Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN ALKOHOL DAN BAHAN KIMA LAIN DALAM OBAT

DAN KOSMETIK MENURUT PANDANGAN ISLAM

Nana Roudlotul Fitri

21031010122, Teknik Kimia

nanaroudlotul@gmail.com

Abstrak

Alkohol dan bahan kimia lainnya seringkali ditemukan dalam berbagai obat-obatan dan
kosmetik. Pandangan agama islam mengenai alkohol yang terdapat pada obat yang kemudian
dikonsumsi apakah termasuk halal atau haram. Kandungan alkohol dan bahan kimia lain
dalam obat dan kosmetik menurut para ulama adalah halal. Namun terdapat beberapa syarat
salah satunya adalah tidak memabukkan.

Kata kunci: Alkohol; obat; pandangan islam

PENDAHULUAN

Alkohol adalah cairan bening atau tidak berwarna, sangat mudah terbakar dan mudah
menguap. Alkohol memiliki rumus kimia C2H5O, unsur ini adalah unsur yang memabukkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan penggunaan dan
keserbagunaan obat dan kosmetik di bidang medis dan kosmetik. Fakta ini ditekankan di satu
sisi, tetapi di sisi lain umat Islam harus berhati-hati karena tidak mungkin obat-obatan dan
kosmetik mengandung bahan-bahan yang dianggap haram atau dipertanyakan dalam hukum
Islam. Secara khusus, obat-obatan dan kosmetik yang diproduksi di pabrik tidak diragukan
lagi Halal. Bahan yang dimaksud adalah alkohol. Jenis alkohol termasuk metanol, etanol, dan
isopropanol. Metanol digunakan sebagai pelarut dalam cat, antibeku dan senyawa kimia
lainnya. Sedangkan etanol banyak digunakan sebagai pelarut, antiseptik, campuran obat
batuk, anggur, spiritus dan minuman lainnya, serta produk industri1. Alkohol dapat dibagi
menjadi beberapa golongan, yaitu alkohol monohidrat, alkohol dihidrat, dan alkohol. alkohol

1
Hani, “Pemakaian Alkohol Pada Obat Batuk Sirup Berdasarkan 4 Mazhab.”
gula dan alkohol lemak. Alkohol monohidrat adalah alkohol yang mengandung gugus
hidroksil (-OH). Ada lima jenis alkohol monohidrat, yaitu metanol (esens kayu), etanol,
propanol, butanol dan pentanol. Alkohol dihidrat adalah molekul alkohol dengan dua gugus
hidroksil (-OH) pada atom karbonnya. Umumnya, alkohol ini disebut sebagai diol atau diol,
seperti etilen glikol (EG) dan propilen glikol (PG). Kedua jenis alkohol tersebut adalah cairan
sintetis yang tidak berwarna, tidak berbau, dan menyerap. Jadi, selain perannya sebagai
pelarut pewarna dan penyedap, PG banyak digunakan dalam makanan seperti es krim rendah
lemak. Gula alkohol adalah karbohidrat, tetapi tidak mengandung gula atau alkohol. Ini
berbasis tanaman dan banyak digunakan sebagai pengganti gula dalam makanan karena
kandungan kalorinya yang rendah. Alkohol gula seperti maltitol, xylitol, sorbitol, gliserol,
isomalt, dll juga disertakan. Terakhir, alkohol lemak adalah alkohol yang berasal dari asam
lemak atau ester logam dari kopra, minyak sawit, atau lemak khinzir. Ini digunakan sebagai
konsentrat dalam makanan dan kosmetik2.

PERMASALAHAN

1. Bagaimana manfaat dan bahaya alkohol apabila dikonsumsi?


2. Bagaimana kandungan alkohol dan bahan kimia pada obat dan kosmetik?
3. Bagaimana pendapat para ulama mengenai alkohol dalam obat dan kosmetik?

