Anda di halaman 1dari 4

Polip Antrokoana

a. Definisi

Polip antrokoanal merupakan pertumbuhan jinak unilateral yang berasal dari mukosa sinus
maksilaris dengan pertumbuhannya kedalam ostium sinus maksilaris hingga mencapai koana
posterior dan polip terlihat di nasofaring.

b. Gejala klinis

Gejala klinis utama adalah hidung tersumbat unilateral dan disertai nasal discharge.
Beberapa kasus yang jarang, gejala polip antrokoanal tidak khas. Polip antrokoanal berbeda
dari inflamasi kronik, polip sinus maksilaris hanya mempunyai sedikit gejala minor yaitu
proses terjadinya sedikit lama, sedikitnya terjadi obstruksi ostium maksilaris, tingginya angka
kejadian sakit kepala, obstruksi hidung persisten, adanya kista pada stroma polip, penipisan
membran basal, rendahnya angka kejadian metaplasia sel skuamosa dan tingginya proporsi
perpindahan sel dalam cairan hidung. Pada 2 kasus penelitian, dapat didiagnosis alergi tapi hal
ini tidak sama dengan polip, yang mana tidak ditemukannya gambaran tipe morfologi dari
alergi berhubungan polip (eosinofilik).

Tabel 1. Gejala klinis dari 40 penderita dengan polip antrokoanal.


Gejala klinis n (%)
Sumbatan hidung 37 (92.5)
Rinorrea 18 (45)
Postnasal drip 14 (35)
Mendengkur 9 (22.5)
Nyeri kepala 5 (12.5)
Hiposmia 4 (10)
Gumpalan dalam tenggorokan 4 (10)
Rasa tidak nyaman pada hidung 4 (10
Tabel 2. Observasi rinologis yang berhubungan dengan polip antrokoanal.
Gejala klinis n (%)
Sinusitis kronis 20 (50)
Deviasi septum 5 (12.5)
Polip etmoid 4 (10)
Konka bulosa 4 (10)
Bilateral inferior turbinate hypertrophy 1 (2.5)

c. Diagnosis
Dari anamnesis ditemukan adanya sumbatan hidung unilateral disertai nasal discharge,
kadang-kadang disertai dengan nyeri kepala, serta ditemukannya massa polipoid pada hidung
melalui rinoskopi anterior dan/atau posterior, dari pemeriksaan fisik biasanya mengarah kepada
polip antrokoanal yaitu ditemukannya polip yang berasal dari mukosa sinus maksilaris dengan
pertumbuhannya kedalam ostium sinus maksilaris hingga mencapai koana posterior dan polip
terlihat di nasofaring.
Polip nasi yang masif dapat menyebabkan deformitas hidung luar sehingga hidung tampak
mekar karena pelebaran batang hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dapat terlihat adanya
massa yang berwarna pucat yang berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan.
Pembagian polip nasi menurut Mackay dan Lund:
a. Grade 0 : Tidak ada polip
b. Grade 1 : Polip terbatas pada meatus media
c. Grade 2 : Polip sudah keluar dari meatus media, tampak di rongga hidung tapi belum
menyebabkan obstruksi total
d. Grade 3 : Polip sudah menyebabkan obstruksi total
Pemeriksaan radiologis mengunakan CT-Scan dan MRI (jarang) dapat membantu
menegakkan diagnosis polip antrokoanal. Pada CT-Scan biasanya ditemukan gambaran massa
jaringan lunak pada antrum yang sampai ke bagian hidung dan nasofaring. Pemeriksaan CT-Scan
juga diperlukan untuk mengevaluasi perluasan penyakit serta hubungannya dengan kelainan
etmoidal, yang nantinya akan membantu untuk merencanakan terapi.
d. Tatalaksana
1. Pengobatan preoperatif
Proporsi pasien yang sensitif terhadap kortikosteroid masih belum pasti, pemberian
kortikosteroid oral harus dihindari walaupun pengobatan ini lebih baik daripada pengobatan
kosrtikosteroid topikal. Tetes hidung betametason, 2 kali sehari pada masing-masing sisi diberikan
dalam waktui 1 bulan. Posisi saat meneteskan dalam posisi telentang dengan kepala menengadah.
Posisi ini memungkinkan penetrasi obat lebih mudah ke dalam etmoid. Pilihan lain seperti
triklormetasone atau flumisolid dapat digunakan. Polip dapat hilang secara sempurna dan
pengobatan ini harus diteruskan minimal 3 bulan.
2. Operasi
Terdapat pandangan yang berbeda pada jenis operasi yang dibutuhkan untuk polip nasi.
Polipektomi sederhana merupakan operasi pilihan, polip dapat diangkat dengan suatu avulsi atau
dengan pemotongan atau penggunaaan forceps seperti Tilley Henckel`s, harus diperhatikan ketika
menggunakan forceps jangan terlalu ke medial ataupun ke lateral, seluruh mukosa polipoid harus
diangkat dari etmoid. Walaupun etmoidektomi intranasal disarankan oleh beberapa ahli,
polipektomi sederhana masih merupakan prosedur yang komplit dan aman. Etmoidektomi
eksternal dilakukan melalui insisi medial ke dalam kantus interna (Howarth’s) atau melalui insisi
pada kulit di bawah batas intraorbita (Patterson’s). Seluruh sel dapat diangkat apabila orbita dan
seluruh bagian-bagiannya telah digeser ke lateral dan pembuluh darah etmoidal interior
dipisahkan. Harus berhati-hati dalam membuka ostium sinus frontal secara luas untuk mencegal
mukokel yang merupakan komplikasi lanjut dari pembedahan. Tidak ada penelitian yang
menyatakan bahwa etmoidektomi ekternal dapat mencegah kekambuhan, walaupun ada beberapa
ahli yang mengatakan demikian.
Pembedahan merupakan pilihan terapi dari polip antrokoanal. Pengangkatan sederhana
yang dilakukan pada awalnya dengan menggunakan nasal snare atau polyp-forceps dapat
menghilangkan gejala dan pasien akan merasa kembali baik dalam beberapa tahun. Namun sering
terjadi kekambuhan yang disebabkan bagian antral dari polip masih tertinggal. Pada kasus seperti
ini dibutuhkan pengangkatan radikal melalui sublabial. Prosedur ini disebut dengan Caldwell-Luc
operation. Antrum maksila dibuka dan polip diangkat dari antrum.
Pada anak-anak prosedur ini tidak dapat dilakukan, karena dapat menyebabkan deformitas
fasio-maksilaris dan kerusakan gigi permanen yang terletak di antrum maksila. Terapi antihistamin
jangka panjang lebih dipilih untuk mengontrol alergi.

Sumber
Soepardi, Efiaty, ISkandar, Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok edisi
VII cetakan 7. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
Adams, George, Boeis, Lawrence. Buku Ajar Penyakit Telinga Hidung Tenggorok.
W.B. Saunders, Philadelphia. 1997

Anda mungkin juga menyukai