Anda di halaman 1dari 11

KERACUNAN ALKOHOL AKUT

Perhatian.
 Penggunaan ethanol berhubungan secara bermakna dengan peningkatan cedera yang
serius yang disebabkan kekurangan mekanisme penilaian dan kontrol
 Penekanan derajat kesadaran menutupi respon dari penyakit dan penyakit yang
mendasarinya
 Penggunaan etanol sering berhubungan dengan penekanan pernafasan dan reflek
muntah
 Ada diagnosis banding yang bermakna dari penderita dengan intoksikasi alkohol
(tabel 1)
 Kadar etanol darah turun 20-30 mg % perjam
 Glascow Coma Scale (GCS) secara statistik tidak dipengaruhi oleh alkohol sampai
kadar alkohol darah mencapai > 200 mg %. Jadi jangan memasukkan penuturunan
kesadaran karena alcohol kecuali kadar alkohol penderita sedikitnya 200 mg %

Tabel 1: Diagnosa banding penurunan kesadaran pada penderita intoksikasi alkohol


Kelainan susunan saraf pusat Kejang atau postikal,stroke, subdural
hematome, tumor
Kelainan lingkungan hipotermi
Infeksi Meningitis/ ensefalitis, pneumonia, sepsis
Kelainan metabolic Ketoasidosis diabetic, ensefalopati hepatic,
hipokalsemia, hiponatremia, uremia
Kelainan respirasi Hipoksemia
Keracunan Benzodiazepine, karbonmonoksida, etanol,
etilen glikol, isopropyl alcohol, methanol,
narkotik, hipnotik sedative
Trauma Gegar otak, Kontusio serebri, hematom
epidural, hipotensi, perdarahan subarahnoid
Penatalaksanaan
Filosofi dari tata laksana
Tujuannya adalah:
 Mencegah penderita menyakiti diri sendiri dan orang lain
 Mengatasi keadaan yang mengancam nyawa tanpa di tunda, misalnya keadaan
yang reversible seperti: hipoksemia, dehidrasi, hipoglisemia dan hipotermi
 Memastikan disposisi dan pelaksanaan selanjutnya yang tepat
 Periksa luka-luka yang mungkin terlewatkan
 Perhatian adanya ensefalopati Wernicke : 3 gejala klasik yang hanya nampak
pada 10 % penderita. Lihat adanya perubahan status mental depresi, apatis,
bingung (80%), perubahan ocular nigtagmus horizontal atau kelumpuhan otot
rektus lateral, dan ataksia (20% kasus)

Tujuan dicapai melalui beberapa prinsip penanganan


 Observasi dengan penilaian berulang dari tanda vital dan penilaian neurologi
 Evaluasi yang agresif dari status mental yang tidak membaik atau terganggu
 Observasi lanjutan sampai penderita dapat berfungsi dengan bebas dan menjaga
diri sendiri
 Hidrasi dan nutrisi intravena
 Pengendalian kemikal dan fisik jika dibutuhkan (untuk penderita dan orang lain)

Investigasi.
 Kecuali bila penderita sadar dan mengenali, penderita mabuk harus dievaluasi
terhadap lokasi
 Evaluasi jalan nafas dan servikal
 Jalan nafas oral/ nasofaring tergantung adanya reflek muntah
 Peralatan untuk suction harus selalu tersedia dengan cepat
 Jika penderita diduga trauma, sediakan kollar yang kaku dengan atau tanpa
imobilisasi manual
 Sediakan akses intravena perifer
 IV kristaloid dijalankan dengan kecepatan pengganti cairan yang tepat. IV D5W
500 ml dalam 3-4 jam cukup untuk penderita normovolume
 Gunakan pengendali fisik: dengan cara ini penderita dikontrol tanpa
menambahkan obat yang akan membuat kacau penilaian penderita yang level
kesadaran nya telah menurun
 Lepas pakaian penderita
 Ukur suhu tubuh dengan tepat
 Lab: minimum untuk penderita dengan penderita yang bingung, periksa gula
darah kapiler. Karena riwayat dan pemeriksaan fisik biasanya terbatas, penderita
laboratorium dan radiologi
1. Laboratorium yang penting
a. Darah lengkap
b. Urea/ elektrolit/ kreatinin; hitung anion gap (Na +)- (HCO3-)- (Cl-). Lihat
pada penggunaan formula
2. Laboratorium pilihan
a. Kadar etanol darah: kepentingan dari test ini terletak pada keadaan
dimana kadar tidak berhubungan dengan dengan dugaan. (contoh
dimana itu terlalu rendah atau mungkin nol) kemudian pencarian
intensif akan dilakukan untuk menerangkan keadaan penurunan
kesadaran adalah penting.
Catatan :
1. Jika anda menggambarkan seperti sebuah sampel gunakan preparat
kulit tanpa alkohol
2. kasus tertulis mengenai pengemudi yang peminum, penting untuk
meminta persetujuan penderita saat mengambil sampel
b. Urinalisis: untuk darah, darah dan keton
c. Amylase serum
d. Test fungsi hepar (meliputi PT dan PTT)
e. Pemeriksaan toksikologi: test pencarian secara umum mempunyai nilai
yang terbatas tetapi harus diminta sesuai dengan riwayat dan hasil
pemeriksaan
f. Osmolalitas serum: berguna dalam kecurigaan adanya alkohol yang
lain, contoh methanol dan etilen glikol. Harga normal 286 ± 4
mOsm/kg H2O. Hitung hitung perbedaan osmolalitas ( harus melibihi
10 mOsm/kg)
g. Beda osmolalitas = osmolalitas yang terukur – osmolalitas yang
dihitung. Lihat pada Penggunaan formula
h. Analisa gas darah: tidak penting jika saturasi oksigen normal

 Pencitraan:
1. Foto dada: berguna jika riwayat nya ada trauma dada, atau ada demam,
atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan auskultasi.
2. foto servikal lateral, AP pelvis dan ekstremitas: dibutuhkan
berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik
3. Scaning kepala diperuntukkan pada kasus yang:
a. Adanya kejadian trauma kepala dengan penurunan
kesadaran yang persisten atau ditemukan adanya kelainan
neurologi fokal.
b. Penderita dengan keadaan mental yang tidak menentu
dengan kadar etanol darah (lihat Penting)
c. Tidak adanya perbaikan dalam, atau perburukan dari, status
neurologi sesuai dengan waktu.
 EKG: berguna untuk mendeteksi adanya hubungan dengan penyakit jantung,
contoh penyakit jantung iskemi atau kardiomiopati alkoholik

Terapi obat:
 Tiamin 100 mg IV: gudang tiamin seringkali tidak ada pada penderita alkoholik.
 D50W 40 ml IV bolus untuk hipoglisemia yang ditemukan.

Catatan: Secara teori, sangat penting untuk memberikan dekstrose dengan tiamin
pada penderita malnutrisi karena pemberian awal dekstrose akan memacu terjadinya
ensefalopati Wernike (trias dari ataxia, kebingungan menyeluruh dan abnormalitas
ocular, terutama nistagmus horizontal atau paralise nervus enam bilateral). Pandangan
ini tidak didukung oleh bukti. Masih diperdebatkan apakah itu memakan waktu
bejam-jam ataupun berhari-hari, untuk ensefalopati Wernike untuk berkembang
secara klinis; juga, tiamin dapat diberikan segera setelah pemberian dekstrosa.
 Haloperidol 5 mg IV dapat diulang dalam waktu 5-10 menit. Obat-obat ini
dipergunakan pada penderita intoksikasi dengan agitasi yang berat dalam
pembatasan aktivitas fisik. Haloperidol menghasilkan efek sedasi minimal dengan
control tingkah laku yang sangat bagus.
 JIka riwayat dan pemeriksaan fisik menyatakan dugaan adanya penggunaan
narkoba, nalokson 2 mg IV membantu mengidentifikasi dan mengembalikan
susunan saraf pusat dan depresi pernafasan.

Disposisi
 Rawatlah di ruangan ICU atau ruangan dengan pengawasan , setelah memperoleh
konsultasi yang diperlukan, seperti berikut:
1. Trauma multipel
2. Penggunaan methanol dan etilen glikol
3. Sepsis
4. Perdarahan saluran pencernaan
5. Infark miokard akut
6. Sindrom putus obat utama
 Masukkan pada bagian Kedokteran umum untuk melihat adanya Pneumonia,
Hepatitis atau Pankreatitis yang mengikuti. Masukkan ke bagian Bedah Umum
atau Bedah Saraf jika Cedera Kepala yang stabil mengikuti tergantung dari
institusi.

Kriteria pemulangan
 Dapat makan/ minum
 Berjalan dengan langkah yang tegap orientasi terhadap sekitar
 Tersedianya teman atau keluarga yang bersama dengan penderita.

Situasi khusus:
Anak-anak
 Anak-anak dengan etanol baik karena minum minuman yang mengandung
alkohol atau pencuci mulut. Seringkali terjadi depresi pernafasan setelah dosis
etanol yang kecil.
 Hipoglikemi sering terjadi : obati dengan 2-4 ml/kg D25W IV Campurkan D50W
1:1 dengan air steril karena D50W sangat hiperosmoler

Catatan; pemberian berulang seringkali tidak diperlukan dan dapat menyebabkan


keadaan hiperosmoler.

Metanol dan etilen glikol


 Harus dicurigai penderita mabuk yang mengeluh nyeri perut atau gangguan
penglihatan atau, pada siapa yang ditemukan adanya beda osmolalitas yang tinggi.
 Toksisitasnya berbeda tetapi penanganannya secara umum sama
 Tidak ada satu obatpun yang berbahaya secara sendiri kecuali intoksikasi etanol;
bentuk metabolismenya setelah dimetabolisme oleh alcohol dehidrogenase akan
menghasilkan toksisitas 6-12 jam setelah di konsumsi. Perlambatan dalam gejala
yang muncul dapat lebih besar jika bersamaan dengan intoksikasi etanol.
 Kadar alkohol serum tidak siap tersedia sehingga pemeriksaan indirek seperti
beda kadar amnion dan osmolalitas sangat berguna.

Catatan : beda osmolalitas meningkat pertama kalinya sebelum metabolisme, hanya


beda anion akan meningkat kemudian.
 Metabolit methanol menyebabkan:
1. Iritasi saluran pencernaan: nausea, muntah dan nyeri perut
2. Intoksikasi susunan saraf pusat: pusing, bingung dan penurunan kesadaran
3. Toksisitas okuli: lihat apakah ada edema retina dan hiperemi dari discus dan tajam
penglihatan
4. Asidosis metabolic

 Metabolit etilen glikol menyebabkan:


1. Sama seperti pada methanol dengan tambahan gagal ginjal
 Penatalaksanaan
1. Perawatan suportif seperti pada keracunan etanol
2. Terapi obat:
a. Pengobatan agresif asidosis metabolic dengan natrium bikarbonat
b. Hambat metabolisme dari komposisi induk untuk mengatasi toksisitasnya dengan
memberikan etanol kalau alkohol dehidrogenase memiliki afinitas yang lebih
besar terhadap etanol dibandingkan dengan methanol atau etilen glikol
c. Terapi etanol:
Untuk mempertahankan kadar etanol 100-120 mg/dl
Beban : 0,6-0,8 g/kg
Pemeliharaan : 0,11 g/kg/j
Dialysis : 0,24 g/kg/j
Metode oral: tidak dipergunakan jika penderita menolak dan tidak mempunyai
reflek muntah
Beban : gunakan 50% cairan unatuk memenuhi beban dengan tabung
Rele’s: 2 ml/kg dari 50% berikan 0,8 g/kg
Pemeliharaan : 0,11-0,13 g/kg/j
Penggunaan : 0,16 ml/kg/j dari 95% larutan tetapi didilusikan dengan air 1:1
untuk menghindari terjadinya gastritis dan berikan 0,33 ml/kg/j
Tingkatkan proporsional dengan dialisis.
d. Fomeprisole (suatu inhibitor alkohol dehidrogenase sintetik) terapi untuk
penderita yang diduga ataupun peminum dan terintoksikasi etilen glikol ataupun
methanol.
Tanpa hemodialisis
Beban : IV fomeprizole 15 mg/kg, diikuti dengan dosis 10 mg/kg setiap
12 jam X 4 dosis, kemudian 15 mg/kg 12 jam setelahnya
Catatan :
1. Semua dosis yang diberikan melalui intravena dan perlahan dengan normal
salin atau dilarutkan sepanjang 30 menit. Jangan memberikan tanpa dilarutkan
ataupun bolus.
2. Selama hemodialise : seringnya dosis harus ditingkatkan setiap 4 jam dengan
kecepatan yang sama. Terapi harus dilanjutkan sampai kadar etilen glikol atau
methanol kurang dari 20 mg/dl dan tidak ada gejala pada penderita.
Fomediprizole oral : cocok untuk kasus2 dimana baru saja minum dan tidak ada
muntah.
Dosis: 15 mg/kg awalnya, diikuti dengan 5 mg/kg 12 jam kemudian; kemudian 10
mg/kg setiap 12 jam sampai kadar etilen glikol dalam plasma tidak dapat
dideteksi.
3. Hemodialisis untuk menghilangkan kandungan induk dan racun yang dihasilkan.
Indikasinya :
a. Jika kadar dalam darah melebihi 25 mg/dl
b. Jika metabolic asidosis tidak dapat diperbaiki
c. Dengan ancaman terjadinya gagal ginjal
d. Dengan gejala penglihatan pada keracunan metanol

Isopropanol
 Di metabolisme menjadi aseton tetapi jumlahnya sedikit dan tidak menyebabkan
asidosis
 Melewati sawar otak lebih cepat dan toksisitasnya kira-kira 2 kali dari etanol
 Efek toksik:
1. depresi susunan saraf pusat
2. iritasi saluran pencernaan dengan gastritis, muntah, dan hematemesis
Penanganan:
Kadar serum isopropyl alcohol menambah sedikit pada manajemen
Tangani seperti pada intoksikasi etanol

Alkohol ketoasidosis
 Terlihat klasik pada peminum alkohol yang menahun yang pesta minuman keras dan
datang dengan nausea, muntah, nyeri perut, dan kelaparan dengan makan kalorinya
buruk
 Ketoasidosis merupakan hasil dariakumulasi dari asetoasetat dan beta hidroksi butirat.
 Pemeriksaan laboratorium pH sekitar 7,1, bikarbonat serum 10, kalium dan fosfat
serum rendah, dan kadar glukosa darah rendah atau normal.
 Penanganan: rehidrasi dengan dekstrosa 5% dengan cairan salin, anti muntah jika
diperlukan, benzodiazepine jika diperlukan untuk gejala putus obat.(Tabel 2). Kalium
dan pengganti kalium.
Catatan : terapi insulin kontraindikasi dan bikarbonat jarang dibutuhkan.
 Kemungkinan perkembangan gejala putus obat yang berat bertambah dengan infeksi
yang menyertainya atau maslah kesahatan, riwayat yang terjadi sebelumnya dengan
kejang karena putus obat atau delirium tremens, dan pemakaian alkohol yang lebih
banyak.

 Kejang putus obat :


1. Biasanya kejang umum dan terbatas sendiri
2. Onset biasanya dalam 49 jam dari penggunaan alcohol
3. Biasanya tidak mungkin dapat dibedakan antara kejang karena putus obat dengan
penyebab yang lain dari riwayat dan pemeriksaan fisik
4. Diduga:
a. kejang local: Ct scan kepala
b. kejang demam: pungsi lumbal setelah dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala. Mulai
pemberian antibiotika
c. Kejang status: CT Scan kepala dan cari kelainan metabolic

Penatalaksanaan:
Sediakan penghilang rasa ansietas dan halusinasi
Hentikan progresivitas AWS
Terapi suportif:
Amankan ABC
Cairan pengganti: IV dextrose :
5% salinebergantian dengan D5%
Koreksi kelainan elektrolit dan metabolisme: glukosa, tiamin, potassium, magnesium
IV tiamin 100 mg dan IV magnesium sulfat 1-2 g dapat dimulai
Terapi obat:
Bensodiasepin :
IV diazepam 5-10 mg bolus perlahan setiap 5-10 menit dititrasi sesuai
dengan klinis (max 20 mg), atau
PO diazepam 10-20 mg untuk kasus ringan (dapat diulang setelah 60
menit)
Haloperidol: IM haloperidol 5-10 mg untuk penderita agitasi
Beta bloker:
Indikasi jika dosis multipel dari diazepam sudah dipergunakan dan/
atau takiaritmia berarti
IV propanolol 0,5 mg tiap 5-10 menit
IV phenytoin tidak mempunyai atau sedikit kaidah di AWS
Disposisi :
Semua kasus harus dimasukkan ke bagian Interna kecuali untuk kasus yang
ringan yang dapat dipulangkan dengan bensodiasepin oral dan di periksa kembali
di Psikiatri
Delirium tremen: harus dimasukkan ke ICU untuk pengawasan lebih lanjut.

Table 2: Sindrom putus alkohol


Tingkatan Onset Durasi Gejala Tanda
1.the shakes/ 6-8 jam 2-3 hari  Ansietas Takikardia
goncangan  Agitasi Hpertensi

 Takut Hiperrefleksia

 Kehilangan nafsu
makan
 Tidak bisa tidur
 Tremor
2. the horrors/ 0-24 jam 2-3 hari Di atas ditambah Di atas di tambah:
mengerikan Halusinasi Demam
Berkeringat
3.kejang 7-48 jam 6-12 hari Di atas ditambah
karena putus Kejang menyeluruh
alkohol
4. delirium 3-5 hari 2-5 hari Hal di atas ditambah Hal di atas ditambah
tremens Bingung Demam
Mimpi buruk midriasis

Anda mungkin juga menyukai