2
Zuhri, “Penggunaan Alkohol Untuk Kepentingan Medis Tinjauan Istihsan.”
PEMBAHASAN MASALAH

1. Etanol atau kerap dikenal dengan nama alcohol merupakan molekul yang mudah larut
dengan air dan diserap dengan cepat oleh saluran pencernaan. Alcohol pada umumnya
memiliki peran yang penting dalam peradaban manusia kurang lebih selama 8000 tahun.
Dalam kebudayaan barat, wine dan beer adalah menu minuman utama dalam kehidupan
sehari-hari hingga abad ke-19. Pada beberapa negara, alkohol adalah salah satu meniman
yang mudah ditemukan sehingga banyak yang menggunakannya untuk hal yang negatif 3.
Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari minum alkohol, ada banyak
keuntungan. Antara lain, dapat merangsang aktivitas otak, pada konsentrasi rendah (1-
5%) dapat mengatasi peminum alkohol tingkat ekonomi yang sangat tinggi. Alkohol
seringkali dapat menurunkan kadar glukosa rendah, yang telah terbukti sebagai antiseptik
yang menghilangkan semua jenis bakteri dari kulit dibandingkan dengan antiseptik
lainnya. Kandungan alkohol yang rendah pada ibis mendorong komunikasi aktif dan
etanol dapat memperlambat atau menghancurkan pertumbuhan mikroorganisme. Selain
itu etanol sangat berguna sebagai desinfektan dan antiseptic. Selain memberikan dampak
positif, alkohol juga menimbulkan dampak negative bagi penggunanya, alkohol berguna
untk meningkatkan keaktifan, akan tetapi jika digunakan dalam jangka panjang justru
dapat menimbulkan gangguan kesehatan4. Alkohol secara kimiawi ialah zat hasil dari
proses fermentasi serta mempunyai jalur metabolism sendiri di dalam tubuh. Alkohol
dapat mempengaruhi beberapa sistem organ maupun organ dalam tubuh. Siste organ ata
organ yang dipengaruhi yaitu antara lain: sistem saraf pusat, hati, sistem kardiovaskulat,
sistem darah, sistem kekebalan tubuh, sistem pencernaan, sistem hormona, ginjal,
pancreas, dan keseimbangan elektrolit. Alkohol juga bisa menyebabkan tidak stabilnya
penyerapan zat gizi, pertumbuhan janin serta meningkatkan risiko mengidap beberapa
jenis kanker. Pengaruh alkohol pada hati, sekitar 90% dari pengkonsumsi alkohol akan
mengidap perlemahan hati. Namun apabila mengkonsumsi berat dilakukan dalam jangka
waktu yang lama bisa mengakibatkan alcoholic hepatitis, dan sekitar 70% dari alcoholic
hepatitis bisa berkembang ke arah liver cirrhosis, yaitu suatu keadaan dimana beberapa
jaringan hati sudah rusak dan tergantikan oleh jaringan parut yang sudah tidak bekerja.
Pengaruh alkohol terhadap sistem kekebalan tubuh dapat melalui penubahan pembuatan
molekul yang berguna untuk sinyal (yaitu sitokin) untuk koordinasi pertahanan tubuh.

3
Tritama, “Konsumsi ALkohol Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan.”
4
Zuhri, “Penggunaan Alkohol Untuk Kepentingan Medis Tinjauan Istihsan.”
Dampak yang ditimbulkan dari efek tersebut yaitu lemahnya daya tahan tubuh dari
serangan infeksi bakteri, contohnya pneumonia dan tuberculosis. Pengaruh alcohol
dalam pankreas dapat menyebabkan radang pada organ pankreas. Mekanisme radang
pada pankreas yang diakhibatkan oleh alkohol memiliki sifat kronis, akan tetapi dalam
beberapa penelitian mendukung bahwa mekanisme kronis ini dimulai dari serangan akut.
komsumsi alkohol akut dapat meningkatkan respons monosit terhadap sinyal inflamasi.
Dampak tersebut berperan pada terjadinya inflamasi dalam penyakit pankreas. Pengaruh
alkohol dalam sistem pencernaan dapat Pengaruh alkohol terhadap sistem saraf pusat,
kondisi ini bergantung oleh kadar alkohol dalam darah. Hal tersebut diakibatkan oleh
daya kerjanya yang mempengaruhi fungsi reseptor otak5. Alkohol dapat mempengaruhi
fungsi otak, seperti alkohol mempengaruhi sistem saraf, menghambat distribusi sinyal
antara sumsum tulang belakang dan otak, serta penyempitan aliran darah yang akhirnya
mempengaruhi beban' dapat menyebabkan mati rasa. Argumen bahwa alkohol
bermanfaat bagi kesehatan jantung perlu diselidiki lebih lanjut, karena alkohol dapat
meningkatkan tekanan darah, yang akan terus meningkatkan detak jantung, serta
merusak pembuluh darah dalam jangka panjang. jangka panjang dan menyebabkan gagal
jantung yang parah. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan otak dan kecanduan pada
penggunanya. Efek alkohol dapat mempengaruhi sistem saraf yang menyebabkan
perubahan keadaan, suasana hati dan persepsi. Dan jika pemabuk itu kasar, itu bukan hal
baru. Ini adalah gangguan kepribadian yang sangat sulit untuk diobati, itulah sebabnya
larangan Islam terhadap konsumsi alkohol penting karena mencegah gangguan mental
lain yang dapat mempengaruhi keselamatan konsumen dan orang-orang di sekitarnya.
Makanan dan minuman yang mengandung pewarna dan alkohol yang berfungsi sebagai
penstabil harus (memungkinkan) penggunaan alkohol dalam jumlah tertentu yang tidak
dikeluarkan dari proses pembuatan wine dan jumlah alkohol dalam produk akhir dengan
kadar alkohol kurang dari 0,5%; sedikit lebih lama dan tidak menyebabkan mabuk.
Umumnya, tingkat standar alkohol dalam makanan dari sudut pandang medis
menunjukkan bahwa seseorang mabuk jika konsentrasi alkohol dalam darah (BAC)
mereka turun di bawah 0,08 g/100ml. Namun, tingkat keracunan dan penyerapan alkohol
ke dalam aliran darah bervariasi dari orang ke orang. kandungan alkohol dalam darah.
Beberapa faktor dapat dipertimbangkan ketika menentukan tingkat alkohol dalam darah,
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

5
Putra, “Pengaruh Alkohol Terhadap Kesehatan.”
a. Kepekatan alkohol yang diambil
Kepekatan atau konsentrasi alkohol akan berpengaruh pada kemabukan seseorang,
hal tersebut dikarenakan tahap kemabukan pada setiap orang berbeda-beda
tergantung pada konsentrasi dari alkohol yang dikonsumsi.
b. Berat badan
Semakin ringan berat bahan, maka semakin besar kemungkinan untuk merasa
mabuk dan kecanduan. Orang yang lebih tinggi memiliki kadar atau kadar alkohol
yang lebih rendah yang terdeteksi dalam darah mereka daripada orang yang lebih
pendek.
c. Kadar pengambilan
Jumlah alkohol dalam darah tergantung pada seberapa cepat dapat dimetabolisme
oleh tubuh. Tingginya tingkat konsumsi alkohol melawan tingkat pembusukan,
menyebabkan efek penyatuan dalam darah dan meningkatkan kadar alkohol dalam
darah.
d. Jantina
Pada umumnya wanita memiliki kandungan lemak tubuh yang tinggi dan kandungan
air yang rendah. Sehingga apabila seorang wanita dan seorang pria dengan berat
badan yang sama mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang sama, wanita tersebut
akan memiliki kadar alkohol dalam darah yang lebih tinggi daripada pria.
e. Umur
Kesan kadar alkohol yang dikonsumsi oleh seseorang yang berumur akan lebih
ketara daripada seseorang yang memiliki umur muda. Ini menunjukkan bahwa tubuh
orang tua tidak lagi cukup kuat untuk melawan efek buruk alkohol. Akibatnya,
konsumsi alkohol pada orang dewasa yang lebih tua dapat memicu efek samping
jangka pendek dan jangka panjang.
f. Makanan
Makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan minuman yang mengandung alkohol
akan menyebabkan kelambatan kepekatan alkohol, dimana terjadinya keracunan
akan berpotensi tinggi6.

6
Ghani and Ismail, “Penentuan Piawaian Alkohol Dalam Makanan Yang Dibenarkan Dari Perspektif Islam.”
2. Penggunaan Alkohol dalam Pengobatan Alkohol pertama kali digunakan dalam
pengobatan pada tanggal 30 Maret 1842. Saat itu, alkohol berperan sebagai obat bius
ketika seorang ahli bedah, Dr. A.K. Crawford Williamson Long dari Amerika Serikat
melakukan operasi. Dr. A.S. Crawford menggunakan alkohol sebagai obat bius untuk
membantu salah satu pasiennya dengan tumor tenggorokan rileks dan menghilangkan
rasa sakit. Penggunaan alkohol untuk pertama kalinya selama perawatan medis penting
karena alkohol selama operasi dapat membantu mengurangi rasa sakit yang dialami
pasien selama operasi. Namun, pada saat itu, alkohol dianggap penggunaan terbatas
sebagai anestesi atau pereda nyeri, karena penelitian awal telah menunjukkan bahwa
alkohol menyebabkan pendarahan yang berlebihan dan memiliki sifat mematikan.
Namun sebaliknya alkohol juga berperan sebagai desinfektan dan antiseptik, antiseptik
ini digunakan untuk mencuci tangan yang sekarang dikenal dengan hand sanitizer.
Penggunaan alkohol dalam pengobatan terutama sebagai bahan untuk membantu dalam
proses formulasi atau sebagai bahan dalam pembuatan obat. Dengan demikian, alkohol
dalam narkoba bukanlah bagian utama dari apa yang dimaksud dengan "narkoba",
melainkan bahan "insiden". Penggunaan alkohol dalam obat-obatan terutama
menyangkut obat-obatan jenis cair yang diformulasikan sebagai bahan yang sulit
bercampur dengan air. Kegunaan alkohol yang satu ini sudah banyak bahan untuk
menjadi penggantinya, contohnya yaitu emulgator atau bahan pensuspensi. Kegunaan
alkohol bahan berkhasiat umumnya digunakan sebagai obat luar atau yang
penggunaannya di luar badan. Contohnya yaitu:
• Alkohol 25% yang digunakan sebagai kompres untuk menurunkan suhu tubuh yang
naik.
• Alkohol 50% yang digunakan sebagai bahan pencegah biang keringat yang biasa
ditemukan pada lition astringent.
• Alkohol 70% digunakan untuk desinfektans, cara pemakaiannya dengan dioleskan
pada kulit sebelum diinjeksi atau disuntik yang berguna untuk mencegah infeksi.
• Alkohol juga dapat digunakan sebagai pembersih kulit serta mencegah luka yang
diakibatkan oleh berbaring terlalu lama bagi pasien.
• Alkohol juga dipergunakan dalam bentuk injeksi sebagai penghilang rasa nyeri,
contohnya alcohol and dextrose injection USP dan dehydrated alcohol injecion USP.

Sangat banyak macam obat yang mana alkohol berguna untuk bahan yang berkhasiat
(active substance) umumnya bukan obat yang penggunaannya ditelan melalui ulut.
Sementara itu alkohol yang digunakan dalam bentuk ijeksi (perental) hanya berjumlah
sedikit sekitar beberapa mililiter serta penggunaannya langsung diinjeksikan pada bagian
tubuh yang sakit. Alkohol merupakan perlarut dari berbagai senyawa organik, salah
satunya adalah obat. Alkohol memiliki sifat yang menguntungkan bahwa alkohol sangat
mudah dalam menguap, sehingga jika ingin menghilangkang alkohol sangat mudah
yakni melalui pemanasan. Sifat yang dimiliki alkohol tersebut menjadikan alkohol dapat
digunakan secara luas pada pembuatan berbagai macam sediaan obat yaitu larutan,
injeksi, dan tablet. Pada bentuk sediaan larutan oral atau dikenal dengan obat minum,
alkohol berguna untuk mempercepat kelarutan obat dengan pelarut utama air. Kemudian
pada sediaan tablet, alkohol berguna untuk melarutkan zat aktif serta berbagai zat
tambahan, contohnya bahan penyalut (coating) dan bahan pengikat. Menggunakan cara
tersebut zat aktif bisa tercampur dengan merata sehingga kejagaan kadar dapat terjamin7.
Selanjutnya beralih pada alkohol dalam kosmetik, bahan kimia yang terdapat pada
produk kosmetika berguna bagi kepentingan manusia seperti membersihkan tubuh,
meningkatkan kecantikan, merawat kulit, menambah daya tarik, serta menghilangkan
flek hitam pada wajah, flek, dan sebagainya. Dari manfaat tersebut maka bahan-bahan
kimia yang aman dan bisa dipergunakan sebagai bahan kosmetika adalah sebagai berikut.

a. Paraben
Paraben merupakan sekelompok senyawa organik yang dipakai untuk pengawet
pada berbagai produk, contohnya kosmetika, produk cukur, sampo dan kondisioner,
dan pelembab. Kandungan ini banyak diragukan memberikan pengaruh negatif
dalam kesehatan kanker payudara dan reproduksi. Pada produk kecantikan, paraben
dipakai sebagai pencegah pencemaran jamur atau bakteri yang bisa menyebabkan
infeksi atau penyakit.
b. Sulfat (SLS dan SLES)
Sulfat pada umumnya banyak dijumpai pada sabun, pasta gigi, sampo, dan produk
kebersihan lainnya. Kandungan ini merujuk pada garam yang dihasilkan dari reaksi
yang menyertakan asam sulfat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, iritasi
kulit ringan dapat terjadi setelah 24 jam terpapar produk pembersih rumah tangga
yang didalamnya terdapat konsentrasi SLS di atas 2%. SLES juga dapat mengiritasi
mata atau kulit, namun lebih ringan jika dibangdingkang dengan SLS. Sulfat yang
menghasilkan busa dalam sabun, memang sangat baik untuk membersihkan, namun

7
Achmad, “Alkohol Dalam Obat Dan Kosmetika.”
apabila terlalu banyak, maka dapat memusnahkan minyak alami dalam rambut atau
kulit yang mejadikannya kering
c. Alumunium
Aluminium umumnya ditemukan dalam deodoran, riasan mata, antiperspiran, dan
lipstik. Pada tahun 2013, peneliti melihat bahan dari 32 lipstik dan menemukan
bahwa semuanya mengandung aluminium, yang merupakan faktor risiko kanker dan
masalah neurologis. Antiperspiran yang mengandung aluminium menjaga racun
keluar dari tubuh. Racun tersebut dapat menyumbat kelenjar getah bening di ketiak
dan payudara, yang dapat menyebabkan kanker payudara. Aluminium dalam
deodoran juga dapat diserap melalui kulit dan dapat menyebabkan penyakit
Alzheimer.
d. Wewangian
Pastinya banyak produk yang sering kita jumpai seperti alas bedak, lipstik, atau
esens mempunyai harum tertentu, contohnya, bunga, cokelat, dan buah. Namun,
wewangian pada kosmetika merupakan sumber umum dari reaksi alergi dan iritasi.
e. Minyak mineral
Kosmetik menggunakan berbagai macam minyak, termasuk mineral, kacang, biji,
bunga, sayuran, dan minyak organik lainnya dengan sifat kimia yang berbeda.
Lotion kulit mengandung mineral dari penyulingan minyak mentah. Namun, minyak
mineral kosmetik termasuk dalam kategori aman. Paling umum, reaksi kesehatan
manusia yang berhubungan dengan minyak adalah reaksi alergi terhadap minyak
yang dihasilkan oleh jagung, gandum, buah-buahan dan kacang-kacangan.
f. Petroleum Jelly
Petroleum jelly adalah bahan utama minyak sehat dan sering digunakan sebagai
pelembab kulit, mengobati luka bakar dan luka kecil, mencegah gatal-gatal, menjaga
pewarna rambut agar tidak menodai kulit, memberi kilau rambut, dan menjaga
wangi parfum dan pelumas. . Meskipun banyak manfaatnya, petroleum jelly dapat
menyebabkan efek samping seperti infeksi, peradangan, alergi, dan pori-pori
tersumbat.8.

8
Kisworo, “Kajian Aksiologid Ranah Etika Pada Penggunaan Baham Kimia Produk Kosmetika.”
3. Penggunaan alkohol dalam obat-obatan menurut islam dapat dinilai menurut beberapa
ulama. Berikut ini pandangan tentang pemakaian alkohol dalam obat-obatan
sebagaimana yag dijelaskan oleh 4 mazhab yaitu:
1) Iman syafii
Penjelasan Imam Syafi'i di tempat lain, orang yang mabuk adalah orang yang
bicaranya tidak teratur dan mengungkapkan rahasianya yang seharusnya
disembunyikan. Adapun orang yang bersemangat dan sedikit pusing, tetapi dapat
mengendalikan dirinya, setelah minum khamr, maka itu adalah orang yang tidak
mabuk. Orang tersebut melakukan wudhu, shalat dan semua tindakannya sah
menurut kesepakatan para ulama. Fatwa MUI menyebutkan bahwa kamr adalah
minuman yang kandungan alkoholnya lebih dari 1%, jika fatwa ini dijadikan acuan
dengan alasan obat-obatan yang kandungan alkoholnya lebih dari 1%, maka banyak
obat-obatan dalam bentuk sirup yang tidak bernilai. komersial karena ada bahan
non-halal. Selama belum ditemukan obat cair yang mengandung alkohol sebagai
pelarut selain alkohol, maka hukumnya halal untuk dikonsumsi dan bahkan
diperjualbelikan pun sah, tergantung dari bahan yang dianggap bermanfaat. Namun,
meskipun air masih dapat digunakan sebagai pelarut, konsumsi alkohol tidak
diperbolehkan. Para ulama mazhab Syafi'i berpendapat bahwa pengobatan
diharamkan kecuali dengan alkohol murni tanpa dicampur dengan bahan lain, selain
itu tidak ada bahan lain selain campuran alkohol. Hal ini juga diperlukan jika
kebutuhan untuk pengobatan yang mengandung alkohol didasarkan pada informasi
dan instruksi dari dokter ahli Muslim. Maka dalam hal ini, apabila alkohol hanya
digunakan sebagai suplemen maka hukum qias diperbolehkan, terutama sebagai obat
dan tidak memabukkan bagi konsumennya.9.
2) Imam Maliki
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik, ia mendengar bahwa Rasulullah
(SAW) berkata: "Ini akan menjadi bagian dari umatku untuk membuat perjudian dan
alkohol halal, taruhan dan izin lainnya". Perkataan Imam Malik ini memang sejalan
dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya: Dari Abdurahman
bin Ghonmin berkata: Diriwayatkan dari Abu Amir atau Abu al Asyari bahwa ia
mendengar bahwa Nabi bersabda: halalkan farji, kain sutra, alkohol dan wanita . alat
musik (HR. . Bukhari). Adapun yang berpendapat bahwa jika alkohol tidak termasuk

9
Hani, “Pemakaian Alkohol Pada Obat Batuk Sirup Berdasarkan 4 Mazhab.”
dalam kategori khamr, tetapi termasuk dalam kategori zat berbahaya dan beracun,
maka alkohol dianggap suci seperti candu dan ganja. Yidah tidak seorang pun
menganggap hal-hal "luar" ini sebagai najis, bahkan jika itu adalah najis "ma'nawi",
yang berarti tidak dapat dimakan. Hukum Islam yang terkandung dalam ayat-ayat
Al-Qur'an dan As-Sunnah sangat terbatas dan bersifat umum. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penafsiran terhadap keumuman ayat tersebut, karena hukum Islam selalu
berkembang sesuai dengan perubahan kondisi, zaman, dan beberapa hukum Islam
harus bersifat fleksibel. Imam Maliki mengatakan bahwa boleh mengonsumsi
alkohol dengan pemahaman bahwa ayat ini hanya melarang sedikit. Sementara itu,
Syariah menjelaskan bahwa kerugiannya lebih besar daripada kelebihannya. Mailiki
menjelaskan bahwa makna dalam hadits tersebut adalah bahwa memakan sesuatu
yang illat itu memabukkan jika banyak digunakan maka sedikit juga haram. Ulama
yang membolehkan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil dan menyebabkan mabuk
menjadikan ayat ini sebagai dasar kehalalannya, karena menekankan manfaat.
Dengan hadits ini dapat dipahami apa yang diharamkan khamar karena dapat
menutupi akal pikiran manusia, dan yang ilit dapat sedikit mabuk walaupun tidak
memabukkan, sehingga hukumnya tetap melarang konsumsinya10.
3) Imam Hanafi
Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa khamr harus mengandung alkohol dan
aturannya adalah haram, tetapi alkohol tidak diperlukan untuk khamr. Sekelompok
ahli hukum dan beberapa ulama dari sekolah Hanafi percaya bahwa alkohol adalah
najis, mengatakan bahwa menggunakan wewangian atau wewangian dicampur
dengan alkohol tidak diperbolehkan. Jika kamu memakai pakaian yang wangi untuk
shalat, maka shalatmu batal. Ulama fiqih seperti Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al
Muzani dan ahli hukum kontemporer dari sekolah Hanafi berpendapat bahwa
alkohol tidak dianggap tidak murni. Pasalnya, yang haram tidak selalu najis, banyak
hal yang diharamkan dalam syara', tetapi tidak najis. Jika dia najis, dia tidak
termasuk dalam najis 'aini, tetapi tunduk pada hukum kesucian. Mazhab Hanafi
mengizinkannya untuk diperlakukan dengan apa yang dilarang (termasuk nabiz,
khamr dan alkohol), tetapi memungkinkan untuk menentukan apakah benda itu
memang obat atau sesuatu yang dapat disembuhkan, dan bahwa tidak ada alternatif
untuk itu dan segera seterusnya.

10
Lukmanudin, “Legimintasi Hadis Pelarangan Penggunaan Alkohol Dalam Pengobatan.”
4) Imam Hambal
Penggunaan alkohol sebagai bahan minuman saat ini sudah cukup dikenal di
masyarakat. Namun saat ini, alkohol banyak dipakai sebagai kebutuhan medis.
Kegunaannya sangat berguna bagi staf medis untuk merawat pasien. Di lapangan
diketahui bahwa sebagian besar obat batuk baik nasional maupun internasional
mengandung alkohol. Berobat menggunakan yang haram maka hukumnya haram
kecuali dalam keadaan terdesak. Allah SWT berfirman sebagai berikut:

Artinya: mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang
disebut nama Allah ketika menyembelihnya, Padahal Sesungguhnya Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang
terpaksa kamu memakannya. dan Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar
benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa
pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang
yang melampaui batas (QS. Al-An’am: 119)
Hami Mohammad Yusuf mengatakan perawatan darurat menggunakan hal-hal yang
sebelumnya dilarang diperbolehkan. Hal ini mengacu pada Qawa'idal-Fiqhiyat yang
dikenal sebagai "al-Darurat Tubihal-Mahdura". Dalam hal ini penggunaan obat
harus terlebih dahulu melalui obat yang sah, karena penanganannya menyangkut
keadaan darurat yang mengancam jiwa. Tetapi jika terpaksa menggunakan Haram,
keadaan yang mendesak ini akan memungkinkan karena Islam adalah agama yang
sederhana bagi orang-orang ini11. Jika khamr dilarang, itu karena memabukkan.
Khamr diharamkan karena alasan (illat) larangan yang dikandungnya, yaitu karena
memabukkan. Jika penyebab (illat) hilang, maka larangan itu dicabut. Karena sesuai
dengan kaidah yang menyatakan: (hukum berputar dengan illatnya dalam realisasi
dan negasi hukum)12.

11
Hani, “Pemakaian Alkohol Pada Obat Batuk Sirup Berdasarkan 4 Mazhab.”
12
Zuhri, “Penggunaan Alkohol Untuk Kepentingan Medis Tinjauan Istihsan.”
KESIMPULAN

Alkohol memiliki berbagai tanggapan dalam tubuh yang dapat membahayakan tubuh.
Konsumsi alkohol terus menerus dapat menyebabkan ketergantungan alkohol. Marah
merusak tubuh, alkohol juga dapat merusak pemikiran untuk memperbaiki perilaku kekerasan
dan kecelakaan lalu lintas mengemudi dalam keadaan mabuk. Menurut empat mazhab (Imam
Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Hambali) setuju bahwa alkohol adalah najis
seperti khamar karena keduanya sama-sama memabukkan. Mengacu pada ayat 90 Surat Al
Maidah Al-Qur'an, yang menyatakan bahwa khamr termasuk najis. Bahkan sebagian ulama
madzhab Imam Hanafi mengklaim bahwa sedikit alkohol pada pakaian tidak dapat digunakan
shalat karena ia cacat atau cacat. Tapi apabila alkohol digunakan untuk obat maka itu adalah
legal dan diizinkan, tetapi tidak mengandung kecanduan minum obat dan tidak memabukkan
dan hanya untuk penyembuhan.
BIBLIOGRAFI

Achmad. “Alkohol Dalam Obat Dan Kosmetika.” Jurnal Tarjih 4, no. 1 (2002).
Ghani, Anisah, and Muhammad Ismail. “Penentuan Piawaian Alkohol Dalam Makanan Yang
Dibenarkan Dari Perspektif Islam.” Jurnal Fiqih, no. 1 (2010): 7.
https://doi.org/10.22452/fiqh.vol7no1.14.
Hani, Umi. “Pemakaian Alkohol Pada Obat Batuk Sirup Berdasarkan 4 Mazhab.” Al-Ulum
Ilmu Sosial Dan Humaniora 6, no. 1 (2020).
Kisworo, Banu. “Kajian Aksiologid Ranah Etika Pada Penggunaan Baham Kimia Produk
Kosmetika.” Jurnal Filsafat Indonesia 3, no. 1 (2020).
Lukmanudin, Muhamad. “Legimintasi Hadis Pelarangan Penggunaan Alkohol Dalam
Pengobatan.” Journal of Qur’an and Hadist 4, no. 1 (2015).
Putra, Adnyana. “Pengaruh Alkohol Terhadap Kesehatan.” SEMNAS FMTPA UNDIKSHA 1,
no. 1 (2012).
Tritama, Topaz. “Konsumsi ALkohol Dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan.” Jurnal
Kesehatan 4, no. 8 (2015).
Zuhri, Muhammad. “Penggunaan Alkohol Untuk Kepentingan Medis Tinjauan Istihsan.”
Journal of Law, Society, and Islamic Civilization 9, no. 1 (2021).

Anda mungkin juga menyukai