Anda di halaman 1dari 14

Terapi dan Edukasi Syok Anafilaktik

Alfonsina Chrissan Pentury 09-090

Penatalaksanaan anafilaksis
1. Hentikan pencetus, nilai beratnya dan berikan terapi yang sesuai Minta bantuan Adrenalin i.m 0.01mg/kg boleh sampai 0.5mg Pasang infus Berbaring rata/ tinggikan posisi kaki bila bisa Berikan oksigen aliran tinggi,alat bantu napas/ventilasi bila diperlukan BILA HIPOTENSI

Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa) utk infus NaCl fisiologis. NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg diberikan secepatnya bila perlu dengan tekanan

2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:


Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit ATAU Ulang adrenalin i.m setiap 3-5 menit Pertimbangkan hal-hal berikut Hipotensi o Ulangi infus NaCl fisiologis 10-20 ml/kg dapat mencapai 50 ml/kg dalam 30 menit. o i.v. atropine 0.02 mg/kg bila bradikardi berat dosis minimum 0.1 mg o i.v vasopresor untuk mengatasi vasodilatasi. Pada henti jantung adrenalin dapat ditingkatkan menjadi 3-5 mg setiap 2-3 menit mungkin efektif. o i.v. glucagons pada pasien yang memakai obat penyekat beta. Dosis orang dewasa 1-5 mg diikuti 5-15 ug/mnt Bronkospasme o Inhalasi salbutamol secara kontinu o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone 1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari Obstruksi saluran napas bagian atas o Adrenalin inhalasi (5 mg atau 5 ml sediaan adrenalin 1;1000) mungkin membantu. o Persiapkan tindakan bedah.

Penatalaksanaan anafilaksis

Penatalaksanaan anafilaksis
3 . Lama observasi dan tindak lanjut
1 Observasi paling tidak 4 jam setelah semua gejala dan tanda menghilang. Bila memungkinkan periksa kadar triptase serum saat datang, 1 jam setelahnya, dan sebelum dipulangkan. Pada kasus yang berat pasien dirawat semalam, terutama pasien yang mempunyai riwayat reaksi yang berat atau asma yang tidak terkontrol dan pasien yang datang pada malam hari.
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan penjelasan mengenai alergen tersangka dan upaya penghindarannya Setelah dipulangkan pasien dirujuk ke ahli alergi terutama pada kasus yang sedang berat, dan yang ringan karena alergi makanan yang disertai asma. 3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan pelatihan sebagian pasien di berikan EpiPen yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap pakai

Terapi Reaksi Anafilaktik dan Anafilaktoid


Jamin jalan napas bebas Lokasikan tempat yang kena racun Pasang ikatan proksimal bila tempat tsb suatu ekstremitas Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 : 1000 lokal ke dalam tempat tsb Tambahkan oksigen Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 : 1000 subkutan (ringan) atau intravena (berat) Aminofilin 5 6 mg / kg iv dosis pertama, kemudian : 0,4 0,9 mg/kg jam iv (untuk bronkospasme yang menetap) Pertahankan kadar serum pada 10-20 mcg/kg Cairan (gunakan derajat hemokonsentrasi sebagai penutntun) Pemantauan hemodinamik (tekanan arterial dan pengisian jantung, curah jantung) Cairan Pengobatan inotropik positif menurut variabel hemodinamik Zat vasoaktif Bantuan hidup dasar dan lanjut sesuai metoda dan pengobatan konvensional Henti Jantung Paru (standar ACLS )

RINGAN
SEDANG

BERAT

Obat

Kerja farmakolog pada anafilaksis

Kerja selular

Dosis (dewasa)

Indikasi

Tabel 4 Adrenalin Vasokonstriksi di kulit, Meninggikan 0,3 ml 1:1000 IM Obat obat yang bermanfaat dalam terapi anafilaksis
alfaagonis mukosa splankhnikus dan cAMP

Terapi segera dan awal pada semua bentuk anafilaksis

Betagonis

Dilatasi bronkus dan kontriksi arteriole otot Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik Meninggikan cAMP 1,0 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV + Dapat dipakai pada hipotensi normovole mik (perlu pantauan jantung

Isoproterenol betaagonis HCL

Noradrenalin alfaagonis

Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik

Menurunkan cAMP

4,0 ml lar 0,2% dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV

Hipotensi berat

Metaraminol alfaagonis bitartrat

Meninggikan vaskular periferi

ta-hanan

100 mg da-lam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air le-wat tetesan IV +

Hipotensi

Efedrin alfaagonis sulfat

Sama dengan adrenalin

25 mg per oral tiap 6 jam

Reaksi yang berkepanjangan yang memerlukan pemakaian kontinyu betaagonis

Betaagonis

Aminofilin

Dilatasi bronkus

Meninggika n cAMP

250 mg IV selama 10 menit 50 mg tiap 6 jam IV atau per oral

Bronkospasme yang tak dapat diatasi dengan adrenalin Semua bentuk anafilaksis kecuali bron-kospasme yg menetap Bronkospasme menetap Hipotensi lama yang

Difenhidramin HCl

Inhibitor kompetitif histamin pada sel sasaran

Hidrokortison

Tidak diketahui

100 mg tiap 6 jam IV

Tabel 5 : Garis Besar Terapi Anafilaksis


Reaksi Terapi segera Ringan Konyungtivitis Rinitis Urtikaria Pruritus Eritema Sembab laring Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 SC, IM Difenhidramin HCl 50 mg per oral Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV Difenhidramin HCl tiap 6 jam Terapi supportif Berat

Difenhidramin HCl 50 mg tiap 6 jam Efedrin sulfat 25 mg tiap 6 jam Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Aminofilin 250 selama 10 menit

Oksigen Pantau gas darah Trakeostomi Difenhidramin HCl, 50 mg tiap 6 jam Efedrin Sulfat 25 mg tiap 6 jam Hidrokortison Oksigen Pantau gas darah Aminofilin 500 mg IV tiap 6 jam Cairan IV Hidrokortison Awasi terhadap gagal napas Oksigen Metaraminol bitartrat atau noradrenalin IV Pantau EKG Pantau volume darah Cairan IV Isoproterenol HCL dalam hipotensi normovolemik dengan curah jantung rendah Terapi manifestasi primer dengan vasopresor. Terapi aritmia dengan obat antiaritmik O2,

Bronkospase

mg

IV

Hipotensi

Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV

Metaraminol bitartrat 100 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air

Aritmia

PENCEGAHAN

Kenapa pemantauan perlu ?

Anafilaksis dapat berulang Pemicu perlu di ketahui

Pencegahan jangka panjang harus dilakukan

Sebelum Memberikan Obat


1. Adakah indikasi memberikan obat
2. Adakah riwayat alergi obat sebelumnya 3. Apakah pasien mempunyai risiko alergi obat 4. Apakah obat tsb perlu diuji kulit dulu 5. Adakah pengobatan pencegahan untuk mengurangi reaksi alergi

Langkah-langkah Pencegahan
1. Riwayat alergi obat secara terperinci 2. Obat sebaiknya diberikan peroral 3. Observasi pasien selama 30 menit setelah pemberian 4. Memeriksa label obat 5. Menanyakan riwayat obat secara teliti jika ada faktor predisposisi 6. Mengajarkan untuk dapat menyuntik adrenalin 7. Menggunakan preparat human antiserum 8. Lakukan uji kulit jika mungkin 9. Pemberian obat pencegahan reaksi alergi

Surat Keterangan
Penting untuk pencegahan berulang

Cantumkan daftar obat / alergen yang dicurigai


Beritahu pasien untuk selalu memperlihatkan pada dokter waktu berobat

Tuliskan di status di tempat yang mudah dilihat


Laporkan pada tim monitoring efek samping obat

Rab, Prof.Dr. H tabrani. Pengatasan shock, EGC Jakarta 2000, 153-161 - Panduan Gawat Darurat, Jilid I, FKUI, Penerbit FKUI Jakarta 2000, 17-18 - Ho, Mt, Luce JM, Trunkey, DD, Salber PR, Mills J, Resusitasi KardioPulmoner dan Syok, EGC Jakarta 1990 : 76-78

Anda mungkin juga menyukai