dimetabolisme terutama dalam hati oleh enzim Alkohol dehydrogenase (ADH) dan ko enzim
nikotinamidadenindinukleotida (NAD)
Ekskresi alkohol :
90% lewat urin
10% keringat dan udara napas
Pada populasi orang Indonesia terdapat defisiensi isozim ALDH1
Penumpukan asetaldehid
Menimbulkan gejala mabok seperti muka kemerahan, takikardi, hipotensi, sakit kepala,
mual muntah, kelemahan otot dan mengantuk meskipun kadar alkoholnya masih relatif
rendah (hanya 30mg%)
FARMAKODINAMIK
Pengaruh alkohol terhadap sistem tubuh :
1. Sistem Saraf Pusat
Alkohol bersifat anestetik (menekan SSP) Kemampuan konsentrasi, daya ingat dan kemampuan
diskriminasi terganggu
2. Sistem Kardiovaskular
- Nadi lebih cepat tetapi hal ini biasanya disebabkan oleh aktivitas muskular atau stimulasi refleks
-Depresi kardiovaskular terjadi pada keracunan akut alkohol yang berat terutama akibat faktor
vasomotor dan depresi pernapasan
3. Sistem urinaria
Terhadap ginjal, alkohol menambah efek diuresis
FARMAKODINAMIK
Takaran alkohol untuk menimbulkan gejala keracunan bervariasi tergantung dari kebiasaan
minum dan sensitivitas genetik perorangan.
35 gram alkohol (2 sloki whisky) menyebabkan penurunan kemampuan untuk menduga jarak
dan kecepatan serta menimbulkan euphoria
250-300 mg% Penglihatan kabur, tak dapat mengenali warna, konjungtiva merah,
dilatasi pupil, diplopia, sukar memusatkan penglihatan dan
nistagmus
450-500mg% Aktivitas motorik hilang sama sekali, timbul koma, pernapasan
perlahan dan dangkal, Suhu tubuh menurun
KELAINAN PADA KERACUNAN KRONIK ALKOHOL
1. Saluran Cerna
Kelainan pada selaput lendir mulut, kerongkongan, lambung berupa gastritis erosif
hemorargik akut serta pankreatitis hemorargik
2. Hati
Terjadi penimbunan lemak pada sel hati.
Hepatitis pada alkoholisme dapat menyebabkan hepatitis alkoholik yang kemudian
berkembang menjadi sirosis dan hepatoma
3. Jantung
Kardiomiopati alkoholik dengan payah jantung kiri atau kanan
Bila korban meninggal, pada jantung dapat ditemukan hipertrofi kedua ventrikel, fibrosis
endokard dengan tanda trombi mural pada otot jantung.
4. Muskuloskeletal
Dapat ditemukan kardiomiopati alkoholik dengan gejala payah jantung kiri atau kanan +
distensi Vena leher, nadi lemah dan edema perifer.
Pada histologi akan dijumpai atrofi serat dan perlemakan jaringan otot
5. Sistem saraf
Polineuritis atau neuropati perifer akibat degenerasi serabut saraf dan myelin.
SEBAB DAN MEKANISME KEMATIAN
Pada keracunan alkohol kronik, kematian disebabkan oleh sirosis hepar dan ruptur
varises esofagus akibat hipertensi portal
Peminum alkohol sering terjatuh dan kecelakaan sehingga pada autopsi akan
dijumpai memar pada korteks serebri, hematom subdural akut atau kronik
Pada kadar alkohol dalam darah 500 – 600 mg% akan mengalami koma 10 – 16
jam dan meninggal dalam 1 – 4 jam setelah koma
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
Pada korban hidup :
1. Memeriksa bau alkohol pada udara pernapasan sebagai petunjuk awal
2. Memeriksa kadar alkohol darah baik melalui urin, udara napas atau langsung dari darah vena
Jika korban sudah meninggal :
1. Menemukan gejala-gejala asfiksia
2. Perbendungan pada seluruh organ
3. Darah lebih encer
4. Pemeriksaan mukosa lambung terdapat bendungan, kemerahan dan tanda inflamasi
5. Otak dan darah akan tercium bau alkohol
6. Edema pembuluh darah otak dan selaput otak.
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
Kasus keracunan kronik :
Pemeriksaan jantung didapatkan fibrosis intersisial, hipertrofi serabut otot jantung,
hialinisasi, edema dan vakuolisasi serabut otot jantung
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Diagnosis pasti dapat ditegakkan :
•Memeriksa kadar kuantitatif alkohol dalam darah
•Memeriksa kadar alkohol dari udara ekspirasi dan urin
•Jika korban telah meninggal dapat diperiksa kadar alkohol dalam otak, hati atau
cairan serebrospinalis
Penentuan kadar alkohol dalam lambung saja hanya dapat menunjukkan bahwa
orang tersebut baru meminum alcohol, tidak dapat mengetahui kadar alcohol.
CARA SEMIKUANTITATIF TEKNIK MODIFIKASI
MIKRODIFUSI (CONWAY)
• Dapat diperiksa dalam darah dan urin
• letakkan reagen Antie 2 ml kedalam ruang tengah.
Larutan Antie dibuat dengan cara melarutkan 3,7 gram kalium dikromat ke dalam 150 ml air.
Ditambahkan 280 ml asam sulfat dan diaduk. Diencerkan dengan 50 ml akuades
• Sebarkan 1 ml darah atau urin yang akan di periksa pada ruang sebelah luar
• masukkan 1 ml kalium bikarbonat jenuh pada ruang sebelah luar sisi berlawanan.
• Tutup sel mikrodifusi, goyangkan agar semua tercampur
• Dibiarkan selama 1 jam pada temperatur ruangan
•Tutup mikrodifusi diangkat dan amati perubahan warna yang terjadi
Hasil :
Kuning kehijauan = konsentrasi alkohol 80 mg%
Hijau kekuningan = konsentrasi alkohol 300 mg%
Kadar alkohol dalam darah belum menunjukkan kadar alkohol darah saat terjadi
kematian
Setiap jam pasca kejadian, kadar alkohol dalam darah akan turun sekitar 10 mg%
KERACUNAN METIL ALKOHOL
Metil alkohol atau alkohol kayu banyak digunakan dalam industri dan rumah
tangga.
Metil alkohol merupakan cairan jernih, mempunyai titik didih 60 derajat celcius.
SUMBER
Metil alkohol dibuat dari destilasi kayu atau melalui sintesis kimia.
Beberapa bentuk murni metil alkohol :
1. Columbian spiritus
2. Eagle spiritus bahan aditif untuk meninggikan nilai oktan bensin dan sebagai
cairan anti beku air radiator mobil
FARMAKOKINETIK
o Metil alkohol masuk ke dalam tubuh melalui mulut, kulit dan inhalasi.
o metil alkohol dimetabolisme di dalam hepar oleh dehydrogenase alcohol menjadi
formaldehida, selanjutnya diubah oleh dehydrogenase alcohol mejadi asam formiat.
o asam formiat ini lah yang akan menyebabkan terjadinya asidosis metabolic,
kerusakan pada papil saraf optic dan kerusakan SSP.
EKSKRESI METIL ALKOHOL
Sebagian kecil metil alkohol diekskresikan dalam bentuk tidak berubah melalui paru
Eksresi metil alkohol lewat urin sangat sedikit dan dapat di temukan asam formiat
hingga 12 hari kemudian.
FARMAKODINAMIK
Metil alkohol menekan SSP tanpa didahului eksitasi
Metil alkohol memiliki efek depresi lebih kecil dibandingkan alkohol
Metil alkohol memiliki efek iritasi lebih besar dibandingkan dengan alkohol
Metil alkohol lebih toksik dibandingkan dengan alkohol karena kandungan yang
sangat toksik dan ekskresi yang lebih lambat
TANDA DAN GEJALA KERACUNAN
Bila tertelan :
Gejala awal : sakit perut, mual, muntah.
Depresi SSP sehingga terlihat seperti keracunan alcohol : sakit kepala, pusing, lemah,
kesadaran menurun, kejang 12-24 jam.
Asidosis : mual, muntah, nafas dalam dan cepat, tensi turun, syok-koma, meninggal.
Bila terhirup :
Iritasi selaput lendir, sakit kepala, telinga berdenging, delirium.
Bila terkena kulit :
Kulit kering, gatal-gatal, iritasi.
Gejala keracunan metil alcohol tergantung dari kadar methanol, setelah
mengkonsumsi metil alcohol tersebut dalam 12-24 muncul gejala asimtomatis. Setelah
24 jam barulah merasakan gejala keracunan metil alcohol.
Penurunan penglihatan dapat terjadi 36 jam setelah terpapar metil alcohol seperti
efek kerja racun pada sel ganglion retina yang menimbulkan atrofi n. optikus.
Kebutaan terjadi apabila meminum sebanyak 15 ml metil alkohol
SEBAB DAN MEKANISME KEMATIAN
Keracunan metil alkohol umumnya terjadi karena kecelakaan.
Takaran mematikannya adalah 30 –100 ml
Kematian biasanya terjadi dalam 24 - 36 jam. Namun ada yang dapat bertahan
hidup sampai 24 hari.
PENGOBATAN
Prinsipnya adalah menghilangkan asidosis dengan cara :
1. Membilas lambung dengan natrium karbonat 4 % untuk menghilangkan asidosis
dan mengatasi iritasi lambung
2. Infus natrium laktat untuk mengatasi asidosis
3. Glukosa hipertonik intravena
PEMERIKSAAN FORENSIK
Tanda pada jenazah :
Pemeriksaan luar = Tercium bau khas dan tanda tanda asfiksia