Disusun oleh :
Hans Natanael (1015129)
Preceptor :
dr. Yan Edwin Bunde, Sp. THT - KL
1
2
Obstruksi Saluran Napas Atas
benda
asing tumor
trauma
sumbatan
saluran napas kelumpuhan
radang atas nervus rekuren
bilateral
kongenital obesitas
ventilasi saluran
pernapasan terganggu
3
GEJALA KLINIK
5
Penanggulangan OSNA
PRINSIP!
Menghilangkan
penyebab sumbatan
dengan cepat atau
membuat jalan nafas
baru yang dapat
menjamin ventilasi.
6
Kriteria dispnea menurut
Jackson
Stadium I:
Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal
Stridor waktu inspirasi
Pasien masih tenang
Stadium II:
Cekungan waktu inspirasi di suprasternal makin dalam +
cekungan epigastrium
Pasien mulai gelisah
Stridor terdengar waktu inspirasi
7
Stadium III:
Cekungan selain di daerah suprasternal, epigastrium,
terdapat juga di infraklavikula dan intercostal
Pasien sangat gelisah dan dispnea
Stridor terdengar waktu inspirasi dan ekspirasi
8
Stadium IV:
Cekungan diatas bertambah jelas
Pasien sangat gelisah, sangat ketakutan, dan sianosis
Kehabisan tenaga → pusat pernapasan paralitik →
lemah dan tertidur →
9
Tindakan pada Obstruksi Saluran Napas Atas
Tindakan konservatif:
antiinflamasi,
antialergi,
antibiotika
oksigen intermiten
10
Obstruksi laring stadium II dan III
Tindakan operatif/resusitasi:
memasukkan pipa endotrakeal melalui mulut (intubasi
orotrakea) atau melalui hidung (intubasi nasotrakea)
trakeostomi
11
Intubasi Endotrakea
12
Indikasi:
Untuk mengatasi sumbatan saluran napas bagian atas
Membantu ventilasi
Memudahkan mengisap sekret dari traktus trakeo-
brankial
Mencegah aspirasi sekret yang ada di rongga mulut atau
yang berasal dari lambung
13
14
Tracheostomy
15
Indikasi:
1. Obstruksi saluran 2. Tidak mengalami
nafas atas: obstruksi jalan napas
stenosis subglotis, bagian atas,
paralisis pita suara, namun hilangnya
penyakit inflamasi refleks menelan atau
(misalnya angina mengeluarkan sekret
Ludwig), benda asing, (Misalnya pasien ICU
traumatik. yang tidak sadar atau
saat operasi yang tidak
bisa dipasang ETT)
16
17
Cricothyrotomy
18
Indikasi:
Ketidakmampuan ventilasi
Trauma wajah/nasal berat (yang tidak memungkinan
intubasi oral/nasal)
Laringospasme
Emesis yang tidak terkontrol
Stenosis saluran pernapasan atas atau deformitas
kongenital
Tumor atau massa yang menekan dan mengganggu
saluran napas
Gigi terkatup (clenched teeth)
19
Surgical Cricothyroidotomy
20
OSAS
Obstructive Sleep Apnea
Syndrome
21
22
Gejala Klinis
Gejala Nokturnal:
Snoring
Apnea
Gasping dan chocking
Pemeriksaan Fisik
23
Sleep Test (Polysomnography)
Tujuan :
• menurunkan episode nafas abnormal
• menurunkan risiko komplikasi.
Terapi :
Tergantung stadium
Ringan
Sedang
Berat
25
26
27
ALGORITMA PENATALAKSANAAN OSAS
28
29
30