Anda di halaman 1dari 14

Alkohol & Analisis Forensik

• Yang biasa digunakan adalah etanol dan metanol

• Mekanisme kerja alkohol


– meningkatkan/meninggikan kerja terhadap penekanan
sistem saraf pusat
Kadar etanol dlm Miras

Ada 3 golongan minuman beralkohol :


Golongan A : kadar etanol 1 – 5 %
contoh : Bir
Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % contoh
: Berbagai minuman anggur)
Golongan C : kadar etanol 20 – 45 %
contoh : Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker.
Faktor yang mempengaruhi absorpsi etanol

• Konsentrasi
• Aliran darah tempat absorpsi
• Sifat iritan dari etanol
• Laju pencernaan
• Makanan
Keracunan alkohol

• Keracunan alkohol akut


Tanda dan gejala keracunan
Terdiri atas 3 tahap:
1. Tahap merasa dalam keadaan senang
2. Tahap kebingungan
3. Tahap koma
Keracunan alkohol kronis
Tanda dan gejala keracunan
 Nafsu makan menurun, mual, muntah dan diare
 Tremor pada tangan dan lidah
 Gangguan daya ingat dan kemampuan menilai
 Jika telah berlangsung lama bisa menyebabkan
hipoproteinemia.
 Selain mengalami stres psikologis, pasien juga mengalami
neuritis perifer dan demensia yang akan semakin nyata pada
tahap akhir
 Pasien kemudian secara tiba-tiba mengalami koma dan pingsan
Pemeriksaan Forensik
• Pada orang yang masih hidup dapat diidentifikasi dari bau
alkohol yang keluar dari udara pernafasan.
• Pemeriksaan kadar alkohol: baik pemeriksaan udara
pernafasan atau urin atau dari darah vena
• Kelainan pada orang yang sudah meninggal tidak khas.
Mungkin ditemukan gejala yang sesuai dengan asfiksia.
Seluruh organ menunjukkan tanda perbendungan, darah lebih
encer, berwarna merah gelap.
• Mukosa lambung tanda perbendungan, kemerahan dan tanda
inflamasi.
• Otak dan darah berbau alkohol.
• Edema dan pelebaran pembuluh darah dan selaput otak
• Pada jantung, edema dan vakuolisasi serabut otot jantung
Pertimbangan forensik

• Time lag : waktu muncul gejala keracunan


• laju eliminasi etanol
• koefesien partisi
pemeriksaan biokimia alkohol
• Etanol bereaksi sel darah merah - sel darah merah, 95% dari massa yang ditempati oleh hemoglobin.
• Etanol adalah pelarut untuk membran sel eritrosit, yang mengakibatkan hilangnya sebagian
hemoglobin, penurunan laju pergerakan sel darah merah dan elastisitasnya. Akibatnya, seseorang
dapat mengamati proses pengikatan sel darah merah secara aktif. Dalam tes darah, akan terjadi
penurunan jumlah sel darah merah dan penurunan kadar hemoglobin.
• Kelainan eritrosit membentuk bekuan darah yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah
dan meningkatkan viskositasnya. Dalam setengah jam setelah minum alkohol, etanol dalam jumlah
kecil membantu menipiskan darah, tapi kemudian situasinya berubah kebalikannya. Karena tidak ada
yang minum alkohol segera sebelum melakukan tes, hasil tes laboratorium menunjukkan peningkatan
koagulabilitas darah
• Di bawah pengaruh alkohol, kadar gula darah turun drastis, namun konsentrasi asam laktat dan
trigliserida lemak netral meningkat secara signifikan. Ada juga peningkatan konsentrasi total kolesterol
dan protein GGTP (gamma-glutamyltranspeptidase) yang diproduksi di hati.
• Kadar glukosa dalam darah bisa bermacam-macam. Jika dosisnya kecil, alkohol di bawah pengaruh
enzim hati itu sendiri diubah menjadi glukosa, jelas bahwa analisis akan menunjukkan peningkatan
pada levelnya. Tapi dosis besar alkohol mengurangi aktivitas hati, produksi glukosa menurun, yang
akan dicatat dalam hasil tes darah.
• Beban pada ginjal dan hati dengan alkohol begitu besar akibatnya, asam urat dan laktat ditemukan di
dalam darah dalam jumlah berlebih.
Nilai rujukan untuk pemerisaan alkohol serum/plasma :
1. 0,00% : menunjukan normal atau tidak ada alcohol
2. <0,05% atau 50 mg/dl : tidak ada pengaruh alkohol yang berarti
3. 0,05-0,10% atau 50-100mg/dl : ada pengaruh alcohol
4. 0,10-0,15% atau 100-150mg/dl : dipengaruhi waktu reaksi
5. 0,15% atau 150 mg/dl : menunjukan intoksikasi alcohol
6. 0,25% atau 250 mg/dl : intosikasi alkohol berat
7. 0,30% atau 300mg/dl : koma
8. 0,40% atau 400mg/dl : fatal yang berakibat kematian
Pemeriksaan alkohol
1. Gamma Glutamyltranferase (GGT)
Biasanya sensitif dengan efek-efek alkohol. Nilai diatas 24 U/L pada perempuan dan diatas 37 U/L pada laki-laki dapat
mengindikasikan penyalahgunaan alkohol.
Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia
otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.
2. Mean Cospular Volume (MCV)
Rasio hitung sel darah merah (SDM) hematokrit, mengindikasikan ukuran SDM dan membantu mendiagnosa anemia, akibat dari alkoholisme. Nilai
MCV yang normal adalah 80 sampai 96 µm³.
3. Pemeriksaan Darah
Dapat mengindikasikan malabsorbsi folat,vitamin B, dan lemak (pada sekitar satu setengah dari penyalahgunaan alkohol).
4. Test Alkohol Cepat
Penggunaan Tes-Alkohol-Cepat ini ditujukan sebagai metode cepat untuk mendeteksi kadar alkohol dalam saliva sebagaimana jika blood alcohol
concentration (BAC) melebihi kadar 0.02%. Telah dipublikasikan/dipahami sebelumnya bahwa konsentrasi alkohol dalam saliva hampir setara
dengan konsentrasi alkohol dalam darah. Tes cepat ini ditujukan sebagai semi-kwantisasi alkohol ethyl dalam saliva manusia.
Prinsip Tes-Alkohol-Cepat ini didasarkan pada spesifisitas tinggi dari alcohol oxidase (ALOx) bagi alkohol ethyl dalam kehadiran peroxidase dan
enzim substrasi seperti tetramethylbenzidine (TMB). Warna yang berbeda pada pad reaktif dapat diobservasi kurang dar 20 detik setelah ujungnya
mengalami kontak dengan sampel saliva dengan konsentrasi alkohol ethyl yang melebihi 0,02%. Harus diketahui bahwa jenis alkohol lain seperti:
methyl, propanyl dan allyl akan menghasilkan warna yang sama pada pad reaktif. Walaupun demikian, alkohol-alkohol jenis ini biasanya tidak
terdapat pada saliva.
Pemeriksaan Laboratorium

• Untuk korban meninggal dapat diperiksa kadar alkohol


dalam otak, hati atau cairan tubuh seperti cairan
serebrospinal
• Pada mayat, alkohol berdifusi dari lambung ke jaringan
sekitarnya termasuk ke dalam jantung sehingga bisa
diambil darah dari pemeriksaan darah vena perifer
Metode sederhana untuk menentukan kadar alkohol
dalam darah disebut teknik modifikasi mikrodifusi
(CONWAY) yaitu
1. Masukkan 2 mL reagen Anti ke dalam ruang tengah.
Reagen anti dibuat dengan melarutkan 7,7 mg kalium
dikromat ke dalam 150 mL air + 280 mL asam sulfat dan
terus diaduk. Encerkan dengan 500 mL aquadest.
2. Sebarkan 1 mL darah/urin dalam ruang sebelah luar dan
masukkan 1 mL kalium karbonat dalam ruang yang
berlawanan.
3. Tutup sel mikrodifusi dan goyangkan dengan hati-hati.
Biarkan terjadi difusi selama 1 jam pada suhu ruang.
Angkat tutup dan amati perubahan warna pada reagen
4. Apabila reagen berwarna kuning kenari menunjukkan
hasil negatif. Tetapi apabila warna kuning kehijauan
menunjukkan kadar etanol sekitar 80 mg%, sedangkan
warna kekuningan sekitar 300 mg%.
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai