Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

LARINGITIS

MEYNDRI SYIFA VITRIA RACHMAT


1102014155

Pembimbing :
dr. Erlina Julianti, Sp.THT-KL, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK THT


RSUD KABUPATEN BEKASI
JULI 2019
ANATOMI LARING

• Sejajar C4-C6, bagian atas berlanjut ke


faring dan bagian bawah ke trakea.
• Berbentuk seperti ruang piramida terbalik
yang terdiri dari beberapa tulang rawan
• Dibentuk oleh tulang hioid di bagian atas
dan beberapa tulang rawan.
• Tulang rawan yg menyusun laring :
kartilago tiroid, krikoid, aritenoid,
kornikulata, kuneiform, dan epiglotis.
• Kartilago tiroid = tulang rawan laring yang
terbesar
FISIOLOGI LARING

FONASI PROTEKSI RESPIRASI

SIRKULASI FIKSASI MENELAN

EKSPEK-
BATUK EMOSI
TORASI
LARINGITIS
• Peradangan yang terjadi pada pita suara (laring)
yang menyebabkan suara parau sampai hilang.

• Seluruh mukosa laring hiperemis dan menebal

• Laringitis : akut, kronik

• Akut : peradangan laring dalam waktu < 7 hari,


biasanya muncul gejala yg lebih dominan seperti
gangguan pernafasan dan demam

• Kronik : peradangan terjadi bertahap, > 3 minggu,


bersifat spesifik, atau non spesifik
KLASIFIKASI LARINGITIS

Laringitis

Akut Kronis

Pseudocroup
Croup (Acute Epiglotitis Non-
syndrome Laryngotrache akut Spesifik
obrochitis)
spesifik

Laringitis Laringitis
TB luetika
LARINGITIS AKUT
• Laringitis akut biasanya terjadi mendadak s/d < 3 minggu
• Disebabkan : rhinofaringitis akut
(common cold)
• Prevalensi pada bayi usia 0-5
bulan = 5.2 dari 1000 anak per
tahun
• Semakin bertambah usia
prevalensi semakin rendah, yaitu
usia 4-5 tahun = 3.1 dari 1000
anak per tahun.
ETIOLOGI

Penyebaran
GERD MUSIM
ISPA

Vocal Trauma POLUSI TRAUMA

Merokok,
Bahan Kimia ALERGI
Alkohol
PATOFISIOLOGI
1 Etiologi dan faktor predisposisi
menyebabkan kerusakan sel epitel saluran
nafas lokal yang bersilia
edema lamina propria, submukosa, dan
adventitia, infiltrasi selular dengan histosit,
limfosit, sel plasma dan lekosit
polimorfonuklear (PMN) 2
pembengkakan terjadi
pada lumen saluran
3
nafas dalam menyempit, bahkan sampai hanya sebuah celah

4 stridor dan kesulitan bernafas yang menuju


5 pada hipoksia ketika sumbatan yang terjadi
berat.
KLASIFIKASI LARINGITIS AKUT

Croup syndrome Pseudocroup (Acute Epiglottitis akut


Laryngotracheobroc
• Etio: corynebacterium • inflamasi pada epiglotis, sering
diphtheriae hitis) terjadi pada anak umur 2
• dapat menyebabkan obtruksi sampai 7 tahun
jalan nafas karena terbentuk • Suara tidak parau melainkan
membran • virus Parainfluenza tipe 1 seperti “hot potato voice”
sampai 4, H. Influenzae, • epiglotis bengkak dan berwarna
streptocoocus, staphylococcus merah terang “cherry red”
dan pnemococcus.
• banyak pada anak-anak umur
1-3 tahun
MANIFESTASI KLINIS

• Demam
• Malaise
• Batuk kering lama kelamaan disertai dahak kental
• Gejala lokalnya seperti :
1. Suara parau sampai tidak bersuara (afoni)
2. Nyeri menelan (disfagi) atau berbicara
3. Serta gejala-gejala sumbatan laring

• Pada anak-anak, laringitis akut ini dapat menimbulkan sumbatan


jalan nafas, pada dewasa tidak secepat pada anak-anak
PEMERIKSAAN FISIK

Laringoskopi indirek :
• mukosa laring edema, hiperemis
dan tanpa membran
• tampak pembengkakan subglotis
yaitu pembengkakan jaringan ikat
pada konus elastikus yang akan
tampak di bawah pita suara.

• Tanda radang akut di hidung atau


sinus paranasal atau paru.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Foto Rontgen leher AP : bisa tampak


pembengkakan jaringan subglotis
(Steeple sign).
• Pemeriksaan laboratorium: gambaran
darah dapat normal. Jika disertai
infeksi sekunder, lekositosis ringan
dan limfositosis.
• Pemeriksaan kultur: sampel dari
eksudat di orofaring atau plika suara,
dan dari darah
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang dapat diperkirakan dalam penentuan
diagnosa laringitis akut, antara lain:

Benda asing
Faringitis Bronkiolitis Bronkitis
pada laring

Laringitis
Reflux Spasmodic
Pnemonia kronik /
Laryngitis Dysphonia
Alergi
TERAPI LARINGITIS AKUT

Terapi Terapi Medika-


Umum Tambahan mentosa
1 2 3
• Vocal rest selama 2-3 hari. Tindak lanjut pada kondisi yang • Demam : Antipiretik (Parasetamol /
cukup berat / obstruksi jalan ibuprofen)
• Jika sesak  O2 2 L/menit.
nafas : • Hidung tersumbat: dekongestan nasal
• Jika hidung tersumbat  menghirup
uap hangat / ditetesi minyak atsiri / • Pengisapan lendir dari tenggorok • Antibiotika bila peradangan berasal
minyak mint / larutan saline 0,9% atau laring. dari paru :
• Ampisilin 100 mg/kgBB/hari, IV, terbagi 4
dalam bentuk nasal spray. • Bila tidak berhasil  pasang
dosis
• Hindari mengiritasi faring dan laring endotrakeal atau trakeostomi bila
• Cefotaksim atau ceftriakson
(merokok, makan pedas, minum es) sudah terjadi obstruksi jalan nafas.
• Kortikosteroid IV: deksametason
0,5mg/kgBB/hari selama 1-2 hari
INDIKASI RAWAT INAP

Pasien dinyatakan perlu untuk rawat rumah sakit jika dalam


kondisi :
1. Usia penderita dibawah 3 tahun
2. Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau exhausted
3. Diagnosis penderita masih belum jelas
4. Perawatan di rumah kurang memadai
LARINGITIS KRONIK

• Peradangan pada laring selama > 3 minggu.


• Penyebab : jamur, paparan zat iritan (asam lambung, rokok, alkohol),
trauma vocal, efek obat-obatan
Common Causes Type of Laryngitis Common Causes Type of Laryngitis
of Laryngitis Acute (Short-lived) Chronic (longer of Laryngitis Acute (Short-lived) Chronic (longer
term) term)
Infectious Vocal abuse X
Bacterial X Trauma X X
Viral X Allergic
Fungal X X Allergies X X
Contact Dryness (Laryngitis Sicca)
Reflux X X Dehydration X X
Pollutants X X Dry Atmosphere X X
Smoking X Mouth Breathing X X
Inhaled X Medications X X
Medications Thermal
Caustic Ingestions X X Closed-Space Fire X X
Medical Crack Pipe X X
Vocal misuse X X
KLASIFIKASI LARINGITIS KRONIK

Radang kronis pada


laring akibat berbagai
macam hal, tidak
NON
spesifik SPESIFIK

Radang kronis pada


laring akibat agent
spesifik, seperti
SPESIFIK Tuberkulosis,
Treponema pallidum
(kuman penyebab sifilis)
LARINGITIS KRONIK NON SPESIFIK

Disebabkan : Gejala klinis :


• infeksi saluran pernapasan • berdehem untuk membersihkan
(selesma, influenza, bronkhitis tenggorokan, serak, bisa sampai
atau sinusitis), paparan zat iritan hilang total, rasa gatal dan kasar di
(asap rokok, alkohol, asam tenggorokan, sakit tenggorokan,
tenggorokan kering, batuk kering,
lambung atau zat kimia, vokal
sakit waktu menelan.
abuse).

• Laringoskopi : mukosa menebal, hiperemis, permukaan tidak rata


• Bila ada massa  perlu biopsi untuk menilai keganasan
Pita suara tampak
edema, hiperemis,
membulat dengan tepi
iregular
LARINGITIS KRONIK SPESIFIK

LARINGITIS LARINGITIS
TUBERKULOSA LUETIKA
• Treponema palidum, menyerang laring
• akibat dari TB paru, sering menetap pada sifilis stadium kedua
bahkan setelah TB nya sembuh.
• sangat jarang dijumpai pada bayi / dewasa.
• Infeksi terjadi melalui udara pernafasan, • laring edema hebat, lesi mukosa warna
sputum, atau penyebaran melalui aliran abu-abu, sumbatan jalan nafas (++)
darah atau limfe.
• Stadium ketiga : terbentuk guma, dapat
• menimbulkan gangguan sirkulasi pecah dan timbul ulserasi, perikondritis
dan fibrosis.
4 STADIUM LARINGITIS TUBERKULOSA

• Edema dan hiperemis, mukosa laring tampak pucat


INFILTRASI • di daerah sub mukosa terbentuk tuberkel
• timbul ulkus

• Ulkus yg timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar


ULSERASI • Ulkus ini dangkal, dasarnya ditutupi perkejuan, hemoptisis.

• Ulkus makin dalam, mengenai kartilago aritenoid dan epiglotis.


PERIKONDRITIS • terjadi kerusakan tulang rawan
• terbentuk pus berbau, proses berlanjut membentuk sekuester.

FIBRO- • terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior,


pita suara dan subglotik.
TUBERKULOSA
Stadium Infiltrasi

Stadium Ulserasi
Diagnosis

Gejala Pemeriksaan Pemeriksaan


klinis fisik penunjang

- Rasa kering, panas, tertekan


didaerah laring - Status generalis
- BTA +
- Suara parau hingga afoni - Status THT:
laringoskopi - Patologi anatomi
- Hemoptisis
- Nyeri menelan
- KU buruk
TATALAKSANA LARINGITIS TB

OAT primer OAT sekunder


• INH (isoniazid), • Exionamid,
Rifampisin, • Paraaminosalisilat,
• Etambutol, • Sikloserin,
• Streptomisin, • Amikasin,
• Pirazinamid • Kapreomisin
• Kanamisin
LARINGITIS LUETIKA

Etiologi : Treponema pallidum

Gambaran Klinik :
• Lues stadium tertier : pada stadium pembentukan guma, kadang –
kadang menyerupai keganasan laring.
• Guma pecah  Ulkus khas : sangat dalam, bertepi dengan dasar
yang keras, tidak nyeri, menjalar dengan cepat.
LARINGITIS LUETIKA

• Gejala Klinik :
1. Suara Parau dan batuk kronik, tidak nyeri
2. Disfagia timbul bila ada gumma dekat introitus osepagus.

• Diagnosis : pemeriksaan laringoskopik + serologik :


 RPR,VDRL, dan FTA-ABS dan biopsi
LARINGITIS LUETIKA

Penatalaksanaan : Prognosis :
• Pemberian antibiotik gol. • kurang bagus, bila gumma
penicilin dosis tinggi, sudah pecah,
• Pengangkatan sekuester, bila • karena menyebabkan
terdapat sumbatan laring destruksi pada kartilago dan
karena stenosis bersifat permanen.
• Dapat dilakukan trakeostomi
dan operasi rekonstruksi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai