Anda di halaman 1dari 37

Obstruksi Saluran

Napas Atas
ALLIFKA RAMADHANTI

Kepaniteraan Klinik THT-KL S I T I A B I D A H FA R H A N I


MARET 2019
PEMBIMBING :
DR. DIANA ROSALINA. SP THT-KL
Anatomi Saluran Pernapasan
Obstruksi jalan nafas

 Definisi : Kondisi terbuntunya jalan nafas atas baik sebagian atau parsial
maupun keseluruhan atau total yang menyebabkan terjadinya gangguan
ventilasi.

 Etiologi : Tertutupnya jalan nafas atas yang dapat disebabkan oleh tumor,
benda asing atau infeksi terutama di daerah orofaring dan laring.
Benda
Asing

Kelainan
Trauma
Obstruksi Neurogenik

Saluran
Napas Atas

Neoplasma Infeksi
Etiologi
Lokasi sumbatan dan gejalanya
Hidung terasa tersumbat
Hidung Nyeri pada hidung , rinore, epistaksis

Faring Nyeri menelan, sulit menelan, hot pottato


voice

Laring Sikap tercekik, tidak dapat berbicara, rasa


tersubat, batuk-batuk, sesak napas, stridor
Sumbatan Faring
Difteri
Etiologi:Corynebacterium Gejala umum infeksi
diphteriae Gejala akibat eksotoksin :
Eksotoksin  kerusakan jaringan
Gejala lokal : pseudomembran (misal saraf)  kelumpuhan otot
palatum dan otot pernapasan
pada tonsil  meluas ke faring,
laring  obstruksi  Infeksi
berlanjut  kelenjar limfe leher
 bull neck
Tata Laksana Difteri
Anti Difteri Serum (tanpa menunggu hasil kultur)
20.000-100.000 U iv (bergantung umur dan beratnya penyakit)
Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50 mg/KgBB dibagi dalam 3
dosis selama 14 hari
Kortkosteroid 1,2 mg/Kgbb?hari
Antipiretik
Isolasi Pasien
Istirahat 2=3 minggu
Sumbatan Laring
Etiologi
Radang akut dan kronis
Benda asing
Trauma
Tumor laring
Kelumpuhan N. Rekuren bilateral
Gejala dan Tanda
Suara serak (disfoni) sampai afoni. Cekungan saat inspirasi di
suprasternal, epigastrium,
Sesak nafas (Dispneu) supraklavikula, dan interkostal
Stridor (bunyi napas saat inspirasi) Gelisah karena haus udara
Warna muka pucat >> Sianosis
karena hipoksia
Stadium Retraksi Stridor Keadaan Penatalaksanaan
Pasien
Kriteria Stadium 1 Suprasternal Inspirasi Tenang Antibiotik, antiinflamsi,

Jackson anti-alergi, dan oksigen


intermitten pd sumbatan
yg disebabkan
peradangan

Stadium 2 Suprasternal + Inspirasi Gelisah


Epigastrium
Intubasi Trakea +
Stadium 3 Suprasternal + Inspirasi + Sangat Gelisah
Trakeostomi
Epigastrium Ekspirasi dan dispneu
+intraclavikula
+interkostal

Stadium 4 semua cekungan Inspirasi + Gelisah, Krikotirotomi


menjadi semakin Ekspirasi ketakutan,
nyata sianosis 
lemah, tertidur
 asfiksia
Tatalaksana sumbatan laring
Stadium 1 (yang disebabkan Stadium 2 dan 3  ETT dan
peradangan) trakeostomi
-Antiinflamasi Stadium 4  krikotirotomi
-Antialergik
-Antibiotik
-Oksigen intermiten
1. Benda asing di laring
Benda asing eksogen : organik Benda asing endogen : sekret
maupun anorganik kental, darah, bekuan darah,
krusta, memberan difteri, cairan
amnion.
Gejala dan Tanda
Sumbatan total = spasme laring Sumbatan tidak total = suara
dengan gejala afonia, apneu, parau, disfonia sampai afonia,
sianosis  kematian mendadak batuk sampai disertai sesak,
odinofagia, mengi, sianosis,
hemoptisis, rasa subjektif (pasien
menunjuk leher sesuai letak
benda)
Tatalaksana Sumbatan
Parsial

Pasien dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan laringoskopi


atau bronkoskopi  mengeluarkan benda asing dengan
cunam
2. Laringomalasia
Definisi : Suatu kelainan dimana terjadi kelemahan struktur
supraglotik sehingga terjadi kolaps dan obstruksi saluran
napas
Epiglotis lemah  saat inspirasi epiglotis tertarik kebawah
 menutup rima glotis  stridor
Gejala dan Tanda
Stridor
Retraksi suprasternal,
epigastrium, interkostal, dan
supraklavikular
Tatalaksana:
Intubasi Endotrakea
Trakeotomi tidak boleh
dilakukan karena sering disertai
dengan trakeomalasia
3. Stenosis Subglotis
Etiologi: Gejala dan tanda :
Penebalan jaringan submukosa -Stridor
dengan hiperplasia kelenjar mukus
dan fibrosis -Dispneu

Kelainan bentuk krikoid dengan -Retaksi suprasternal, epigastrium,


lumen yang lebih kecil interkostal, dan subklavikula.

Bentuk Krikoid normal dengan -Stadium berat bisa sianosis sampai


ukuran lebih kecil apne

Pergeseran cincin trakea Penatalaksanaan: dilatasi dengan


laser CO2, pembedahan (pada
kelainan bentuk)
4. Laringitis Akut
Merupaan lanjutan dari •Gejala dan Tanda: demam,
rinofaringitis. Pada anak malaise, suara parau
sering menyebabkan sampai afoni, nyeri
sumbatan jalan napas. menelan atau berbicara,
serta gejala sumbatan
•Etiologi: laring, batuk kering lama
Bakteri (radang lokal) dan disertai dahak kental.
virus (radang sistemik)
Pemeriksaan fisik: Tatalaksana:
-Mukosa laring hiperemis -Istirahat berbicara dan bersuara
2-3 hari
-Bengkak
-Menghirup udara lembab
-Tanda akut dihidung dan sinus
paranasal atau paru -Hindari iritasi faring dan laring
(rokok, makanan pedas, es)
-Antibiotik diberikan bila
peradangan dari paru.
-ETT atau Trakeostomi (jika ada
sumbatan laring)
5. Abses Leher Dalam
Terbentuk didalam ruang Pada umumnya yang
potensial diantara fasia leher menyebabkan obstruksi yaitu
dalam sebagai akibat abses retrofaring, abses
penjalaran infeksi dari parafaring, dan angina
berbagai sumber seperti gigi, ludovici.
mulut, tenggorok, sinus
paranasal, telinga tengah,
dan leher.
Gejala dan Tanda

Abses Retrofaring Abses Parafaring Angina Ludovici

• Nyeri dan sukar • Trismus • Nyeri tenggorok dan


menelan • Indurasi atau leher

• Demam pembengkakan • Pembengkakan

• Leher kaku dan nyeri disekitar angulus submandibula

• Sesak nafas mandibula • Dasar mulut

• Stridor • Demam tinggi membengkak

• Benjolan dileher • Pembengkakan • Lidah terdorong


dilateral faring keatas belakang
Tatalaksana
Abses retrofaring : punksi dan insisi abses melalui laringoskop direk,
dalam posisi pasien trendelenberg.
Abses Parafaring: Eksplorasi dalam narkosis, melalui insisi luar dan
intraoral.
Angina Ludovici: Insisi digaris tengah (horizontal) stinggi os. Hyoid 3
jari dibawah mandibula.
Trakeostomi pada obstruksi, dan pemberian antibiotik dosis tinggi.
Tatalaksana
Sumbatan
Laring
Intubasi Endotrakeal
Indikasi
1. Atasi sumbatan nafas atas
2. Bantu ventilasi
3. Memudahkan menghisap sekret dari trakeobronkial
4. Cegah aspirasi sekret rongga mulut atau lambung
Indikasi:
Trakeostomi 1. Mengatasi obstruksi laring

2. Mengurangi spasi ruangan


Definisi:
disaluran nafas atas seperti
Merupakan tindakan daerah rongga mulut, sekitar
membuat lubag pada
dinding anterior trakea lidah dan faring
untuk alat bantu napas.
3. Mempermudah pengisapan
sekret dari bronkus

4. Untuk memasang respirator

5. Untuk mengambil benda asing


dari subglotik
Teknik Trakeostomi

Pasien tidur terlentang  bahu diganjal Sayatan (± 5 cm) dapat vertikal


dengan bantalan kecil memudahkan atau horizontal
ekstensi
Pisahkan trakea dengan
a dan anti sepsis  tutup kain steril jaringan, kait dengan pengait
tumpul cincin trakea
Anestetikum (novokain) disuntikkan di
pertengahan krikoid dengan fossa
suprasternal
Perawatan Pasca Trakeostomi
Sangat penting karena sekret dapat menyumbat  Asfiksia

Kanul dalam dicuci minimal 2 kali sehari, segera dimasukan


kedalam kanul luar.
Bila harus dipasang untuk jangka lama minimal dibersihkan 2
minggu sekali
Kasadibawah kanul diganti setiap basah
Krikotirotomi
Merupakan tindakan membelah membran krikoid untuk penyelamatan gawat
napas.
Teknik:
- Pasien tidur terlentang, kepala ekstensi

- Cari daerah antara puncak tulang rawan tiroid dengan kartilago krikoid

- Desinfeksi

- Anestetikum

- buat sayatan horizontal  tepi bawah kartilago terlihat

- tusukkan pisau dengan arah kebawah

- masukkan kanul jika tersedia, jika tidak gunakan pipa plastik untuk
sementara
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai