udara pernapasan,
tuberculosis sputum yang mengandung
kuman, atau penyebaran
melalui aliran darah atau
limfa
Laring
9
Gambaran klinis
Stadium infiltrasi
Yang pertama-tama mengalami
pembengkakan dan hiperemis ialah mukosa
laring bagian posterior. Kadang-kadang pita
suara terkena juga. Pada stadium ini
mukosa laring berwarna pucat.
10
Stadium ulserasi
Ulkus yang timbul pada akhir stadium
infiltrasi membesar. Ulkus ini dangkal,
dasarnya ditutupi oleh perkijuan, serta
sangat dirasakan nyeri oleh pasien.
11
Stadium perichondritis
Ulkus makin dalam, sehingga mengenai
kartilago laring. Terjadi kerusakan tulang
rawan, sehingga terbentuk nanah yang
berbau, proses ini akan melanjut, dan
terbentuk sekuester (squester).
12
Stadium fibrotuberkulosis
Pada stadium ini terbentuk fibro
tuberkulosis pada dinding posterior, pita
suara dan subglotik.
13
Gejala klinis
Rasa kering, panas, dan tertekan di daerah laring.
Suara parau yang berlangsung berminggu-miggu,
sedangkan pada stadium lanjut dapat timbul afoni.
Hemoptisis.
Nyeri waktu menelan yang lebih hebat bila
dibandingkan dengan nyeri karena radang lainnya,
merupakan tanda yang khas.
Keadaan umum buruk.
Pada pemeriksaan paru (secara klinis dan radiologis)
terdapat proses aktif (biasanya pada stadium
eksudatif atau pada pembentukan kaverne).
14
Diagnosis
Anamnesis
Gejala dan Pemeriksaan fisik
Laringoskopi direct dan indirect: plika
vocalis berwarna merah dan tampak
edema
Laboratorium: pemeriksaan bakteriologik
Foto thorax
Pemeriksaan patologi anatomi
15
Diagnosis banding
Laringitis luetika
Karsinoma laring
16
Laringitis Ieutika
Laringitis luetika seringkali memberikan
gejala yang sama dengan laringitis
tuberkulosis. Akan tetapi, radang menahun ini
jarang ditemukan. Laringitis luetika terjadi
pada stadium tertier dari sifilis, yaitu stadium
pembentukan guma. Apabila guma pecah,
maka timbul ulkus.
Ulkus tidak menyebabkan nyeri dan menjalar
sangat cepat, sehingga bila tidak terbentuk
proses ini akan menjadi perikondritis
17
Karsinoma Laring
Karsinoma laring memberikan gejala yang
serupa dengan laringitis tuberkulosa. Serak
adalah gejala utama karsinoma laring,
namun hubungan antara serak dengan
tumor laring tergantung pada letak tumor.
Apabila tumor tumbuh di daerah ventrikel
laring, di bagian bawah plika ventrikularis,
atau di batas inferior pita suara, serak akan
timbul kemudian.
18
Penatalaksanaan
Non medikamentosa:
Mengistirahatkan pita suara dengan cara pasien
tidak banyak berbicara.
Menghindari iritan yang memicu nyeri
tenggorokan atau batuk misalnya goreng-
gorengan, makanan pedas.
Konsumsi cairan yang banyak.
Berhenti merokok dan konsumsi alkohol.
Medikamentosa: OAT
19
Dosis OAT
Paduan OAT kategori 1 diberikan untuk
pasien baru:
Pasien TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
Pasien TB paru terdiagnosis klinis
Pasien TB ekstra paru
Berat badan Tahap Intensif Tahap Lanjutan
Setiap hari RHZE 3 kali seminggu
(150/75/400/275) RH (150/150)
20
Prognosis
Tergantung pada keadaan sosial ekonomi
pasien, kebiasaan hidup sehat serta
ketekunan berobat. Bila diagnosis dapat
ditegakkan pada stadium dini maka
prognosisnya baik.
21
Kesimpulan
Tuberkulosa laring hampir selalu disebabkan
tuberkulosis paru. Setelah diobati biasanya
tuberkulosis paru sembuh namun laringitis
tuberkulosisnya menetap, karena struktur mukosa
laring sangat lekat pada kartilago serta
vaskularisasi tidak sebaik paru, sehingga bila sudah
mengenai kartilago, pengobatannya lebih lama.
Secara klinis tuberkulosa laring terdiri dari 4
stadium, yaitu : stadium infiltrasi, stadium ulserasi,
stadium perikondritis, stadium pembentukan tumor
(fibrotuberkulosis).
22
Terima Kasih
23