Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI TINDAKAN

“PEMASANGAN INFUS, INJEKSI SUBCUTAN, DAN PENGAMBILAN


DARAH VENA”

OLEH :

WIWIK KRISNAWATI, S. Kep


NIM : R014191004

Mengetahui:

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

Abdul Majid, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.MB

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN DASAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
REFLEKSI TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Wiwik Krisnawati


NIM : R014191004

Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Pemasangan infus


Pemberian cairan intravena merupakan tindakan yang bertujuan untuk
memberikan cairan dan nutrisi melalui vena, diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh (Mubarak & Chayatin, 2008).
Terdapat berbagai macam cairan intravena, salah satunya adalah larutan nutrient
dan larutan elektrolit. Cairan yang akan diberikan kepada pasien adalah
Aminofluid 28 tpm 500 cc/24 jam dan Asering 28 tpm. Aminofluid merupakan
nutrisi perenteral yang terdiri dari elektrolit, glukosa dan asam amino. Cairan
aminofluid diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien untuk kebutuhan
metabolik.
 Nama Klien : Ny. R
 Diagnosa Medis : Hepatocelular
 Tanggal Dilakukan : 31 Juli 2019

Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari


kebutuhan tubuh
Ditandai dengan :
DO :
 KU : lemah, kesadaran composmentis
 Terpasang kateter urin
 Klien tampak lemah
 Konjungtiva tampak ikterus
 Tampak asites dan edema
DS :
 Klien mengeluh sakit perut kanan atas
 Klien mengeluh lemas
 Klien mengeluh tidak napsu makan

Tujuan Tindakan :
Status nutrisi : Asupan makanan dan cairan adekuat
Ditandai dengan :
 Asupan nutrisi parenteral adekuat
 Asupan cairan intravena adekuat

Prinsip dan rasional tindakan :


No. Tindakan Keperawatan Rasional tindakan

Periksa instruksi yang diresepkan Memastikan prosedur yang dilakukan


1.
oleh dokter benar pada pasien yang tepat

Menggunakan prinsip steril,


Mencegah infeksi bakteri dan virus silang
menggunakan bahan habis pakai
2. (antara pasien dan perawat) dengan
untuk sekali pakai, dan mencuci
menjaga kesterilan
tangan (5 momens)

Pemakaian APD dilakukan untuk


Pemakaian Alat Pelindung Diri
3. perlindungan diri perawat dan mencegah
(APD)
terjadinya infeksi nosokomial (HAIs)

Memberikan hak pasien untuk mengetahui


Komunikasi terapeutik, menjelaskan
tindakan apa yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga tentang
4. Mengurangi kecemasan dan membantu
tindakan apa yang akan dilakukan
mendapatkan kerjasama dan persetujuan
kepada pasien
pasien

Sebelum digunakan harus diinspeksi


kejernihan cairannya, adanya sekecil
5. Mengecek bungkus/botol cairan
apapun retak atau kebocoran dapat
menyebabkan masuknya mikroorganisme
(Kurniati, Trisyani, & Theresia, 2018)

Mencegah penusukan pada vena yang


berliku, vena mudah rapuh dan phlebitis.

Pilih vena yang besar, lurus, panjang


6. Memilih vena yang tepat
(sesuaikan dengan ukuran abocath). Pilih
bagian distal terlebih dahulu (Mubarak &
Chayatin, 2008)

Cairan memerlukan tekanan untuk


mengalir sehingga botol infus harus
7. Pengaturan aliran
ditempatkan 1-1,2 meter diatas tempat
penusukan.

Gunakan teknik one hand saat


8. Menghindari tertusuk jarum
menutup jarum

Refleksi tindakan yang dilakukan :


Pemasangan infus pada Ny. R bertujuan untuk memberikan nutrisi parenteral,
cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan tubuh pasien. Prinsip steril
dalam melakukan tindakan pemasangan infus perlu untuk mencegah infeksi
silang. Ketepatan dalam penusukan vena dan pengaturan aliran juga perlu
diperhatikan. Rol klem pada set infus dapat akurat dipengaruhi oleh jarak botol
infus dengan area penusukan dan pergerakan pasien sehingga perlu dipertahankan
dengan menjaga posisi tangan pasien.
Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah prinsip benar, benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar rute, benar waktu dan benar dokumentasi.
Pemberian nutrisi parenteral berupa cairan aminofluid melalui infus ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather & Kamitsuru, Shigemi. (2015). Nursing diagnosis:


definitions and classification. Jakarta: EGC

Kurniati, A., Trisyani, Y., & Theresia, S. I. M. (2018). Keperawatan gawat


darurat dan bencana Sheehy. Singapore: Elsevier.

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori
& aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.
REFLEKSI TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Wiwik Krisnawati


NIM : R014191004

Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Injeksi Subcutan


Injeksi subkutan merupakan tindakan memberikan obat kedalam hypodermis,
yaitu lapisan kulit yang berada diantara dermis dan epidermis (Mubarak &
Chayatin, 2008). Lokasi penyutikan insulin bisa dilakukan di lengan atas bagian
luar (deltoid), perut, paha bagian luar/depan, dan bokong (Smeltzer & Bare,
2001).
Obat yang akan diberikan kepada pasien adalah novorapid 8 unit/SC yang berisi
insulin.
 Nama Klien : Ny. M
 Diagnosa Medis : Susp Osteomyelitis Digiti III manus sinistra, Ulkus
diabetik
 Tanggal Dilakukan : 3 Agustus 2019

Diagnosa Keperawatan : Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


Ditandai dengan :
DO :
 KU : Sedang, kesadaran composmentis
 Terpasang IVFD NaCl 0,9 % 28 tpm
 Tampak luka ditangan kiri terbungkus verban
 GDS : 250 mg/dl
 Vital sign : TD : 110/70 MmHg ND : 82 x/menit SB : 36,70 RR : 24 x/menit
DS :
 Klien mengeluh sakit pada jari tengah tangan kiri
Tujuan Tindakan : Mengontrol kadar gula darah pasien
Prinsip dan rasional tindakan :
 Prinsip steril
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Pakai sarung tangan
3. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas alcohol secara sirkular
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi
 Prinsip benar dalam pemberian obat
1. Benar obat
Rasional : memastikan obat yang akan diberikan kepada pasien
benar, yaitu novoramid
2. Benar dosis
Rasional : memastikan dosis yang akan diberikan kepada pasien
benar, yaitu 8 unit
3. Benar pasien
Rasional : memastikan obat yang akan diberikan pada pasien yang
benar, dilakukan dengan mengidentifikasi identitas pasien,
menanyakan nama dan tanggal lahir, serta mencocokkan gelang pasien
dan identitas pasien pada obat.
4. Benar rute
Rasional : memastikan rute obat yang akan diberikan pada pasien
benar. Obat novoramid diberikan melalui injeksi subcutan pada lengan
atas atau deltoid dengan sudut 90 0
Rotasi tempat penyuntikan perlu dilakukan secara sistematis dengan
menggunakan semua tempat penyuntikan.
Rasional : mencegah perubahan jaringan lemak setempat
(lipodistrofi) dan untuk meningkatkan konsistensi absorbsi insulin.
5. Benar waktu
Rasional : memastikan waktu pemberian obat benar, karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek dari
obat.
6. Benar dokumentasi
Rasional : memastikan pencatatan tindakan didokumentasikan secara
tepat pada rekam medis pasien sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap tindakan yang dilakukan.

Refleksi tindakan yang dilakukan :


Pemberian obat novoramid pada Ny. R secara subcutan bertujuan untuk
mengontrol kadar gula darah pasien. Prinsip yang harus diperhatikan dalam
pemberian obat ini adalah prinsip steril dan prinsip benar dalam pemberian obat.
Selain itu, pemilihan lokasi penyuntikan dalam tindakan injeksi subcutan ini juga
perlu diperhatikan, sudut penyuntikan yaitu 45-900.
Insulin akan diabsorbsi lebih cepat jika disuntikkan diarea abdomen dan lebih
lambat diarea lain seperti lengan, paha, dan bokong. Rotasi penyuntikan dilakukan
secara sistematis dan menggunakan semua tempat penyuntikan dalam satu daerah
untuk meningkatkan konsistensi absorbs insulin (Smeltzer & Bare, 2001).
Pemberian obat novoramid melalui injeksi subcutan ini diharapkan dapat
membantu mengontrol kadar gula darah pasien. Selain itu perlunya edukasi
kepada pasien tentang diet rendah gula untuk menjaga dan mengontrol agar gula
darah normal sehingga dapat membantu mempercepat penyembuhan luka pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, A., Trisyani, Y., & Theresia, S. I. M. (2018). Keperawatan gawat


darurat dan bencana Sheehy. Singapore: Elsevier.

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori
& aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah


brunner & suddarth. Jakarta: EGC.
REFLEKSI TINDAKAN

Nama Mahasiswa : Wiwik Krisnawati


NIM : R014191004

Tindakan Keperawatan yang dilakukan : Pengambilan darah vena


Pengambilan darah vena merupakan suatu tindakan penusukan area pembuluh
darah vena dengan tujuan mendapatkan spesimen darah vena tanpa antikoagulan
yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi
(Rakhman & Khodijah, 2014).
Sampel darah yang akan diambil pada Tn. S dilakukan untuk pemeriksaan
laboratorium seperti WBC< Hb, Ureum Kreatinin.
 Nama Klien : Tn. S
 Diagnosa Medis : Dyspepsia, Hipertensi
 Tanggal Dilakukan : 30 Juli 2019
Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Ditandai dengan :
DO :
 KU : Lemah, kesadaran composmentis
 Terpasang IVFD RL 20 tpm
DS :
 Klien mengeluh sakit perut
 Klien mengeluh pusing
 Klien mengeluh tidak napsu makan

Tujuan Tindakan : Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan


laboratorium

Prinsip dan rasional tindakan :


 Prinsip bersih
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Pakai sarung tangan
3. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas alcohol secara sirkular
Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi
 Identifikasi pasien dengan benar dengan memeriksa identitas pasien dan
pada tabung pasien
Rasional : mencegah kesalahan dalam tindakan
 Pemilihan vena dengan tepat dengan memasang tourniquet di atas
Rasional : untuk mendapatkan sampel yang cukup untuk pemeriksaan
laboratorium
 Pengambilan spesimen harus cepat dan tepat
Rasional : agar tidak terjadi bekuan darah dalam spoit
Refleksi tindakan yang dilakukan :
Tn. S adalah pasien dengan diagnosa medis dyspepsia dan hipertensi.
Pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui hasil tes laboratorium,
seperti : darah lengkap, WBC, Hb, Ureum Kreatinin. Sampel darah yang telah
dimasukkan ke dalam tabung, diberikan label identitas pasien untuk memudahkan
mengidentifikasi pasien. Dalam pengambilan sampel darah digunakan prinsip
bersih untuk menghindarkan dari infeksi dengan dilengkapi alat pelindung diri,
seperti masker dan handscoon.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori
& aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.

Rakhman, A., & Khodijah. (2014). Buku panduan praktek laboratorium :


Keterampilan dasar dalam keperawatan 2 (KDDK 2). Yogyakarta:
Deepublish.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah


brunner & suddarth. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai