Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN

KERACUNAN ALKOHOL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat


Dosen Mata Ajar : Maria Putri Sari Utami, S.Kep., Ns., M.Kep.

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun
haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baikanya. Pertolongan yang keliru atau
secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Identifikasi racun
merupakan usaha untuk mengetahui bahan, zat, atau obat yang diduga sebagai
penyebab terjadi keracunan, sehingga tindakan penganggulangannya dapat
dilakukan dengan tepat, cepat dan akurat. Dalam menghadapi peristiwa
keracunan, kita berhadapan dengan keadaan darurat yang dapat terjadi dimana
dan kapan saja serta memerlukan kecepatan untuk bertindak dengan segera dan
juga mengamati efek dan gejala keracunan yang timbul.
Kasus keracunan telah merupakan masalah masyarakat modern dan
kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga sering disebut
sebagai epidemicmodern. Keracunan adalah suatu keadaan dimana terjadi
gangguan fungsi organ tubuh karena kontak dengan bahan kimia. Berdasarkan
gejala klinis yang timbul, keracunan dibedakan atas keracunan akut, keracunan
subklinis dan keracunan samar, yang secara proporsional digambarkan sebagai
pyramid dengan keracunan akut (KA) sebagai puncaknya.
WHO menyebutkan, penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu
pembunuh utama kaum muda India. Penelitian yang dilakukan oleh pemerintah
India pada tahun 2004 didapatkan bahwa 62,5 juta orang bergantung pada
minuman keras. Pada Juli 2009, 43 orang meninggal akibat miras lokal Gujarat
India Barat. Pada Mei 2008 lebih dari 168 orang meninggal di dua bagian India
Selatan, Karnataka dan Tamil Nadu, karena kasus serupa. Di Amerika Serikat
pada tahun 2012 terjadi 1612 kasus keracunan methanol. Kejadian keracunan
alkohol oplosan ini pun telah terjadi di kalangan masyarakat Indonesia,
diantaranya terdapat kejadian luar biasa miras oplosan hingga Desember 2014
di Sumedang Jawa Barat mencapai 127 orang. Sementara di Garut terdapat
korban meninggal mencapai 16 orang. Pada Agustus 2013 di Cicalengka,
Bandung terdapat 33 kasus keracunan miras yang 12 diantaranya meninggal.
Di Yogyakarta antara Januari 2013-2014 terdapat sedikitnya 19 korban jiwa
akibat minuman keras oplosan, di Mojokerto pada Desember 2013 terdapat 17
orang meninggal. Dari hasil uji laboraturium terungkap semua miras yang
diminum mengandung methanol dengan kadar 38-84% (Suaramerdeka, 2014).
Di Bali sendiri telah terjadi kasus keracunan di beberapa kabupaten yang
diantaranya Kabupaten Buleleng dan Bangli. Di Buleleng pada awal Januari
2014 telah terjadi kasus keracunan arak methanol sebanyak 55 orang yang 3
orang diantaranya meninggal dunia. Di Kabupaten Bangli sendiri, menurut
informasi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada bulan
September 2012 terdapat 41 kasus keracunan dan belum lagi kasus kasus
yang belum terekspos (Pemerintah Provinsi Bali, 2012).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keracunan alkohol?
2. Apa saja gejala keracunan alkohol?
3. Apa efek yang dirimbulkan dari pengggunaan alkohol?
4. Apa saja golongan dari alkohol?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, gejala, efek yang ditimbulkan dari
penggunaan alkohol.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari golongan alkohol.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Managemen Kasus Kegawatdaruratan
A. Pengertian
Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai 1
gugusan OH. Keracunan alkohol dapat mengakibatkan gangguan sistem saraf
pusat yang berat, gangguan abdomen dan ginjal bahkan kematian. Golongan
alcohol banyak digunakan sebagai pelarut dan yang paling sering kita jumpai
adalah methanol, etanol, dan isopropanol. Senyawa yang sering kita kenal
sebagai alcohol adalah etanol. Sedangkan glikol atau etilen glikol adalah
senyawa etan dengan 2 gugusan OH.
Alkohol merupakan obat yang dapat menekan sistem syaraf pusat. Bila
diminum secara terus- menerus atau berlebihan, minuman beralkohol seperti
bir, arak, anggur akan menyebabkan kemampuan mental dan fisik terganggu.
Keracunan alkohol sangat berbahaya karena dapat melumpuhkan alat-alat
pernafasan sehingga kematian dan kebutaan.
Alkohol adalah salah satu dari zat yang sering disalah gunakan, karena
konsumsi alkohol untuk orang dewasa tidak dilarang undan-undang. Konflik
akan terjadi jika peminum alkohol minum dalam jumlah yang berlebihan.
Sehingga terjadi gangguan kepribadian pada orang tersebut yang dapat
membahayakan bagi orang lain, misalnya menyebabkan kecelakaan lalu lintas,
penganiayaan, pemerkosaan, dan tindakan melanggar hukum lainnya.

B. Etiologi
Alkohol merupakan istilah umum untuk etanol, dimana sebagian besar
alcohol diproduksi melalui fermentasi dari beberapa bahan makanan, yang
paling sering barley, hops dan anggur. Beberapa tipe alcohol lain yang sering
dijumpai seperti methanol (pembersih kaca), isopropyl alcohol (rubbing
alcohol) dan etilen glikol (automobile antifreeze solution), yang mempunyai
tingkat racun yang tinggi apabila tertelan walaupun dengan jumlah kecil.
Ada beberapa jenis alcohol yang dapat menyebabkan keracunan,
yaitu etanol yang sering menyebabkan asidosis alkoholik, intoksikasi
methanol, etilen glikol, dietilen glikol, propilen glikol dan ispropanol.
C. Gejala
Ciri-ciri gejala keracunan etanol sangat bervariasi dari yang sifatnya
ringan yaitu ataksia (sempoyongan) sampai berat yaitu koma (tidak sadarkan
diri). Pada intoksikasi yang berat, penderita menunjukkan gejala stuppor (tidak
bereaksi) atau menjadi koma (Damono, 2005).
Orang yang keracunan alkohol biasanya nafasnya akan berbau alkohol
dan mengalami muntah-muntah. Jika korban pingsan, denyut nadinya semkain
cepat, tetapi lemah. Matanya kemerah-merahan dengan biji mata tampak
melotot atau terbelalak, sedangkan muka penderita tampak bengkak dan
kering.

D. Patofisiologi
Metanol, isopropanol dan propilen glikol diabsorbsi melalui kulit normal,
sebaliknya etilen glikol dan dietilen glikol di absorbsi hanya sejumlah kecil
setelah menembus kulit. Inhalasi methanol atau absorbs topical dari etilen
glikol, propilen glikol, isopropanol dan etilen glikol dapat menyebabkan
intoksikasi, tetapi kebanyakan intoksikasi terjadi setelah meminum atau
menelan secara oral, atau pada kasus propilen glikol setelah pemberian
intravena.

E. Efek yang Ditimbulkan dari Penggunaan Alkohol


1. Hangover
Rasa nyeri yang biasanya menyerang setelah mengkonsumsi alkohol
berlebihan. Gejala hangover umumnya muncul sekitar 4 sampai 6 jam
setelah meminum alkohol dan hilang sekitar 48 sampai 72 jam setelah
meminum minuman yang terakhir. Gejala-gejala yang berhubungan dengan
hangover adalah sakit kepala, kelelahan, sakit perut, mudah marah,
penilaian lemah, dan sensitif terhadap cahaya.

2. Jackpot (muntah)
lni terjadi akibat kadar asam lambung berlebih di dalam perut yang dipicu
oleh alkohol. Lewat muntah, alkohol dan racun yang ada di dalam perut
akan berkurang dan dikeluarkan. Tapi terlalu banyak muntah juga dapat
menyebabkan lambung teriritasi oleh asam sehingga timbul nyeri di perut.
3. Sakit Kepala
Alkohol menyebabkan terjadinya dehidrasi atau hilangnya cairan tubuh,
sehingga tubuh mencoba mengganti air yang hilang dengan mengambil air
termasuk dari otak. Akibatnya volume otak menjadi menciut dan
menyebabkan rasa sakit kepala.
4. Sering berkemih
Dehidrasi setelah minum alkohol salah satunya terjadi karena peminum
menjadi lebih sering berkemih atau buang air kecil. Dengan minum alkohol
maka tubuh akan membuang cairan tubuh empat kali lebih banyak
dibanding kondisi normal. Selain itu, akibat dehidrasi mulut dan
tenggorokan pun terasa kering.
5. Kanker
Alkohol dapat meningkatkan risiko kanker di beberapa bagian tubuh
tertentu, melalui berbagai mekanisme. Salah satunya, alkohol mengaktifkan
enzim-enzim tertentu yang mampu memproduksi senyawa penyebab kanker.
Selain di saluran pencernaan, kanker juga dapat terjadi pada hati, paru, dan
tenggorokan.
6. Gangguan Reproduksi
Alkohol dapat mengganggu keseimbangan hormon yang membawa pada
gangguan siklus menstruasi dan ketidaksuburan. Penting sekali diingat.
bahwa konsumsi alkohol pada kehamilan sangatlah berbahaya. Hal ini bisa
menyebabkan terjadinya keguguran, atau bisa juga terjadi sindrom alkohol
pada bayi yang dilahirkan seperti pertumbuhan yang lamban, kecacatan,
gangguan pada organ bayi atau bahkan kematian dalam kandungan.

F. Langkah-langkah penanganan intoksikasi alkohol:


1. Deteksi dini dan tegakkan diagnosis dengan segera.
2. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan dengan segera dan dalam waktu
singkat.
3. Pemeriksaan fisik dan laboratorium
a. Gejala utama : Waspada berlebihan, kegelisahan, agitasi psikomotor,
mondar-mandir, banyak bicara dan tekanan pada pembicaraan, rasa
nyaman dan elasi. Sering kali agresif, perilaku kekerasan dan daya nilai
terganggu, takikardi, hipertensi, dilatasi pupil, mengigil dan diaforesis,
anoreksia, mual dan muntah dan insomnia
b. Breath analyzer
4. Terapi
a. Bilas lambung, induksi muntah, atau gunakan karbon aktif untuk
mengeluarkan alkohol dari saluran cerna (gastrointestinal) jika pasien
datang kurang dari 60 menit setelah minum alkohol
b. Pemberian etanol atau fomepizole untuk memperlambat atau mencegah
terbentuknya metabolit toksik
c. Dialisis (hemodialysis, peritoneal dialysis) berguna untuk mengeluarkan
alkohol dan metabolit toksik yang mungkin terbentuk dan pemberian
basa pada pasien untuk mengatasi metabolik asidosis
d. Kondisi Koma:
1) Posisi miring untuk mencegah aspirasi
2) Observasi ketat tanda vital setiap 15 menit
e. Injeksi Thiamine 100 mg iv untuk profilaksis terjadinya Wernicke
Encephalopathy

G. Primary Assesment (ABC) dan Secondary Asseesment (DE)


1. A = Airway (Jalan Napas)
Bebaskan jalan napas dari sumbatan bahan muntahan, lender, gigi palsu, dll.
Bila perlu dengan perubahan posisi dan oropharyngeal airway dan alat
penghisap lender.
2. B = Breathing (Pernapasan)
Jaga agar pasien dapat bernapas dengan baik. Bila perlu berikan bantuan
dengan alat respirator.
3. C = Circulation (Peredaran Darah)
Tekanan darah dan nadi dipertahankan dalam batas normal. Berikan infus
cairan dengan normal salin, dekstrosa atau Ringer Laktat.
4. D = Disability
Setelah pemeriksaan GCS pada survey primer perlu didukung dengan:
pemeriksaan spesifik neurologic yang lain seperti reflex patologis, deficit
neurologi, pemeriksaan persepsi sensori dan pemeriksaan yang lainnya, CT
scan kepaa atau MRI
5. E = Exposure
Dapat dilakukan USG abdomen untuk mengetahui keadaan usus pasien
yang telah keracunan.

H. Golongan Alkohol
1. Metanol
Metanol atau metal alcohol banyak digunakan sebagai pelarut, dan
digunakan juga dalam bahan antifreeze, de-icing, penghapus cat, dan dalam
sintesa senyawa kimia. Untuk bahan antifreeze, dapat digunakan etanol,
isopropanol atau etilen glikol. Sedangkan yang disebut spiritus adalah etanol
yang dicampur dengan methanol 5%.
Metabolit methanol berupa senyawa formaldehid dan formiat yang
menjadikan methanol bersifat toksik. Peningkatan kadar format disertai
akumulasi ion hydrogen yang menimbulkan asidosis metabolic. Keracunan
methanol dapat terjadi melalui mulut atau inhalasi dan dosis fatal methanol
60-250ml. Batas paparan methanol 200 ppm. Akibat keracunan methanol,
terutama gangguan penglihatan dan asidosis.
a. Gejala Klinis
1) Mual
2) Muntah
3) Sakit perut
4) Takipnea
5) Koma
b. Komplikasi: Komplikasi yang dapat terjadi : asidosis, depresi pernapasan
dan mata buta.
c. Tindakan Pencegahan:
Semua barang yang mengandung methanol, supaya diberi tanda racun.
Jika bekerja menggunakan methanol, sebaiknya dilakukan di tempat yang
mempunyai ventilasi cukup.
d. Tindakan Gawat Darurat:
Dalam waktu 2 jam setelah keracunan, dapat diberi sirup ipeca supaya
muntah. Lakukan pengurasan lambung dengan 2-4 liter air, ditambah
natrium bikarbonat 20 g/liter.

2. Etanol
Etanol atau etil alcohol digunakan sebagai pelarut, antiseptika, dalam
campuran obat batuk, anggur obat, dalam minuman keras dan minuman lain
yang mengandung alcohol.
Akibat keracunan etanol antara lain depresi pernapasan, pneumonitis
aspirasi, hipoglikemia yang menyebabkan kejang-kejang, asidosis laktat,
hipotermia, koma dan kematian karena gagal pernapasan. Pada penggunaan
yang terus-meneus dapat menyebabkan, antara lain ketergantungan (dengan
gejala hipertensi, takikardia halusinasi, tremor dan konvulsi), sirosis hati,
varises esophagus, pancreatitis, malnutrisi, koma hepatic, gangguan darah
dan hematoma subdural kronik karena trauma kepala berulang-ulang karena
mabuk.
a. Gejala Klinis:
1) Efek depresan dari etanol pada system saraf pusat tergantung pada
kadar etanol dalam darah.
2) Etanol merupakan vasodilator perifer yang menyebabkan terjadi
hypothermia dan hipotensi pada penderita yang koma.
3) Hipoglikemia merupakan komplikasi yang terjadi, terutama pada
anak-anak atau jika keracunan etanol terjadi setelah puasa, olah raga
atau malnutrisi kronik.
4) Asidosis laktat merupakan komplikasi yang tidak biasa terjadi pada
keracunan etanol akut, tapi dapat terjadi pada penderita penyakit hati
parah, pancreatitis atau sepsis, dan penderita diabetes yang
menggunakan obat golongan biguanida. Selain itu dapat terjadi
hipovolemia yang sering menyetai keracunan parah dan
mempermudah terjadinya asidosis laktat.
5) Dapat terjadi ketoasidosis alkoholik pada penderita kecanduan
alcohol, yang disebabkan oleh efek kombinasi dari dehidrasi,
glukopenia, peningkatan lipolisis dan ketogenesis.
b. Tindakan Pencegahan: perlu untuk diketahui bahaya penggunaan dan
keracuan etanol termasuk minuman keras.
c. Tindakan Penanggulangan:
1) Keracunan akut:
Tindakan gawat darurat: Usahakan muntah atau lakukan pengurasan
lambung dengan air.
Tindakan umum:
a) Usahakan penderita mendapat udara yang cukup dan jika perlu
berikan pernapasan buatan.

b) Usahakan suhu badan tetap normal


c) Berikan 2 g natrium bikarbonat tiap 2 jam agar urin netral atau
sedikit. Hindari pemberian cairan yang berlebihan dan obat anti
depresan.
d) Jika terjadi hipoglikemia, berikan larutan glukosa 5-10% secara IV
ditambah 100 mg vitamin B-1 secara IM.
e) Jika kadar etanol darah diatas 5mg/ml, disarankan untuk dilakukan
hemodialisa.

2) Keracunan kronik
Tindakan gawat darurat:
a) Pada etanol akut, mula-mula diberi 10 mg diazepam secara IV
perlahan-lahan, kemudian 5mg secara IV setiap 5-10 menit sampai
gejala maniak dapat dikendalikan. Selanjutnya jika perlu berikan 5-
10 mg/jam
b) Hindari pengekangan fisik dan usahakan agar suasana tenang
Tindakan Umum:
a) Jika penderita pernah mengalami serangan kejang-kejang, berikan
fenixin 500 mg dan diulangi 4-6 jam kemudian. Selanjutnya sehari
300 mg

b) Berikan diet dengan protein dan vitamin tinggi, ditambah vitamin


B-1 sehari 3 kali 100mg, vitamin B-6 100mg/hari, asam folat sehari
3 kali 5mg dan vitamin C sehari 2 kali 500mg.
c) Berikan cairan per oral sampai 4 liter sehari. Jika tidak mungkin
per oral, berikan 1-2 liter infuse dekstrosa 5% dalam larutan garam
normal.

3. Isopropanol
Isopropanol atau isopropyl alcohol digunakan sebagai desinfektan
dapat sampai 70%, terjadi dalam after shave lotion, cairan pembersih dan
juga anti freeze. Selain itu juga digunakan dalam sponge alcohol dan lain-
lain. Isopropanol 2 kali lebih toksik dibandingkan dengan etanol.
Keracunan isopropanol dapat terjadi melalui mulut, inhalasi dan
absorpsi melalui kulit. Akibat keracunan isopropanol, antara lain
trakesbronkitis, bronkopneumonia dan pendarahan edema paru. Kerusakan
paru terjadi karena pengeluaran isopropanol melalui paru.
a. Gejala Klinis:
Gejala keracunan yang timbul seperti pada keracunan etanol, terutama
mual, muntah, depresi pernapasan, oliguria diikuti dieresis. Komplikasi
yang dapat terjadi selain koma juga hipotensi, syok, hipothermi, napas
terhambat, pneumonia, aspirasi dan ketosis.
b. Komplikasi
Hasil keracunan isopropanol parah dalam keadaan koma, depresi
pernafasan, hematemesis karena hemorrhagic gastritis, edema paru
hemoragik tracheobronchitis, shock, dan kolaps sirkulasi. (Terlampir
dalam jurnal)
c. Tindakan penanggulangan.
Keracunan akut:
1) Jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan dengan
oksigen. Jangan dirangsang untuk muntah

2) Berikan karbon aktif. Pengurasan lambung dengan saluran arus udara


yang dilindungi akan berguna, meskipun terlambat.
3) Tekanan darah perlu mendapat perhatian
4) Berikan larutan glukosa secara IV dan atasi dehidrasi serta
ketidakseimbangan elektrolit.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alkohol adalah suatu golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai
1 gugusan OH. Alkohol merupakan obat yang dapat menekan sistem syaraf
pusat. Bila diminum secara terus- menerus atau berlebihan, minuman
beralkohol seperti bir, arak, anggur akan menyebabkan kemampuan mental dan
fisik terganggu.
Pada kasus keracunan alkohol, pasien harus ditolong sesegera mungkin
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam kasus tersebut, dapat
dilakukan pengkajian ABCDE dimana A adalah Airway untuk memeriksa jalan
nafas, B adalah Breathing untuk memeriksa pernafasannya, C adalah
Circulation untuk memeriksa sirkulasi, D adalah Disability dan E adalah
Exposure, yang keduanya merupakan pengkajian lanjutan dari ABC
manajement.

B. Saran
Sebagai petugas analisis kesehatan haruslah dapat mengetahui serta
memahami tentang alkohol, baik dari pengertian, sumber, mekanisme kerja
alkohol dalam tubuh, gejala yang dirimbulkan, sampel serta metode-metode
pemeriksaan yang digunakan agar mampu meganalisis zat tersebut sesuai
dengan ketetapan yang ada, sehingga mendapatkan hasil yang akurat pada
akhir pemeriksaan, sehingga benar-benar dapat menegakkan diagnosa.

DAFTAR PUSTAKA
Damono. 2005. Toksikologi Narkoba Dan Alkohol Pengaruh Neurotoksisitasnya
Pada Saraf Pusat. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Anda mungkin juga menyukai