dr.Dikara WS Maulidy*
dr.Didi Candradikusuma, Sp.PD**
* Resident of Internal Medicine, Brawijaya University
** Supervisor of Departement of Internal Medicine, Division of Tropical Infection, Brawijaya
University
Pendahuluan
Beberapa jenis untuk alkohol beracun adalah isopropanol,
metanol, dan etilena glikol (EG)
Alkohol dapat menjadi racun (toxic) jika tertelan dalam jumlah
besar.
Diagnosis secara dini dan penatalaksanaan pasien intoksikasi
alkohol di UGD dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas
pasien
Toxicokinetics
Etanol cepat diserap di mukosa lambung dan usus kecil, dengan peak
concentration 20-60 menit setelah konsumsi.
Etanol dikonversi menjadi asetaldehida oleh enzim dehidrogenase
alkohol (ADH)
Asetaldehida kemudian dikonversi menjadi asetat, kemudian diubah
menjadi asetil CoA, dan akhirnya menjadi karbon dioksida dan air
Jumlah alkohol yang dikonsumsi, dan frekuensi dikonsumsi akan
mempengaruhi kecepatan metabolisme.
Alkoholik (etanol) yang tidak dikosumsi kronis untuk eliminate rate
sekitar 15 mg/dL/jam, sedangkan Alkoholik (etanol) yang dikonsumsi
kronis eliminate rate sekitar 20-25 mg/dL/jam
Gejala Klinis
Karakter gejala dan tingkat keparahan gejala yang timbul tergantung pada
konsentrasi serum dan juga pola (pattern) minum
Pada level <25 mg/dL biasanya tidak menimbulkan gejala yang berarti
Pada level antara 25-50 mg/dL akan muncul gejala euphoria
Pada level 50-100 mg / dL akan terjadi inkoordinasi, penurunan waktu
reaksi/refleks, dan ataksia
Pada level 100-250 mg dL akan terjadi disfungsi serebelum(yaitu, ataksia,
bicara cadel, nistagmus)
Pada level >250 mg/dL akan terjadi koma
pada level >400 mg/dL akan terjadi depresi pernafasan, hilangnya refleks
protective dan mungkin kematian
Hipotensi dan takikardia
Gangguan metabolik, termasuk hipoglikemia, asidosis laktat, hipokalemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, dan hypophosphatemia
Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorium yang paling penting adalah kadar glukosa darah
Konsentrasi etanol serum dan elektrolit dasar (SE), analisis gas darah
(BGA)
Untuk pengukuran konsentrasi/kadar etanol serum masih kontroversial
karena jarang/tidak tersedia.
Anion gap (AG) dan osmolal gap (OG) harus dihitung karena adanya
kemungkinan intoksikasi jenis alkohol yang lainnya
Tes urine yaitu Urine drug testing juga harus
menyingkirkan co-ingestant dengan yang lainnya
dilakukan
untuk
Diagnosis
Diagnosis Intoksikasi dapat kita tegakkan dari riwayat (history)
meminum etanol, presentasi klinis dan dengan menggunakan
pengukuran konsentrasi etanol serum.
Namun, untuk pengukuran rutin dari tingkat serum alkohol
darah masih kontroversial, sebagian besar karena tidak
mempengaruhi manajemen pada pasien yang alert
Penatalaksanaan di Ruang
Gawat Darurat
Penatalaksaan awal harus diutamakan pada airway, breathing, dan
circulation
Gastric decontamination jarang diperlukan
Hipoglikemia dan depresi pernafasan adalah dua hal penting yang
harus segera diatasi
Pada kondisi koma maka pasien harus menerima setidaknya 100
mg Thiamin parenteral untuk mencegah atau mengobati
ensefalopati Wernicke
Jika terdapat hipotensi maka dapat digunakan Intravena (IV) kristaloid
dan vasopressures
Penatalaksanaan di Ruang
Gawat Darurat
Zat sedasi seperti benzodiazepine sebagai penenang mungkin
diperlukan terutama untuk mencegah hal hal yang
merugikan pasien atau orang lain.
Namun, hati-hati harus penggunakan obat tersebut karena
dapat memperburuk kondisi depresi pernafasan yang
disebabkan oleh alkohol.
Metadoxine, adalah jenis obat baru, obat yang berguna dalam
pengobatan intoksikasi alkohol akut, obat ini akan
mempercepat ekskresi etanol
Komplikasi
Hipoglikemia adalah kondisi umum yang sering terjadi.
Holiday heart syndrome dapat terjadi pada pasien dengan
intoksikasi akut, di mana muncul dysrhythmias dan atau
fibrilasi atrium
Komplikasi lain pada kondisi intoksikasi berat yaitu pankreatitis
akut, depresi miokard berat, Hipotensi, asidosis laktat, edema
paru, kolaps kardiovaskular, dan kematian mendadak
Isopropanol
Isopropanol adalah cairan yang jernih, tidak berwarna dengan
bau buah (fruity odor) dan adanya rasa pahit ringan
Paling sering ditemukan di dalam negeri sebagai alkohol,
isopropanol juga ditemukan di berbagai rumah tangga dan
produk
komersial
termasuk
pembersih,
disinfektan,
antifreezes, kosmetik, pelarut, tinta, dan obat-obatan.
Mayoritas penyebab eksposur isopropanol adalah bunuh diri
(tentament suicide)
Perawatan suportif dapat mencegah terjadinya morbiditas dan
mortalitas.
Toxicokinetics
Isopropanol dapat diserap dengan cepat dengan peak plasma concentrations
terjadi dalam 30 menit
Isopropanol dimetabolisme oleh ADH menjadi aseton
Eliminasi isopropanol terutama di ginjal, meskipun beberapa diekskresi melalui
paru (isopropanol dan aseton)
Dengan tidak adanya etanol atau fomepizole, eliminasi isopropanol adalah
antara 2,5 dan 8,0 jam,
Sedangkan eliminasi aseton lebih lambat dengan waktu paruh (half life)
mengikuti waktu saat menelan isopropanol antara 7,7 dan 27 jam
isopropil alkohol dan aseton dengan cepat dibersihkan dengan hemodialisis,
dengan kecepatan mulai dari 200 mL/menit
Mekanisme toxicity
Isopropanol dapat menyebabkan depresi serta gangguan di SSP; depresi batang otak
(brainstem) adalah mekanisme yang dominan.
Selain itu, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan yang menyebabkan
hemorrhagic gastritis
Aseton sendiri adalah depresan ringan SSP dan dapat memperburuk kondisi depresi
SSP yang disebabkan oleh alkohol isopropil
Efek metabolik yang paling umum terjadi adalah peningkatan OG, ketonemia dan
ketonuria, tanpa AG (asidosis metabolic) seperti intoksikasi alkohol (metanol dan EG)
Tidak adanya AG yang tinggi 4-6 jam postingestion berguna untuk membedakan
isopropil alkohol dari intoksikasi metanol atau EG pada banyak kasus
Dosis yang mematikan (lethal dose) adalah 250 mL pada manusia
Gejala Klinis
Manifestasi klinis yang timbul meliputi berbagai macam kondisi
pada depresi SSP, mulai dari sedation, stupor dan coma
Intoksikasi berat akibat konsumsi yang berlebihan dapat
menyebabkan koma, depresi pernafasan, hematemesis,edema
paru, perdarahan tracheobronchitis, maupun shock
Konsentrasi isopropanol 50-100 mg/dL dapat menimbulkan disartria
dan ataksia
Lethargy dan koma dapat timbul pada level di atas 150 mg/dL
Colaps kardiovaskular dapat terjadi pada level yang melebihi 450
mg/dL.
Pemeriksaan Laboratorium
Tes dan perhitungan kadar serum isopropil alkohol dan tingkat
aseton (atau serum osmolalitas apabila kadar serum isopropil
alkohol langsung tidak tersedia).
Elektrolit dasar (SE), dengan perhitungan AG dan OG, BUN,
dan kreatinin, serum maupun keton urin dan BGA harus
dilakukan
Diagnosis
Intoksikasi
dapat
diagnosis
denganmengukur
konsentrasi
isopropanol serum mungkin tidak tersedia dan juga terbatas.
Diagnosis lebih didasarkan pada riwayat (history) dari pasien serta
gambaran klinis
Osmol gap, ketonemia, dan atau ketonuria tanpa kondisi asidosis
metabolik, nafas berbau seperti buah atau bau manis dan depresi SSP
dapat mendukung diagnosis.
Keton biasanya timbul dalam serum lebih awal yaitu 30 menit setelah
konsumsi
Jika tidak ada coexisting ethanol ingestion, tidak adanya keton maka
riwayat konsumsi isopropanol dapat disingkirkan
Management
Decontamination
Tidak ada manfaat untuk gastrointestinal (GI) dekontaminasi pada banyak kasus
Arang aktif (charcoal )mungkin berguna untuk coingestants.
Antidote
Metabolit aseton kurang beracun dari isopropil alkohol
Oleh karena itu, tidak ada indikasi untuk penghambatan ADH dengan fomepizole atau etanol
pada kondisi intoksikasi isopropil
Karena hemorrhagic gastritis H2 blokade atau PPI dapat membantu
Hemodialisis
ingestions dalam jumlah besar jarang ditemukan, mungkin hemodinamik tidak stabil meskipun
IV cairan dan vasopressor.
Pasien-pasien dengan ketidakstabilan hemodinamik meskipun telah dilakukan resusitasi cairan
yang agresif mungkin memerlukan hemodialisis
Komplikasi
Severe isopropanol poisoning :
1. Koma
2. Depresi Nafas
3. Hematemesis due to hemorrhagic gastritis
4. Pulmonary edema hemorrhagic tracheobronchitis
5. Shock, dan circulatory collapse
Methyl Alcohol
Metil alkohol banyak digunakan sebagai pelarut dalam banyak
produk rumah tangga, seperti antifreeze, larutan pembersih,
pewarna dan cat remover, cairan fotokopi, shellacs, dan
detergent.
Konsumsi minuman beralkohol yang diproduksi secara ilegal
atau buatan sendiri yang mengandung tinggi metanol dapat
menimbulkan risiko yang buruk
Intoksikasi dapat terjadi melalui konsumsi disengaja, berusaha
mabuk atau usaha bunuh diri (tentament suicide)
Intoksikasi metil alkohol berkitan dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi
Toxicokinetics
Metanol mudah diserap (absorbsi) melalui mukosa lambung,
dan mencapai konsentrasi maksimal 30-90 menit setelah
konsumsi
Metanol terutama dimetabolisme di hati
Metanol diekskresikan pada level 8,5 mg/dL/jam sampai 20
mg/dL/jam dengan tidak adanya zat penghambat kompetitif.
Dengan adanya inhibitor kompetitif seperti etanol atau
fomepizole, perubahan metabolisme dapat terjadi
Mekanisme toxicity
Formic acid adalah metabolit toksik utama dari metanol dan bertanggung jawab
untuk sebagian besar toksisitas yang terjadi.
Metabolit beracun ini terutama bertanggung jawab untuk kerusakan saraf retina
dan optik serta asidosis metabolik yang disebabkan oleh gangguan transpor
elektron mitokondria.
Didapatkan ada laporan dari pankreatitis akibat intoksikasi methanol, namun
meknisme belum jelas.
Dosis yang mematikan (lethal dose) dari metanol murni diperkirakan 1-2
mL/kgbb
Terdapat
mL/kgbb
0,1
Gejala Klinis
Timbulnya gejala berkisar dari 40 menit sampai 72 jam dengan rata-rata 24
jam
Tahap awal (Early stage) yang ringan dan sementara, mewujudkan euforia,
diikuti dengan fase laten berlangsung 6-30 jam dan selama tahap ini metabolit
beracun terbentuk.
Sistem utama yang terlibat dalam toksisitas metanol adalah neurologis, sistem
gastroenterologic, dan optalmologi
Keterlibatan mata terjadi pada (50%) pasien dan berhubungan dengan asupan
metanol yang tinggi pada 6 jam atau lebih pasca konsumsi, bahkan dapat
tertunda hingga 24 jam.
Gejala mata termasuk penglihatan kabur, fotofobia, halusinasi visual (sering
digambarkan sebagai padang salju)
Gejala Klinis
Pemeriksaan mata didapatkan: pupil yang melebar minimal atau
tidak aktif terhadap cahaya dengan hyperemia dari optik disc,
nystagmus, edema papil, edema retina dan perdarahan; tapi selama
beberapa hari, red disc menjadi pucat, dan pasien menjadi buta.
Manifestasi Gastroenterological termasuk mual, muntah, nyeri
pinggang, nyeri perut, perdarahan GI, diare, kelainan fungsi hati, dan
pankreatitis.
Pasien mungkin juga mengeluhkan sesak napas yang berhubungan
dengan hiperventilasi sebagai konsekuensi dari asidosis metabolik
berat
Ethylene Glycol
Etilena glikol adalah zat yang tidak berwarna, tidak berbau,
berasa manis, yang digunakan dalam banyak proses
manufaktur dan merupakan komponen umum dari antifreeze
Etilena glikol Ini merupakan jenis alcohol dengan berat
molekul rendah namun dapat mengakibatkan morbiditas
serius dan kematian.
Toxicokinetics
Etilena glikol itu sendiri tidak beracun; tapi, metabolik yang dihasilkan lah yang
beracun.
EG dioksidasi melalui ADH menjadi glycoaldehyde.
Glycoaldehyde
kemudian
mengalami
dehydrogenase menjadi asam glikolat.
metabolisme
melalui
aldehyde
Mekanisme toxicity
Toksisitas utama EG berkaitan dengan produksi asam oksalat dan
asam glikolat.
Toksisitas terjadi karena adanya asidosis metabolik akibat dari
oksalat itu sendiri.
Asam oksalat bergabung dengan kalsium untuk membentuk larut
kristal kalsium oksalatkadang-kadang menyebabkan hipokalsemia.
Hipokalsemia dapat menyebabkan koma, kejang dan disritmia.
Penumpukan kristal kalsium oksalat menyebabkan gagal ginjal akut
dan miokard, neurologis dan disfungsi paru
Dosis yang mematikan dilaporkan 1,5 mL/kgbb.
Gejala Klinis
Toksisitas akut EG dapat terjadi melalui tiga tahap yang berbeda:
Tahap pertama (fase neurologis: depresi SSP)
Dapat terjadi dalam waktu 30 menit sampai 12 jam
Pada tahap ini, pasien tampak mabuk, kebingungan atau pingsan
Tidak terdapat temuan yang berarti selama tahap ini.
Kadang-kadang, hipokalsemia dapat terjadi pada tahap ini, sehingga
akan menginduksi kejang otot dan refleks abnormal.
Ketika proses intoksikasi berlangsung, gejala-gejala neurologis dapat
menjadi lebih terlihat.
EG dapat menyebabkan defisit neurologis yang parah, dan bahkan
tampak seperti keadaan klinis kematian batang otak
Gejala Klinis
Tahap kedua (tahap cardiopulmonary)
Terjadi antara 12 dan 24 jam setelah konsumsi.
Selama tahap ini, pasien biasanya takikardia ringan dan hipertensi.
Acute respiratory distress syndrome juga bisa terjadi.
Hipokalsemia signifikan dapat terjadi yang menibulkan hyperreflexia dan aritmia.
Asidosis metabolik timbul dan pasien mengkompensasi dengan hiperventilasi
metanol
dan
antidot
di
EG
dan
Etanol
Diindikasikan untuk pasien dengan
persediaan dari fomepizole tidak ada
alergi
fomepizole,
atau
selama
Dosing scheme
Target ethanol concentration 100-150 mg / dL (1-1,5%).
Dosis
7.5-12.5 mL ethanol 10% solution in glucose/kg intravenously (0.6-1.0 g/kg)
atau 2.5 mL/kg orally 40% ethanol solution.
etanol
10%
larutan
Hemodialisis
Hal ini dianggap sebagai elemen utama untuk pengobatan pada intoksikasi EG dan
metanol
Dengan tujuan untuk membuang metabolit yang beracun
Untuk memperbaiki asidosis metabolik, dan gangguan elektrolit, sehingga
mengurangi durasi rawat inap dan kematian
Menggunakan Ethanol:
1. Terapi etanol memerlukan pemantauan intensif.
2. Biaya keseluruhan terapi lebih tinggi dari fomepizole, karena
biaya pemantauan glukosa sering dan pengukuran konsentrasi
etanol darah
3. Pada pecandu alkohol kronis dan selama hemodialisis, dosis
pemeliharaan harus ditingkatkan.
4. Selama terapi dengan antidote ini, dapat terjadiperubahan
status mental yang signifikan, hipoglikemia, toksisitas hati atau
pankreatitis
5. Namun, meskipun dengan beberapa kelemahan ini, karena
biaya rendah, pengalaman dokter dan ketersediaan, maka
etanol digunakan sebagai lini pertama di beberapa pusat
Komplikasi
Intoksikasi metanol
Kebutaan, asidosis metabolik, koma, kejang, kolaps
kardiovaskular, gagal pernafasan dan kematian.
Terima kasih