Anda di halaman 1dari 12

Definisi

• Alkohol Absolut atau alkohol mutlak.


– Alkohol ini merupakan hampir alkohol murni dengan kadar
alkohol dihitung sebagai C2H2OH sebesar 99,8% dan air
0,2% .
• Ethanol
– Secara umum dibidang kedokteran atau farmasi bila hanya
disebut Aethanolum atau alkohol saja, maka yang
dimaksud adalah alkohol berkadar 95-96,8%.
• Ethanol dilutum
– Nama lainya adalah ethanol encer, dengan kadar alkohol
69,1-71,0%.
Sumber

whisky, brandy, rum, vodka, gin


(mengandung 45% alkohol)

wines ( 10-20%)

Alkohol (ethanol) sintetik seperti air


tape, tuak dan brem, dihasikan hari
peragian secara kimia dan fisiologi.
Farmakokinetik
• Alkohol larut dalam air sebagai molekul-molekul
yang kecil sehingga dalam waktu yang relatif
singkat dapat dengan cepat diserap melalui
pencernaan, kemudian disebarkan ke seluruh
jaringan dan cairan tubuh.
• Dalam waktu 30 menit pertama penyerapan
mencapai 59%, kemudian 88% dalam waktui 1
jam pertama Alkohol diabsorpsi dalam jumlah
sedikit melalui mukosa mulut dan lambung.
• Sebagian besar (80%) diabsorpsi di usus halus
dean sisanya diabsorpsi di kolon
Farmakodinamik
• Alkohol menyebabkan presipitasi dan dehidrasi sitoplasma
sel sehingga bersifat sebagai astringent
• Alkohol bersifat anestestik (menekan SSP), sehingga
kemampuan berkonsentrasi, daya ingat dan kemampuan
mendiskriminasi terganggu dan akhirnya hilang
• Alkohol sebayak 75-80 gr ( setara 150-200 ml whisky) akan
menimbulkan gejala keracunan akut dan 250-500gr alkohol
(setara 500-1000ml whisky) dapat merupakan takaran fatal.
• Kadar alkohol darah :
a=cxpxr
a = jumlah alkohol yang diminum
c= kadar alkohol darah (mg%)
p= berat badan (kg)
r= konstanta (0,007)
Tanda dan Gejala Keracunan
gangguan berupa penurunan keapikan
Kadar rendah, 10-20mg% keterampilan tangan dan perubahan tulisan
tangan
Timbul penciutan lapang pandang, penurunan
Kadar 30-40mg% ketajaman pengelihatan, dan pemanjangan
waktu reaksi

Kadar 50- 150mg% Keterampilan mengemudi mulai menurun

gejala banyak bicara, ramai, reflek menurun,


Kadar 200mg% inkoordinasi otot otot kecil, kadang kadang
nistagmus, dan sering terdapat pelebaran
pembuluh darah kulit

Kadar 400-500mg% aktivitas motorik hilang sama sekali,


timbul stupor atau koma, pernapasan
perlahan dan dangkal, suhu tubuh
menurun.
Kelainan pada keracunan kronik
alkohol
• Saluran pencernaaan. Alkohol takaran tinggi dalam waktu lama
akan menimbulkan kelainan pada selaput lendir mulut,
kerongkongan dan lambung berupa gastritis kronik dan gastritis
erosif serta pankreatitis hemoragik dan dapat pula terjadi
malabsorpsi .
• Hati. Terjadi penimunan lemak dalam sel hati.
• Jantung. Dapat terjadi kardiomiopati alkoholik dengan payah
jantung kiri atau kanan dengan distensi pembuluh balik leher, nadi
lemah dan edema perifer.
• Sistem musculo skeletal. Dapat ditemukan miopati alkoholik.
Histologik dijumpai atrofi serat dan perlemakan jaringan otot.
• Sistem saraf. dapat terjadi polineuritis atau neuropati perifer akibat
degenerasi serabut saraf dan mielin..
Sebab dan mekanisme kematian
• Mekanisme kematian pada alkoholisme kronik
terutama akibat gagal hati dan ruptur varises esofagus
akibat hipertensi portal. Selainitu dapat disebabkan
secara sekunder oleh pneumonia dan TBC.
• Peminum alkohol sering terjatuh dalam keadaan
mabuk dan meninggal. Pada autopsi dapat ditemukan
memer pada kortek serebri, hematoma subdural akut
atau kronik.
• Depresi pusat pernapasan terjadi pada kadar alkohol
otak > 450mg%. Pada kadar 500-600 mg% dalam
darah, penderita biasanya meninggal dalam 1-4 jam
setelah koma selama10-16 jam.
Pemeriksaan kedokteran forensik
• Pada orang hidup, bau alkohol yang keluar dari
udara pernapasan merupakan petunjuk awal.
• Kelainan yang ditemukan pada korban mati tidak
khas. Mungkin ditemukan gejala-gejala yang
sesuai dengan asfiksia. Seluruh organ
menunjukkan tanda perbendungan, darah lebih
encer ,berwarna lebih gelap.
• Mukosa lambung menunjukkan tanda
perbendungan , kemerahan dan tanda inflamasi
tapi kadang - kadang tidak ada kelainan.
…Pemeriksaan kedokteran forensik
• Pada pemeriksaan histopatologik dapat dijumpai
edema dan pelebaran pembuluh darah otak dan
selaput otak, degenerasi bengkak keruh pada bagian
parenkim organ dan inflamasi mukosa saluran
cerna.
• Pada kasus keracunan kronik yang meninggal, jantung
dapat memperlihatkan fibrosis interstisial, hipertrofi
serabut otot jantung, sel-sel radang kronik pada
beberapa tempat, gambaran seran lintang otot jantung
menghilang, hialinisasi, edema dan vakuolisasi serabut
otot jantung.
Laboratorium
• Bau alkohol bukan merupakan diagnosis pasti
keracunan
• Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol darah.
• Pada mayat alkohol dapat berdifusi dari lambung
kejaringan sekitarnya termasuk kedalam jantung,
sehingga untuk pemeriksaan toksikologi, diambil
darah dari pembuluh darah vena perifer.
Laboratorium (Tehnik Modifikasi Mikrodifusi)
• Letakan 2ml reagen antie kedalam ruang tengah.
• Reagen antie dibuat dengan ,melarutkan 3,70gm kalium dikromat kedalam
150 ml air.
• tambahkan 280 ml asam sulfat dan terus diaduk.
• Encerkan dengan 500ml aquades.
• Sebarka 1ml darah atau urine yang akan diperiksa dalam ruang sebelah
luar dan dimasukan 1ml kalium karbonat jenuh dalam ruang sebelah luar
pada sisi berlawanan.
• Tutup sel mikro difusi ,goyangkan dengan hati-hati supaya darah dan urine
bercampur dengan larutan kalium karbonat biarkan terjadi difusi selam 1
jam pada temperatur ruang.
• Kemudian angkat tutup dan amati perubahan warna pada reagen antie.
– Warna kuning kenari menunjukan hasil negatif
– perubahan warna kuning kehijauan menunjukan kadar ethanol sekitar 80mg%.
– Sedangkan warna hijau kekuningan sekitar 300mg %.
Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai