Anda di halaman 1dari 21

PENYAKIT AKIBAT KERJA

BERHUBUNGAN DENGAN
KEBISINGAN
Presentan:
Hans Natanael
1015129

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
2015
Pendahuluan
Pengertian K3
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar
pekerja/masyarakat pekerja memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
terhadap penyakit-penyakit umum.
Ruang Lingkup K3
DITERAPKAN DI SEMUA TEMPAT KERJA YANG DI DALAMNYA
MELIBATKAN ASPEK MANUSIA!!
Meliputi aspek:
• Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
• Peralatan dan bahan yang dipergunakan
• Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
• Proses produksi
• Karakteristik dan sifat pekerjaan
• Teknologi dan metodologi kerja
Anatomi Telinga & Fisiologi Pendengaran
Definisi Bising
• Suara atau bunyi ramai, hiruk-pikuk yang memekakkan telinga (KMBI)
• Suara yang tidak diharapkan dan yang tidak menyenangkan yang
menggangu masuknya suara yang diinginkan ke dalam telinga atau
suara yang diinginkan namun berpotensi menyebabkan gangguan
kesehatan (KesMas)

 Merupakan suatu BAHAYA POLUTAN (WHO)


Sumber dan Jenis Bising

Sumber bising:
1. Bising okupasi
2. Bising non-okupasi

Jenis bising:
1. Kebisingan tetap (kebisingan dgn frekuensi terputus, broad band noise)
2. Kebisingan tidak tetap (kebisingan fluktuatif, intermiten, impulsive)
Pengukuran & NAB Bising
Hubungan Kebisingan dengan Kesehatan

Gangguan pendengaran sementara  KETULIAN PROGRESIF!!


Menurut A. M. Sugeng Budiono (2003):
• stres
• tekanan darah naik
• pusing
• denyut jantung bertambah
• mengganggu konsentrasi.
Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB)

• Adanya penurunan pendengaran atau tuli akibat pajanan bising yang


melebihi nilai ambang batas (NAB) di lingkungan kerja dari individu
pekerja
• Dikenal juga dengan istilah Noise Induced Hearing Loss (NIHL)
• Jenis ketuliannya merupakan tuli sensorineural dan biasanya
mengenai kedua telinga
Insidensi & Faktor Risiko
• 28 juta orang Amerika mengalami ketulian dengan berbagai macam
derajat, dimana 10 juta orang diantaranya mengalami KETULIAN
PERMANEN
Faktor risiko ketulian:
• Bising
• Frekuensi
• Lama pajanan per hari
• Masa kerja
• Kepekaan individu
• Usia
Klasifikasi
• Trauma akustik
• Tuli sementara
• Tuli permanen
Trauma Akustik
• Kerusakan sistem pendengaran akibat paparan energi akustik yang
kuat dan mendadak seperti pada ledakan hebat, dentuman atau
tembakan senjata api baik terjadi sekali atau beberapa kali, dapat
mengenai satu atau dua telinga.
• Dibagi atas 2, yaitu trauma akustik akut dan kronik
• Trauma akustik akut  ledakan kerusakan telinga yang terjadi pada
telinga dapat mengenai membran, yang biasanya berakibat pada
suatu ruptur.
• Trauma akustik kronik  pencemaran lingkungan oleh BISING
Tuli Sementara - Permanen

• Jika terpapar kebisingan yang menyebabkan tuli sementara secara


berulang-ulang dalam waktu yang cepat, akan menyebabkan
kerusakan pendengaran yang permanen.
• Pada umumnya hal ini terjadi pada tingkat pemaparan kebisingan di
atas 90 dB.
• Tuli permanen adalah terjadinya kerusakan pendengaran yang sudah
tidak dapat pulih atau disembuhkan kembali.
• Tanda awal: TINNITUS
Gejala Klinis

Gejala GPAB dapat berupa:


• Pendengaran berkurang (berangsur)
• Telinga berdenging (tinnitus)
• Sulit memahami percakapan dgn kekerasan biasa.
• Sulit memahami percakapan di lingkungan bising (background noise)
• Distorsi kualitas suara (musik)
Pencegahan
• Rekayasa Engineering
• Administrasi
• Individu Pekerja:
a. Identifikasi sumber bising
b. Pengukuran dan analisis kebisingan (SLM, Octave Band Analyzer)
c. Pengendalian bising dalam bentuk kontol engineering dan kontrol administrasi
d. Melakukan tes audiometri secara berkala
e. Mengikuti pelatihan KIE
f. Menggunakan APD berupa sumbat telinga (ear plug), tutup telinga (ear muff)
dan pelindung kepala (helmet).
g. Melakukan pencatatan rutin
Prognosis

Prognosis dari gangguan pendengaran akibat bising adalah..

BURUK
Hal tersebut dikarenakan jenis gangguan pendengaran atau ketulian
akibat bising adalah tuli sensorineural yang sifatnya menetap dan
tidak dapat diobati dengan obat maupun pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai